Beranda / Romansa / Gairah Pengawal Nona Muda / Chapter 5 : Leonard Goldstein

Share

Chapter 5 : Leonard Goldstein

Penulis: R L
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 10:04:51

Pria misterius itu pun bangkit dari kursi kebesarannya. Dia berjalan mendekat pada kedua pasangan yang datang tiba-tiba dan kini merapatkan punggung di pintu ruang kerjanya.

Leo tersenyum bersandar sambil melipat tangan di depan dada, saat Claire menarik-narik lengan kemejanya berusaha mengajak keluar dari ruangan.

“Leo, Leo, berbuatlah sesuatu … kumohon …,” bisik Claire dengan suara gemetar.

“Sedang apa kalian di sini?” tanya pria itu, lalu menatap wajah Claire penuh curiga. “Dan … dia?”

Pria berusia 60an itu kini berdiri di hadapan mereka, dia adalah Robert Goldstein, seorang ketua organisasi intelijen terbesar rahasia bernama GSI (The Golden Shield Intelligence). Robert yang berperawakan tinggi hampir setara dengan Leo, masih terlihat gagah meski seluruh rambutnya sudah tampak sebagian memutih. Paras tampannya yang berdarah Jerman–Amerika, mempertegas karakter wajahnya yang sekilas tampak dingin.

Leo menatap Robert penuh arti saat keduanya sempat saling berpapasan mata. Dia pun melepas lipatan tangannya lalu meredupkan senyum, kemudian merangkul pundak Claire dan memeluknya agar terkesan melindungi.

Robert mengamati pergerakan itu pun mulai paham, dia langsung mengikuti drama yang tengah dimainkan.

“Jangan takut. Kau bersamaku.” Leo menundukkan kepala dan mengecup rambut di atas kepala Claire.

“Bagaimana kau bisa keluar dari tempat penyekapan. Apakah gadis ini yang akan menggantikan posisimu sebagai sandera kami?” Robert yang mulai mengikuti permainan, benar-benar nyata menampilkan wajah dinginnya.

“Biarkan gadis ini pergi. Aku akan tetap di sini,” sahut Leo.

“Kau yakin?” tanyanya datar.

“Ti-tidak! Oh, tolong, Tuan. Kami akan membayar berapa pun asal kau melepaskan kami.” Claire memotong dengan panik.

“Penawaran itu tidak cukup bagus bagiku. Aku tidak butuh uangmu. Tidakkah kau lihat semua yang kumiliki?” ucap Robert dengan sombong. “Hm … aku memiliki tawaran menarik. Bagaimana kalau kau kunikahkan dengan putra pertamaku?”

Leo mengangkat sebelah aslinya, “Apa?” gumamnya. “Dia bercanda,” ucap Leo dalam hati. Dia merasa aneh dengan perkataan Robert, karena anak pertama yang dimaksud adalah kakak kandungnya sendiri, Ivand.

“Aku tidak mau! A-aku sudah menikah, Tuan.” Claire menggeleng cepat.

“Menikah?” Mata Robert mendelik. Sedetik kemudian menggeser tatapannya, pada Leo yang langsung menunduk dan mengalihkan pandangan. Robert pun membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke kursinya. “Baik, duduklah. Ada yang ingin kau jelaskan?”

Leo dan Claire mengikuti arahan Robert, keduanya kini duduk masing-masing di kursi berhadapan dengan meja kerja Robert. Namun, baru saja Leo hendak membuka mulut untuk menjelaskan, Claire tanpa basa-basi langsung mendahului.

“Aku Claire dan dia adalah suamiku, Leo. Tuan, maaf jika kami melakukan kesalahan sampai Anda menangkap kami. Ka-kami … pengantin baru, tolong biarkan kami pergi,”

ucap Claire mantap meski didera kecanggungan.

“Claire, tenanglah ….” Tangan kiri Leo bergeser dan meraih tangan Claire, menggenggamnya kuat agar gadis itu berhenti bicara.

