SIAPA PEMILIK SEBENARNYA? SURYA ATAU INDRA?
“Ishhhh! Kau benar- benar keterlaluan!” teriak Indra dengan marah.Bukannya bersimpati atau meminta maaf malah Alexandria menertawakannya dengan keras.“Kau salah paham, maksudnya tak tahu diri itu password wifi atau hotspot yang kau sambungkan dengan milikku, bukan aku mengatai dirimu! Apakah kau merasa dirimu seperti itu?” tanya Alexandria santai sambil mengusap air matanya.“Hah?” dengan terkejut Indra melongo.“Iya, cobalah! Tak tahu diri, masukkan password itu ndak usah pakai huruf besar, bisa?” tanya Alexandria.Indra mengangguk, lalu tersenyum. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, malu sekali sebenarnya.“Kau dari luar negeri hanya membawa tas itu?” tanya Alexandria membuka percakapan sambil melajukan mobilnya.“Tidak. Ada beberapa kopor yang masih tertinggal di bandara. Gampang biar orang suruhan mamaku yang akan mengurus nanti. BTW aku akan menelpon mamaku sebentar ya, tak papa kan jika aku menggunakan data internetmu?” tanya Indra sopan. Alexandria mengangguk, sepertinya dia memang lelaki yang baik. Terbukti sopan santunnya sangat bagus. Dia sebenarnya memiliki adab yang patut di sanjung karena jarang anak muda yang seperti itu walaupun bisa di katakan dia sangat mudah tersinggung.“Hallo, Mah? Mama kenapa suaranya seperti itu? Apa Mama sakit? Indra sudah sampai di Indo! Sekarang Indra sudah ada di Surabaya, kemarin pak Hasyim sudah memberi tahu Indra jika akan mengadakan rapat perusahaan bersama bukan di pabrik sepatu? Makanya Indra menyusul, bukankah suami mama si Surya itu juga akan datang? Ah! Sudahlah jangan paksa Indra, Mah! Indra sudah menyuruh Pak Hasyim mengurus koper yang masih di bandara Jakarta, jadi Mama tak usah khawatir! Bye Mah,” kata Indra mengakhiri telponnya. Sepanjang Indra sedang menelpon mamanya, diam- diam Alexandria menyimak pembicaraan mereka, tak salah lagi. Indra benar- benar keluarga Soemarno. Sekarang dia hanya perlu memastikan satu hal, apakah Surya yang di maksud adalah lelaki yang memadu cinta dengannya semalam?"Jika benar berarti Indra adalah anak bajingan itu. Tetapi tunggu dulu, mengapa dia menyebut suami dari mama- nya? Bukan Ayahku? Apakah keluarga mereka bermasalah? Sebentar, namanya Indra Soemarno tetapi nama Surya adalah Surya Handoko. Bukankah seharusnya Indra Soemarno? Ah terlalu banyak teka teki yang harus dia pecahkan," batin Alexandria.“Kau tahu tempatnya?” tanya Indra menyadarkan pemikiran Alexandria yang melalang buana.“Eh, tidak. Bisakah kau meminta seseorang dari siapapun yang sedang berada di sana untuk mengirim lokasi?” Alexandria bertanya balik.Indra mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi dengan pikiran masing- masing."Oh ya siapa namamu? Aku menyebutkan namaku tapi kau tak menyebutkan namamu," protes Indra."Alexandria," jawabnya.“Namun bule sekali. Tapi memang wajahmu seperti blesteran. Apakah kau anak blesteran?" tanya Indra penasaran. Maria tak menjawab."Sudah masuk kan Sherlock ku? Sepertinya cukup jauh dari pintu toll, apa kau tak masalah jika kau mengantarkan aku kesana?” tanya Indra lagi."Jika aku tak bersedia mengantarmu dan menurunkan kau di sini apa ada orang lain yang akan membantumu?" sindir Alexandria sambil tertawa."Kalau kau tak mau mengantarkan aku, ya dengan terpaksa aku akan memintamu bahkan memaksa untuk mengantarkan