Share

Bab 55

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-01-22 21:03:06

“Ah, tidak ada. Lupakan saja,” jawab William.

Emily terdiam. Namun, dia makin penasaran dan bertanya-tanya, sebenarnya apa yang telah dia lupakan?

Pada akhirnya, Emily tetap memilih diam.

Dia tidak tahu kenapa dia terus kebingungan, merasa ada sesuatu yang membuatnya tidak lengkap.

****

William keluar dari mobil dengan tenang, kakinya menyentuh lantai dengan langkah yang penuh keyakinan meski tongkat penuntunnya tetap berada di genggaman.

Seperti biasa, Robert sigap membuka pintu dan membantu memastikan William keluar dengan lancar.

“Silahkan, Tuan. Berhati-hati lah.”

Di belakang William, Emily melangkah turun dari mobil dengan elegan, gaun panjangnya yang anggun memantulkan cahaya dari lampu taman.

Setelah itu, Emily segera memeluk lengan William, menempatkan dirinya dengan penuh percaya diri di sisi suaminya.

Tanpa banyak ekspresi, William membiarkan kehangatan sentuhan Emily mengiringi langkah mereka menuju pintu utama.

Robert mengikuti dari belakang den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 56

    William tersenyum samar, lalu berkata dengan suara rendah tapi tajam, “Ayah, hadiah ini adalah benda yang aku pikir paling pas untuk diberikan. Tidak semua hal terlihat seperti yang tampak di permukaan. Kadang, yang kita lihat hanyalah ilusi, sedangkan kebenaran tersembunyi di baliknya.” Pernyataan itu membuat suasana semakin tegang. Tuan Sebastian tidak bisa menyembunyikan kemarahannya, tetapi ia menahan diri untuk tidak membuat keributan di depan para tamu. Sebastian pun berbisik, “Jangan bermain kata-kata, William. Dengar kan aku baik-baik, kau tidak pantas melakukan hal semacam ini!” Sejak tadi, Kelly benar-benar menahan diri. Kemarahan yang ia miliki saat ini akan dia simpan. Namun, janjinya besar untuk membalas dendam itu. Emily, yang mulai memahami situasinya, menyadari bahwa hadiah ini adalah benda yang digunakan William untuk mencemooh Ayahnya. “Tukang selingkuh! Hehehe... mirip aku yang dulu.” batin Emily. Malam itu, patung tersebut menjadi topik utama di a

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 57

    Robert menatap Hendrick dengan tatapan tajam. Namun, Hendrick sendiri tidak merasa terancam sama sekali. Ia pikir, memang apa yang bisa dilakukan seorang asisten sekretaris seperti Robert? Walaupun memiliki kemampuan yang hebat sehingga berhasil membuat William yang buta itu memimpin perusahaan, tetap saja Robert adalah pria tanpa wewenang. “Tuan Hendrick, anda benar-benar membuat kesabaran Tuan William habis,” ucap Robert, ada ancaman di balik kalimatnya itu. Hendrick tersenyum smirk. “Hah! Wajahnya yang sialan itu saja terlihat takut tadi. Kalau dia marah, dia pasti akan mengoceh di hadapan ku!” Robert setia dengan ekspresi wajahnya yang dingin. “Dan itu adalah masalahnya,” tegas Robert, “kalau saja Tuan William lebih banyak bicara tadi, maka artinya dia masih menahan diri. Tapi, diamnya Tuan William sudah menjelaskan segalanya.” Hendrick tersenyum dengan maksud meremehkan. “Lantas mau apa kau, hem?” R

    Last Updated : 2025-01-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 58

    Pertanyaan kepala pelayan itu membuat Emily terdiam. Cincin itu, beberapa bulan lalu Emily sendirilah yang membuangnya lewat jendela. Alasannya adalah karena dengan William yang tidak mengirimkan uang dengan jumlah yang sama seperti yang dia inginkan. “Nyonya, Tolong kontrol emosi anda. Dokter Elizabeth hanya menemukannya, lalu mengenakan karena dia menyukainya. Jika Anda memang ingin mengambilnya kembali, setidaknya Anda bisa menggunakan cara yang sedikit lebih baik, kan?” ucap kepala pelayan. Emily hanya bisa menggigit bibir bawahnya, mengepalkan tangan. Bagaimanapun, sejak awal ini memang kesalahannya. Andai saja waktu itu dia bisa berpikir panjang, mungkin hal semacam ini tidak akan pernah terjadi. Satu cincin ada di jari William, pria itu tidak pernah melepaskan cincin pernikahannya, dan satu lagi ada di jari Elizabeth. Mau mengatakan ini cuma cincin, tapi hatinya sakit dan tidak bisa menerimanya.