Robert tersenyum miring. “Huh, teruskan, Nona … Claire. Pengantin baru katamu?” Dia memiringkan sedikit kepalanya, hanya terus mengulang jawaban dari Claire kemudian sejurus menatap Leo.

Leo mengangguk pelan dan menurunkan pandangannya. “Benar. Kami baru menikah.”

Robert menatap penuh selidik, lalu menghela napas. “Baiklah, Leonard. Sepertinya kau keter—.”

“Oh! Maaf, bukan Leonard. Dia Leo … Leo Oliver, Tuan.” Lagi-lagi Claire memotong ucapan Robert.

“Oliver??” Robert mengerutkan dahi, merasa ada yang semakin tidak beres. “Ada apa ini?!” Dia sontak meninggikan suara, menegakkan posisi duduknya dan melihat ke arah Leo seakan meminta penjelasan.

“Ya Tuhan, Claire ….” Leo menghentakkan kepala pada sandaran kursi lalu memijat-mijat keningnya sendiri. “Sebaiknya kita bicara berdua saja, Tuan.”

“Tidak. Gadis ini terlibat. Aku ingin tahu semuanya.” Robert menggenggam kedua tangannya sendiri, sembari sedikit mengepal-ngepalkannya. “Perkenalkan, aku Robert. Robert Goldstein. Apa kau pernah dengar?”

“Hum … tidak, Tuan. Tapi kami senang bertemu denganmu.” Claire tersenyum basa-basi. “Apa kami sudah boleh pergi?” lanjutnya.

Identitas keluarga Goldstein sangat dirahasiakan pemerintah, hanya segelintir orang-orang penting di jajaran eksekutif yang mengetahui. Namun Claire, yang sekilas memahami, Robert hanya dianggap sosok penguasa, jika dilihat dari cara berpakaian dan gaya bicaranya.

“Kalian tidak akan pergi ke mana-mana. Kau dengar itu?” jawab Robert raut wajah serius.

“Tapi … kami sudah berencana bulan madu di tempat lain, Tuan.”

Leo sontak mengangkat kedua alisnya lalu menoleh pada Claire. “Bulan madu?” bisiknya.

Mata gadis itu membulat agar Leo tidak ikut campur rencananya. “Diamlah!”

“Ha-ha, kau dari keluarga apa, Menantuku?” tanya Robert tersenyum dingin.

“Menantu?” Wajah Claire tampak kebingungan. “Bu-bukan ….”

“Pria yang kau nikahi adalah seorang Goldstein, Dan dia bukan seorang Oliver,” sambar Robert. Lalu mengangkat telunjuknya sedikit dan mengarahkannya pada Leo. “Jelaskan padanya. Leonard.”

Bibir Claire menganga perlahan-lahan saat menyadari kebenaran itu, dia pun menoleh pada Leo. “Jadi kau ….”

Sudut mata Leo memperhatikan bibir gadis itu dan berbisik, “Katupkan bibirmu. Jangan sampai kau kucium nanti.”

“Apa dia teman kantormu?” ucap Robert mengabaikan tingkah pasangan di hadapannya.

“Bukan. Dia peng—.”

Leo membuang napas dan segera mencegah Claire melanjutkan ucapan.

“Ayah! Sebaiknya kita bicara berdua saja. Kumohon,” sambut Leo dengan nada serius.

Kedua alis Robert terangkat. Dia mengangkat bahunya setuju untuk menyudahi segala omong kosong itu. “Antarkan istrimu ke kamar. Dan segeralah kembali ke sini.” Robert menatap keduanya dengan tatapan dingin. “Senang bertemu denganmu, Claire.”

Diliputi sisa-sisa kecanggungan, keduanya beranjak dari ruangan itu. Selama berjalan menuju kamar, Leo terdiam. Berpikir keras bagaimana menjelaskan pada sang ayah. Demi berniat menakut-nakuti, kini malah bumerang mengenainya saat Claire terlalu banyak melontarkan segala informasi di depan Robert. Leo selama ini tidak pernah ingin mengakui keberadaannya pada sang ayah sejak setahun ke belakang. 

