Fajar usai pertempuran senjata api di depan penthouse milik Jordan di lantai 80 terasa begitu mengharukan. Kenyataan bahwa Tuhan masih mengizinkan suaminya hidup dan bernapas di pelukannya membuat dirinya menaikkan doa syukur dalam hatinya pagi itu.Wajah dengan garis tulang tegas nan elok itu masih memejamkan matanya. Chantal membiarkan saja suaminya bangun lebih siang hari ini. Semalam hingga dini hari Jordan telah mengalami situasi yang menguras stamina dan juga melelahkan mentalnya. Entah berapa banyak pengawal pria itu yang terluka dalam baku tembak semalam.Suara menyerupai putaran baling-baling helikopter yang terdengar sangat dekat membangunkan Jordan. Instingnya akan bahaya berteriak dengan keras. "Chant, kita harus segera keluar dari penthouse!" serunya tanpa berpikir dua kali lalu menyeret cepat tangan Chantal bergegas keluar meninggalkan penthousenya.Tentu saja Chantal tak mengerti apa yang terjadi saat ini, mengapa Jordan begitu panik? Pria itu menyeret tangannya dan ber
"Luke, kenapa personil kita berbeda dari biasanya?" tanya Alfred Johnson kapten pemadam kebakaran saat naik lift bersama personil timnya menuju ke lantai 80 di mana sumber api kebakaran berada.Luke, wakil koordinator tim pemadam kebakaran pun melihat wajah-wajah di balik topi dan seragam pemadam kebakaran. Dia sontak mengerutkan keningnya karena kaptennya benar. "Kalian siapa? Kenapa sepertinya aku tak pernah bertemu dengan kalian di markas?" tegur pria bertubuh jangkung kurus tersebut."Bantuan dari kantor pemadam kebakaran lainnya karena yang terbakar gedung penting di Los Angeles. Kenalkan aku, Jared!" jawab salah seorang dari penyusup itu bernada ramah sembari mengulurkan tangan kepada Luke Weston."Baiklah, semoga api dapat dipadamkan dengan cepat!" sahut Luke dengan santai tanpa curiga.Alfred sedikit merasa curiga, tetapi karena pria-pria asing itu bertingkah normal maka ia pun tak mempermasalahkan hal tersebut. Namun, ketika mereka sampai di lantai 70, seragam salah satu pria
Nevada memiliki iklim kering karena dua pertiga landscapenya yang bergurun luas terbentang dari California hingga Utah yang bernama Gurun Mojave. Mobil SUV Ford hitam yang dikendarai oleh Lawrence Brickman sedang melalui jalan raya yang melewati gurun luas tersebut menuju ke pusat kehidupan another Sincity di Amerika Serikat.Sama seperti Las Vegas, negara bagian Nevada bagian tengah Amerika Serikat ini memiliki kasino-kasino besar dengan kehidupan malam yang meriah. Selain itu ada daerah di mana prostitusi dilegalkan di sekitar 21 brothels. Namun, di luar itu transaksi prostitusi dapat dicekal oleh pihak berwajib.Chantal membuka kaca jendela mobil dan menyandarkan dagunya di lengannya sembari tersenyum mengingat pernikahan kilatnya bersama Jordan. Saat ini mobil yang dikemudikan oleh papanya melewati bangunan chapel-chapel indah yang melayani pernikahan kilat. Siap melayani upacara pernikahan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa syarat yang berbelit-belit. Nevada memang sangat li
Putaran mesin judi yang mengacak sepasang dadu menjadi pusat perhatian pria tua berpenampilan perlente itu. Akhirnya mesin terhenti dan ia pun bersorak, "YESS! JACKPOT!" Chantal memutar bola matanya di samping papanya. "Berhentilah di saat kau beruntung, Papa! Kali berikutnya dadu itu akan meleset, uangmu akan jadi milik pengusaha kasino ini pada akhirnya," tegur wanita cantik bergaun panjang halterneck putih nan anggun."Ayolah, Darling. Hidup ini memang selalu berisi peluang menang dan kalah bukan?" kelit Lawrence Brickman yang masih ingin mengadu peruntungannya di meja kasino.Namun, Chantal sudah bosan dan ia pun bangkit dari kursi di seberang petugas kasino. Tanpa menghiraukan papanya, ia melangkah menuju ke meja bar lalu memesan ke bartender, "Tequila Sunrise, please!"Bartender berambut hitam sebahu dengan mata biru itu tersenyum ramah kepada Chantal. Dia menyiapkan minuman pesanan kliennya dengan hiasan potongan jeruk segar, cherry, dan hiasan payung mini warna hijau yang men
