Share

Apakah ini kencan?

Penulis: Rachel Bee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-06 19:09:16

Tokk tokk

"Menunggu lama?" Amira muncul dari balik jendela mobil Andrinof yang terparkir di halaman rumahnya. Andrinof membuka kaca mobil lalu menggelengkan kepalanya. "Maaf ya, tadi aku ada sedikit pekerjaan. Mau jalan sekarang?"

"Kalau kamu mau tunda nanti sore, tidak masalah."

Amira membuka pintu mobil lalu masuk. Setelah duduk dan memasang sabuk pengaman, ia menutup jendela mobil. Tangannya lincah menyalakan pemutar musik membuat bibirnya ikut bersenandung lagu yang tengah dimainkan.

"Ah, maaf. Aku lancang—"

"No problem, aku suka lagunya."

Andrinof menjalankan kendaraannya perlahan keluar dari dalam kompleks perumahan Amira. Sangat sepi, mungkin semua penghuninya sedang liburan. Menoleh sejenak ke sisi kiri, ia tersenyum melihat Amira begitu sibuk memoles bibirnya dengan lipbalm. Selanjutnya, dalam gerakan lambat di dalam kepalanya, Amira terlihat begitu cantik saat menaikkan lengannya mengikat rambutnya yang panjang. Model rambut kesukaan Amira ternyata sangat sederhana. Ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah cinta sang CEO   Kejar mengejar

    Cemburu, satu kata itu terus berputar-putar di kepala Keenandra. Sejak dirinya melihat secara langsung bagaimana nyamannya Amira duduk berdua dengan Andrinof, sejak itu pula dirinya terus terbakar api cemburu yang sangat dahsyat. Kecemburuan itu bertambah saat Amira yang tak sadar akan kehadirannya di tempat itu terus saja menempeli Andrinof. Bahkan sampai film selesai pun, tangan mereka tak beranjak dari genggaman nyamannya. "Kak, mau kemana?" Aletta memanggil Keenandra yang melangkah cepat mengikuti langkah kedua orang di depannya menuju ke parkiran mobil. Rupanya, Andrinof akan mengajak Amira untuk makan malam di resto kesukaannya yang tak jauh dari mall. "Kamu pulang naik taksi atau ikut aku?" bentak Keenandra yang membuat nyali Aletta menciut. "A-aku ikut." Aletta berlari tergopoh-gopoh mengikuti Keenandra yang masuk ke dalam mobil. Tak memerlukan waktu lama, mobilnya sudah berada di halaman mall tepat berada di belakang dua mobil sedan yang mengantri keluar. Keenandra menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Gairah cinta sang CEO   Perjanjian baru

    "Lepaskan aku!" Amira kembali memberontak. Keenandra tak mengindahkan teriakan mantan kekasihnya itu. "Aku mau—" Brakk "Diam!" bagaikan disihir, Amira terdiam seketika. Keenandra membuka pakaiannya hingga menyisakan celana panjang. Dadanya yang tegap terlihat keras dan banyak urat menonjol di sana. Amira terkesiap menyaksikan pemandangan itu. Tidak, ia tidak mau melayani nafsu mantan kekasihnya itu saat ini. Amira perlahan turun dari ranjang, mengendap-endap melewati tubuh besar Keenandra. Tak bisa dibohongi, pria itu malah menyeringai menyaksikan Amira turun dari ranjang. Dengan satu kali tarikan, Keenandra berhasil membawa Amira kembali jatuh di atas ranjang. Apa sulitnya menangkap tubuh mungil itu. "Lepaskan! Lepaskan aku!" Keenandra menindih tubuh mungil Amira. Kali ini tak ada lagi celah jalan keluar. Mata Amira berkaca-kaca memohon dengan sangat agar Keenandra mau memaafkannya atau pergi dari rumahnya tanpa melakukan hubungan intim. "Kamu sudah membuatku kecewa. Mana jan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Gairah cinta sang CEO   Pendekatan Andrinof