Saat tiba di dalam kamar, Leo menggiring sang istri untuk kembali naik ke atas tempat tidur. Dia pun duduk di sisi tempat tidur menghadap ke arah Claire.

“Ya Tuhan, Claire,” gumam Leo seraya menundukkan kepala menahan kesal.

“Kalian ini keturunan vampire, ya. Ayahmu dingin dan menyeramkan. Pantas saja kau sendiri aneh,” celetuk Claire. “Candaan apa ini, Leo? Kenapa kau begitu kaya?!” tanya Claire polos.

“Claire, dengarkan aku. Lain kali tolong hentikan kecerobohanmu. Kau harusnya berhati-hati. jangan beri informasi pada siapa pun tentang kita berdua tanpa seizinku. Mengerti?” Leo mengusap pelan puncak kepala Claire.

“Apa aku sedang mimpi. Leo? Cubit aku.”

Leo menggeleng pelan dan memajukan tubuhnya mengecup pipi sang gadis bermata biru itu. Wangi parfum khas vanilla yang dipakai Claire begitu merasuk ke indera penciumannya. Namun, Leo pun hanya tersenyum kaku melihat sikap Claire yang berusaha menghapus jejak kecupannya.

“Baiklah, ayahku mungkin sudah menunggu lama.”

“Leo … apa kau bisa jelaskan, kenapa kau memilih menjadi pengawalku?”

“Tidak saat ini.” Leo pun beranjak dari sisi tempat tidur. “Sekarang beristirahatlah, aku akan minta pelayan mengantar sarapan untukmu di tempat tidur. Pakaianmu sudah mereka rapikan jika kau ingin mandi. Aku pun sudah membelikanmu pakaian baru. Kabari aku jika ingin hal lain, ok?” ucapnya sambil berjalan.

“Aku ingin … kau. Jangan berlama-lama, Leo.”

Langkah Leo pun terhenti. “Kau yang mengatakan tidak menyukaiku. Kenapa menunggu?” Leo tersenyum tipis lalu berjalan kembali keluar kamar.

Sahutan itu sedikit membuat Claire tercekat, malu, dan sadar. Selama ini dia selalu bergantung pada Leo. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nona_happy
detik-detik bab akan dikunci, kadang bikin kesel sendiri. huft.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 6 : Gagal dalam misi

    Setelah dua jam akhirnya Leo pun kembali ke kamar. Berjalan masuk dengan menyelipkan tangan di saku celana. Sorot matanya kosong seakan dipenuhi pikiran. Dia lalu menghela napas dan menoleh pada Claire yang menangis terisak dengan menjatuhkan kening di layar ponsel. “Hei, kau kenapa?” Leo berjalan pelan menghampiri.Leo tidak mendapat jawaban apa pun. Disibaknya helai rambut Claire yang menutupi layar ponsel, lalu diraihnya ponsel itu perlahan dari tangan lemah sang gadis.Ibu jari Leo mengusap sisa tetesan air mata yang membasahi layar. Ingin segera mencari tahu penyebab Claire menangis. Matanya kini terfokus pada unggahan video singkat skandal antara dirinya dan gadis itu. Sejak tersebar kemarin pagi, sejumlah komentar negatif menyerang dari ribuan penonton, lebih parahnya unggahan itu turut dibagikan ulang.Rahang Leo mengeras, hatinya diliputi rasa dendam melihat situasi saat ini. Namun, saat dia tengah berusaha menahan diri, tiba-tiba Claire malah menghambur memeluk erat tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 7 : Nona manja

