Beranda / Romansa / Gairah Paman Sahabatku / 27. Rencana kepergian Oliv

Share

27. Rencana kepergian Oliv

Penulis: Tari suhendri
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-15 14:55:24

"Jadi bagaimana? Sudah puas?"

Aku tersenyum sumringah, lalu memeluk Oliv penuh cinta, "terima kasih Oliv,"

Oliv memelukku erat, sambil mengelus punggung ku. Seharusnya saat ini dia yang butuh dikuatkan bukan aku. Jika aku hanya mengkhawatirkan hati, dia bertaruh dengan nyawanya.

"Jangan bermuram durja lagi, aku tau kau terpukul dengan kepergiannya," ujar Oliv sangat lembut, aku nyaris tidak mendengarnya.

"Maafkan aku membuat kalian khawatir,"

"Bersabarlah, aku yakin dia akan kembali jika memang ditakdirkan untuk kamu,"

"Aku akan berusaha bangkit,"

"Itu baru Alice ku!"

Aku senang, Oliv tidak banyak bertanya tentang keadaanku. Dia hanya memberikan semangat dan dukungan yang aku butuhkan.

Dia membuatku semakin yakin untuk menerima tawaran Frans. Dan untuk saat ini, aku cukup bersemangat untuk memulai hari baru. Seolah aku terbangun dari tidur panjang setelah tertusuk jarum.

***

Setelah malam indah itu, aku menjadi lebih semangat menjalani hari-hari yang lebih cerah. Orang-orang yang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sesilia Seny Ndruru
lebay amat si Alice, segitunya amat mengejar James, berasa kayak jd perempuan murahan jadinya,dari awal dia yg dikejar², setelahnya dia yg mengejar si James,gk jelas cerita mu thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Paman Sahabatku   28. Mantan calon jodohan

    Keesokan harinya. Kami berangkat ke bandara untuk mengantar kepergian Oliv dan orang tuanya ke singapura. Mereka menaiki sebuah pesawat jet pribadi dengan logo JP di ekornya. Aku menerka-nerka apa kepanjangan dari JP. Tapi pikiran itu pergi seiring pesawat jet itu lepas landas. Sinta pulang bersama Cici, sementara aku berencana akan pergi ke pusat kebugaran tempat aku mendaftar kemarin bersama Frans. "Selamat sore bos," sapa seorang pria muda dengan senyuman ramah.Frans tampak salah tingkah sambil memelototi pria itu dengan garang, "kenalkan ini Doni. Dia temanku yang bekerja disini," katanya gugupDoni memasang wajah bertanya dan bingung, terjadi perang tatapan bisu diantara mereka berdua sementara aku menunggu,"Eh, iya iya. Sudah lama kamu gak main ke sini Frans!" seru Doni senang. Dia seperti dapat melampiaskan sesuatu. "Iya nih bro, bisa kan awasi Alice kalau aku enggak dampingin dia?" tanya Frans sambil memukul bahu Doni cukup keras.Doni mengaduh tapi tetap berusaha tersen

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Gairah Paman Sahabatku   29. Maafkan ayah

    Setelah hari itu, aku tidak pernah datang lagi ke tempat kebugaran. Terlalu malu jika sampai Freya tau kalau aku pernah punya hubungan khusus dengan mantan calon suami jodohannya.Frans sempat bertanya dan aku beralasan karena tidak tahan dan badanku sakit semua. Dia tertawa terbahak-bahak mendengar alasanku yang terdengar payah. Tapi tidak memaksaku lebih lanjut. Sebaliknya, Frans malah mengembalikan uang member yang sudah aku bayar tempo hari. Aku bersikeras menolaknya karena itu bukan salah tempat kebugaran itu. Tapi Frans bilang, temannya juga bersikeras mengembalikan uangku. Frans memberitahuku cara lain agar bisa mendapat tubuh ideal meski hanya latihan dirumah. Tapi aku lebih malas lagi melakukannya.Aku memutuskan akan melanjutkan s2 ke amerika. Entah bagian mana aku bisa diterima. Mencoba mendaftar beasiswa penuh. Karena tabunganku hanya cukup untuk biaya hidup disana.Aku yakin bisa mendapatkan kerja paruh waktu jika bisa kesana. Jadi untuk memenuhi semua persyaratan. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Gairah Paman Sahabatku   30. Putri bungsu