    Ting tong Bel pagi membuyarkan lamunan Amira di atas ranjang. Ia belum sepenuhnya membuka mata, kepalanya sakit akibat sulit tidur. Seingatnya, ia baru memejamkan mata pukul tiga subuh tadi. Belum ada reaksi dari Amira, kini dirinya hanya terdiam sembari menaikkan tangannya ke atas. Persis seperti kucing yang baru bangun tidur. Ting tong Amira bergegas bangun. Ia berlari menuju kamar mandi lalu membersihkan diri sejenak. Lima menit kemudian, dirinya sudah berdiri di depan pintu rumah sambil memutar kunci. "Ya?" Amira menyapa si pengganggu paginya. "Selamat pagi, Amira." rupanya Andrinof yang datang dengan senyum cemerlangnya. Amira tak menyangka akan mendapat kejutan di pagi ini. Apalagi Andrinof membawa sarapan pagi yang tak diduga oleh Amira. "Heh, pagi sekali ke sini. Ayo masuk." Andrinof mengikuti langkah Amira masuk ke dalam rumah. Tak ada yang istimewa, rumah Amira adalah rumah sederhana yang dibalut dengan nuansa modern minimalis. Tak ada lukisan atau benda kuno yang dip

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Gairah cinta sang CEO   Apapun untukmu

    "Mau kemana?" Aletta menghadang jalan Keenandra. "Mama mau makan siang di rumah. Aku juga sudah masak cukup banyak." "Apa hubungannya dengan aku?" ketus Keenandra. "Mereka ingin datang dan berbincang dengan kita. Kan sudah satu bulan kita menikah, kita—" "Pembicaraan kalian tak lebih hanya sekitar anak. Iya kan?" tuduh Keenandra yang dibalas anggukan kecil oleh Aletta. "Kenapa? Ingin pernikahan ini membuahkan hasil?" "Kita bisa bicarakan dulu, kak. Kalau kamu memang belum ingin punya anak, kita bisa tunda sampai semuanya siap." Keenandra terkekeh mendengar penjelasan Aletta. Bukan karena kalimatnya yang lucu, tapi isinya yang membuat telinganya bergidik geli. "Anak? Kamu pikir pernikahan kita adalah pernikahan yang aku inginkan?" Aletta terdiam. Ia tak tahu apa yang harus dikatakan karena berulang kali Keenandra selalu saja mengungkit tentang pernikahan mereka. "Andaikan aku ingin anak pun, aku ingin anak itu berasal dari Amira." "Kak, tapi kan kita—" "Maaf, Aletta. Sampai kap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Gairah cinta sang CEO   Di pesta yang sama

    Mengadu, bukan hal yang sulit bagi Aletta. Inginnya, kali ini ia mengadukan segala keluh kesahnya pada sang mertua yang sering datang ke rumahnya. Namun, dirinya tak berani. Bukan karena takut pada ancaman Keenandra tapi juga takut dengan kekuatan yang dimiliki Amira. Aletta tahu suatu rahasia yang dipegang oleh keluarga besarnya. Ia tak ingin Amira datangalu mengacak-acak semua di depan semua orang. Maka, lebih baik ia diam dan mengunci rapat segala hal yang telah dilakukan oleh Keenandra. Lagipula, suaminya tak pernah berbuat kasar padanya. "Ada apa?" Sonia melambaikan tangan di hadapan Aletta yang kini tengah melamun. "Ada sesuatu dengan suamimu?" Aletta menggelengkan kepalanya. "Lalu, kenapa anak mama diam saja?" "Tidak ada apa-apa, Ma. Kak Keenan akhir-akhir ini sering ada pekerjaan mendadak. Katanya, dia ada projek akhir tahun," keluhnya. Berita tadi tak sepenuhnya bohong, memang Keenandra pernah bilang padanya jika banyak sekali pekerjaan hingga akhir tahun. "Oh, itu bagus.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Gairah cinta sang CEO   Menyandera saat pesta

    Hampir satu jam lamanya Amira membolak-balik lemari pakaian miliknya. Gaun indah yang sempat ia ambil, dikembalikannya lagi dan itu terus berulang hingga dengusan frustasi keluar dari bibirnya. Tak lama berselang, ia mendapatkan notifikasi dari ponselnya. Citra mengirimkan sebuah pesan padanya. "Pakai gaun warna biru navy," gumam Amira membaca pesan yang dikirimkan oleh Citra. Amira pun segera mencari gaun berwarna biru navy yang dimaksud oleh Citra. Katanya, ada di lemari kedua sebelah kanan. Gaun yang baru dipesan beberapa minggu lalu oleh Citra dan sampai di tangannya dua hari sebelum acara. "Ah, gaun ini? Cantik. Pintar juga Citra pilih gaunnya." Amira mematut dirinya di depan cermin. Warna gaun yang cantik dipadu dengan polesan bibir berwarna merah terang dan model rambut tertata ke atas membuat Amira semakin cantik layaknya ratu sejagad yang sedang mengikuti perlombaan. Selesai dengan riasannya, Amira melirik arloji kecil yang tersemat di pergelangan tangannya. Matanya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Gairah cinta sang CEO   Wajah pucat pasi

