Share

Bab 37 . Cemburu

Author: LibraRahutia
last update Last Updated: 2024-03-05 22:48:16

Setelah kepergian Juragan Wildan, Ciko kembali duduk. Sedangkan Bi Ratih langsung menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk majikannya.

"Bi, apa Ayuna, kalau jam segini belum bangun ya?" tanya Ciko, lelaki itu menatap pintu kamar Ayuna yang masih tertutup rapat.

"Selama sakit biasanya bibi membangunkan Neng Ayuna jam sembilan Nak Ciko," jelas Bi Ratih.

"Benarkan? Berarti saya datangnya kepagian dong?"

"Sepertinya begitu,"

"Apa tidak bisa dibangunin saja Bi, seperti yang Om Wildan katakan tadi?" tawar Ciko.

Baru saja Bi Ratih hendak menjawab, tiba-tiba terdengar suara seorang gadis yang memanggil Bi Ratih, dan siapa lagi kalau bukan Ayuna. Kepala gadis itu menyembul dari luar kamar, sedangkan tubuhnya masih berada di dalam kamarnya. Sedangkan Ciko dan Bi Ratih langsung menoleh ke arah sumber suara, dan mereka mendapati Ayuna yang ternyata sedang menatap ke arah mereka, dengan wajah bantal dan rambut yang berantakan, meskipun begitu, wajah gadis itu tidak pernah terlihat jelek sama se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 38 . Cemburu 2

    Wanita itu melangkah mendekati gazebo yang di isi oleh dua orang muda mudi. Sedangkan di sisi gazebo yang lain sudah menyadari kedatangan gadis tersebut, namun Jaka dan Silvi sepertinya masih belum menyadari kedatangan gadis itu, karena terlihat masih sibuk dengan aktivitas mereka, dan itu membuat gadis baru datang tersebut semakin menggeram."Bang Jaka!" panggil gadis itu, sedikit berteriak saat melihat Jaka malah terlibat percakapan dengan gadis lain, dan tidak menyadari kedatangannya seperti yang lainnya. Mendengar ada yang memanggil sontak mereka menoleh ke arah sumber suara, dan alangkah terkejutnya Jaka saat melihat kedatangan orang yang dicintainya, ya gadis itu adalah Indah. Indah masih menatap Jaka dan Silvi dengan tajam, lalu tatapan gadis itu jatuh pada makanan yang ada di depan Jaka. Makanan itu terlihat sudah hampir habis, entah mengapa Indah sedih melihatnya, bukan karena Jaka menghabiskan makanan tersebut, namun karena dirinya saat ini sudah sia-sia saja menyiapkan maka

    Last Updated : 2024-03-06
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 39 . Sedikit kecewa

    Ayuna terdiam saat mendengar suara orang dari seberang telpon tersebut, gadis itu yakin jika suara yang ada di ujung telpon itu bukanlah suara Ciko, ataupun ayahnya Juragan Wildan. Belum sempat Ayuna berpikir, lagi-lagi gadis itu terkejut saat orang diseberang sana memberitahukan siapa dirinya."Jaka? Ini kamu, Jaka??" Ayuna memekik kaget saat tahu siapa penelpon tersebut. Gadis itu merutuki dirinya karena tadi sempat memaki pemuda itu, yang dirinya pikir adalah Ciko.'Duuh, malu banget aku, semua karena Ciko sih,' batin Ayuna yang malah menyalahkan Ciko, padahal salahnya sendiri, kenapa tidak melihat siapa yang sudah menghubunginya tadi."Oh, tidak kok Jaka, aku tidak sibuk. Maaf ya tadi karena sudah marah-marah sama kamu, soalnya tadi ada yang terus mengganggu aku," ucapnya berkilah.Beberapa saat kemudian Ayuna sudah menutup panggilan telponnya, gadis itu memegangi dadanya yang masih berdegup dengan kencang, ingin rasanya Ayuna berteriak karena tadi ia sempat memaki Jaka, lelaki ya