    "Frans?" aku memanggilnya ketika sudah dekat. "Hai," Katanya tersenyum sumringah. Lalu aku melihat ketiga orang dibelakangnya, aku juga ikut sumringah. Oliv, Sinta dan Cici, mereka sedang duduk berjejalan di kursi belakang sambil nyengir.Aku masuk ke dalam mobil, duduk di sebelah Frans. Tanpa berpamitan lagi dengan orang tuaku yang berdiri di pintu. Hari itu kami berwisata ke pantai. Menghabiskan waktu bersama sebelum Oliv pergi lagi ke singapura. Dia berencana akan kembali lagi saat wisuda nanti.Aku cukup terhibur meski sepanjang hari pikiranku kemana-mana. Untungnya, mereka tidak bertanya banyak bagaimana rencanaku, apa kegiatanku selama ini, dan apa yang aku rasakan saat ini.Meski aku tau mereka sesekali memeriksa raut wajahku yang mungkin, sedih. Aku diantar pulang ke kontrakan setelah lewat jam sepuluh malam. Terlalu malas menginap di rumah Oliv. Seharian ponsel ku dalam mode hening. Dan saat memeriksanya, ada banyak panggilan tidak terjawab. Salah satunya dari ayah. Lalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Gairah Paman Sahabatku   31. Debut menjadi Model

    "Sudah ayah transfer nak, untuk tambahan biaya kuliahmu nanti," Pesan dari ayah yang baru saja ku baca.M-bankingku menunjukkan laporan uang masuk. Ini bahkan lebih banyak dari yang biasanya ayah kirim untukku. Tapi biarlah, jika aku protes, ayah malah akan sakit hati.Dia bilang akan menebus kesalahannya yang membuat hatiku hancur."Ayah melihat kau jadi berbeda. Seandainya ayah tau cintamu sedalam itu. Ayah tidak akan mengatakan apapun yang membuatnya meninggalkanmu nak," kata Ayah dengan suara bergetar saat aku mengantarnya pulang setelah acara wisuda. Entah pekerjaan apa lagi yang ayah lakoni sehingga bisa mengirim uang cukup banyak untukku. Pikiran itu membuatku menangis lagi. Berat badanku turun dua kilo dalam satu minggu terakhir. Padahal minggu lalu sudah turun hampir tiga kilo. Aku tidak tau ada apa dengan tubuhku ini.Hari ini, rencananya aku akan dibawa Frans menemui ibunya untuk sesi pemotretan. Aku belum tau untuk apa. Tapi yang jelas, ini akan menentukan karirku di mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Gairah Paman Sahabatku   32. Hidup baru

    Dua bulan setelah mendaftarkan diri, aku lolos kualifikasi penerimaan beasiswa penuh di Harvard. Luar biasa bagiku karena aku merasa otakku tidak terlalu pintar. Frans menjadi orang yang paling bahagia saat mendengar kabar baik itu. Bahkan tante Gita, sangat heboh sampai dia mengipasi wajahnya yang memerah. Aku tidak mengerti kenapa mereka berdua lebih bahagia ketimbang aku. "Kau baru saja mendapat tiket sukses sayang, selamat!" ujar tante Gita begitu heboh sampai semua orang di kantornya bertepuk tangan.Aku merasa gugup tapi mencoba percaya diri karena aku masih belajar jadi model profesional. Bahkan saat aku berdiri di kantor tante Gita karena aku sedang dalam pengawasan pelatih profesional."Maaf tante, aku harus pergi saat tante sudah repot cari pelatih untukku," kataku merasa bersalah.Dia mengacungkan jari telunjuknya tidak suka, "justru disana akan lebih mudah mencarikanmu pelatih yang lebih profesional, Alice," "Apa? Tapi apa aku bisa membagi waktuku tante?" "Jangan terb

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Gairah Paman Sahabatku   33. Boston, Massachusetts.