aku, kau tahu sendiri kan aku baru saja tiba di Indo, apa kau tega melihatku dengan dandanan seperti ini terlantar di pinggir jalan?" tanya Indra dengan memelas. Alexandria menggelengkan kepala dan tertawa, dengan senang hati dia akan mengantar Indra sampai ke pabrik yang di maksud. Dia akan menggunakan kesempatan ini untuk memantau keberadaan mobil Surya, apakah benar dia Surya yang di maksud. Mobil melaju perlahan membelah padatnya lalu lintas Surabaya.Tepat pukul sepuluh kurang mereka sudah sampai di pabrik, Alexandria celingukan mencari mobil Surya.“Boleh saya meminta kuotamu lagi? Aku ingin menelpon seseorang,” kata Indra.Alexandria hanya menjawab dengan anggukan,“Boleh kah aku tahu nomer Hpmu?” tanya Indra.Alexandria segera menyebutkan nomer HP yang biasa di gunakan untuk nomer umum. Bukan nomer pribadi.“Kau mencari seseorang?” Indra melihat heran ke arahnya."Oh tidak, ya sudah aku pulang dulu ya," kata Alexandria berpamitan."Terimakasih untuk semua pertolongan kamu hari ini Alexandria! See you next time ya. Aku akan menemui lagi setelah ini selesai," ujar Indra dengan tulus. Alexandria hanya mengangguk. Saat hendak keluar pintu pabrik dia melihat mobil yang tak asing untuknya, berada di parkiran depan tempat para petinggi pabrik menaruh kendaraannya."Tak salah lagi, itu benar- benar mobil Surya. Berarti Indra memiliki hubungan dengan Surya, jika di telisik dari segi umur Indra berusia tiga puluhan. Sedangkan Surya empat puluh delapan tahun, tak mungkin bukan jika Surya menikah saat SMA, apa karena MBA atau bagaimana ya? sial sekali! banyak teka teki yang harus aku pecahkan," kata Alexandria dalam hati.Mobil melaju putar balik ke Surabaya. Alexandria kembali ke komplek rumah bordil miliknya. Dia sudah berganti rupa."Selamat siang, Mami," sapa Soemarno."Atur jadwalku bertemu dengan Kupu-kupu itu jam dua sore ini," perintah Alexandria."Siap Mami," jawabnya dengan tegas."Cepat masukkan mobil di depan, kembalikan plat nomernya!" titah Alexandria ambil masuk ke dalam ruangan kerja nya di lantai dua.****"Siapa namamu?" tanya Alexandria."Na- nama saya adalah Se-Sekar, Sekar Kenanga," jawab Sekar dengan tergagap dan terbata- bata. Sekar benar- benar takut berhadapan dengan wanita di depannya ini. Entah mengapa, Alexandria memiliki aura khas yang tak bisa di jelaskan. Wibawa, kemarahan, kelembutan berpadu menjadi satu. Aura itu mampu membuat lawan bicara mati kutu di hadapannya. Wanita unik, dengan dandanan klasik jadul khas make up retro di tahun delapan puluhan."Sekar Kenanga! Nama yang cukup unik, memiliki arti duka dan kenangan. Sepertinya hidupmu penuh dengan lika-liku penderitaan ya?" tanya Alexandria sambil berjalan mendekati Sekar. Dia menatap calon Kupu-kupu di hadapannya ini dari atas sampai bawah, meneliti setiap inci bagian dari tubuhnya. Ibarat barang dagangan, Alexandria memegang bahu Sekar dan memutarnya ke kiri dan ke kanan. Alexandria menghembuskan asap rokok miliknya di hadapan Sekar sambil terus mengelilinginya. Asap rokok yang di benci Sekar, justru berbeda kali ini rasanya. Hembusan asap rokok dari cerutu milik Alexandria itu khas dan menenangkannya."Cukup menarik dari luar sekilas. Tapi aku dengar dari Eci kau sudah pernah melahirkan ya? Lelaki itu hanya memberimu uang dan tak bertanggung jawab. Benarkah itu?" selidik Alexandria."I- iya," jawab Sekar."Jika