    Last Updated : 2024-03-07
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 40 . Cemburu dengan Indah

    Terlihat Juragan Wildan melangkah ke arah ruang tamu, tadinya lelaki paruh baya itu memang kembali ke kamarnya karena ada keperluan, tetapi sekarang sudah kembali bergabung bersama mereka."Bagai mana hubungan kalian? Kapan akan melangsungkan pernikahan?" tanya Juragan Wildan tiba-tiba, Ayuna yang saat itu sedang minum langsung tersedak dibuatnya."Uhuk-uhuk ..." "Loh, kamu kenapa Ay? Pelan-pelan dong Sayang," Juragan Wildan mengusap punggung putrinya, namun dengan cepat ditepis oleh gadis itu. Tidak tahukah Juragan Wildan, jika pertanyaannya itu barusan membuat hati sang putri menjerit."Aku tidak apa Ayah," jawab gadis itu cepat.'Apaan sih Ayah, ngapain coba tanya hal tidak penting seperti itu, males banget dengarnya,' batin Ayuna merutuki ayahnya sendiri.Sedangkan Indah yang mendapat pertanyaan tersebut, langsung antusias untuk menjawabnya."Doa kan saja Juragan, secepatnya. Saya juga sudah tidak sabar ingin cepat menjadi istrinya Bang Jaka," ucap Indah terlihat sangat antusias.

    Last Updated : 2024-03-07
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 41 . Kembali beraktivitas

    Seminggu sudah berlalu, kini Ayuna sudah mulai beraktivitas seperti biasanya. Gadis itu duduk didepan cermin, melihat penampilannya yang sudah waw, gadis itu yakin, siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona, begitu juga dengan Jaka. Ya, tujuannya mempercantik diri seperti ini hanya untuk Jaka seorang. Ayuna ingin lelaki itu terpesona dengannya, dan Ayuna sangat berharap bisa meluluhkan hati pemuda tersebut."Sudah satu Minggu tidak ketemu kamu Jaka, aku kangen," gumam Ayuna. Gadis itu mengusap lembut, satu buah bingkai yang berisikan poto Jaka di dalamnya. Ya, Ayuna pernah secara diam-diam mengambil Poto pemuda itu saat pertama kali ia bekerja di perkebunan membantu ayahnya.Ayuna kembali menatap pantulan wajahnya di depan cermin, gadis itu tersenyum. Mencoba memberikan semangat untuk dirinya sendiri. "Harus semangat Ay, walaupun sekuat apa cinta mereka, pasti ada jalan untuk memisahkan," monolog gadis itu, bersemangat. "Tetapi kok kedengarannya aku jahat sekali ya, berencana un

    Last Updated : 2024-03-08
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 42 . Menikmati waktu berdua

    Setelah pamit pada Pak Budi, Ayuna dan Jaka langsung menuju lokasi, dengan mengendarai motor bebek milik Jaka. Tidak lupa mereka berdua menggunakan topi di kepala, untuk pengaman, yang biasa digunakan para pekerja perkebunan."Sudah siap Neng?" tanya Jaka."Sudah Jak, ayo langsung saja, agar tidak kesiangan," ucap Ayuna. Gadis itu berpegangan di pinggang pemuda tersebut, Jaka sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Ayuna. Pemuda itu berdehem untuk mengurangi rasa groginya."Ayo Jak, aku sudah siap," ucap Ayuna."Oh, baik Neng. Kita pergi sekarang," ucap Jaka yang langsung menyalakan mesin motor roda dua miliknya."Pelan-pelan saja, jangan ngebut ya Jak," ucap Ayuna yang sebenarnya hanya ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan pemuda tersebut."Iya Neng, baiklah," jawab Jaka.Sepanjang perjalanan menuju lokasi perkebunan, Ayuna terus tersenyum. Gadis itu tidak menyangka jika hal sekecil ini bisa membuatnya bahagia.Namun tiba-tiba Jaka menghentikan laju motornya, saat merasa

