Home / Pernikahan / Gairah cinta sang CEO / Tidak sama sekali

Share

Tidak sama sekali

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-01-02 21:33:54

Andrinof tersenyum bahagia melihat balasan pesan dari Aletta yang baru saja diterimanya. Dirinya seperti tertimpa durian yang amat sangat besar. Kali ini bukan buah, melainkan jalan menuju kehidupan cinta yang lebih cerah, pikir Andrinof.

"Sedang apa kau?" Andrinof terkesiap mendengar suara berat Keenandra yang baru saja masuk ke dalam ruangan besarnya. Cepat-cepat ia menyembunyikan ponselnya ke dalam laci meja lalu tersenyum lebar yang mengundang kecurigaan dari Keenandra. "Aku butuh daftar siapa saja yang akan datang meeting bersama estetique kosmetik besok."

Andrinof mengernyitkan dahinya. Seketika tangannya sibuk membuka notebook yang bertuliskan jadwal pertemuan selanjutnya dengan salah satu tekanan bisnis mereka.

"Bukannya lusa?" tanya Andrinof memastikan. Ia masih mencari jadwal penting untuk pertemuan yang Keenandra bicarakan.

"Jadwalnya dimajukan. Ini sangat urgent."

"Siapa yang berani memajukan jadwalnya?" tanya Andrinof dengan alis yang menukik tajam.

"Sekretaris Amir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah cinta sang CEO   Jangan coba-coba mendekatinya

    Amira menggerutu cantik di pagi hari yang seharusnya membuatnya tertawa. Tidak, ini sulit. Cuaca pagi hari yang terlihat muram membuatnya resah karena harus bergelut dengan waktu agar tak terjebak macaetnya Jakarta. Tapi, membayangkan itu semua ia harus menghela napas kuat-kuat karena ia paling benci dengan kemacetan. Ingin sekali Amira menundukkan dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya sambil menikmati film romantis sepanjang hari. Hanya saja, alarm dan panggilan dari sekretarisnya memaksanya bangkit dari sana untuk memulai aktivitas rutinnya. “Pukul berapa pertemuan dengan TV SUN?” teriak Amira menjawab panggilan dari loudspeaker ponsel yang sengaja ia setting. Omong-omong, ia sedang mandi saat ini. “Pukul satu siang. Mereka tetap memaksa perpanjangan kontrak dengan kita kali ini,” jawab sekretaris cantik Amira yang bernama Citra. Sekretaris yang merangkap asisten pribadinya juga. “Apa alasannya?” tanya Amira.Tangannya sibuk mengoleskan krim pelembab di seluruh t

    Last Updated : 2024-01-03
  • Gairah cinta sang CEO   Tidak setuju vs pemaksaan

    Pertemuan siang itu berjalan dengan lancar. Pihak Amira dan pihak Keenandra selaku salah satu klien penting yang sering memakai jasa dan produk milik perusahaan Amira, terus memaksa si pemilik menandatangani kontrak yang seharusnya berakhir tiga bulan lagi. Entah apa yang pria itu inginkan, ia malah sengaja meminta hak eksklusif khusus untuk perusahaannya. "Bukankah sepuluh tahun itu termasuk kontrak jangka panjang? Setahu saya, kita semua sudah sepakat mengakhiri kontrak di tahun kelima lalu—" "Tidak!" Keenandra menghentikan pertanyaan yang diajukan oleh Amira. Seluruh peserta rapat tiba-tiba membungkam mulutnya, terasa seperti seseorang sedang mengkomandoi mereka tanpa aba-aba. Suara Keenandra terasa mengintimidasi. Amira tak bisa berkata apa-apa setelah mendengarnya. Seakan semua harus disetujuinya tanpa perlu membantah. "Apa-apaan ini?" gumam Andrinof berbisik pada asistennya yang berada di sampingnya. "Saya yang memutuskan semua perihal kontrak kerja sama. Anda sebagai pemil

    Last Updated : 2024-01-03
  • Gairah cinta sang CEO   Sakit hati suami tak pulang