    Last Updated : 2025-01-23
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 59

    “Tidak. Tidak mungkin Ayah dan juga Ibuku seperti itu, mereka kan sahabat baiknya orang tua William,” gumam Emily, coba meyakinkan dirinya sendiri. Namun, tetap saja dia tidak bisa merasa tenang. Hatinya mulai yakin masih ada sesuatu yang disembunyikan oleh kedua orang tuanya. “Aku harus bisa mencari tahu. Aku harus mengerti situasi yang membingungkan ini, siapa tahu ada hubungannya dengan masa kecil yang tidak aku ingat secara nyata ini.” Setelah trus berpikir sambil menebak-nebak, Emily merasa perutnya lapar dan ada rasa haus. Emily melangkah keluar dari kamarnya dengan raut wajah cemberut. Ponselnya hampir mati, dan charger yang ia butuhkan entah di mana. Setelah menggeledah seluruh kamar dan laci-laci, ia memutuskan untuk mencari pelayan yang biasanya membereskan kamarnya. Ia berjalan menuju teras belakang rumah, tempat para pelayan sering berkumpul

    Last Updated : 2025-01-24
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 60

    “A–aku... sebenarnya, aku lupa arah ke toilet,” ucap Emily, lalu mencoba untuk tersenyum kikuk. Pelayan pun tersenyum, tidak terlihat curiga untungnya. “Kalau begitu, anda bisa ambil arah ke kiri,” ucap pelayan rumah. “Ah, baiklah.”****Emily kembali ke rumah, membawa perasaan puas. Setelah berhasil meletakkan alat penyadap suara yang akan langsung terkoneksi dengan ponselnya, Emily yakin pasti akan membuahkan hasil. Sampai malam itu, tidak ada suara yang mencurigakan. Namun, menjelang tengah malam terdengar obrolan Kelly dan Hendrick yang sepertinya baru pulang kantor. Emily mendengar dengan seksama pembicaraan itu menggunakan headset, merekamnya sebagai bukti nantinya. “Bagaimana? Apa yang Emily katakan tadi, Bu?” tanya Hendrick. “Tidak ada yang spesifik. Wanita itu benar-benar keras kepala, menyebalkan juga. Membujuknya dengan lemb

    Last Updated : 2025-01-24
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 61

    Emily bangkit dari tempat tidur sambil menahan nyeri di pinggangnya. Seperti biasanya, setiap kali William melakukan hubungan intim dengannya kakinya bahkan sampai gemetaran. “Ck! Orang buta ini benar-benar tidak punya perasaan,” gumam Emily. Hanya bisa menuju ke kamar mandi dengan langkahnya yang kesulitan, pasrah dengan perlakuan William yang bagikan binatang buas. Melihat itu, William pun hanya bisa menahan senyumnya agat tidak timbul. Mengguyur tubuhnya dengan air hangat menggunakan shower, Emily berharap itu dapat membuat tubuhnya rileks. Namun, tiba-tiba saja dia mulai berpikir tidak jelas. “Kalau William bisa segila ini dalam melakukan hubungan badan, kenapa Hendrick selalu menolaknya dulu?” Emily menyipitkan matanya. “Bahkan, setiap kali aku coba menggodanya yang ada dia memintaku untuk menunggu sampai menikah. Hendrick itu sangat menghargai ku, atau dia tida

    Last Updated : 2025-01-25
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 62

    Emily kembali menatap layar ponselnya dengan perasaan tak karuan. Tubuhnya membeku, dan napasnya tersengal saat video yang terhubung dengan Azura mulai menunjukkan sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya. “Ya ampun... ngeri sekali, ya??” gumam Emily. Pria itu kembali mendekat dan memeluk Hendrick dengan akrab, bahkan mengecup bibirnya berkali-kali dengan santai, seolah itu adalah hal yang biasa mereka lakukan. Hendrick, bukannya menolak, malah membalas ciuman itu dengan penuh kelembutan, membuat Emily makin tercekat di tempatnya. Mereka saling menatap dengan tatapan yang begitu dalam, dan Hendrick dengan lembut mengusap wajah pria itu sambil tersenyum. Adegan itu, yang seharusnya menjadi momen manis bagi mereka, malah membuat Emily dan Azura tambah merinding hingga ke tulang. “Ini… tidak mungkin mereka sampai sejauh itu, kan?,” gumam lagi Emily dengan suara parau. Ia mencoba mencari alasan

    Last Updated : 2025-01-25
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 63