    Last Updated : 2024-03-09
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 43 . Caper (Cari perhatian)

    Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul tiga sore, saat ini Ayuna dan Jaka sudah berada ditempat dimana tadi pagi mereka memarkirkan motor miliknya, rencananya mereka akan kembali ke perkebunan. Karena tugas keduanya mengawasi pengambilan buah sudah selesai. Sebenarnya Ayuna dan Jaka hanya mengontrol saja, karena Pak Budi sendiri memang sudah menyiapkan satu orang pengawas, yang memang bertujuan untuk memantau langsung pekerjaan para karyawan, sementara Ayuna dan Jaka hanya melihat-lihat saja."Jaka, apa Kita langsung kembali ke perkebunan?" tanya Ayuna. Saat ini keduanya sudah berada di samping motor milik Jaka."Tentu, memangnya mau ke mana lagi Neng, ini sudah sore, dan saya pikir Pak Budi juga butuh laporan yang ada pada kita saat ini, iya kan?"'Rasanya tidak rela jika pulang gitu saja, bagai mana ya caranya agar bisa lebih lama bersama Jaka?' batin Ayuna, sambil berpikir."Neng, ayo naik!" ajak Jaka. Pemuda itu menoleh kebelakang, saat melihat Ayuna masih belum naik ke atas moto

    Last Updated : 2024-03-13
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 44 . Merasa terganggu

    "Ayuna kamu di sini juga?" tiba-tiba saja Ciko datang ke meja Ayuna dan Jaka, membuat keduanya langsung menoleh ke arah sumber suara. Setelah itu ayuna kembali menikmati bakso yang ada di depannya.Ayuna mendengus, sejujurnya gadis itu sangat merasa terganggu dengan kehadiran keduanya, ingin sekali menyuruh mereka pergi, namun tidak mungkin juga ia lakukan, apa lagi mengingat ada Jaka bersamanya. "Kalian sudah selesai makannya? Kalau mau pulang duluan saja, saya dan Jaka masih ingin menikmati bakso sambil nyantai," ucap Ayuna tanpa melihat lawan bicaranya. Gadis itu terlihat masih asik menikmati bakso beranak yang super duper nikmat tersebut. Sedangkan Jaka hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya untuk sekedar menyapa Ciko, dan wanita yang ada dibelakang pemuda tersebut, yang tidak lain adalah Silvi."Boleh kami gabung bersama kalian Ay?" tanya Ciko tanpa tahu malu, membuat Ayuna langsung menghentikan makannya, lalu menoleh ke arah pemuda tersebut."Bukannya kalian sudah selesai

    Last Updated : 2024-03-15
  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 45 . Perasaan kesal

    Ayuna melangkahkan kakinya menuju lantai dua, dimana kantor sang ayah berada, sesampainya di sana gadis itu langsung mendudukkan bokongnya di atas sofa empuk yang memang disediakan untuk tamu. Juragan Wildan yang saat itu masih berkutat dengan beberapa kertas ditangannya langsung melirik ke arah sang putri yang terlihat memanyunkan wajahnya. "Ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Juragan Wildan, lelaki tua itu menurunkan kaca mata bacanya sedikit, sambil menatap Ayuna dengan alis bertautan.Gadis itu semakin memberengut, lalu melirik malas ke arah sang ayah. Membuat Juragan Wildan semakin penasaran dibuatnya."Ada apa sih Sayang? Coba kamu bicara sama Ayah!" Juragan Wildan merapikan semua kertas yang tadi sempat ia pegang, lalu melangkah menuju sofa, di mana saat ini Ayuna berada."Ciko, dia itu benar-bebar menyebalkan sekali Yah," adu Ayuna."Ciko? Memangnya kenapa dengan pemuda itu?" Juragan Wildan bertanya dengan alis bertautan."Dia maksa aku buat pulang bersamanya, padahal

    Last Updated : 2024-03-19

Latest chapter

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 100 .