    "Apa ini?" tanyaku pada Frans saat membuka hadiah dari mamanya. Frans mengambil hadiah yang merupakan sebuah kunci. Aku yakin itu kunci sebuah pintu. Frans mengajakku ke bawah tangga yang aku kira sebuah gudang. Frans memasukkan anak kunci itu di lubangnya dan berhasil dibuka. Apa maksud hadiah tante Gita itu membuatku mengerenyitkan dahi. Lampu dihidupkan. Membuat mulutku menganga lebar karena terkejut dengan isi gudang bawah tangga ini. Walk in Closet!Aku tidak percaya ternyata rumah ini sudah disiapkan begitu rupa sehingga isinya sangat lengkap. Bahkan walk ini Closet ini benar-benar diluar imajinasi.Sekelilingnya merupakan lemari kabinet yang berisi berbagai jenis pakaian yang dibedakan sesuai jenis. Gaun dan kemeja di lemari gantung yang terpisah, kaos di lipat, berbagai jenis celana, tas, alas kaki dan bahkan seperangkat perlengkapan make up!Aku yakin hanya tante Gita yang memiliki ide hadiah anti mainstream seperti ini. koleksi pakaian berbagai musim sangat lengkap di le

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Gairah Paman Sahabatku   34. Hasrat liar James

    Plak.. Oh...Plak ... AhhhPlease sir, ... Emmpphh... James semakin bergairah melihat Clarisa terlonjak-lonjak dalam keadaan tergantung di langit-langit ranjangnya. Pergelangan tangannya memerah dengan seringnya dia menggeliat.James memasukkan bola kembar kedalam Clarisa, lalu menampar Pantat Clarisa secara bergantian hingga memerah. Karena tamparan itu, bola kembar didalam dirinya membuat Clarisa mengerang. Nafasnya terengah-engah dan kepalanya mendongak.James menarik bola kembar itu yang keluar dengan suara plop dan bersamaan dnegan cairan putih lengket. James menyeringai puas. Clarisa tampak lemas dan tergantung tidak berdaya. Dengan cepat James melepaskan ikatan Clarisa dan menjatuhkannya di kasur yang empuk. "Giliranmu memuaskan aku," titah James tidak sabar.Clarisa langsung duduk, membuka kancing celana James. Senjatanya tengah berdiri tegak tidak sabar. Membuat Clarisa menjadi kalap melihatnya.Dia duduk seperti kodok. Mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dengan cara yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Gairah Paman Sahabatku   35. Setahun berlalu di Boston

    "Alice!" panggil seorang pria gagah berani yang menggodaku setiap hari sejak kami bertemu.Aku dengan malas menghentikan langkah, melihat arlojiku dengan tidak sabar menunggunya yang masih berlari menghampiri."Kau terlihat gelisah?" tanya Ethan menatapku."Aku sudah terlambat masuk kelas," gerutuku sambil melangkah cepat. Ethan terus saja mengikutiku sampai kelas, "kau ada acara sore ini?""Ada,""Benarkah? Padahal aku ingin mengajakmu keluar," ujar Ethan dengan kecewa.Aku berbalik menghadap nya dengan serius, "aku bukan anak orang kaya yang bisa pergi jalan-jalan sementara uang jajanku terus bertambah, Ethan," "Oke, aku tau kau sangat sibuk," "Bagus, sekarang enyahlah dari hadapanku," usirku kesal. Ethan mengerling nakal lalu berlari ke kelasnya. Dia benar-benar tidak bisa diusir. Untung saja hari ini kami hanya ada kelas teori. Jadi aku punya banyak waktu untuk persiapan sore nanti.Jujur saja, aku cukup kewalahan disini. Frans sudah pulang sementara aku masih beradaptasi mesk