    Amira tak dapat menyembunyikan rasa kantuknya akibat malam panjangnya yang berakhir panas di atas ranjang bersama Keenandra. Pria itu berhasil memaksanya setelah mengantarkannya pulang dari kantor. Seolah tak ada kepuasan, Keenandra terus menerus memaksa Amira melayani nafsunya semalam penuh. Akibatnya, kini Amira harus absen kerja. Kepalanya pening, tulang di sekujur tubuhnya pun terasa nyeri. Satu jam yang lalu Keenandra izin pulang ke rumah setelah mendapatkan sarapan paginya. Tinggallah Amira yang masih bermalas-malasan di atas sofa ruang tengah sambil menggenggam makanan ringan yang tadi ia ambil dari dapur. Sedang asiknya menonton film kesukaan, atensinya teralihkan oleh suara bel pintu. Jelas ini bukan Keenandra ataupun Citra sekretarisnya. Amira pun beranjak sambil berteriak dari dalam rumah. "Ya, sebentar." "Selamat pagi, kak Amira." sapaan lembut menyapa indera pendengaran Amira. Bibirnya pun menyunggingkan senyum menawan untuk tamu yang menyapanya di pagi ini. "Boleh ak

    Last Updated : 2024-01-04
  • Gairah cinta sang CEO   Undangan makan malam

    Amira berencana mengambil mobilnya hari ini ke bengkel langganannya. Kebetulan sekali dirinya mengambil cuti hari ini dan hari pun cerah. Amira berdiri di dekat kompleks perumahannya yang sepi, menunggu taksi online yang lewat karena jarak dari dalam hingga ke jalan raya cukup jauh. Sambil menunggu, ia membuka ponselnya. Ada sebuah surel masuk, tepatnya sebuah undangan pertemuan. Tinn tinn Sebuah mobil berhenti tepat di depan Amira. Wanita itu membuka kacamata hitamnya lalu melirik ke bawah, bagian plat. Ah, nomornya sama. Ia pun langsung masuk tanpa bertanya lagi. "Ke bengkel sesuai map ya," perintahnya tanpa ragu. Ia tak menoleh sedikitpun ke arah supir. Tangannya sibuk membalas pesan yang masuk ke surel pribadinya. Amira tak sadar jika seseorang di sebelahnya alias sang supir taksi tersenyum sambil mengikik geli melihat dirinya. Amira mengernyitkan dahinya lalu menoleh ke arah si supir taksi yang tadi mengikik geli. “Kamu?” tunjuk Amira pada sosok di sebelahnya. Bibirnya terb

    Last Updated : 2024-01-05
  • Gairah cinta sang CEO   Hanya ada Amira

    Terlalu lelah dan beban pikiran menyelimuti kepalanya, membuat Keenandra terdiam tanpa suara saat memasuki rumahnya. Sambutan Aletta tak digubrisnya. Jangankan membalas, melirik saja pun enggan. Aletta yang mulai terbiasa dengan perlakuan ini tak akan mempermasalahkannya. Tidak mengapa, asal suaminya malam ini pulang ke rumah. "Aku sudah siapkan air hangat. Kamu mau makan malam?" tanya Aletta bersemangat. Senyumnya sudah mengembang sempurna di bibirnya yang tipis. "Ehm..." respon Keenandra singkat. "Aku tunggu di bawah." Keenandra masuk ke dalam kamar mandi. Di sana sudah tersedia air hangat yang biasa disiapkan oleh istrinya saat pulang kerja. Tanpa ragu, ia masuk ke dalam bak mandi tersebut. Keenandra memejamkan matanya sejenak. Rasa hangat dan nyaman hampir membuatnya tertidur. Saat ia membuka matanya, sekelebat bayangan Amira muncul di hadapannya. Amira membawakan setumpuk bunga dan sebotol wine kesukaannya. Tak hanya itu, Amira dalam lamunannya membuat dirinya bergairah deng

    Last Updated : 2024-01-05
  • Gairah cinta sang CEO   Apakah ini kencan?

    Tokk tokk "Menunggu lama?" Amira muncul dari balik jendela mobil Andrinof yang terparkir di halaman rumahnya. Andrinof membuka kaca mobil lalu menggelengkan kepalanya. "Maaf ya, tadi aku ada sedikit pekerjaan. Mau jalan sekarang?" "Kalau kamu mau tunda nanti sore, tidak masalah." Amira membuka pintu mobil lalu masuk. Setelah duduk dan memasang sabuk pengaman, ia menutup jendela mobil. Tangannya lincah menyalakan pemutar musik membuat bibirnya ikut bersenandung lagu yang tengah dimainkan. "Ah, maaf. Aku lancang—" "No problem, aku suka lagunya." Andrinof menjalankan kendaraannya perlahan keluar dari dalam kompleks perumahan Amira. Sangat sepi, mungkin semua penghuninya sedang liburan. Menoleh sejenak ke sisi kiri, ia tersenyum melihat Amira begitu sibuk memoles bibirnya dengan lipbalm. Selanjutnya, dalam gerakan lambat di dalam kepalanya, Amira terlihat begitu cantik saat menaikkan lengannya mengikat rambutnya yang panjang. Model rambut kesukaan Amira ternyata sangat sederhana. Ha

