Share

Bab 37 . Cemburu

Setelah kepergian Juragan Wildan, Ciko kembali duduk. Sedangkan Bi Ratih langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk majikannya.

"Bi, apa Ayuna, kalau jam segini belum bangun ya?" tanya Ciko, lelaki itu menatap pintu kamar Ayuna yang masih tertutup rapat.

"Selama sakit biasanya bibi membangunkan Neng Ayuna jam sembilan Nak Ciko," jelas Bi Ratih.

"Benarkan? Berarti saya datangnya kepagian dong?"

"Sepertinya begitu,"

"Apa tidak bisa dibangunin saja Bi, seperti yang Om Wildan katakan tadi?" tawar Ciko.

Baru saja Bi Ratih hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang memanggil Bi Ratih, dan siapa lagi kalau bukan Ayuna. Kepala gadis itu menyembul dari luar kamar, sedangkan tubuhnya masih berada di dalam kamarnya. Sedangkan Ciko dan Bi Ratih langsung menoleh ke arah sumber suara, dan mereka mendapati Ayuna yang ternyata sedang menatap ke arah mereka, dengan wajah bantal dan rambut yang berantakan, meskipun begitu, wajah gadis itu tidak pernah terlihat jelek sama se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status