KUPU-KUPU BARU!
Surya terbangun saat sinar matahari mulai masuk menerobos lewat sela sela tirai hotel. Dia mencari HPnya, ternyata tertindih di bawah badan. Pukul tujuh lebih sepuluh pagi. Surya tak mendapati Alexandria di sampingnya, tapi dia mendengar suara shower kamar mandi menyala. Tanda Alexandria sedang menggunakan. Siapa lagi, hanya Alexandria dan dirinya yang berada di dalam kamar ini.“Kenapa di kunci?” tanya Surya mendapati pintu kamar mandi terkunci rapat.“Aku masih mandi. Tunggulah barang lima menit lagi.”“Mengapa kita tak mandi bersama, Sayang?” usul Surya.“Tarif yang kau bayar tak termasuk untuk mandi bersama," jawab Alexandria dari dalam kamar mandi.“Aku bisa membayar dua kali lipat dari tarif mu!" teriak Surya dari depan pintu kamar mandi.“Aku tak menginginkannya,” tegas Alexandria.“Ahhh kau benar- benar mempermainkan aku!” teriak Surya sambil tersenyum. Alexandria memang satu satunya wanita yang bisa membuat Surya jatuh cinta lagi dan lagi setiap pertemuan. Dia berbeda dengan wanita lain yang pernah menjalin hubungan diam- diam dengan dirinya, setahun sudah mereka menjalin hubungan tapi Surya tetap saja tak bisa memahami. Surya kembali keranjang, dia melihat Hpnya. Beberapa WA masuk memberitahu jadwal meeting hari ini. Tumben sekali istrinya tak mengirimkan pesan, apalagi dia tak memberikan kabar semalaman. Biasanya Rita akan rajin mengirimkan pesan untuk menanyakan tentang makanan, jam tidur, atau sekedar mengingatkan sholat. Ketika asik memainkan HPnya, Alexandria keluar dari kamar mandi.“Mandilah, kau jelek sekali,” ucap Alexandria santai. Surya tersenyum dan berjalan kearah Alexandria, dia memeluk wanita kencang dalam dekapannya.“Ihhh.., lepaskanlah! Aku sudah mandi,” kata Alexandria setengah merajuk. Surya tak melepaskan pelukannya justru dia semakin mengeratkan. Dia menggendong Alexandria dan menindihnya lagi di ranjang,“Satu kali lagi please...” kata Surya merayu Alexandria.“Sudah cukup. Mari kita sarapan bersama, aku harus segera kembali. Aku harus mengerjakan beberapa pekerjaan lain. Hidup tak hanya tentang nafsu dan ranjang!” tolak Alexandria."Tapi aku masih...""Pergilah, atau kau ingin aku menghilang lagi?" ancam Alexandria. 'Cup' Surya mengecup kening Alexandria karena dia tahu bibir adalah pantangan terbesar Alexandria. Surya bangun, dia tak ingin membuat Alexandria marah. Dia takut wanita itu tak bisa di hubunginya lagi, apalagi jika sampai dia tak bisa bertemu dan tidur bersama. Alexandria segera mengambil tas koper kecilnya. Dia mengganti baju lalu mengenakan dress vintage bunga kecil selutut. Mengenakan wedges kayu berwarna nude selaras dengan lipstik yang dia pakai. Alexandria menggunakan cream pagi untuk merawat wajahnya dan tabir surya.“Ah sudah habis. Sudah waktunya aku ke rumah Mbah Wo, mengisi ini,” batin Alexandria sambil memandangi cepuk bedaknya. Alexandria segera menyelesaikan dandannya, bertepatan dengan Surya yang keluar dari kamar mandi."Aku sudah mentransfer mu uang, karena kau benar- benar memuaskan semalam bonusnya sangat banyak. Kapan kita bisa bersama lagi, Sayang?" tanya Surya sambil berjalan santai ke arahnya."Entahlah," jawab Alexandria pendek.Dia menyeret koper kecilnya,"Aku permisi dulu," kata Alexandria sambil pergi meninggalkan Surya yang masih berdiri mematung menatap kepergiannya. Bagi Surya, Sekar memanglah wanita yang unik. Setahun mereka bersama, sedikit sekali informasi yang di ketahui nya. Sempat beberapa kali dia menyuruh anak buah untuk menyelidiki siapa wanita itu sebenarnya, nihil. Alexandria bukanlah wanita malam atau wanita panggilan. Dia tak menerima tamu lelaki selain Surya, bahkan beberapa kali Surya menjebaknya dengan iming- iming uang yang lebih besar di tambah lewat model tampan. Alih- alih tergoda justru Alexandria langsung memblokirnya.