    Last Updated : 2024-01-06
  • Gairah cinta sang CEO   Kejar mengejar

    Cemburu, satu kata itu terus berputar-putar di kepala Keenandra. Sejak dirinya melihat secara langsung bagaimana nyamannya Amira duduk berdua dengan Andrinof, sejak itu pula dirinya terus terbakar api cemburu yang sangat dahsyat. Kecemburuan itu bertambah saat Amira yang tak sadar akan kehadirannya di tempat itu terus saja menempeli Andrinof. Bahkan sampai film selesai pun, tangan mereka tak beranjak dari genggaman nyamannya. "Kak, mau kemana?" Aletta memanggil Keenandra yang melangkah cepat mengikuti langkah kedua orang di depannya menuju ke parkiran mobil. Rupanya, Andrinof akan mengajak Amira untuk makan malam di resto kesukaannya yang tak jauh dari mall. "Kamu pulang naik taksi atau ikut aku?" bentak Keenandra yang membuat nyali Aletta menciut. "A-aku ikut." Aletta berlari tergopoh-gopoh mengikuti Keenandra yang masuk ke dalam mobil. Tak memerlukan waktu lama, mobilnya sudah berada di halaman mall tepat berada di belakang dua mobil sedan yang mengantri keluar. Keenandra menge

    Last Updated : 2024-01-07
  • Gairah cinta sang CEO   Perjanjian baru

    "Lepaskan aku!" Amira kembali memberontak. Keenandra tak mengindahkan teriakan mantan kekasihnya itu. "Aku mau—" Brakk "Diam!" bagaikan disihir, Amira terdiam seketika. Keenandra membuka pakaiannya hingga menyisakan celana panjang. Dadanya yang tegap terlihat keras dan banyak urat menonjol di sana. Amira terkesiap menyaksikan pemandangan itu. Tidak, ia tidak mau melayani nafsu mantan kekasihnya itu saat ini. Amira perlahan turun dari ranjang, mengendap-endap melewati tubuh besar Keenandra. Tak bisa dibohongi, pria itu malah menyeringai menyaksikan Amira turun dari ranjang. Dengan satu kali tarikan, Keenandra berhasil membawa Amira kembali jatuh di atas ranjang. Apa sulitnya menangkap tubuh mungil itu. "Lepaskan! Lepaskan aku!" Keenandra menindih tubuh mungil Amira. Kali ini tak ada lagi celah jalan keluar. Mata Amira berkaca-kaca memohon dengan sangat agar Keenandra mau memaafkannya atau pergi dari rumahnya tanpa melakukan hubungan intim. "Kamu sudah membuatku kecewa. Mana jan

    Last Updated : 2024-01-07

Latest chapter

  • Gairah cinta sang CEO   Singkirkan dia

    "Dia pikir dia siapa?" Anna memukul meja kayu di ruangan kerja Bara setelah diusir oleh Keenandra dari ruangannya. Matanya memerah marah dengan emosi yang hampir saja tak bisa dikendalikannya. Niatnya untuk mendekati mantan kekasihnya hilang dalam sekejap karena kata-kata kasar pria itu. "Ternyata dia makin jauh sekarang. Aku pikir, dia hanya singgah sementara lalu akan kembali padaku." Anna memejamkan mata sambil berjalan mengitari ruangan kerja itu. Kepalanya berpikir banyak hal dan cara agar Keenandra mau menerima kehadirannya lagi. Dulu, Keenandra adalah satu-satunya pria yang mau berteman dengannya saat masih sekolah. Dia adalah pria yang selalu memberikan tangannya untuk diraih saat sedang ada masalah. Namun, semenjak orangtuanya tahu tentang hubungan mereka dan mengancam masa depan, mereka pun berpisah. Anna tak tahu apa yang terjadi di tahun berikutnya. Sejak mereka putus, Anna memilih menyingkir dari hidup Keenandra dan tak menunjukkan wajahnya lagi. "Apa yang harus kul

  • Gairah cinta sang CEO   Orang tak diundang

    Berita kebahagiaan pasangan Keenandra dan Amira tersebar luas di media. Setelah hampir satu bulan merahasiakan peristiwa percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Aletta, kini mereka siap untuk mempublikasikan semuanya tanpa perantara siapapun. Keenandra duduk tegap diantara banyak media yang hadir. Matanya menatap satu kamera yang mengarahkannya untuk berbicara sesuai dengan yang ingin dibicarakan. "Hari ini, saya ingin menyampaikan kebenaran berita yang telah simpang siur di berbagai media dan pembicaraan dari mulut ke mulut. Mengenai rumor jika istri saya adalah perebut suami orang, itu tidak benar. Saya dan mantan istri menikah karena sebuah perjanjian." Keenandra menarik napas panjang sejenak lalu melanjutkan lagi kalimatnya. "Ketika saya menemukan jika surat perjanjian itu palsu, saya langsung menceraikannya. Sebelum saya menikah, saya sudah bertunangan dengan Amira dan gagal karena perjanjian palsu itu. Jadi, sudah selayaknya saya kembali kepadany

  • Gairah cinta sang CEO   Jangan dekati Maya!

