"BRAAKKK!" Suara meja yang dipukul kencang membuat seisi ruangan CEO Guilermo Enterprise berjengit. "Siapa bajingan yang berani membunuh anakku?! Katakan Sergio!" bentak Fernando Alex Guilermo dengan tatapan mata yang berbahaya ke asisten pribadi mendiang puteranya.Jasad David Guilermo mengapung di muara Sungai Seine dalam kondisi mengenaskan akibat terendam air selama berhari-hari. Sebuah lubang di keningnya bekas luka tertembus peluru tajam mengindikasikan bahwa kematiannya adalah sebuah kasus pembunuhan yang disengaja.Sayang sekali kamera CCTV di lantai 10 eror malam saat pembunuhan terjadi. Namun, Sergio yakin itu adalah ulah komplotan Jordan Fremantle. Mendiang bosnya sedang berurusan dengan pria tycoon asal Los Angeles itu karena menculik Chantal Brickman. "Master Fernando, tuan muda sedang berurusan dengan Jordan Fremantle, pemilik Sky Eternity Intercontinental Tower. Mungkin Anda bisa menyelidiki pria tersebut, Sir!" jawab Sergio sesuai kenyataan yang ia yakini.Pablo, sep
"Jenasah putera tycoon minyak wilayah pesisir barat pantai Amerika Serikat yaitu David Guilermo dilepas kepergiaannya dari rumah duka keluarga mendiang di Virginia dengan diikuti oleh orang tua beserta sanak saudaranya!" Suara pembaca berita Denise Walcot terdengar di siaran prime time news yang diputar oleh sopir limousine yang menjemput Chantal. Dengan terperangah Chantal menutup mulutnya dengan telapak tangan kanannya mendengar kabar duka atas meninggal dunia mantan pacarnya itu. "Don, kapan David meninggal dunia? Dia nyaris menculikku di Paris bukan?" tanya Chantal panik kepada Donovan Bailey yang duduk di bangku samping sopir dalam limousine.Pertanyaan nyonya bosnya itu menimbulkan kegundahan dalam hati Donovan. Pasalnya, ia lah yang menembak kening David di hotel malam itu. Setelah berdehem, kepala pengawal Jordan tersebut menjawab, "Saya kurang mengerti dengan situasi tersebut, Ma'am. Mungkin Master Jordan dapat menjelaskan mengenai penculikan di Paris lalu kepada Anda di pe
'Hey Jalang Terkutuk, kuharap kelak kau akan membusuk di neraka! Suamimu yang jahat itu telah membunuh kakakku, David. Kalian bersenang-senang di atas darah mendiang kakakku yang dicurahkan dengan semena-mena oleh Jordan Fremantle. Dan ... berita baiknya, dia sekarang menjadi buruan ratusan pembunuh bayaran kiriman sayembara dari keluarga Guilermo. Satu juta dolar US tunai untuk nyawa lelaki brengsek itu. HA-HA-HA!' Pesan masuk ke alamat emailnya yang Chantal baca pagi itu ketika ia bangun tidur membelalakkan mata perempuan itu. Suaminya masih terlelap dengan wajah tak berdosa di sisinya. Lengan kokoh Jordan melingkari pinggang ramping yang mulai menebal karena efek kehamilan. Percintaan gila-gilaan sepanjang sore hingga dini hari antara Chantal dan Jordan menguras energi keduanya. Chantal terbangun lebih dahulu karena kandung kemihnya menjerit minta dikosongkan. Namun, rasa penasaran dengan spam email yang masuk ke inbox alamat surelnya membuatnya melupakan desakan ke kamar mandi.