    Indah masih melamun memikirkan perasaan Jaka terhadapnya sekarang, apakah perasaan pemuda itu telah berubah terhadapnya? Atau yang lebih menyakitkan apakah mungkin sekarang pemuda yang sangat dicintainya tersebut sudah tidak perduli lagi dengannya, dan sudah jatuh cinta kepada istrinya? "Bang, apa kamu sudah tidak perduli lagi denganku?" Jaka menghela nafas panjang, lalu menatap wanita di depannya yang menunduk dengan wajah sedih karna perkataan Jaka barusan. "Justru karena aku perduli padamu Neng, sebaiknya kamu turuti saja permintaan Bapakmu, dan cobalah, walaupun kamu belum mencintai Ciko, tetapi cinta itu bisa tumbuh dengan seiring berjalannya waktu," "Bang! Kenapa Bang Jaka berubah? Kenapa kamu tega memintaku untuk menerima lelaki lain di hidupku? Aku tidak mau Bang, aku cinta kamu, dan aku maunya hanya sama kamu Bang Jaka," pekik Indah dengan suara lantang, membuat dada seseorang bergemuruh karena ucapan tersebut. "Mengapa kau berteriak kepada suamiku?" Deg Indah k

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 99 . Perasaan yang memudar

    Jaka masih membeku, merasa bingung tidak tahu harus menjawab apa, sedangkan Ayuna yang melihat keterdiaman suaminya, kembali memeluk Jaka. Namun kali ini Jaka pasrah, tidak mungkin dirinya kembali menolak, bisa-bisa Ayuna akan semakin bertingkah dan kembali mengomel padanya. "Uh, nyaman sekali memeluk suami," gumam Ayuna sambil mencari kenyamanan dari tubuh sang suami. Ayuna mendongak untuk melihat Jaka, lelaki itu sedikit gelisah, dan merasa kurang nyaman dengan pelukan sang istri, namun Jaka tidak bisa melakukan apapun, matanya mencoba fokus menatap layar televisi yang ada di depannya. "Kenapa sih Mas, kok sepertinya gelisah banget?" Jaka menunduk, untuk melihat Ayuna yang ternyata juga sedang menatap kearahnya. Deg Tatapan keduanya bertemu, jarak wajah mereka hanya satu jengkal, bahkan hembusan nafas dari keduanya dapat mereka rasakan, Ayuna tersenyum manis, lalu tanpa aba-aba gadis itu langsung menempelkan bibirnya di atas bibir Jaka. Glek Jaka menelan ludah saat mer

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 98 . Janji Jaka

    Ayuna masih menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Jaka, Ayuna berharap jika suaminya itu akan mengatakan tidak. Namun jika pemuda itu memang ingin berpisah darinya, mungkin gadis itu akan mempertimbangkan permintaan suaminya tersebut. 'Ya Tuhan, begini kah rasanya mencintai tanpa dicintai? Padahal belum ada satu bulan kami menikah, namun rasanya hati ini sudah tidak kuat. Kenapa sangat sulit bagiku untuk mendapatkan cinta suamiku Tuhan? Apa karena aku tidak pantas untuknya? Atau karena aku telah menyakiti hati Indah, makanya Engkau menghukum ku dengan cara ini? Agar aku juga merasakan sakit hati, seperti apa yang Indah rasakan karena aku telah merebut Jaka darinya? Jika memang dengan cara ini Engkau mau mengampuniku, aku ikhlas Tuhan. Aku rela sakit hati, asalkan Engkau mau bermurah hati untuk membuat suamiku mencintaiku,' batin Ayuna penuh permohonan kepada yang Maha Kuasa. Jaka sendiri masih membeku, bingung. Itulah yang Jaka rasakan saat ini, dalam hati pemuda itu merutuki