    Sejak menghindar dari kejaran Maya, hidup Citra menjadi sedikit tenang sekarang. Tak ada lagi yang mengusiknya hingga menjelang pernikahannya bulan depan. Mungkin saja wanita itu memilih menghindarinya juga karena ancaman dari Sam beberapa waktu lalu. Maya adalah tipe wanita yang tak takut dengan apapun, kecuali kakeknya. Sam mengatakan, dirinya akan mengadu pada kakek Maya jika terus menerus menganggu kehidupannya. Namun, semuanya tak bertahan lama. Maya tiba-tiba saja muncul di kantor Amira dengan senyuman lebarnya. "Hai, Citra," sapanya dari jauh. Citra terdiam, hanya membalas sapaannya dengan lambaian tangannya. "Kita makan siang di luar. Aku mau ajak kamu ke resto yang dulu pernah kamu rekomendasikan." 'Kapan aku rekomendasi resto?' pikir Citra dalam hati. "Ehm, aku mau makan siang sama mas Sam," tolak Citra. "Yah, sayang sekali. Tapi, aku enggak masalah kok makan bersama kalian," ujar Maya tanpa malu-malu. "Tapi mas Sam akan marah. Sebaiknya mbak Maya jangan ikut bersama

  • Gairah cinta sang CEO   Penasaran saja

    Bukan Maya namanya jika menyerah begitu saja. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Citra, dia bukannya pergi dari kehidupan wanita itu. Maya malah semakin gencar mendekati bahkan melebihi intensitas kedekatannya dengan Sam sebagai kekasihnya. Citra tak bisa berkutik jika sudah berhadapan dengan Maya. Semua kalimat penolakannya selalu berhasil dihempaskan oleh wanita itu. Saat Citra berpura-pura sedang sakit, Maya datang ke rumahnya. Hal itu membuat Citra risih hingga membuatnya terpaksa menginap di apartemen milik Sam untuk sementara. "Maya tak akan tahu apartemen ini kan?" tanya Citra yang dijawab anggukan oleh Sam. Citra bisa menghela napas lega. Pengawasan di apartemen mewah milik Sam sedikit membuatnya aman. Tak bisa sembarang orang masuk. Sam hanya memberikan kartu tanda pemilik pada Citra sekalian dengan kodenya. "Kamu harus tegas. Bilang saja kalau kamu akan menikah bulan depan," ujar Sam kesal. "Aku sudah tegas. Kurang tegas apalagi aku,

  • Gairah cinta sang CEO   Tak nyaman

    "Amira!" Seseorang muncul dari balik pintu kamar lalu berlari menghampiri Amira yang sedang berbincang serius dengan Keenandra. Matanya terbelalak kaget, bibirnya menganga heran. Maya, wanita yang baru saja datang itu memang tak pernah bertemu dengan Amira selama lebih dari lima tahun sejak kepergiannya ke Kanada bersama Sam. "Masih ingat sama aku?" Amira melengos tak mau menatap Maya yang sejak tadi terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu. "Aduh, ada yang marah sama aku nih." Maya mengambil duduk dekat Amira, menepuk-nepuk tangannya dengan lembut. "Maaf ya, aku tuh sedikit sibuk beberapa tahun ini. Kamu tahu kan, aku dan—" matanya melirik ke arah Sam yang sedang duduk di sofa tengah. Maya dan Sam memang tak pernah membicarakan pernikahan mereka. Bahkan tak mengundang semua sahabat dekat mereka di Jakarta. Ini semua karena memang pernikahan mereka adalah pernikahan yang dipaksakan. Maya tak masalah, toh dia juga tak peduli dengan semua itu. Nam