[Bagaimana keadaan di mess? Apakah aman?]Send, Alexandria mengirim pesan pada Sumarno. Body guard sekaligus orang kepercayaannya di rumah bordil. Mengingat semalam dia meninggalkan mess miliknya karena harus melayani Surya.[Semua aman, Mami. Ada calon wanita baru yang akan melamar menjadi kupu-kupu. Kapan Mami bisa menemuinya?][Bagaimana barangnya?][Lumayan, Mami. AKu sudah menyeleksinya. Kelas 2, jika di poles bisa menjadi kelas satu. Masih polos. Kapan bisa bertemu dengan Mami? Aku akan mengatur jadwalnya dulu.][Hari ini jam dua]"Sialan! Sampai kapan aku tetap bekerja di dunia hina ini," kata Alexandria sambil masuk ke dalam mobilnya.Alexandria melajukan mobilnya membelah jalanan kota Surabaya yang sudah menunjukkan kemacetan lalu lintasnya. Padahal jam di tangannya baru menunjukkan pukul delapan kurang, tapi macet dimana- mana. Dia membelokkan mobilnya di salah satu rumah makan dekat bandara Juanda, memesan semangkok soto panas dan sundukan uritan. Alexandria memilih duduk di pojokan sambil melihat beberapa pesan yang masuk di HP nya.[Aku mencintaimu, Alexandria. Semoga cukup untuk tambahan membeli mobil baru, impianmu]"Hahaha," Alexandria tertawa sendiri melihat pesan Surya."Bodoh! Apa kau kira aku semiskin itu?" gumamnya lirih melihat Surya yang begitu naif."Astaga! Banyak sekali, tak rugi rasanya aku mendesah menjijikkan begitu," batin Alexandria mendelik melihat jumlah nominal transfer uang yang di berikan Maria. Karena tak percaya, Alexandria melihat mutasi banking, dia tersenyum melihat jumlah transferan yang di berikan Surya. Tak tanggung- tanggung, Surya memberikan uang seratus dua puluh lima juta pada Alexandria, seingatnya dulu saat pertama kali berhubungan dia hanya mendapat uang lima juta dari Abimanyu. Jika di pikir-pikir rasanya tak mungkin Surya memberikan nominal hanya itu. Pertemuan kedua mereka Alexandria mendapatkan uang enam puluh juta, yang di gunakannya untuk membeli motor dan di tabung. Ketiga kalinya memberikan uang delapan puluh juta dan digunakan Alexandria untuk membeli mobil bekas ini di tambah dengan sedikit tabungannya. Sebelum Alexandria terjerumus dalam pekerjaan hina ini."Bajingan kau, Abimanyu! Hahahaha! kau menjual ku lalu mengambil upahku juga! Bangsat! awas saja, tunggu pembalasanku!" Alexandria mengumpat lirih dengan tangan mengepal setelah menyadari beberapa hal.SIAPA ABIMANYU?BERSAMBUNGLELAKI TAK TAHU DIRI!"Permisi, boleh saya duduk di depan sini? Sepertinya hanya bangku ini yang kosong," suara lelaki menegur dan mengalihkan lamunan Alexandria, dia mendongakkan kepalanya.Tampak seorang lelaki tersenyum ramah, dengan cepat Alexandria mempersilahkannya duduk. Dia lantas memasukkan Hpnya ke dalam tas, lalu memperhatikan penampilan lelaki itu. Darimana lelaki ini? Apakah dia tak salah kostum? Mengenakan setelan jas rapi saat membeli makanan di pagi hari. Baunya harum, khas wangi orang- orang kaya yang menggunakan parfum mahal."Hay Kak, mengapa menatap seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?" lelaki itu bertanya pada Alexandria yang dari tadi memandanginya dari atas sampai bawah."Oh tidak. Maaf," kata Alexandria malu.Untunglah pelayan sudah datang membawakan pesanannya, semangkok soto panas dan es jeruk. Alexandria tak lantas memakannya, dia menunggu pesanan lelaki itu datang, sambil memainkan HPnya."Kak, makanlah dulu. Sebelum menjadi dingin. Buka
