Home / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Kamu adalah cucuku, Bella.

Share

Kamu adalah cucuku, Bella.

Author: Tetesan air
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu mau duduk di mana?" tanya Ramel sambil mencengkram pergelangan tangan Bella, sebab wanita cantik itu melangkah menuju kursi yang terletak di hadapan Ramel.

"Di situ," jawab Bella sambil menunjuk bangku yang ingin ia duduki.

"Di sini saja." Ramel menarik tangga Bella hingga duduk di kursi kosong tepat di sampingnya.

Sedangkan para pelayan duduk di bangku lain, seumur hidup ini pertama kalinya mereka makan di atas meja yang sama dengan Ramel. Tentu semuanya merasa gugup, tidak ada yang berani menyentuh makannya.

"Kalian kenapa diam?" ucap Ramel.

"Ka...kami..."

"Tidak ada kami, kami. Hari ini waktunya bebas, jadi nikmat saja apa yang sudah disediakan," sela Ramel yang membuat Mbok Inem tidak melanjutkan ucapannya.

Kesepuluh pelayan itu mulai menyendok makanan ke dalam piringnya masing-masing. Begitu juga dengan Bella, wanita cantik itu terlebih dahulu mengisi piring Ramel setelah itu baru piringnya

Selama makan tidak ada yang berbicara, semua diam sambil menikmati makannya. meja ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Tidak ada yang tak mungkin.

    Tentu Bella ingin tahu cerita yang sebenarnya! Wanita cantik itupun meminta Tania untuk menceritakannya."Sebenarnya aku istri Bram, ayah kandung Ramel. Tetapi kami berpisah setelah perselingkuhanku dengan James terbongkar." Tania menceritakan semuanya kepada Bella, dari kisah rumah tangganya dengan Bram hingga perselingkuhannya dengan James, yang sampai melahirkan seorang anak yaitu Bryan, yang tak lain ayah kandung Bella sendiri.Tania juga menceritakan penderitaannya selama di penjara, hal itulah yang membuatnya selama 19 tahun ini dia tidak pernah menemui Bella dan ayahnya."Begitulah ceritanya sayang," ucap Tania sambil berurai air mata.Bella hanya diam, bibirnya kaku dan sulit untuk digerakkan. Hanya butiran bening lah yang bercucuran dari kedua mata indahnya lalu membasahi pipi mulusnya. Dari dulu kisah hidup ayahnya sungguh memprihatinkan hingga saat ini. "Oma benar-benar minta maaf Bella, semua ini terjadi karena Oma." Tania kembali membuka mulut.Wanita tua itu benar-bena

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Akhir-akhir ini kamu terlalu sibuk.

    Setelah 2 jam berbincang-bincang dengan James, akhirnya Kevin meninggalkan kafe. Sepanjang perjalanan menuju kediaman Barata, ia tidak berhenti memikirkan ucapan pria tua itu.Walaupun James terlihat serius dan menyakinkan! Tetapi Kevin merasa sesuatu yang aneh. Hatinya berkata, James menyembunyikan sesuatu dan berbohong."Tidak mungkin Tuan Bryan melakukan hal sekeji itu. Papah mengatakan, dia sangat menyayangi kedua orang tua angkatnya." Kevin berbicara sendiri di dalam mobil.Kakinya semakin menekan gas, melajukan mobilnya membelah jalan Ibu Kota. Kevin sudah tidak sabar ingin segera tiba di rumahnya. Setibanya di kediaman Barata, ia menemui ayahnya ke ruang kerja. Pria tampan berusia 21 tahun itu langsung menanyakan tentang Bryan, ayah kandung Bella."Kamu kenapa tiba-tiba menanyakan tentang Tuan Bryan?" Tentu Barata bertanya demikian!"Papah ceritakan saja apa yang Papah ketahui tentang beliau," desak Kevin menjawab ayahnya."Untuk apa?" Bukannya menjawab, Barata justru balik be

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Ramel, kamu mau ke mana?

    Setelah 46 menit mengikuti mobil Kevin, akhirnya mobil pria tampan itu memasuki sebuah parkiran kafe. Rara pun segera memarkirkan mobilnya berjarak 4 mobil dari Kevin. Ia dan Bella mengikuti Kevin dari belakang, mereka duduk di meja paling sudut agar Kevin tidak melihatnya. Hanya berselang 10 menit, terlihat seorang wanita cantik bertubuh tinggi masuk dari pintu utama melangkah menuju meja nomor 3, yaitu meja yang ditempati Kevin saat ini. "Selamat siang Tuan Kevin," sapa wanita itu.Kevin yang tadinya sedang fokus menatap layar ponselnya, tiba-tiba menegakkan kepala."Selamat siang Nona Sarah," ucap Kevin yang langsung bangkit dari kursi. Ia menjabat tangan Sarah lalu mempersilahkan wanita cantik itu untuk duduk."Silahkan duduk," ucap Kevin."Terima kasih," sahut Sarah sambil menjatuhkan bokongnya di atas kursi."Mbak," panggil Kevin sambil mengangkat telapak tangannya ke arah waiters.Wanita berseragam hitam itupun menghampiri Kevin. Ia menaruh buku menu di atas meja tepat di had

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Karena kamu adalah milikku.