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 97 . Saya bersedia melepasmu

    Saat ini Ayuna dan Ciko sudah berada di depan rumah Indah, namun tidak begitu dekat dengan rumah tersebut, karena Ayuna tidak ingin dicurigai sebagai penguntit oleh para tetangga, saat ini keduanya berada di bawah pohon mangga yang cukup rindang, di pinggir jalan, keduanya duduk di atas motor masing-masing sambil memperhatikan rumah yang ada di depan mereka. "Bukankah itu motor milik Ayahmu? Jadi aku tidak berbohong kan, saat mengatakan jika suamimu sekarang ada di dalam rumah mantannya," ucap Ciko sambil menyeringai. Ayuna tidak menjawab, gadis itu hanya diam sambil terus memperhatikan rumah tersebut. Di dalam hatinya, Ayuna sangat penasaran dengan apa yang Jaka lakukan di dalam rumah mantan kekasihnya itu. Sedangkan di dalam rumah, terlihat Pak Wongso menatap Jaka dengan tajam, pemuda itu baru saja menyampaikan maksud dan kedatangannya ke rumah itu, seperti permintaan Indah. Yang meminta dirinya untuk bicara pada orang tua Indah, agar mereka mau membatalkan perjodohan tersebut

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 96 . Menagih janji

    Saat ini Jaka sedang di sibukkan oleh pekerjaannya, memantau setiap pekerjaan karyawan perkebunan. Di sisi lain terlihat ada beberapa orang pemuda yang sedang bergosip sambil menatap kearah Jaka. "Enak ya jadi Jaka, sekarang kerjaannya sudah terjamin, tinggal suruh sana, suruh sini," "Kau benar, sudah gitu dapat istri cantik pula, anak tunggal, warisannya banyak pula," sambung yang lain. "Huus, kalian jangan bergosip terus, nanti kedengaran Juragan Wildan bisa kena marah, kalian jangan iri, itu namanya nasib Jaka yang mujur, jadi jangan sirik," sambung Wawan sahabat Jaka. "Hem, iya deh yang punya sahabat," "Sudah-sudah sebaiknya kita kerja lagi," sambung yang lain. Di saat Jaka sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba ponsel miliknya berdering, membuat Jaka langsung mengangkat panggilan tersebut, yang ternyata berasal dari Indah, mantan kekasihnya.Meskipun malas, Jaka tetap mengangkat panggilan dari wanita itu. "Iya Indah, ada apa?" "Aku ada di depan Bang, Abang bisa ke s

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 95 . Mencoba membuka hati

    Saat ini sepasang suami istri tersebut ada di sebuah gazebo, yang berada di belakang rumah orang tua Jaka. Di samping gazebo tersebut ada beberapa tanaman sayur dan juga beberapa pohon buah-buahan, seperti pepaya, jambu air, dan juga mangga. Ayuna tidak menyangka jika di belakang rumah mertuanya ada kebun, yang membuat matanya terasa di manjakan. Terlihat sejuk karena rindangnya pohon mangga yang ada di samping gazebo tersebut. "Maaf karena saya tidak memberitahumu tentang kondisi Bapak," jelas Jaka setelah dia beberapa saat. "Tidak masalah, toh aku tidak terlalu penting untuk mengetahuinya, benarkan?" Jaka yang tadinya menatap lurus ke depan, langsung menoleh pada sosok wanita cantik di sampingnya. "Kenapa berkata seperti itu?" "Lalu harus bagai mana? Toh kenyataannya memang seperti itu kan? Sekarang aku tanya sama kamu Mas, apa kamu ada memikirkan aku saat kamu memeluk wanita itu?" Jaka membeku, sejujurnya Jaka memang tidak memikirkan perasaan Ayuna saat memeluk Indah, s