    Leo menghentikan langkah dan menoleh, melihat Claire berjalan pelan sambil berpegangan pada pagar anak tangga.“Maaf, aku lupa,” katanya sambil kembali naik mendekati Claire yang sempat menolak bantuannya. Leo lalu berjongkok di hadapannya. “Naiklah. Ayo, naik ke punggungku.”Claire mengerutkan kening, keheranan. “Apa lagi ini?”“Naiklah. Kita akan berkeliling.”“Tidak, tidak. Meski aku tidak tinggi, tapi aku ini berat, Leo.”Leo tersenyum lembut. “Bagiku kau seperti kapas. Ayo, cepatlah. Atau kupaksa mengangkatmu dari depan hingga kau tidak nyaman?” ancamnya setengah bercanda.“Ba-baiklah …! Jangan mengancam. Dasar kau ini!” Claire tersipu.Leo pun menggendong Claire menuruni tangga. Mereka berjalan melewati beberapa bagian di area taman yang luas itu. Di dekat maze, terdapat kolam renang berukuran besar, lapangan tenis, taman bunga dengan gazebo cantik terbuat dari besi tempa berwarna hitam, dan kolam air mancur dengan patung malaikat wanita berwarna hitam di tengahnya.Lelah mengi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 8 : Makan Malam di Sarang Singa

    Ruang makan besar itu memancarkan kemewahan dan kekuatan. Kristal-kristal lampu gantung yang memancarkan cahaya lembut menghiasi langit-langit yang tinggi. Meja makan panjang berlapis marmer dengan ukiran rumit tampak megah di tengah ruangan, dikelilingi kursi-kursi berlapis beludru. Lukisan-lukisan klasik menghiasi dinding, menambah nuansa aristokratis yang mencerminkan kekayaan dan kekuasaan keluarga Goldstein.Leo dan Claire sedang bersiap-siap untuk memasuki ruang makan besar tersebut. Claire mengenakan gaun malam hitam yang elegan, sementara Leo dalam setelan jas hitam yang sempurna, tampak berbeda dari penampilannya yang biasa dalam penyamaran sebagai pengawal Claire."Claire, kau siap?" tanya Leo dengan nada tenang dan tegas, memandang ke arah Claire yang sedikit gugup.Claire mengangguk, meskipun terlihat jelas bahwa dia merasa tidak nyaman dengan situasi ini. "Ya, aku siap. Tapi, apakah kita benar-benar harus melakukan ini?"Leo menuntun Claire ke arah pintu ruang makan, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-13
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 9 : Di balik Bayangan Rahasia

    Setelah makan malam yang mewah bersama Trevor McCollin dan putranya, Damian. Suasana di rumah keluarga Goldstein terasa sedikit lebih santai. Trevor dan Robert tengah terlibat dalam pembicaraan privat di ruang kerja. Pembicaraan mereka penuh dengan strategi dan rencana untuk mengatasi masalah pertambangan yang sedang dihadapi Trevor di Afrika. Namun, di ruang utama, fokus utama Leo adalah Damian, yang sengaja akan dipancing segala informasi agar membuka diri tentang kehidupannya. Keduanya duduk di sofa kulit yang nyaman, menikmati segelas wine merah yang disajikan oleh pelayan. Percakapan mereka mengalir dari topik bisnis hingga ke urusan pribadi, menciptakan suasana yang lebih akrab."Jadi, Leo," kata Damian, menyandarkan dirinya dengan santai. "Sangat kebetulan, aku pun ingin menyampaikan kabar ini padamu. Ini waktu yang tepat.”“Oh, sesuatu yang menarik? Katakan.” Leo menyungging senyum sambil menggoyangkan gelas wine-nya pelan. “Aku akan bertunangan dalam waktu dekat. Aku berenc