  • Gairah cinta sang CEO   Cucu pertama El Pasha

    Setelah selesai berbulan madu dan menikmati keindahan Jepang, Andrinof dan Natalia langsung datang menjenguk Amira yang masih berada di rumah sakit. Menyusul kemudian Andrew dan Karina serta ibu mertua Amira yang juga baru pulang dari luar negeri. Mereka semua ramai-ramai mengunjungi cucu pertama keluarga Bara El Pasha yang telah dinantikan kelahirannya. Pasangan Andrinof dan Natalia membawa pakaian bayi yang sudah mereka pesan jauh-jauh hari, keluarga Andrew membawakan pakaian untuk Amira dan perlengkapan untuk pendukung asi. Sedangkan nyonya Marina membawakan vitamin dan jamu-jamuan tradisional untuk membantu memulihkan kesehatan. Mereka bergerombol masuk ke dalam ruangan VIP yang kini sudah penuh sesak. Semuanya antri ingin melihat cucu keluarga Bara El Pasha yang katanya tampan melebihi ayahnya. Itu kata Sam di grup keluarga. "Tampannya. Mirip kakeknya saat masih kecil," celetuk Marina. "Memangnya mama pernah lihat kakek masih kecil?" cibi

  • Gairah cinta sang CEO   Aletta tak menyesal

    Amira tak dapat menahan kegembiraannya tatkala bertemu dengan putra pertamanya yang kini tengah berada di dalam gendongannya. Tubuh mungil selembut kapas itu tertidur. Wajahnya sangat tampan, putih bersih dengan hidung mancung yang diwarisi dari ayahnya. Kata Keenandra, saat matanya terbuka terlihat mirip sekali dengannya. Amira sangat senang. Setidaknya, ada satu kemiripan di wajah putranya itu walau hanya matanya saja. "Tampan ya. Mirip kamu semuanya," ujar Amira yang kini mencebikkan bibirnya. Sedikit kesal tapi ia senang. Keenandra tertawa lalu mencubit bibir istrinya yang menyenangkan itu. "Kalau mau yang mirip kamu, bikin lagi satu," celetuknya yang seketika mendapatkan cubitan di pinggang dari Amira. "Ngomongnya. Aku belum sembuh ya." "Nanti dong. Kalau si adek udah satu atau dua tahun." Amira tak menanggapinya. Namun ucapan Keenandra ada benarnya juga. Umur mereka tak lagi muda, tidak ada salahnya untuk kejar memiliki keturun

  • Gairah cinta sang CEO   Ingin bertemu

    "Lepaskan! Lepaskan aku!" Aletta berteriak dari balik jeruji penjara yang kini membatasi ruang gerak-geriknya. Satu jam lalu, ia dinyatakan bersalah atas tuduhan perencanaan pembunuhan yang hampir membuat nyawa Amira melayang. "Lepaskan aku!" "Heh! Diam lo!" Aletta yang tadi berteriak nyaring seketika terdiam. Suara yang menggelegar baru saja, berasal dari belakang punggungnya. Perlahan ia menoleh, memperhatikan seseorang yang kini berdiri tegap sambil berkacak pinggang menatap padanya. Aletta meneguk salivanya. Nyalinya yang tinggi saat berada di luar penjara tiba-tiba hilang dalam sekejap mata. "Lu mantan artis yang enggak laku itu kan?" orang itu berjalan menghampiri Aletta. Besar dan tinggi bagaikan tiang, melebihi tinggi Aletta. "Kenapa masuk penjara lo?" "I-itu. Karena..." Aletta tergagap. Bibirnya bergetar ketakutan. Sudut matanya basah, rasanya ia ingin sekali menangis yang keras saat ini. "Kalau ditanya,

  • Gairah cinta sang CEO   Akhirnya tertangkap

    Tepat tiga hari setelah kejadian, polisi akhirnya turun tangan untuk menangkap Aletta di rumahnya. Saat siang hari Sonia baru saja selesai membereskan kekacauan yang disebabkan oleh amukan Aletta, kedatangan polisi ke rumahnya membuat segalanya kembali kacau. Matanya terbelalak melihat surat penangkapan yang diberikan oleh polisi. Tidak, ia tak percaya jika anaknya terlibat kasus pembunuhan berencana yang membuat nyawa Amira hampir melayang. "Anak saya tidak mungkin seperti itu, Pak. Anak saya selalu di rumah." Sonia mencegah pihak kepolisian masuk ke dalam rumahnya. Sonia tak ingin anaknya ditangkap. Aletta anak yang baik, itu pikirnya. "Silakan dibuktikan di kantor polisi dengan keterangan yang diberikan." Sonia menghalangi dengan merentangkan tangannya, ia tak rela anaknya dibawa oleh mereka. "Ibu, jangan menghalangi tugas kepolisian. Kalau ibu menghalangi, ibu bisa terkena pasal oleh kami karena menyembunyikan pelaku kejahatan." Sonia meng

DMCA.com Protection Status