"Nyonya Fremantle baik-baik saja, Sir. Mungkin lemas karena kelelahan saja. Apa kalian berdua sangat aktif bercinta semalam suntuk?" tanya Dokter Damian Brinkeley mengangkat sebelah alisnya kepada Jordan yang berdehem-dehem tak nyaman."Hubby, dengarkan Dokter Damian. Kau harus sedikit mengendalikan napsumu yang besar itu. Lututku sampai goyah bila berjalan setiap bangun tidur di pagi hari, badanmu seperti beruang Grizzly!" omel wanita bertubuh mungil itu kepada suaminya yang segera duduk di sebelah Chantal memeluk tubuhnya."Aku agak kesulitan bila sedang berdua saja denganmu, Darling!" Jordan memagut bibir istrinya di hadapan dokter pribadinya."Ehmm ... ehmm ... sudah saatnya saya pamit sepertinya. Tuan Fremantle, ingatlah bahwa istri Anda sedang hamil, dia akan lebih mudah lelah, oke? Permisi!" ujar Dokter Damian Brinkeley lalu membalik badannya menuju ke pintu keluar penthouse meninggalkan pasangan suami istri tersebut tanpa perlu diantar oleh Jordan.Chantal mencubit hidung manc
"Sudah hari kedua sayembara melenyapkan nyawa Jordan Fremantle dimulai. Kenapa aku belum juga melihat berita kemariannya di televisi?!" tegur Fernando Alex Guilermo kepada keponakannya, Pablo di ruangan CEO. Sepupu David itu menghela napas dalam-dalam sebelum membela dirinya di hadapan pamannya yang menyeramkan. "Maafkan aku, Uncle Nando. Sayembaranya telah diikuti ratusan pembunuh bayaran yang memang profesional dan berbahaya. Sayangnya para pengawal Jordan tak kalah tangguh, mereka rata-rata mantan perwira SEAL dan beberapa juga mantan tentara US yang pernah berdinas di daerah konflik berat seperti Baghdad dan negara Afrika. Jordan juga nampaknya sudah mengetahui tentang ancaman pembunuhan atas dirinya!" tutur Pablo dengan nada tenang agar tidak membangkitkan amarah pamannya yang sangat berkuasa itu. "Sialan sekali! Bajingan tengik itu seperti punya 9 nyawa saja seperti kucing. Bagaimana kalau kau umumkan hadiah sayembara dilipatkan menjadi 5 juta dolar US? Mungkin ada beberapa pem
Pintu lift yang terbuka di lantai 80 jelang tengah malam yang sunyi itu memulai sebuah ketegangan mendadak."DOR DOR DOR DOR!" Hujan peluru tajam membombardir sepuluh orang pengawal pribadi Jordan Fremantle di depan dinding penthouse tycoon Los Angeles tersebut.Sekelompok pria dengan masker penutup kepala yang hanya menyisakan lubang di kedua mata mereka dengan pakaian ala kru dapur serba putih menyangklong senapan Uzi laras panjang di bahu mereka. "Clear, Komandan!" seru salah satu pria bertopeng itu ketika semua pengawal pribadi itu bergelimpangan bersimbah darah di lantai lorong penthouse.Di dalam penthouse, Jordan dan Chantal yang tadinya terlelap pasca bercinta pun terbangun dalam kondisi panik. "Darling, berpakaianlah di walk in closet, tutup dan kunci pintunya dari dalam!" perintah Jordan tegas kepada istrinya yang bergegas melakukan hal yang dikatakannya.Sementara Jordan mengenakan mantel kamar berbahan sutera hitam. Pria itu memeriksa di laptopnya rekaman kamera CCTV loron
Fajar usai pertempuran senjata api di depan penthouse milik Jordan di lantai 80 terasa begitu mengharukan. Kenyataan bahwa Tuhan masih mengizinkan suaminya hidup dan bernapas di pelukannya membuat dirinya menaikkan doa syukur dalam hatinya pagi itu.Wajah dengan garis tulang tegas nan elok itu masih memejamkan matanya. Chantal membiarkan saja suaminya bangun lebih siang hari ini. Semalam hingga dini hari Jordan telah mengalami situasi yang menguras stamina dan juga melelahkan mentalnya. Entah berapa banyak pengawal pria itu yang terluka dalam baku tembak semalam.Suara menyerupai putaran baling-baling helikopter yang terdengar sangat dekat membangunkan Jordan. Instingnya akan bahaya berteriak dengan keras. "Chant, kita harus segera keluar dari penthouse!" serunya tanpa berpikir dua kali lalu menyeret cepat tangan Chantal bergegas keluar meninggalkan penthousenya.Tentu saja Chantal tak mengerti apa yang terjadi saat ini, mengapa Jordan begitu panik? Pria itu menyeret tangannya dan ber
"Luke, kenapa personil kita berbeda dari biasanya?" tanya Alfred Johnson kapten pemadam kebakaran saat naik lift bersama personil timnya menuju ke lantai 80 di mana sumber api kebakaran berada.Luke, wakil koordinator tim pemadam kebakaran pun melihat wajah-wajah di balik topi dan seragam pemadam kebakaran. Dia sontak mengerutkan keningnya karena kaptennya benar. "Kalian siapa? Kenapa sepertinya aku tak pernah bertemu dengan kalian di markas?" tegur pria bertubuh jangkung kurus tersebut."Bantuan dari kantor pemadam kebakaran lainnya karena yang terbakar gedung penting di Los Angeles. Kenalkan aku, Jared!" jawab salah seorang dari penyusup itu bernada ramah sembari mengulurkan tangan kepada Luke Weston."Baiklah, semoga api dapat dipadamkan dengan cepat!" sahut Luke dengan santai tanpa curiga.Alfred sedikit merasa curiga, tetapi karena pria-pria asing itu bertingkah normal maka ia pun tak mempermasalahkan hal tersebut. Namun, ketika mereka sampai di lantai 70, seragam salah satu pria