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 10 : Dendam dan Cemburu

    "Ya," jawab Leo, menghela napas. "Aku tidak tahu apa rencana mereka, tapi kita harus waspada."Sebelum Claire bisa menanggapi, mereka mendengar suara langkah kaki mendekat. Robert, ayah Leo, memasuki ruangan. Tatapan curiganya jatuh pada Claire yang masih mengenakan gaun indahnya. "Kenapa Claire masih di sini, Leo? Dengan gaun sebagus itu, dia seharusnya di luar menikmati acara."Claire tampak gugup, bingung harus menjawab apa. Leo cepat-cepat menjawab, "Kami hanya ingin berbicara sebentar, Ayah."Robert mengamati Leo dan Claire dengan cermat, mencurigai ada sesuatu yang disembunyikan. "Benarkah? Terlalu banyak kebetulan. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?"Leo menunduk, merasa beban berat di pundaknya. Robert sudah mengetahui berita yang tersebar di media sosial tentang skandal Leo dan Claire. Bukan hanya marah karena Leo telah menyamar sebagai pengawal, tetapi juga karena Robert sebenarnya memiliki rencana besar untuk membalas dendam pada keluarga Foster dengan menyingkirkan Clair

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-18
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 11 : Kebersamaan di Kamar

    Claire tampak malu-malu, perlahan memejamkan matanya dan menarik napas dalam-dalam. Wajahnya mendongak, menunggu Leo memberikan ciuman. Leo mendekatkan wajahnya perlahan, menatap gemas gadis di hadapannya. Sesaat sebelum bibir mereka bertemu, Leo berhenti."Selamat malam, Claire," ucap Leo dengan suara serak khas bangun tidur, kemudian mengikatkan kembali tali kimono yang digunakan Claire.Jantung Claire berdegup kencang. Napasnya yang sempat tak beraturan kini dilepaskan dengan kasar. Dia menelan ludah sambil menoleh ke arah Leo yang berjalan tak acuh ke arah kamar mandi. Apa yang dipikirkannya tidak terjadi. Kenapa Leo menjadi begitu dingin? Apakah Leo tidak siap mendekatinya lagi? Dengan langkah tak bersemangat, Claire menjatuhkan dirinya di ranjang besar kamar itu sambil memeluk selimut tebalnya, menunggu Leo yang selesai membersihkan diri. Beberapa lama kemudian, Leo keluar dengan handuk melilit di pinggangnya, menggosok-gosok kepalanya yang basah. Dilihatnya Claire masih belu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-19
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 12 : Kebangkitan keluarga Goldstein

    Siang itu, Leo menerima panggilan mendadak yang mengharuskannya kembali ke kota untuk rapat penting. Informasi yang disampaikan begitu mendesak sehingga membuat Leo harus meyakinkan Claire bahwa dia tak akan lama pergi. Meski demikian, keraguan menghantuinya. Meninggalkan Claire sendirian di mansion bukanlah keputusan yang mudah. Sebelum keberangkatannya sore itu, Leo memberikan pesan tegas kepada Robert."Claire akan baik-baik saja, Leo. Aku berjanji," kata Robert, meyakinkan anaknya."Pastikan kau menepati janji itu, Ayah," balas Leo. "Aku tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi padanya."“Perasaanmu membuatku khawatir, Nak. Apa ini artinya kau tidak mempercayai ayahmu sendiri?”“Bukan begitu, Ayah. Tolong pikirkan kembali, aku berharap bisa mengubur masa lalu itu.”Robert tersenyum dingin. “Seandainya kau, putraku, tahu penderitaan di dalam penjara. Kau tidak akan berbicara semudah itu.” Dia membalikkan tubuh dan berjalan meninggalkan Leo. “Pergilah.”Leo dengan kebimbangan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 13 : Teka-teki sang kakak ipar

    Claire duduk di sebuah Sun Lounger menikmati kesendirian di malam yang sepi. Saat seorang pria bertubuh tegap menghampiri dan membuatnya seketika merasa lebih tenang. Dia mengira pria yang mendekat itu adalah Leo, hanya saja cara berjalan yang kaku dan misterius membuatnya ragu. Semakin dekat, Claire baru menyadari bahwa pria itu adalah Ivand, sang kakak ipar yang selalu terlihat dingin dan penuh teka-teki.Kegugupan menjalar di seluruh tubuhnya, saat Ivand tiba-tiba duduk di kursi sebelahnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi tatapan Ivand yang dingin membuatnya merasa tidak nyaman. Membuatnya sigap menegakkan duduknya, padahal sedari tadi dia sedikit merebah di atas kursi yang berbentuk panjang itu."Apa yang kau lakukan di sini, Claire?" tanya Ivand dengan suara datar.Claire merasakan tenggorokannya mengering, tetapi dia berusaha menjaga suaranya tetap stabil. "Oh, hanya ingin menikmati malam," jawabnya sambil meremas tepi gaunnya di samping kursi. Jari-jarinya yang gem