SIAPA PEMILIK SEBENARNYA? SURYA ATAU INDRA?“Ishhhh! Kau benar- benar keterlaluan!” teriak Indra dengan marah.Bukannya bersimpati atau meminta maaf malah Alexandria menertawakannya dengan keras.“Kau salah paham, maksudnya tak tahu diri itu password wifi atau hotspot yang kau sambungkan dengan milikku, bukan aku mengatai dirimu! Apakah kau merasa dirimu seperti itu?” tanya Alexandria santai sambil mengusap air matanya.“Hah?” dengan terkejut Indra melongo.“Iya, cobalah! Tak tahu diri, masukkan password itu ndak usah pakai huruf besar, bisa?” tanya Alexandria.Indra mengangguk, lalu tersenyum. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, malu sekali sebenarnya.“Kau dari luar negeri hanya membawa tas itu?” tanya Alexandria membuka percakapan sambil melajukan mobilnya.“Tidak. Ada beberapa kopor yang masih tertinggal di bandara. Gampang biar orang suruhan mamaku yang akan mengurus nanti. BTW aku akan menelpon mamaku sebentar ya, tak papa kan jika aku menggunakan data internetmu?” tanya Ind
ALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA! Alexandria langsung berjalan perlahan menuju ke arah ranjang. Ranjang putih bertabur dengan kelopak mawar merah sangat kontras sekali warnanya. Suasana ini membuat sedikit geli, karena teringat dengan cerita- cerita serta gambar yang sering di lihatnya tentang kamar pengantin baru. Terlihat Surya sudah duduk menunggu di tepi sudut ranjang. Surya merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Alexandria. Seolah tahu apa yang akan terjadi Sekar segera menghampiri Surya dan langsung duduk manja dipangkuan lelaki itu. Tak menunggu waktu lama lagi, Surya segera mematikan lampu hotel yang terang dengan remot yang berada disebelahnya, lalu menggantinya dengan lampu nakas temaram sehingga menambah kesan syahdu suasana malam itu. Mereka berdua bagaikan pengantin baru yang sedang merengguk manisnya madu.“Kau tampak cantik sekali Alexandria, butuh waktu berapa lama aku menunggumu agar bisa merasakan ini lagi,” ujar Surya sambil menurunkan sedikit kimono yang
DESAHAN DALAM PANGGILAN TELPON SUAMIKU!“Jelas. Mengapa kau menanyakan hal seperti itu saat seperti ini, Sayang?”“Lalu bagaimana nasib istrimu?”“Tenang saja, aku akan mengurusnya. Ada hal yang lebih penting dari pada itu. Kita harus segera menuntaskannya Sayang. Aku tak sabar lagi, jangan kau membuatku seperti ini. Lama-lama aku bisa gila karena mu,” ujar Surya,“Baiklah sayang, kau di bawah dan aku di atas. Kau tak perlu bekerja keras, nikmatilah,” ucap Alexandria menindih Surya.Tanpa Surya sadari, Alexandria semakin mendekatkan handphone Surya kesamping tempat pergumulan mereka. Agar suara desahan dan bunyi pergumulan mereka terdengar jelas di telpon,“Aku akan memasukkannya, Ahhhhhh!” desah Alexandria sambil mendongakkan kepala keatas menikmati rasa sakit dan nikmat yang menyatu di bagian sensitifnya.“Shitttt! Bagaimana mungkin lubangmu itu bisa sekecil ini! Ah!!!! Ahhhh... denyutannya! Shitttt! Nikmat sekali,” cerancau Surya tak terkendali.“Bagaimana? Enak bukan?”“Ahhhh....
SIAPA PEMILIK SEBENARNYA? SURYA ATAU INDRA?“Ishhhh! Kau benar- benar keterlaluan!” teriak Indra dengan marah.Bukannya bersimpati atau meminta maaf malah Alexandria menertawakannya dengan keras.“Kau salah paham, maksudnya tak tahu diri itu password wifi atau hotspot yang kau sambungkan dengan milikku, bukan aku mengatai dirimu! Apakah kau merasa dirimu seperti itu?” tanya Alexandria santai sambil mengusap air matanya.“Hah?” dengan terkejut Indra melongo.“Iya, cobalah! Tak tahu diri, masukkan password itu ndak usah pakai huruf besar, bisa?” tanya Alexandria.Indra mengangguk, lalu tersenyum. Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal, malu sekali sebenarnya.“Kau dari luar negeri hanya membawa tas itu?” tanya Alexandria membuka percakapan sambil melajukan mobilnya.“Tidak. Ada beberapa kopor yang masih tertinggal di bandara. Gampang biar orang suruhan mamaku yang akan mengurus nanti. BTW aku akan menelpon mamaku sebentar ya, tak papa kan jika aku menggunakan data internetmu?” tanya Ind