bicara denganku pandang aku. Jangan menunduk begitu, kau harus berani menatap lawan bicaramu, namun jangan menantang!" tegur Alexandria."Ba-baik," sahut Sekar. Reflek Sekar langsung mendongakkan kepalanya. Dia melihat wanita itu dari dekat. Model bajunya berwarna sangat cerah dan gonjreng sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Seperti baju gaya disko yang manis dengan corak cerah, semua itu menggambarkan kesan retro yang kuat. Busana retro memiliki kesan lebih glamor, tampil wah dengan kesan bling-bling dan warna cerah, memang berkesan ceria dan ramai. Wanita cantik ini juga memakai topi lebar model menyamping menutupi sebagian wajahnya menyiratkan kesan misterius. Di tambah make up bold, eyeliner model cat, bulu mata palsu yang lebar dan kuat dan sentuhan lipstik warna merah yang cerah dan berkesan berani, blush on pink mudah dan ulaskan tipis saja supaya tak berkesan norak."Bagus! Eci kau wajib mengajarinya. Dia sangat polos sepertimu dulu! Ajari dia sedikit binal untuk meningkatkan harga jual," perintah Alexandria."Siap Mami," jawab Eci."Buat dia ganas di ranjang tanpa menghilangkan aura polos dari desanya! Aku jamin dia sebentar lagi jadi idola di sini," gumam Alexandria meletakkan cerutunya.APA PEKERJAAN ALEXANDRIA? SIAPA PEWARIS SEBENARNYA SOEMARNO GROUP?BERSAMBUNGALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA! Alexandria langsung berjalan perlahan menuju ke arah ranjang. Ranjang putih bertabur dengan kelopak mawar merah sangat kontras sekali warnanya. Suasana ini membuat sedikit geli, karena teringat dengan cerita- cerita serta gambar yang sering di lihatnya tentang kamar pengantin baru. Terlihat Surya sudah duduk menunggu di tepi sudut ranjang. Surya merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Alexandria. Seolah tahu apa yang akan terjadi Sekar segera menghampiri Surya dan langsung duduk manja dipangkuan lelaki itu. Tak menunggu waktu lama lagi, Surya segera mematikan lampu hotel yang terang dengan remot yang berada disebelahnya, lalu menggantinya dengan lampu nakas temaram sehingga menambah kesan syahdu suasana malam itu. Mereka berdua bagaikan pengantin baru yang sedang merengguk manisnya madu.“Kau tampak cantik sekali Alexandria, butuh waktu berapa lama aku menunggumu agar bisa merasakan ini lagi,” ujar Surya sambil menurunkan sedikit kimono yang
DESAHAN DALAM PANGGILAN TELPON SUAMIKU!“Jelas. Mengapa kau menanyakan hal seperti itu saat seperti ini, Sayang?”“Lalu bagaimana nasib istrimu?”“Tenang saja, aku akan mengurusnya. Ada hal yang lebih penting dari pada itu. Kita harus segera menuntaskannya Sayang. Aku tak sabar lagi, jangan kau membuatku seperti ini. Lama-lama aku bisa gila karena mu,” ujar Surya,“Baiklah sayang, kau di bawah dan aku di atas. Kau tak perlu bekerja keras, nikmatilah,” ucap Alexandria menindih Surya.Tanpa Surya sadari, Alexandria semakin mendekatkan handphone Surya kesamping tempat pergumulan mereka. Agar suara desahan dan bunyi pergumulan mereka terdengar jelas di telpon,“Aku akan memasukkannya, Ahhhhhh!” desah Alexandria sambil mendongakkan kepala keatas menikmati rasa sakit dan nikmat yang menyatu di bagian sensitifnya.“Shitttt! Bagaimana mungkin lubangmu itu bisa sekecil ini! Ah!!!! Ahhhh... denyutannya! Shitttt! Nikmat sekali,” cerancau Surya tak terkendali.“Bagaimana? Enak bukan?”“Ahhhh....