    Sepuluh menit berlalu, Keenandra belum juga kembali ke dalam ruangan. Aletta cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada suaminya. Di dalam pikiran kalutnya, ia membayangkan suaminya terjatuh di dalam toilet saat sedang buang air. Tak hanya Aletta saja, Andrinof juga ikut cemas. Pasalnya, Amira pun belum kembali dari toilet sedangkan acara sebentar lagi akan dimulai. Andrinof tak sengaja menoleh ke belakang, tepat saat Aletta tengah menatap ke arah panggung dengan tatapan yang sama dengannya. Tatapan cemas sambil sesekali mencari seseorang ke sekeliling ruangan. Tak lama kemudian, Amira datang sambil menundukkan wajahnya. Rambutnya tampak sedikit lusuh dibandingkan saat ia datang walaupun masih rapi. "Amira, kamu dari mana saja?" tanya Andrinof dengan suara berbisik. Amira sedikit terkejut mendengar suara itu namun berusaha menyembunyikannya. Kepalanya sesekali menoleh ke arah belakang seperti sedang menghindari sesuatu. "A-aku. Ehm, dari—" Amira menoleh lagi ke belakang. "Aku dari toile

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-10
  • Gairah cinta sang CEO   Merawat Amira

    "Seperti ada yang aneh?" gumam Andrinof sambil terus mengendarai mobilnya menembus jalanan malam ibukota. Matanya melirik Amira yang masih setia memandang langit malam dari balik jendela. Ingatannya kembali pada kejadian dua jam lalu saat Amira kembali dari toilet gedung. Ada yang aneh dengan penampilan dan juga gelagatnya. "Ehem." Amira menoleh. "Ada sesuatu yang sedang dipikirkan?" Amira menggelengkan kepalanya. "Biasanya kamu dengerin lagu." Amira membalik badannya menghadap ke arah Andrinof, membuat pria itu gelagapan. Sedikit terpesona dengan kecantikan Amira dari dekat. "Aku boleh dengar lagu galau?" tanyanya yang diangguki Andrinof. "Putar saja." Amira memutar lagu sedih, rasanya seperti menyayat hati. Andrinof yang mendengarnya saja terasa seperti diaduk-aduk perasaannya, apalagi Amira. Sudut mata Amira terlihat kumpulan air mata yang siap meledak. Dari samping, bola mata Amira basah dan berkaca-kaca. Amira menunduk mengusap mata dja hidungnya yan mulai basah dengan sap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-11

Bab terbaru

  • Gairah cinta sang CEO   Singkirkan dia

    "Dia pikir dia siapa?" Anna memukul meja kayu di ruangan kerja Bara setelah diusir oleh Keenandra dari ruangannya. Matanya memerah marah dengan emosi yang hampir saja tak bisa dikendalikannya. Niatnya untuk mendekati mantan kekasihnya hilang dalam sekejap karena kata-kata kasar pria itu. "Ternyata dia makin jauh sekarang. Aku pikir, dia hanya singgah sementara lalu akan kembali padaku." Anna memejamkan mata sambil berjalan mengitari ruangan kerja itu. Kepalanya berpikir banyak hal dan cara agar Keenandra mau menerima kehadirannya lagi. Dulu, Keenandra adalah satu-satunya pria yang mau berteman dengannya saat masih sekolah. Dia adalah pria yang selalu memberikan tangannya untuk diraih saat sedang ada masalah. Namun, semenjak orangtuanya tahu tentang hubungan mereka dan mengancam masa depan, mereka pun berpisah. Anna tak tahu apa yang terjadi di tahun berikutnya. Sejak mereka putus, Anna memilih menyingkir dari hidup Keenandra dan tak menunjukkan wajahnya lagi. "Apa yang harus kul

  • Gairah cinta sang CEO   Orang tak diundang

    Berita kebahagiaan pasangan Keenandra dan Amira tersebar luas di media. Setelah hampir satu bulan merahasiakan peristiwa percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh Aletta, kini mereka siap untuk mempublikasikan semuanya tanpa perantara siapapun. Keenandra duduk tegap diantara banyak media yang hadir. Matanya menatap satu kamera yang mengarahkannya untuk berbicara sesuai dengan yang ingin dibicarakan. "Hari ini, saya ingin menyampaikan kebenaran berita yang telah simpang siur di berbagai media dan pembicaraan dari mulut ke mulut. Mengenai rumor jika istri saya adalah perebut suami orang, itu tidak benar. Saya dan mantan istri menikah karena sebuah perjanjian." Keenandra menarik napas panjang sejenak lalu melanjutkan lagi kalimatnya. "Ketika saya menemukan jika surat perjanjian itu palsu, saya langsung menceraikannya. Sebelum saya menikah, saya sudah bertunangan dengan Amira dan gagal karena perjanjian palsu itu. Jadi, sudah selayaknya saya kembali kepadany

  • Gairah cinta sang CEO   Jangan dekati Maya!