LELAKI TAK TAHU DIRI!"Permisi, boleh saya duduk di depan sini? Sepertinya hanya bangku ini yang kosong," suara lelaki menegur dan mengalihkan lamunan Alexandria, dia mendongakkan kepalanya.Tampak seorang lelaki tersenyum ramah, dengan cepat Alexandria mempersilahkannya duduk. Dia lantas memasukkan Hpnya ke dalam tas, lalu memperhatikan penampilan lelaki itu. Darimana lelaki ini? Apakah dia tak salah kostum? Mengenakan setelan jas rapi saat membeli makanan di pagi hari. Baunya harum, khas wangi orang- orang kaya yang menggunakan parfum mahal."Hay Kak, mengapa menatap seperti itu? Apakah ada yang aneh dengan penampilanku?" lelaki itu bertanya pada Alexandria yang dari tadi memandanginya dari atas sampai bawah."Oh tidak. Maaf," kata Alexandria malu.Untunglah pelayan sudah datang membawakan pesanannya, semangkok soto panas dan es jeruk. Alexandria tak lantas memakannya, dia menunggu pesanan lelaki itu datang, sambil memainkan HPnya."Kak, makanlah dulu. Sebelum menjadi dingin. Buka
KUPU-KUPU BARU!Surya terbangun saat sinar matahari mulai masuk menerobos lewat sela sela tirai hotel. Dia mencari HPnya, ternyata tertindih di bawah badan. Pukul tujuh lebih sepuluh pagi. Surya tak mendapati Alexandria di sampingnya, tapi dia mendengar suara shower kamar mandi menyala. Tanda Alexandria sedang menggunakan. Siapa lagi, hanya Alexandria dan dirinya yang berada di dalam kamar ini.“Kenapa di kunci?” tanya Surya mendapati pintu kamar mandi terkunci rapat.“Aku masih mandi. Tunggulah barang lima menit lagi.”“Mengapa kita tak mandi bersama, Sayang?” usul Surya.“Tarif yang kau bayar tak termasuk untuk mandi bersama," jawab Alexandria dari dalam kamar mandi.“Aku bisa membayar dua kali lipat dari tarif mu!" teriak Surya dari depan pintu kamar mandi.“Aku tak menginginkannya,” tegas Alexandria.“Ahhh kau benar- benar mempermainkan aku!” teriak Surya sambil tersenyum.Alexandria memang satu satunya wanita yang bisa membuat Surya jatuh cinta lagi dan lagi setiap pertemuan. D
DESAHAN DALAM PANGGILAN TELPON SUAMIKU!“Jelas. Mengapa kau menanyakan hal seperti itu saat seperti ini, Sayang?”“Lalu bagaimana nasib istrimu?”“Tenang saja, aku akan mengurusnya. Ada hal yang lebih penting dari pada itu. Kita harus segera menuntaskannya Sayang. Aku tak sabar lagi, jangan kau membuatku seperti ini. Lama-lama aku bisa gila karena mu,” ujar Surya,“Baiklah sayang, kau di bawah dan aku di atas. Kau tak perlu bekerja keras, nikmatilah,” ucap Alexandria menindih Surya.Tanpa Surya sadari, Alexandria semakin mendekatkan handphone Surya kesamping tempat pergumulan mereka. Agar suara desahan dan bunyi pergumulan mereka terdengar jelas di telpon,“Aku akan memasukkannya, Ahhhhhh!” desah Alexandria sambil mendongakkan kepala keatas menikmati rasa sakit dan nikmat yang menyatu di bagian sensitifnya.“Shitttt! Bagaimana mungkin lubangmu itu bisa sekecil ini! Ah!!!! Ahhhh... denyutannya! Shitttt! Nikmat sekali,” cerancau Surya tak terkendali.“Bagaimana? Enak bukan?”“Ahhhh....
ALEXANDRIA WANITA YANG MENGGODA! Alexandria langsung berjalan perlahan menuju ke arah ranjang. Ranjang putih bertabur dengan kelopak mawar merah sangat kontras sekali warnanya. Suasana ini membuat sedikit geli, karena teringat dengan cerita- cerita serta gambar yang sering di lihatnya tentang kamar pengantin baru. Terlihat Surya sudah duduk menunggu di tepi sudut ranjang. Surya merentangkan kedua tangan menyambut kedatangan Alexandria. Seolah tahu apa yang akan terjadi Sekar segera menghampiri Surya dan langsung duduk manja dipangkuan lelaki itu. Tak menunggu waktu lama lagi, Surya segera mematikan lampu hotel yang terang dengan remot yang berada disebelahnya, lalu menggantinya dengan lampu nakas temaram sehingga menambah kesan syahdu suasana malam itu. Mereka berdua bagaikan pengantin baru yang sedang merengguk manisnya madu.“Kau tampak cantik sekali Alexandria, butuh waktu berapa lama aku menunggumu agar bisa merasakan ini lagi,” ujar Surya sambil menurunkan sedikit kimono yang