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-30

Bab terbaru

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 20 : Menanti Kedamaian

    Ketegangan terus bergulir hari demi hari, Claire tetap merasakan aura yang sama setiap kali berada di tengah-tengah keluarga Goldstein. Dia mulai tidak yakin keberadaan Alexandra akan membawanya pada kedamaian di dalam mansion itu. Entah sampai kapan dirinya bertahan sebagai menantu dan adik ipar yang tidak pernah diharapkan.Alexandra mengantar Claire ke dalam kamar, berusaha menenangkan sang adik ipar yang kembali terlihat ketakutan. Gemetar tubuh gadis itu bisa dirasakan olehnya, saat merangkul dan mengajak kembali ke dalam kamar. Ditambah sikap sinis Robert mengetahui Claire tidak menghabiskan makan malamnya, hal yang melanggar aturan keluarga Goldstein sejak dulu. Kamar Claire tampak nyaman dengan perabotan mewah, tetapi atmosfernya terasa suram, mencerminkan suasana hati penghuninya. Claire masih tampak gelisah, tetapi Alexandra berusaha menenangkan dengan senyuman hangat dan sikap lembut."Claire, maafkan sikap ayah dan adikku. Kami memiliki aturan yang kuat di dalam keluarga

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 19 : Pertemuan Alexandra dan Ivand

    “I-iya. Siapa kau?” ucap Claire sembari meremas dan memeluk selimut tebalnya. Tatapan Alexandra semakin aneh, bingung, kenapa gadis ini melihatnya seperti hantu. Namun, menyadari ini semua hasil tekanan dari Robert dan Ivand, seketika dia pun mengubah ekpresinya. Langsung mengembangkan senyum dan menatap Claire dengan iba. “Perkenalkan. Alexandra, anak tertua Goldstein.” Dengan gaya bicara tegas, tapi ramah. Alexandra mengulurkan jabat tangan. Claire masih mendelik karena tengah waspada, perlahan menurunkan pandangan pada uluran tangan Alexandra. “Se-senang bertemu denganmu.” Telapak tangan Claire terasa dingin, bukan karena udara malam di dalam ruangan. Akan tetapi, sebuah ketakutan mendalam begitu terasa, hingga tubuhnya merespon berlebihan. “Ada apa, Claire? Kenapa kau makan malam di kamarmu. Sebaiknya kau bergabung dengan kami di ruang makan, ayolah,” ajaknya sambil tersenyum ramah. Wanita bertubuh tinggi itu tahu, dia tidak boleh membuat Claire semakin takut.

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 18 : Alexandra Goldstein

    Ketika Alexandra tiba di mansion, suasana tegang langsung terasa. Mobil mewah yang dikendarainya berhenti tepat di depan pintu utama, menarik perhatian semua orang di sekitar. Pintu mobil terbuka, dan Alexandra keluar dengan anggun, mengenakan pakaian desainer yang menunjukkan kesuksesannya di dunia fashion. Rambut pirangnya tergerai sempurna, dan tatapan matanya yang tajam menunjukkan bahwa dia bukan lagi gadis yang pernah meninggalkan rumah ini.Saat memasuki ruang utama, Alexandra menurunkan kacamata hitamnya dan melihat suasana mansion yang masih sama seperti dia tinggalkan dulu. “Bau yang masih sama,” ucapnya sambil menghirup dalam-dalam, lalu mengempaskan napas lega. “Kau,” panggil seorang pria paruh baya.Alexa membalikkan tubuhnya dan dilihatnya kini wajah Robert, sang ayah, menatapnya dengan heran. “Ya, aku. Terkejut?”Robert Goldstein, dengan pandangan tajamnya, menyambut kedatangan putrinya yang sudah lama pergi. "Alexandra, apa yang membawamu kembali?" tanyanya dengan su