    Sejak menghindar dari kejaran Maya, hidup Citra menjadi sedikit tenang sekarang. Tak ada lagi yang mengusiknya hingga menjelang pernikahannya bulan depan. Mungkin saja wanita itu memilih menghindarinya juga karena ancaman dari Sam beberapa waktu lalu. Maya adalah tipe wanita yang tak takut dengan apapun, kecuali kakeknya. Sam mengatakan, dirinya akan mengadu pada kakek Maya jika terus menerus menganggu kehidupannya. Namun, semuanya tak bertahan lama. Maya tiba-tiba saja muncul di kantor Amira dengan senyuman lebarnya. "Hai, Citra," sapanya dari jauh. Citra terdiam, hanya membalas sapaannya dengan lambaian tangannya. "Kita makan siang di luar. Aku mau ajak kamu ke resto yang dulu pernah kamu rekomendasikan." 'Kapan aku rekomendasi resto?' pikir Citra dalam hati. "Ehm, aku mau makan siang sama mas Sam," tolak Citra. "Yah, sayang sekali. Tapi, aku enggak masalah kok makan bersama kalian," ujar Maya tanpa malu-malu. "Tapi mas Sam akan marah. Sebaiknya mbak Maya jangan ikut bersama

  • Gairah cinta sang CEO   Penasaran saja

    Bukan Maya namanya jika menyerah begitu saja. Setelah ditolak mentah-mentah oleh Citra, dia bukannya pergi dari kehidupan wanita itu. Maya malah semakin gencar mendekati bahkan melebihi intensitas kedekatannya dengan Sam sebagai kekasihnya. Citra tak bisa berkutik jika sudah berhadapan dengan Maya. Semua kalimat penolakannya selalu berhasil dihempaskan oleh wanita itu. Saat Citra berpura-pura sedang sakit, Maya datang ke rumahnya. Hal itu membuat Citra risih hingga membuatnya terpaksa menginap di apartemen milik Sam untuk sementara. "Maya tak akan tahu apartemen ini kan?" tanya Citra yang dijawab anggukan oleh Sam. Citra bisa menghela napas lega. Pengawasan di apartemen mewah milik Sam sedikit membuatnya aman. Tak bisa sembarang orang masuk. Sam hanya memberikan kartu tanda pemilik pada Citra sekalian dengan kodenya. "Kamu harus tegas. Bilang saja kalau kamu akan menikah bulan depan," ujar Sam kesal. "Aku sudah tegas. Kurang tegas apalagi aku,

  • Gairah cinta sang CEO   Tak nyaman

    "Amira!" Seseorang muncul dari balik pintu kamar lalu berlari menghampiri Amira yang sedang berbincang serius dengan Keenandra. Matanya terbelalak kaget, bibirnya menganga heran. Maya, wanita yang baru saja datang itu memang tak pernah bertemu dengan Amira selama lebih dari lima tahun sejak kepergiannya ke Kanada bersama Sam. "Masih ingat sama aku?" Amira melengos tak mau menatap Maya yang sejak tadi terkekeh melihat reaksi sahabatnya itu. "Aduh, ada yang marah sama aku nih." Maya mengambil duduk dekat Amira, menepuk-nepuk tangannya dengan lembut. "Maaf ya, aku tuh sedikit sibuk beberapa tahun ini. Kamu tahu kan, aku dan—" matanya melirik ke arah Sam yang sedang duduk di sofa tengah. Maya dan Sam memang tak pernah membicarakan pernikahan mereka. Bahkan tak mengundang semua sahabat dekat mereka di Jakarta. Ini semua karena memang pernikahan mereka adalah pernikahan yang dipaksakan. Maya tak masalah, toh dia juga tak peduli dengan semua itu. Nam