KUPU-KUPU BARU!Surya terbangun saat sinar matahari mulai masuk menerobos lewat sela sela tirai hotel. Dia mencari HPnya, ternyata tertindih di bawah badan. Pukul tujuh lebih sepuluh pagi. Surya tak mendapati Alexandria di sampingnya, tapi dia mendengar suara shower kamar mandi menyala. Tanda Alexandria sedang menggunakan. Siapa lagi, hanya Alexandria dan dirinya yang berada di dalam kamar ini.“Kenapa di kunci?” tanya Surya mendapati pintu kamar mandi terkunci rapat.“Aku masih mandi. Tunggulah barang lima menit lagi.”“Mengapa kita tak mandi bersama, Sayang?” usul Surya.“Tarif yang kau bayar tak termasuk untuk mandi bersama," jawab Alexandria dari dalam kamar mandi.“Aku bisa membayar dua kali lipat dari tarif mu!" teriak Surya dari depan pintu kamar mandi.“Aku tak menginginkannya,” tegas Alexandria.“Ahhh kau benar- benar mempermainkan aku!” teriak Surya sambil tersenyum.Alexandria memang satu satunya wanita yang bisa membuat Surya jatuh cinta lagi dan lagi setiap pertemuan. D
LELAKI TAK TAHU DIRI!"Permisi, boleh saya duduk di depan sini? Sepertinya hanya bangku ini yang kosong," suara lelaki menegur dan mengalihkan lamunan Alexandria, dia mendongakkan kepalanya.Tampak seorang lelaki tersenyum ramah, dengan cepat Alexandria mempersilahkannya duduk. Dia lantas memasukkan Hpnya ke dalam tas, lalu memperhatikan penampilan lelaki itu. Darimana lelaki ini? Apakah dia tak salah kostum? Mengenakan setelan jas rapi saat membeli makanan di pagi hari. Baunya harum, khas wangi orang- orang kaya yang menggunakan parfum mahal."Hay Kak, mengapa menatap seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?" lelaki itu bertanya pada Alexandria yang dari tadi memandanginya dari atas sampai bawah."Oh tidak. Maaf," kata Alexandria malu.Untunglah pelayan sudah datang membawakan pesanannya, semangkok soto panas dan es jeruk. Alexandria tak lantas memakannya, dia menunggu pesanan lelaki itu datang, sambil memainkan HPnya."Kak, makanlah dulu. Sebelum menjadi dingin. Buka
SIAPA PEMILIK SEBENARNYA? SURYA ATAU INDRA?“Ishhhh! Kau benar- benar keterlaluan!” teriak Indra dengan marah.Bukannya bersimpati atau meminta maaf malah Alexandria menertawakannya dengan keras.“Kau salah paham, maksudnya tak tahu diri itu password wifi atau hotspot yang kau sambungkan dengan milikku, bukan aku mengatai dirimu! Apakah kau merasa dirimu seperti itu?” tanya Alexandria santai sambil mengusap air matanya.“Hah?” dengan terkejut Indra melongo.“Iya, cobalah! Tak tahu diri, masukkan password itu ndak usah pakai huruf besar, bisa?” tanya Alexandria.Indra mengangguk, lalu tersenyum. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, malu sekali sebenarnya.“Kau dari luar negeri hanya membawa tas itu?” tanya Alexandria membuka percakapan sambil melajukan mobilnya.“Tidak. Ada beberapa kopor yang masih tertinggal di bandara. Gampang biar orang suruhan mamaku yang akan mengurus nanti. BTW aku akan menelpon mamaku sebentar ya, tak papa kan jika aku menggunakan data internetmu?” tanya Ind
LELAKI TAK TAHU DIRI!"Permisi, boleh saya duduk di depan sini? Sepertinya hanya bangku ini yang kosong," suara lelaki menegur dan mengalihkan lamunan Alexandria, dia mendongakkan kepalanya.Tampak seorang lelaki tersenyum ramah, dengan cepat Alexandria mempersilahkannya duduk. Dia lantas memasukkan Hpnya ke dalam tas, lalu memperhatikan penampilan lelaki itu. Darimana lelaki ini? Apakah dia tak salah kostum? Mengenakan setelan jas rapi saat membeli makanan di pagi hari. Baunya harum, khas wangi orang- orang kaya yang menggunakan parfum mahal."Hay Kak, mengapa menatap seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?" lelaki itu bertanya pada Alexandria yang dari tadi memandanginya dari atas sampai bawah."Oh tidak. Maaf," kata Alexandria malu.Untunglah pelayan sudah datang membawakan pesanannya, semangkok soto panas dan es jeruk. Alexandria tak lantas memakannya, dia menunggu pesanan lelaki itu datang, sambil memainkan HPnya."Kak, makanlah dulu. Sebelum menjadi dingin. Buka