"Master Jordan, mohon kenakan jaket berkerudung milik saya ini saja untuk kamuflase. Kita naik mobil dari lantai underground!" saran Donovan seraya menyerahkan jaket warna abu-abu ke tangan Jordan.Tanpa membantah pria itu menerima jaket milik kepala pengawalnya lalu mengenakannya di lift yang turun ke lantai di mana mobil yang mengantar mereka sudah menunggu. Sesampainya di lantai underground, Jordan dikawal ketat oleh enam pengawal pribadinya keluar dari lift lalu segera naik ke sebuah mobil SUV Lexus warna hitam. "Jalankan mobilnya cepat, Sopir!" titah Jordan yang segera diiyakan oleh pengemudi mobil operasional SEI Tower. Donovan sengaja mengatur semuanya di luar kebiasaan agar kepergian big bossnya sama sekali tidak terdeteksi oleh para pembunuh bayaran yang mengintai mereka di sekeliling bangunan gedung pencakar langit berlantai 80 tersebut. Mereka berkendara menuju ke bandara.Dalam perjalanan private jet menuju ke negara bagian Nevada yang terletak di sebelah timur Californi
"EHMM ...," deheman kencang itu mau tak mau membangunkan Lawrence Brickman yang terlelap di atas ranjang ditemani dua perempuan cantik yang sedari semalam menempel kepadanya di kasino.Lampu kamar hotel yang menyilaukan itu membuatnya memicingkan mata. Dia pun memaki dengan suara parau, "Hey, siapa yang menghidupkan lampunya?! Dasar kurang ajar—""Hello, Papa Mertua! Menantu kesayanganmu ini ingin berbicara beberapa hal penting," ujar Jordan dengan suara berat maskulinnya yang berwibawa. Dia memberi kode agar kedua perempuan bayaran anak buah Orlando Sherringham keluar dari kamar itu dan berjalan mendekat ke tempat tidur."Ohh shit! Apa tak ada waktu lain yang lebih bagus untuk kita bertemu dan bicara baik-baik, Jordan?" erang Lawrence seraya bangkit dari ranjang mengenakan jubah tidur dari hotel.Sang menantu hanya tertawa renyah sembari bersedekap. Jordan pun menjawab, "Kau terlalu gesit bila aku memberimu sedikit saja celah untuk kabur, Lawrence! Hmm ... jangan coba-coba bawa istri
"Suiitt ... suiit ..."Chantal keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bikini two piece warna kuning lemon disambut oleh siulan nakal suaminya. Sebenarnya Jordan pun sudah mengenakan celana khusus untuk berenang warna hitam karena mereka sepakat menghabiskan siang ini bersantai dengan berenang dan berjemur setelahnya di tepi kolam.Tatapan mata predator itu tak mampu lepas dari tubuh molek nan sexy istrinya. Sekalipun Chantal hamil 2 bulan lebih, tetap saja lekuk-lekuk tubuhnya tak kalah dari gadis remaja yang sedang mekar-mekarnya. Dan Jordan begitu kesulitan melepaskan diri dari pesonanya.Pria itu bergegas menghampiri Chantal, lengannya meraih pinggang berlekuk S wanita tersebut hingga tubuh mereka berdua saling menempel. "Ohh ... Darling, apa kau tahu betapa sulitnya aku menahan diri untuk tidak bereaksi ketika melihatmu seperti ini? Sepertinya kau sengaja menyiksaku ya!" protes Jordan sambil menggesek-gesekkan kejantanannya yang menegang maksimal ke perut Chantal.Sementara Ch
"BYUURRR!" Jordan segera mendorong Chantal masuk ke dalam air kolam renang lalu menyelam menuju ke dasar sekitar 2 meter dari permukaan. "DORRR DORRR DORRR!"Beberapa peluru masih ditembakkan masuk ke dalam air. Namun, untungnya meleset semuanya karena bias bayangan di dalam air yang membuat penembak itu kesulitan membidik sasarannya.Pembunuh bayaran itu juga menembaki para pengawal Jordan yang berusaha mendekati untuk meringkusnya. Sementara situasi di daerah kolam renang sangat kacau oleh jeritan panik para wanita yang berlarian mencari perlindungan. Namun, dengan kompak dan gesit dua belas pengawal Jordan melumpuhkan pria berkepala botak dengan jenggot hitam tebal itu ke lantai.Pengawal Jordan mengamankan pria yang mencoba membunuh bos mereka dengan menembak tangan kanan yang menggenggam pistol Colt otomatis. Kemudian Donovan menduduki punggung pria tersebut sambil berkata ke rekannya, "Kita tunggu hingga polisi tiba, minta tali untuk mengikat begundal ini ke pegawai resort, Jo