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 17 : Tekanan Dalam Mansion

    Di saat yang sama, Claire di mansion keluarga Goldstein merasakan kesepian dan ketidakpastian yang semakin dalam. Meskipun dia tahu apa yang Leo hadapi, dia berharap sang suami akan segera kembali dan membawanya keluar dari mimpi buruk.Claire merasa semakin tertekan. Di samping itu, Ivand terus membuatnya merasa tidak nyaman dengan pandangan sinis dan sikapnya yang misterius. Gadis itu tidak tahu apa-apa tentang dendam keluarga Goldstein, hanya merasakan ketegangan yang menyelimuti rumah besar itu.Sedangkan Robert, kini telah melarang Leo mengakses mansion untuk sementara waktu, hingga membuat Claire merasa semakin terisolasi. Tanpa ada yang bisa diandalkan di mansion dalam waktu dekat. Gadis itu mulai berpikir untuk kabur dan mencari bantuan di luar yaitu Flint.Malam itu, di balkon kamar, Claire memandang ke arah langit dengan perasaan cemas. Dia memikirkan Leo, berharap akan kembali dengan selamat. Sang gadis menghela napas panjang, mencoba mengusir rasa cemas yang menggerogoti pi

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 16 : Kawasan Konflik

    Di sebuah ruang briefing yang tersembunyi, Leo berdiri di depan papan digital yang memproyeksikan peta kawasan konflik. Di sekelilingnya, lima anggota tim utama intelijen terbaiknya duduk dan siap untuk memberikan instruksi pada para agen lapangan."Baiklah, semua," kata Leo, membuka rapat dengan nada tegas. "Kita punya misi kritis di depan kita. Agen kita, John, telah ditawan oleh kelompok pemberontak di sektor ini," ujarnya sambil menunjuk pada titik merah di peta."Informasi terbaru yang kita dapatkan menunjukkan bahwa mereka menggunakannya sebagai alat tawar-menawar," tambah Leo. "Pemimpin pemberontak, dikenal sebagai Kael, meminta tebusan besar. Tapi kita tidak akan menyerah pada tuntutan mereka."Ethan, seorang ahli strategi, mengangkat tangan. "Bagaimana kita memastikan keselamatan John tanpa menuruti tuntutan mereka?""Kita akan menggunakan elemen kejutan dan strategi psikologis. Rencana kita adalah menyerang markas mereka secara diam-diam, menciptakan kekacauan dan ketakutan

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 15 : Pertolongan dari Paris

    Di kawasan konflik yang membahayakan, Leo berusaha tetap fokus. Malam itu pikirannya terasa dipenuhi masalah. Namun, dia tidak bisa membiarkan semua terbengkalai karena masalah pribadi. Para agen mengandalkan strateginya yang cerdas untuk menyelamatkan salah seorang anak buah Leo. Sejumlah uang tebusan telah dia siapkan untuk menebus seorang agen yang tertangkap oleh musuh. Meski pikirannya terpecah, hatinya hancur memikirkan Claire, yang mungkin tidak aman di mansion keluarga mereka. Leo merasa Ivand adalah sosok yang dingin serta ambisius, dan jika didukung oleh Robert, maka semuanya akan lebih rumit. Itu bisa saja mengancam keselamatan Claire.Leo menghela napas panjang, mencari solusi di tengah kebingungannya. Dia tahu hanya ada satu orang yang bisa dia percayai dalam situasi genting ini: Alexandra, sang kakak pertama yang kini memilih tinggal di Paris.Kini Leo dengan berat hati menghubungi Alexandra membawa sebuah harapan besar. Setelah beberapa nada sambung, Alexandra akhirnya