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22

Bab terbaru

  • Gairah Paman Sahabatku   101. Rumah pink jadi menggoda

    Semua hal di dalam dunia menjadi indah jika kita mensyukuri apa yang sudah dimiliki. Namun Aldrick hanya memiliki sebagian sebagian besar yang diinginkan kebanyakan orang. Uang bukan sesuatu yang benar-benar menggiurkan jika kau memiliki seisi Bank. Tapi Aldrick bersyukur dia memiliki Nut. Meskipun sebelum ini Aldrick tidak pernah bertanya siapa ibunya, tapi dia juga tidak menampik akan rasa penasaran terhadap sosok ibunya. Meski begitu, selera Aldrick tentang perempuan juga tidak main-main. Mungkin karena itu dipengaruhi oleh pengasuh nya sejak bayi, yaitu Bibi Sally. "Kau tau! tidak ada seorang ibu yang ingin melihat anaknya menderita. Semua ibu itu memiliki cinta yang paling besar untuk anak-anak mereka. Anak adalah hidupnya, dan dia rela menukar hidupnya untuk kebahagiaan anaknya," Dulu, Aldrick tidak mengerti ucapan yang selalu di ulang-ulang oleh Bibi Sally. Namun belakangan, Aldrick sudah mengetahui maknanya. Hingga ia memutuskan untuk

  • Gairah Paman Sahabatku   100. Chepstow Villas

    Nut terheran-heran. Sejak tadi Aldrick terus memandang ke jendela dan tersenyum seperti orang gila. Bahkan dia tidak memberi tahu Nut, siapa yang dia kunjungi di Brick Lane tadi. Namun Nut tidak ingin mengganggu apapun yang membuat tuannya tampak bahagia. Dia bersimpati pada gadis yang membuat Aldrick tampak berbeda. Binar matanya yang kelam menunjukkan cahaya meski sedikit. Mobil berhenti didepan rumah yang berdempetan rapi. Setiap rumah di cat dengan warna-warna cerah , menambah keindahan kawasan di Notting Hill itu.Aldrick membeli rumah di Chepstow Villas ini sejak tahun lalu, saat perjumpaannya dengan Alice. Dia memiliki harapan yang cerah begitu mengunjungi kawasan yang selalu ramai wisatawan itu. Rumah dengan warna cat biru pastel. Disebelah rumah berwarna pink. Dia mengira rumah itu kosong dan akan manis sekali jika yang menempatinya itu seorang gadis. Selain lingkungannya yang bagus, Chepstow dekat dengan Westbourne Grove, y

  • Gairah Paman Sahabatku   99. kunjungan ke Brick Lane

    " Menurutmu, apa yang membuat Thomas datang kemari?" tanya Aldrick pada Nut"Aku fikir, kita harus membiarkannya masuk untuk dapat tahu tujuannya tuan," Nut menyarankan."Benar juga, tapi bukankah sangat beresiko untuk kita?" Aldrick merasa cemas, jari-jarinya tak berhenti mengetuk-ngetuk sofa Nut mengangguk setuju, "tapi anda sudah punya bukti-bukti siapa korban sesungguhnya tuan. Anda bisa saja mati jika aku tidak ada disana saat itu," Aldrick mau tak mau harus mengambil resiko jika ingin namanya kembali bersih. Meskipun dia sendiri tidak keberatan sama sekali jika namanya tercoreng. Itu hanya masalah seorang gadis, bajingan manapun pernah mengalami hal yang lebih parah. Mengingat kembali bagaimana pertemuannya dengan Bella saat kunjungannya ke amerika, Aldrick menemukan Bella belia yang manis dan lugu. Saat itu, Bella masih menjadi salah seorang mahasiswi di Washington University, Seattle. Dia memang memiliki perawakan yang nyaris sempurna. Bella memiliki potensi yang bagus se

