Revel meraih kunci mobilnya dan berlari kecil, namun langkahnya terhenti otomatis saat melihat papa dan mamanya sedang berada di ruang keluarga. Tumben. Padahal ini hari biasa, bukan hari libur, kenapa papanya nggak kerja? Malah asyik mesra-mesraan sama mamanya! Bikin Revel iri aja!
Padahal Revel sendiri masih belum memiliki pasangan resmi untuk bermesraan. Belum, sampai Jill menerimanya nanti! Sekarang saja Revel masih harus memikirkan alasan untuk bertemu dengan Jill! Bisa dibilang jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkan hati Jill masih cukup panjang dan berliku! Semoga saja Tuhan berkenan melunakkan hati Jill!“Papa tumben di rumah? Nggak ngantor?”“Bosan kerja!” jawab papa Levin asal.“Kamu kalau jawab ngasal banget sih, Levin!” tegur mama Claire gemas.Jawaban seperti itu keluar dari bibir seorang pemilik perusahaan yang memiliki cabang sampai ke kancah international? Sungguh tidak bertanggung jawab! Tapi tentu saja Revel tidak menyuarakannya. Tidak ing‘Ada apa sebenarnya dengan Revel?’ batin Matthew penasaran.Tapi meski menanyakannya secara terang-terangan, Matthew yakin Revel tidak akan memberitahunya. Pria itu terkesan misterius dan hanya menjawab seadanya. Penuh rahasia. Meski Matthew sudah berteman selama beberapa tahun, tapi dirinya tidak yakin dapat mengenal Revel dengan baik karena pria itu cukup tertutup. Jarang membicarakan hal yang bersifat pribadi. Dan lagi Revel juga belum ingin memberitahu Matthew kalau dirinya sudah mengenal Jill. Bahkan sudah tidur bersama! Revel tau kalau Matthew bingung dengan keinginan dan kelakuannya, tapi meski begitu Matthew tetap mengikuti langkah Revel setelah sebelumnya memesan makanan agar diantarkan ke meja mereka.Jujur sebenarnya Matthew enggan, tapi karena Revel sudah melangkah lebih dulu, terpaksa Matthew mengikutinya. Alasan Matthew simple yaitu karena dirinya masih menghindari salah satu gadis yang duduk disana. Gadis yang pasti kecewa dengan tingkah lakunya
Melihat betapa lengketnya Vivi yang tanpa malu bergelayut manja pada Revel membuat pikiran Jill bertanya-tanya, meski hanya berani dalam hati. ‘Apa wanita ini pacar Revel? Bisa aja kan? Jangan-jangan dia yang telepon kemarin?’ batin Jill dengan rasa penasaran yang tidak dapat dienyahkan lagi.Jill menunduk. Menghindari tatapan Revel dan hanya fokus pada makanan di depannya. Seolah nasi hainam ayam di depannya akan raib begitu saja jika tidak diperhatikan! Revel menatap tingkah aneh Jill dan mengernyit heran, tidak dipedulikannya pertanyaan Vivi yang tidak bosan mengajaknya mengobrol meski sudah diacuhkan!Jill menghela nafas kasar, meletakkan sendoknya dan menoleh ke arah Gwen sambil memaksakan senyum tipis. Dirinya sudah tidak tahan lagi melihat adegan mesra dihadapannya. Lebih baik pergi secepatnya dari sini sebelum Jill meledak karena rasa muak! Muak melihat kemesraan antara Revel dengan Vivi! Muak melihat Revel yang tidak mengelak saat ada wanita yang bergelayu
Gwen menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, berusaha meredakan emosinya meski sulit. Pengakuan Jill membuat Gwen shock dan kecewa! Memang, itu adalah hidup Jill, tapi sebagai sahabat saat tau kalau Jill sudah melakukan hal bodoh wajar jika Gwen merasa kecewa dan marah kan? Apalagi di negara seperti Indonesia dimana keperawanan masih menjadi hal penting! “Gimana lo bisa lepas keperawanan sama cowok yang nggak lo kenal?! Gue nggak nyangka kalau lo seceroboh dan segila ini!” omel Gwen.Jill terdiam, tidak berniat membantah. Ucapan Gwen memang benar. Jill memang gila dan ceroboh. Tidak seharusnya Jill senekat itu. Dan sekarang, Jill harus merasakan akibatnya karena tindakan gilanya membuat nama Revel selalu berputar di otaknya! Sialll! “Apa yang mendasari tindakan lo ini?” cecar Gwen.“Karena Alvaro bilang gue cuma cewek pengecut yang sok suci. Alvaro bilang alasan dia putus sama gue karena gue nggak pernah ngasih apapun sama dia. Dan kategori apapun y