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 14 : Kekhawatiran Leo

    Di suatu tempat yang jauh dari rumahnya, Leo duduk di dalam ruangan kecil yang hanya diterangi oleh lampu redup. Suasana tegang menyelimuti ruangan tersebut, seiring dengan tekanan dari misi berbahaya yang diemban. Meskipun pikirannya terfokus pada tugasnya, Leo tidak bisa mengusir bayang-bayang Claire dari benaknya. Sang istri, yang kini terpisah jauh darinya, menjadi satu-satunya pikiran yang menghiburnya di tengah kegelapan dan ketegangan.Beberapa kali Leo mencoba menghubungi Claire menggunakan nomor yang tidak terlacak, takut mengungkapkan keberadaannya dengan terang-terangan. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengirim pesan agar Claire tahu itu adalah panggilan darinya.Leo : [ Claire. Bagaimana kondisimu? Tolong jawab panggilanku. ]Saat akhirnya ponselnya berbunyi dan nama Claire muncul di layar, Leo merasakan campuran antara lega dan cemas dalam hatinya."Leo …." Suara Claire yang terdengar pelan dan lirih, seakan tersirat penuh rasa rindu."Claire, apa yang terjadi? Apa Ivand

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 13 : Teka-teki sang kakak ipar

    Claire duduk di sebuah Sun Lounger menikmati kesendirian di malam yang sepi. Saat seorang pria bertubuh tegap menghampiri dan membuatnya seketika merasa lebih tenang. Dia mengira pria yang mendekat itu adalah Leo, hanya saja cara berjalan yang kaku dan misterius membuatnya ragu. Semakin dekat, Claire baru menyadari bahwa pria itu adalah Ivand, sang kakak ipar yang selalu terlihat dingin dan penuh teka-teki.Kegugupan menjalar di seluruh tubuhnya, saat Ivand tiba-tiba duduk di kursi sebelahnya. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi tatapan Ivand yang dingin membuatnya merasa tidak nyaman. Membuatnya sigap menegakkan duduknya, padahal sedari tadi dia sedikit merebah di atas kursi yang berbentuk panjang itu."Apa yang kau lakukan di sini, Claire?" tanya Ivand dengan suara datar.Claire merasakan tenggorokannya mengering, tetapi dia berusaha menjaga suaranya tetap stabil. "Oh, hanya ingin menikmati malam," jawabnya sambil meremas tepi gaunnya di samping kursi. Jari-jarinya yang gem

  • Gairah Pengawal Nona Muda   Chapter 12 : Kebangkitan keluarga Goldstein

    Siang itu, Leo menerima panggilan mendadak yang mengharuskannya kembali ke kota untuk rapat penting. Informasi yang disampaikan begitu mendesak sehingga membuat Leo harus meyakinkan Claire bahwa dia tak akan lama pergi. Meski demikian, keraguan menghantuinya. Meninggalkan Claire sendirian di mansion bukanlah keputusan yang mudah. Sebelum keberangkatannya sore itu, Leo memberikan pesan tegas kepada Robert."Claire akan baik-baik saja, Leo. Aku berjanji," kata Robert, meyakinkan anaknya."Pastikan kau menepati janji itu, Ayah," balas Leo. "Aku tidak ingin ada sesuatu yang buruk terjadi padanya."“Perasaanmu membuatku khawatir, Nak. Apa ini artinya kau tidak mempercayai ayahmu sendiri?”“Bukan begitu, Ayah. Tolong pikirkan kembali, aku berharap bisa mengubur masa lalu itu.”Robert tersenyum dingin. “Seandainya kau, putraku, tahu penderitaan di dalam penjara. Kau tidak akan berbicara semudah itu.” Dia membalikkan tubuh dan berjalan meninggalkan Leo. “Pergilah.”Leo dengan kebimbangan men

DMCA.com Protection Status