  • Gairah cinta sang CEO   Cucu pertama El Pasha

    Setelah selesai berbulan madu dan menikmati keindahan Jepang, Andrinof dan Natalia langsung datang menjenguk Amira yang masih berada di rumah sakit. Menyusul kemudian Andrew dan Karina serta ibu mertua Amira yang juga baru pulang dari luar negeri. Mereka semua ramai-ramai mengunjungi cucu pertama keluarga Bara El Pasha yang telah dinantikan kelahirannya. Pasangan Andrinof dan Natalia membawa pakaian bayi yang sudah mereka pesan jauh-jauh hari, keluarga Andrew membawakan pakaian untuk Amira dan perlengkapan untuk pendukung asi. Sedangkan nyonya Marina membawakan vitamin dan jamu-jamuan tradisional untuk membantu memulihkan kesehatan. Mereka bergerombol masuk ke dalam ruangan VIP yang kini sudah penuh sesak. Semuanya antri ingin melihat cucu keluarga Bara El Pasha yang katanya tampan melebihi ayahnya. Itu kata Sam di grup keluarga. "Tampannya. Mirip kakeknya saat masih kecil," celetuk Marina. "Memangnya mama pernah lihat kakek masih kecil?" cibi

  • Gairah cinta sang CEO   Aletta tak menyesal

    Amira tak dapat menahan kegembiraannya tatkala bertemu dengan putra pertamanya yang kini tengah berada di dalam gendongannya. Tubuh mungil selembut kapas itu tertidur. Wajahnya sangat tampan, putih bersih dengan hidung mancung yang diwarisi dari ayahnya. Kata Keenandra, saat matanya terbuka terlihat mirip sekali dengannya. Amira sangat senang. Setidaknya, ada satu kemiripan di wajah putranya itu walau hanya matanya saja. "Tampan ya. Mirip kamu semuanya," ujar Amira yang kini mencebikkan bibirnya. Sedikit kesal tapi ia senang. Keenandra tertawa lalu mencubit bibir istrinya yang menyenangkan itu. "Kalau mau yang mirip kamu, bikin lagi satu," celetuknya yang seketika mendapatkan cubitan di pinggang dari Amira. "Ngomongnya. Aku belum sembuh ya." "Nanti dong. Kalau si adek udah satu atau dua tahun." Amira tak menanggapinya. Namun ucapan Keenandra ada benarnya juga. Umur mereka tak lagi muda, tidak ada salahnya untuk kejar memiliki keturun

  • Gairah cinta sang CEO   Ingin bertemu

    "Lepaskan! Lepaskan aku!" Aletta berteriak dari balik jeruji penjara yang kini membatasi ruang gerak-geriknya. Satu jam lalu, ia dinyatakan bersalah atas tuduhan perencanaan pembunuhan yang hampir membuat nyawa Amira melayang. "Lepaskan aku!" "Heh! Diam lo!" Aletta yang tadi berteriak nyaring seketika terdiam. Suara yang menggelegar baru saja, berasal dari belakang punggungnya. Perlahan ia menoleh, memperhatikan seseorang yang kini berdiri tegap sambil berkacak pinggang menatap padanya. Aletta meneguk salivanya. Nyalinya yang tinggi saat berada di luar penjara tiba-tiba hilang dalam sekejap mata. "Lu mantan artis yang enggak laku itu kan?" orang itu berjalan menghampiri Aletta. Besar dan tinggi bagaikan tiang, melebihi tinggi Aletta. "Kenapa masuk penjara lo?" "I-itu. Karena..." Aletta tergagap. Bibirnya bergetar ketakutan. Sudut matanya basah, rasanya ia ingin sekali menangis yang keras saat ini. "Kalau ditanya,

  • Gairah cinta sang CEO   Akhirnya tertangkap

    Tepat tiga hari setelah kejadian, polisi akhirnya turun tangan untuk menangkap Aletta di rumahnya. Saat siang hari Sonia baru saja selesai membereskan kekacauan yang disebabkan oleh amukan Aletta, kedatangan polisi ke rumahnya membuat segalanya kembali kacau. Matanya terbelalak melihat surat penangkapan yang diberikan oleh polisi. Tidak, ia tak percaya jika anaknya terlibat kasus pembunuhan berencana yang membuat nyawa Amira hampir melayang. "Anak saya tidak mungkin seperti itu, Pak. Anak saya selalu di rumah." Sonia mencegah pihak kepolisian masuk ke dalam rumahnya. Sonia tak ingin anaknya ditangkap. Aletta anak yang baik, itu pikirnya. "Silakan dibuktikan di kantor polisi dengan keterangan yang diberikan." Sonia menghalangi dengan merentangkan tangannya, ia tak rela anaknya dibawa oleh mereka. "Ibu, jangan menghalangi tugas kepolisian. Kalau ibu menghalangi, ibu bisa terkena pasal oleh kami karena menyembunyikan pelaku kejahatan." Sonia meng

DMCA.com Protection Status