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 94 . Pelukan sang mantan

    Ayuna membeku kala matanya melihat pemandangan yang tidak seharusnya dilihatnya. Tangannya terkepal kuat, apa lagi saat wanita dalam pelukan suaminya tersebut tersenyum menyeringai kearahnya. Ya, saat ini Ayuna tengah menatap suaminya yang sedang memeluk wanita lain, yang tidak lain adalah Indah. Entah apa alasan dari pelukan tersebut yang pasti Ayuna yang melihatnya semakin bertambah kecewa. "Nak Kenapa kamu hanya berdiri di depan pintu? Kenapa tidak masuk?" tanya Juragan Wildan yang tiba-tiba mengagetkan Ayuna. "Assalamu'alaikum ..." Ayuna mengucapkan salam dengan suara keras, berharap dua orang yang tidak tahu malu di depannya segera melepaskan diri, sebelum ayahnya melihat perbuatan memalukan suaminya. Dan benar saja, Jaka yang kaget replek melepaskan pelukan Indah, saat mendengar suara yang di kenalnya, sedangkan Indah hanya mendengus kesal karena gangguan Ayuna. "Hei Nak, kenapa mengucapkan salamnya seperti itu? Nanti menggangu Pak Agus yang sedang sakit," tegur Juragan

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 93 . Istri yang tak dianggap

    "Kamu menganggapku istri mu, dan saat lelaki lain menyentuhku kamu marah? Lucu sekali, dengar ya suamiku tercinta, Ahmad itu memelukku hanya karena ingin berpamitan, dia akan kembali ke kota asalnya, itu tadi hanya pelukan perpisahan saja," jawab Ayuna dengan santai. Sedangkan Jaka semakin berangkat melihat sikap santai istrinya itu. 'Apa dia bilang? Benar-benar tidak bisa di percaya, bisa-bisanya dia membiarkan tubuhnya di peluk oleh lelaki yang baru di kenalnya, aku saja sebagai suaminya belum pernah berinisiatif untuk memeluknya duluan, lelaki itu malah dengan kurang ajarnya memeluk istriku di depanku,' batin Jaka merasa darahnya mendidih. Entah mengapa Jaka merasakan perasaan demikian. 'Dia kenapa? Kenapa jadi melamun begitu? Apa rencanaku dan Ahmad telah gagal membuatnya cemburu?' batin Ayuna. Sebenarnya pelukan tadi adalah bagian dari rencana Ayuna dan Ahmad, gadis itu terpaksa meminta bantuan Ahmad untuk membuat suaminya itu cemburu. Ayuna beralasan kepada Ahmad jika saat i

  • Gairah Terpendam Anak Juragan Kampung   Bab 92 . Amarah Jaka

    Perlahan Ayuna menuangkan minyak tersebut diatas telapak tangannya, setelah itu gadis tersebut langsung mengoleskannya di atas perut Jaka yang terlihat menggoda di indra penglihatan gadis itu. "Em, Jaka sedikit melenguh saat Ayuna mengusap lembut perutnya, pemuda itu merasakan detak jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya, terlebih saat ini Ayuna seolah dengan sengaja meraba tubuhnya, membuat Jaka yang baru pertama kali bersentuhan seperti ini dengan wanita langsung di buat tegang. Ayuna melirik kearah Jaka yang terlihat memejamkan mata, mencoba menahan sesuatu yang mulai bergejolak dalam dirinya. Sebenarnya Ayuna juga tidak kalah tegang, ini adalah pertama kalinya bagi gadis itu menyentuh tubuh seorang pria, dan untungnya itu adalah suaminya sendiri. Ayuna tersentak kaget saat tiba-tiba saja Jaka menahan lengannya yang tanpa sengaja sudah memegang sesuatu milik sang suami. "Ja-jaka," ucap lirih Ayuna. Gadis itu menelan ludahnya saat merasakan tangannya memegang sesuatu y

DMCA.com Protection Status