“Apa Papa punya motif lain makanya meminta bantuanku seperti ini? Apa Papa mau menjodohkan aku dengan Jessie? Begitukah?” tuduh Revel cepat.“Tidak! Tentu saja tidak! Papa bukan orangtua kolot yang akan menjodohkan anak hanya untuk kepentingan bisnis!” tegas Levin.“Benarkah? Tapi kenapa aku merasa ada motif lain dibalik semua ini? Apalagi Papa tidak pernah bersikap seperti ini sebelumnya. Selama ini Papa tidak pernah meminta bantuanku. Biasanya masalah perusahaan tidak pernah Papa campur adukkan dengan keluarga,” cecar Revel tidak mau kalah. Skakmat! Papa Levin tidak bisa mengelak lagi dari tebakan jeli putranya. Ternyata Revel sama seperti Claire yang tidak mudah terkecoh! Terpaksa Levin harus jujur pada Revel, tidak ingin membuat putranya salah sangka.“Okay. Papa akan jujur. Mr. Bobby memang ingin mencari pasangan untuk putrinya, tapi Papa sudah dengan tegas menolaknya karena Papa juga tidak ingin anak-anak Papa menikah hanya karena bisnis. Sebagai orangtua, ten
Levin segera naik ke atas ranjang, ingin tau siapa yang berani menelepon istrinya semalam ini. Semoga saja bukan pria! Jika iya, Levin pasti tidak akan tinggal diam! Meski sudah berumur dan telah menikah selama belasan tahun, Levin harus tetap waspada akan kehadiran penyusup dalam hubungan pernikahannya kan? Levin harus bisa menjaga Claire, yang adalah miliknya, dengan sebaik mungkin. Levin tidak boleh lengah! Siapa tau Claire bosan padanya dan hendak mencari pria lain kan? Tapi Levin dengan cepat menepis pikiran buruk itu. Istrinya tidak akan pernah melakukan hal seburuk itu! Levin yakin kalau Claire adalah wanita yang setia, tapi Levin harus tetap waspada!Istrinya memang setia, tapi pria di luar sana banyak yang licik kan? Dan kecurigaan Levin langsung pupus saat mendengar ucapan Claire. “Ya, Valerie?”Levin mengerutkan kening dengan heran, sudah hampir jam 9 malam, ada urusan apa sampai Valerie menelepon Claire? Cukup lama mereka berbincang. Hampir sa
Jill tidak menyangka kalau Gwen akan semarah itu padanya, tapi wajar karena Jill telah melakukan hal gila. Padahal dulu mereka berdua sudah berjanji untuk tidak mengikuti arus pergaulan bebas dan hanya akan menyerahkan mahkota mereka sepenuhnya pada suami masing-masing nantinya. Selain karena takut dosa, tapi mereka juga ingin menjunjung harga diri sebagai wanita. Tapi nyatanya Jill malah melanggar janji itu! Dengan pria asing pula! Dan karena alasan bodoh! Tidak heran kalau Gwen begitu murka padanya sekarang! Membuat Jill bingung memikirkan cara untuk membujuk sahabatnya! Dan kini Jill hanya bisa berharap agar kemarahan Gwen segera mereda. Jill tidak ingin kehilangan sahabatnya hanya karena tindakan bodohnya! Namun sudah dua hari ini Gwen masih tetap setia mendiamkan dan menghindarinya! Bahkan saat bertemu di kampus pun Gwen bersikap seolah tidak mengenalnya! Keterlaluan!Padahal sahabat Jill selama ini hanya Gwen, tidak heran kalau kelakuan Jill sekarang seperti anak
Alvaro terpaksa melepaskan cekalan tangannya dan meringis perih. Gigitan Jill tidak main-main. Alvaro tidak pernah mengira kalau mantan kekasihnya bisa bersikap bar-bar begini, padahal dulu saat berpacaran dengannya Jill begitu manis dan penurut, tapi kenapa sekarang bisa berubah sedrastis ini?“Kenapa lo benci banget sama gue, Jill?” desis Alvaro masih sambil meringis sakit.“Lo tanya kenapa? Nggak salah? Tentu aja karena gue benci sama cowok tukang selingkuh kayak lo! Cowok selingkuh sama dengan cowok brengsek dan nggak tau diri menurut gue!” balas Jill pedas, tidak memfilter ucapannya sama sekali.“Kurang ajar!” Habis sudah kesabaran Alvaro saat mendengar berbagai macam kata hinaan yang dilontarkan Jill padanya. Egonya sebagai pria benar-benar tercoreng! Dengan amarah yang memuncak Alvaro mengangkat tangan kanannya, hendak menampar wanita kurang ajar macam Jill. Wanita yang berani menghinanya berulang kali!Tidak peduli meski mereka berada di tempat umum, ali
Ucapan Jill membuat Alvaro menyeringai puas. “Lo denger kan apa kata Jill?” ucap Alvaro dengan raut penuh kemenangan.“Gue belum selesai ngomong!” sela Jill ketus.“Gue emang belum bisa ngelupain lo. Atau lebih tepatnya, gue belum bisa ngelupain pengkhianatan yang udah lo lakuin sama gue, Brengsek! Gue masih ingat jelas waktu ngeliat lo selingkuh dengan cewek jelek model silicon kayak gitu. Menjijikkan!” lanjut Jill penuh hinaan dengan raut wajah jijik yang tampak begitu natural. Wajah Alvaro mengeras saat mendengar hinaan Jill. Tidak menyangka kalau wanita itu bisa mempermalukannya di depan pria yang tidak dikenalnya! Membuat harga diri Alvaro seperti diinjak-injak hingga tak bersisa!“Dan juga lo denger baik-baik ya. Apa yang dia bilang bukan kebohongan! Revel emang cowok gue! Dan dia jauhhhhh lebih baik daripada lo! Jadi sekarang lebih baik lo minggir! Jangan gangguin gue sama cowok gue. Paham?!” lanjut Jill sambil tangannya tanpa ragu melingkar ke pinggang