  • Gairah Paman Sahabatku   98. Seleksi

    "eehhh tuan?" Nut melirik Aldrick yang terlihat gugup. Tangannya menggenggam tangan Nut sangat erat. "Ada apa Nut?" tanya Aldrick kesal, "Apakah tuan gugup?" Nut masih memandangi tangan bosnya itu. Aldrick menyadari posisi itu dan langsung melepasnya. Seraya merapikan jasnya yang sudah licin, Aldrick berjalan menuruni tangga dengan sikap pongah seperti biasa. Nut mendengar Clint sedang bergosip mengenai sikap bos mereka akhir-akhir ini. Dia hanya dapat melempar pandangan mematikan pada mereka. "Bagus sekali Clint, kau bisa mengurusi pacarmu selama bos sedang sibuk hari ini," Nut berkata dengan sinis. Membuat senyum konyol Clint menghilang dari wajahnya yang bulat. Nut merasa puas dapat membungkam mulut Clint yang mirip perempuan. Bagaimana pun, Nut sangat menghormati Aldrick dan akan membelanya mati -matian. "Selamat datang Tuan Beufort!" Seru salah seorang pria berjas abu-abu dengan dasi hitam putih, perutnya tampak memberontak dalam Jas yang kesempitan itu. Al

  • Gairah Paman Sahabatku   97. Pov Aldrick Beufort

    "tuan, pesawat sudah siap" ujar seorang pria bertubuh tinggi berkulit hitam. Dia memasang wajah datar seperti biasa. "Oke, Nut?" Aldrick melirik ajudannya yang berambut ungu. "Segera tuan," jawab Nut langsung bergerak mundur. Mereka masuk kedalam pesawat jet pribadi milik Aldrick yang berinterior mewah dengan segala fasilitasnya. Dua wanita muda jangkung, mengenakan dress seksi langsung berdiri begitu melihat kedatangan Aldrick. Mereka menyambutnya dengan senyuman merekah, dihiasi bibir ungu tua , yang satunya merah cerah. Selera fashion mereka juga tampak aneh. Aldrick hanya melenggang duduk di sofa empuk, mengabaikan dua wanita aneh yang sedari tadi minta perhatiannya. "Aku heran, apa tidak ada wanita lain dengan selera yang lebih berkelas?" gerutunya dalam hati. Tapi Aldrick tidak suka mengoceh. Dia yakin, para pegawainya sudah berusaha melakukan yang terbaik. Lagi pula, dua wanita itu tidaklah jelek. Dengan perawakan montok depan belakang, kulit putih mulus, rambut tergerai

  • Gairah Paman Sahabatku   96. Puas

    "kita akan mulai dari Aldrick," kataku muram, membuat James mendesah tak senang. Wajah James berpaling dariku saat aku mencoba meminta penjelasan desahannya itu. Dia mencoba menarik nafas berat beberapa kali hingga akhirnya memusatkan perhatian ke tengah percakapan. " Kau tau aku bukan sedang minta pendapat," kataku menambahkan dengan nada mendesak. "Aku tau," jawab James tak kalah suram. " Oke, lalu apa rencanamu?" Scott tampak ingin menengahi ketegangan antara aku dan James. Tanpa pikir panjang, aku menjelaskan semua rencana yang sudah ada di kepalaku sejak beberapa minggu terakhir. Entah bagaimana tiba-tiba saja pikiranku semakin jernih, dan rencana-rencana yang semula tampak berkabut kini terlihat titik terangnya. James hanya mendengarkan dengan diam. Biasanya dia akan mengomentari dengan decakan atau gumaman tak senang, tapi kali ini dia hanya membisu. "James?" Thomas menepuk bahu James yang kelihatan sedang melamun. "Ya?""Bagaimana?" "Rencananya cukup bagus, dan untun