    Emily duduk di depan laptopnya dengan wajah serius, hanya diterangi cahaya layar yang memantulkan bayangannya di dinding kamar. Tangannya sibuk mengetik sesuatu di akun anonim dengan hati-hati. Seperti sebelumnya, akun itu dilengkapi dengan perlindungan ekstra agar identitasnya tetap tersembunyi.Ditambah lagi diam-diam William juga selalu melindungi aktivitas Emily di media sosial. Dia mengambil napas panjang, menatap video pendek di layar, rekaman Hendrick dengan pacar laki-lakinya siap untuk diekspos. Emily merasa gugup, namun entah mengapa dia juga merasa puas. Dengan sekali ‘klik’, video itu pun diunggah ke platform media sosial, disertai keterangan singkat tanpa menyebutkan nama tokohnya. “Mereka benar-benar pasangan panas tahun ini! Bisakah kalian berikan selamat juga?” Beberapa menit pertama berlalu dengan tenang dan hening. Emily menatap layar, jantungnya berdegup kencang.

    Last Updated : 2025-01-26

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 282

    Di sebuah ruangan VVIP yang tenang, Zero sudah menunggu. Ia duduk santai, mengenakan hoodie oversized, topi yang menutupi sebagian wajahnya, serta kacamata hitam besar. Saat Elle membuka pintu dan masuk, dia sempat ragu sejenak sebelum akhirnya melangkah ke dalam dan duduk di kursi di hadapan Zero. “Hai,” sapa Elle singkat, nada suaranya datar. “Anda pasti sudah menunggu dari tadi, ya? Padahal aku sudah berusaha secepat mungkin.” “Apa yang ingin anda bicarakan, Tuan Zero?” Zero mengangguk kecil, lalu menyilangkan tangannya di atas meja. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara yang tenang. “Aku ingin menawarkan sebuah proyek kerja sama dengan mu,” katanya. Elle mengerutkan kening. “Proyek kerja sama? Proyek kerja sama apa yang anda maksud, Tuan Zero?” Zero mengangguk lagi, lalu mengeluarkan sebuah map tipis dari dalam tas selempangnya dan meletakkannya di atas meja. “Aku

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 281

    Keesokan harinya, di gedung MJW Corporation, suasana di lantai kantor Elle terasa berbeda. Biasanya, Elle selalu terlihat tegas dan teratur. Tapi hari ini, dia tampak sering melamun, pandangannya kosong menatap layar laptop yang dari tadi tidak disentuhnya sama sekali. Rose mengetuk pintu ruangannya pelan sebelum masuk. Dia membawa beberapa dokumen penting yang harus ditandatangani. “Nona Elle,” sapa Rose dengan nada hati-hati, “Ini beberapa dokumen yang harus Anda cek dan tanda tangani hari ini.” Elle mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun. Tangannya mengambil dokumen itu, tapi gerakannya terasa begitu lambat. Rose memperhatikan dengan ekspresi prihatin. “Apakah Anda baik-baik saja, Nona Elle?” tanya Rose pada akhirnya. Elle pun tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum kecil, berusaha untuk terlihat bia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 280

    Sudah dua minggu berlalu. Elle kini benar-benar seperti kehilangan harapan. Kabar tentang Lavine sama sekali tidak ada, seolah pria itu lenyap begitu saja dari dunia. Nomor ponsel Lavine tetap tidak bisa dihubungi, bahkan lewat jalur lain pun tidak membuahkan hasil apapun. Rose sempat mencoba menghibur Elle, mengatakan mungkin Lavine pergi untuk alasan pribadi. Tapi di hati kecilnya, Elle tahu ini lebih dari sekadar ‘pergi tanpa pamit.’ Ada sesuatu yang terjadi, tapi entah apa itu. Setiap malam, Elle duduk di ruang tamu apartemennya, menatap layar ponsel yang kosong. Pesan terakhir dari Lavine tetap utuh, tidak bertambah sama sekali. Di kantor, Elle memang tetap tampil profesional. Namun mereka yang mengenalnya dengan baik, seperti Rose dan beberapa staf dekat, bisa melihat ada perubahan di mata Elle. Tatapannya sering kosong, sering kali terdiam lama tanpa ia sadari.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 279

    Elle berlari menyusuri bibir pantai, memanggil-manggil nama Lavine dengan suara parau. Pasir basah mengotori kakinya, dan ombak kecil terus menerpa kakinya yang makin gemetar. Malam semakin larut, suasana pantai yang tadinya meriah berubah sunyi dan mencekam. Rose yang mengejar dari belakang segera mengambil ponselnya. Dengan tangan yang bergerak gugup, ia menghubungi pusat keamanan setempat. “Ini darurat!” seru Rose kepada petugas yang mengangkat telepon. “Kami telah kehilangan seseorang. Kami butuh bantuan pencarian segera di sekitar area pantai!” Petugas itu segera mengonfirmasi laporan Rose dan mengerahkan beberapa anggota tim penyelamat yang memang sudah bersiaga di lokasi acara tersebut. Sementara itu, Elle terus mencari, matanya nanar menatap setiap sudut pantai. “Lavine, jawab aku...! Dimana kau sekarang...” Elle hampir menangis. Dia terus berlarian,mencari ke manapun yang bisa di jangkau.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 278