KUPU-KUPU BARU!Surya terbangun saat sinar matahari mulai masuk menerobos lewat sela sela tirai hotel. Dia mencari HPnya, ternyata tertindih di bawah badan. Pukul tujuh lebih sepuluh pagi. Surya tak mendapati Alexandria di sampingnya, tapi dia mendengar suara shower kamar mandi menyala. Tanda Alexandria sedang menggunakan. Siapa lagi, hanya Alexandria dan dirinya yang berada di dalam kamar ini.“Kenapa di kunci?” tanya Surya mendapati pintu kamar mandi terkunci rapat.“Aku masih mandi. Tunggulah barang lima menit lagi.”“Mengapa kita tak mandi bersama, Sayang?” usul Surya.“Tarif yang kau bayar tak termasuk untuk mandi bersama," jawab Alexandria dari dalam kamar mandi.“Aku bisa membayar dua kali lipat dari tarif mu!" teriak Surya dari depan pintu kamar mandi.“Aku tak menginginkannya,” tegas Alexandria.“Ahhh kau benar- benar mempermainkan aku!” teriak Surya sambil tersenyum.Alexandria memang satu satunya wanita yang bisa membuat Surya jatuh cinta lagi dan lagi setiap pertemuan. D
DESAHAN DALAM PANGGILAN TELPON SUAMIKU!“Jelas. Mengapa kau menanyakan hal seperti itu saat seperti ini, Sayang?”“Lalu bagaimana nasib istrimu?”“Tenang saja, aku akan mengurusnya. Ada hal yang lebih penting dari pada itu. Kita harus segera menuntaskannya Sayang. Aku tak sabar lagi, jangan kau membuatku seperti ini. Lama-lama aku bisa gila karena mu,” ujar Surya,“Baiklah sayang, kau di bawah dan aku di atas. Kau tak perlu bekerja keras, nikmatilah,” ucap Alexandria menindih Surya.Tanpa Surya sadari, Alexandria semakin mendekatkan handphone Surya kesamping tempat pergumulan mereka. Agar suara desahan dan bunyi pergumulan mereka terdengar jelas di telpon,“Aku akan memasukkannya, Ahhhhhh!” desah Alexandria sambil mendongakkan kepala keatas menikmati rasa sakit dan nikmat yang menyatu di bagian sensitifnya.“Shitttt! Bagaimana mungkin lubangmu itu bisa sekecil ini! Ah!!!! Ahhhh... denyutannya! Shitttt! Nikmat sekali,” cerancau Surya tak terkendali.“Bagaimana? Enak bukan?”“Ahhhh....
ALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA! Alexandria langsung berjalan perlahan menuju ke arah ranjang. Ranjang putih bertabur dengan kelopak mawar merah sangat kontras sekali warnanya. Suasana ini membuat sedikit geli, karena teringat dengan cerita- cerita serta gambar yang sering di lihatnya tentang kamar pengantin baru. Terlihat Surya sudah duduk menunggu di tepi sudut ranjang. Surya merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Alexandria. Seolah tahu apa yang akan terjadi Sekar segera menghampiri Surya dan langsung duduk manja dipangkuan lelaki itu. Tak menunggu waktu lama lagi, Surya segera mematikan lampu hotel yang terang dengan remot yang berada disebelahnya, lalu menggantinya dengan lampu nakas temaram sehingga menambah kesan syahdu suasana malam itu. Mereka berdua bagaikan pengantin baru yang sedang merengguk manisnya madu.“Kau tampak cantik sekali Alexandria, butuh waktu berapa lama aku menunggumu agar bisa merasakan ini lagi,” ujar Surya sambil menurunkan sedikit kimono yang