  • Gairah Paman Sahabatku   95. Prank

    "eh hai Thomas!" aku menyapa dengan wajah yang dibuat seceria mungkin karena bertemu dengannya lagi. "Alice, you good?" tanya Thomas dengan suara lembutnya. "Yah, aku baik saja. Sebenarnya, aku yang ngotot mau langsung pulang, bukan James," Wajah Thomas datar, sementara James menunggu reaksinya. Aku sampai keringat dingin, memikirkan rencanaku yang hancur berantakan jika sampai mereka berdua tidak bisa berbaikan. "Yeah, aku tau kau akan membelanya," jawab Thomas pahit. Aku jadi salah tingkah dan menundukkan pandangan. Tiba-tiba saja kursi rodaku bergetar. Suara cekikikan juga tercekat dari orang yang menahan geli. Benar saja, Thomas dan James sedang menertawai aku. Tentu saja gantian aku yang cemberut. Meski dalam hati senang bukan main melihat mereka berbaikan. Akhirnya, kami berada dalam satu mobil yang sama. Thomas sebagai sopir, dan James duduk disebelahnya. Aku menikmati pemandangan malam yang mulai dingin. Sebenarnya, ingin sekali aku bertanya tentang kejadian mengerika

  • Gairah Paman Sahabatku   94. Kenyataan

    AliceAliceAliceAku mendengar namaku dipanggil. Dalam kegelapan dan kehampaan aku mencoba menarik diriku dari dalam jurang itu. Rasanya sulit sekali, bernafas pun terasa berat. Seandainya saja, "Sayang, bangunlah. Aku disini," suara James yang lembut dan penuh kekhawatiran memanggil.Entah bagaimana, setiap sel di dalam tubuhku merespon suaranya. Seketika ada energi baru yang membantuku bangkit. "Hei" sentuhan lembut tangannya yang dingin memaksaku membuka mata. Aku mengerjap perlahan. Rasanya mataku lengket dan berat. Apakah itu sembab? Hingga kelopak mata pun terasa berat.Melihat senyuman indah itu, aku langsung menangis. Mencoba bangkit dari tidur yang melelahkan. Aku memeluk James teramat erat hingga aku mendengarnya mengerang. "Apa yang sakit?" tanyaku spontan saat teringat dia baru saja ditembak. James kembali memelukku, erat dan hangat. Tempat ternyaman setelah bahu ayah. Kembali aku menangis tersedu-sedu, melihat sekelilingku yang ramai. Tapi aku terlalu kalut untuk

  • Gairah Paman Sahabatku   93. past

    "jangan, tolong jangan Jamesku" raunganku semakin lemah, lebih berupa bisikan putus asa. Sementara James sedang melakukan pertukaran dengan Roran, tim medis datang untuk menjemput wanita hamil itu. Tapi Roran tidak punya belas kasih, bukannya memberikan wanita hamil itu, dia malah menembak James. Dia berteriak kesakitan, membuatku mati rasa. Pandanganku jadi kabur . Setengah mati aku menahan diri agar tetap terjaga, tapi pikiranku tak mampu menahan rasa sakit yang bergejolak. James yang tertembak, tapi aku yang lumpuh. Ingin rasanya aku berlari, tapi aku hanya dapat merangkak. Mencoba menggapai cintaku yang sedang kesakitan.***Hening dan gelap. Rasanya dingin sekali. Aku berdiri di persimpangan jalan yang suram dan dipenuhi daun berguguran. Terkejut saat sekelebatan orang-orang mulai berlarian. Aku dimana? Entahlah, pikirku lelah. James! Dimana James?Aku dengan panik berlarian kesana kemari mencari jejaknya. Berteriak sekuat tenaga memanggil namanya, tapi aku menjadi bisu.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status