    Dengan luka di lengannya yang terus mengalirkan darah, Lavine tetap berusaha tenang. Ia tahu, jika membuat keributan, orang-orang di area barbeque bisa panik dan suasana akan menjadi kacau. Ia menekan lukanya dengan kain yang ia temukan di sekitar tempat sampah, lalu menyusuri lorong belakang penginapan menuju jalan alternatif ke kamarnya. “Badjingan itu... jangan harap kau bisa mengelak kali ini,” batin Lavine. Langkahnya cepat dan sigap meski tubuhnya terasa lemas. Beberapa kali ia berhenti untuk memastikan tidak ada lagi yang mengikutinya. Begitu sampai di kamar, ia langsung mengunci pintu dan menahan napas sejenak, berusaha memproses apa yang barusan terjadi. Sebelum melakukan yang lain, ia cepat mengambil ponselnya, menghubungi Jordi. “Jemput aku sekarang. Seseorang mencoba untuk membunuhku. Aku di pantai...” Setelah selesai menghubungi Jordi, Lavine membuka laci dan mengambil kotak P3K yang tersedia di kamar itu, l

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 277

    Lavine terbahak-bahak melihat bagaimana Elle terus-menerus mual sambil memegangi perutnya yang sakit. Cara Lavine mengendarai boat sebelumnya memang sangat ekstrem dan tidak stabil, membuat Elle kewalahan menahan rasa pusing dan mual. Elle menoleh dengan wajah kesal, lalu memukul lengan Lavine pelan. “Kau sengaja ya melakukan itu, biar aku muntah?” gerutunya. Lavine hanya tertawa makin keras sambil mengangkat tangan, pura-pura minta maaf. “Sumpah, aku cuma ingin memberikan sebuah pengalaman seru!” katanya, masih dengan nada menggoda. “Tapi, sepertinya terlalu seru untukmu, ya? Hahaha.....” Elle menghela napas panjang, lalu duduk kembali sambil menenangkan perutnya. “Pengalaman seru katamu... aku hampir mati mabuk laut,” gumamnya pelan. Lavine hanya bisa tersenyum geli, menatap Elle yang masih cemberut tapi dalam hatinya justru terlihat manis saat marah-marah seperti itu.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 276

    Elle tersenyum kecil tanpa sadar, matanya mengikuti setiap langkah Lavine yang berjalan dengan santai mendekatinya. Pria itu tampak sangat berbeda dari biasanya, setelan santainya kali ini justru membuatnya terlihat semakin menarik. Celana pendek berwarna netral, kemeja polos berlengan pendek yang sedikit tergulung di lengan, serta rambutnya yang berantakan ditiup angin, semua itu berpadu sempurna dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Elle menggelengkan kepala pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri yang makin tidak karuan belakangan ini. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan, sih? Bisa-bisanya aku memiliki perasaan aneh ini?” gumamnya di dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memalingkan pandangannya, berharap detak jantungnya bisa kembali tenang. Tapi dari sudut matanya, ia tahu, Lavine menyadari pandangan yang tertuju padanya sejak tadi. Lavine tersenyum lebar saat akhirnya bisa d

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 275

    “Kenapa kau tidak membalas pesan dariku?” Lavine menghela napas. “Takutnya kau cuma terpaksa mengajak saja, jadi aku tidak membalas pesan mu.” Elle pun berdecih sebal. “Sejak kapan kau peduli sekali dengan pendapatan ku? Bukanya kau hobi melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli pendapat orang lain?” Mendengar itu, Lavine pun terkikik sendiri. “Ya ampun... Sekarang ini kau sudah sangat memahami ku, ya? Duh... jadi tersanjung. Kau pasti banyak memperhatikan ku belakangan ini, ya?” Elle menghela napas dengan ekspresi wajahnya yang sebal. “Gila kau ini. Mau atau tidak? Ada banyak kegiatan seru yang akan dilakukan dengan para staff kantor. Aku juga sudah menyiapkan door prize, loh...” Lavine tersenyum, sejak tadi terus mengamati ekspresi wajah Elle yang seperti berharap padanya. “Baiklah...” Setelah selesai berbicara dengan Elle, Lavine masuk ke dalam mobilnya dengan gerakan malas. Jordi, yang sudah menunggu di b

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status