    "Kita ke mana Tuan?" tanya Lukas saat akan ke luar dari gerbang."Ke Apartemen Kevin," jawab Ramel dengan nada dingin."Apa sampai saat ini kamu belum bisa menemukan pria tua itu?" lanjut Ramel bertanya."Be...belum Tuan," jawab gugup Lukas dari bangku pengemudi."Kamu sudah tidak bisa diandalkan, pria tua seperti itu saja tidak bisa kamu temukan, padahal dia berkeliaran di kota ini," ucap Ramel yang membuat Lukas sedikit gemetar.Walupun nada bicara Ramel terdengar lembut! Tapi ketahuilah, kalau pria tampan itu saat ini sedang marah dan kesal. Namun ia berusaha untuk menahannya."Maaf Tuan, aku dan pengawal lainnya sudah mencari Tuan James kemana-mana," sahut Lukas."Jangan menyebutnya Tuan," sentak Ramel dengan tegas, "Dia bukan Tuan, tetapi benalu dan penghianat di kediaman Wijaya," lanjutnya."Baik Tuan," sahut sigap Lukas.Mobil mewah itupun kembali hening hingga mereka tiba di Apartemen. Lukas menunggu di lobi sedangkan Ramel masuk ke dalam lift menuju lantai 10."Tok....tok....

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa kamu pikir bisa lolos dariku?

    "Bagus, itu yang aku harapkan," timpal Ramel sambil tersenyum tipis. "Tapi..." Bella menghentikan ucapnya karena terdengar suara ketukan pintu."Masuk," sahut Ramel.Bella refleks memutar kepala, ditatapnya Ramel dengan tatapan bingung, "Kenapa kamu menyuruhnya masuk? Bagiamana denganku?" protes Bella.Ramel menarik selimut lalu menutup tubuhnya dan Bella, "Kamu tidak perlu takut, kita bukan pasangan selingkuh," ucapnya."Permisi Tua..." Mbok Inem berhenti bicara saat melihat keduanya di atas tempat tidur.Bella terlihat menutup seluruh tubuhnya hingga ke leher, sedangkan Ramel hanya menutup tubuhnya hingga pinggang, dengan posisi duduk sambil menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur. Sedangkan di lantai berceceran pakai keduanya, bahkan bra milik Bella tergantung di sandaran sofa. "Tuan, Nyonya, makan malam sudah siap," lanjut Mbok Inem sambil menjatuhkan pandangannya."Antar saja ke kamar," perintah Ramel."Baik Tuan." Mbok Inem buru-buru memutar tubuhnya, lalu menutup p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa terjadi sesuatu?

    Ramel melepaskan cengkeramannya dengan kasar."Aku tidak menipumu, tapi kamulah yang terlalu bodoh," sahut James.Ramel memutar mata, ditatapnya James dengan tatapan tajam. Ia tidak menyangka pria pria tua itu akan membuka mulut, ternyata James benar-benar bermental baja."Apa aku pernah menipumu?" James kembali membuka mulut.Ramel yang tersulut emosi, refleks mengepalkan seluruh jari tangannya lalu melayangkan satu pukulan di wajah James, yang membuat sudut bibir pria tua itu mengeluarkan cairan kental berwarna merah."Jangan membuatku semakin kesal," ucap Ramel dengan tegas.James bukannya takut, ia justru tersenyum sinis sambil menatap Ramel dengan tatapan mencibir. Entah apa yang ada di dalam pikiran pria tua itu, sehingga ia tidak memiliki rasa takut sedikitpun. Padahal di sana ada 5 pengawal Ramel yang siap untuk menghajarnya."Aku tidak takut, jika kamu ingin membunuhku! Silahkan," ucap James dengan santai, "Tapi ingat, sebentar lagi Bella akan mengetahui yang sebenarnya. Bers

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa kamu tidak memikirkan masa depanku?

    Hanya berselang 20 menit, Dokter sudah tiba di kediaman Wijaya. Pria berjubah putih itu mulai memeriksa Bella dengan alat kedokteran."Bagaimana? Apa yang terjadi? Apa ada hal yang serius?" tanya Ramel yang sudah tidak sabar."Tidak Tuan, Nyonya mungkin terlalu lelah dan banyak berpikir," jawab Dokter sambil melepaskan stetoskop dari kedua telinganya.Perasaan Ramel sedikit lega mendengar ucapan Dokter. Ia segera meminta Mbok Inem untuk menebus obat ke apotik. Sedangkan Ramel duduk di sisi ranjang, ia mengelus ujung kepala Bella dengan lembut. Berharap istrinya itu segera sadar dan membuka mata."Permisi Tuan," ucap Bibi Mina yang baru muncul di bibir pintu.Wanita paruh baya itu masuk ke dalam kamar sambil membawa makan malam untuk Ramel di atas nampan. Sebab Tuannya itu belum makan malam, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 9 lewat 10 menit."Tuan makan dulu," ucap Bi Mina sambil menaruh nampan di atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidur."Iya, nanti aku makan," jawab

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau sisa kamu.

    "Bukan begitu Sarah, tapi semua itu terjadi di luar kesadaranku," ucap Ramel dengan tegas, "Seharusnya kamu menolak sata itu," lanjutnya."Bagaimana aku menolak Ramel! Kamu memaksaku, kamu melepaskan pakaianku dengan paksa," protes Sarah.Ramel mengacak rambutnya dengan kasar, "Ok, beri aku waktu untuk memikirkannya."Setelah mengatakan itu Ramel bangkit dari kursi, tanpa pamit ia langsung meninggalkan kafe dan kembali ke kediaman Wijaya.Sepanjang perjalanan, Ramel berusaha mengigat kejadian itu tapi ia sama sekali tidak mengingat apa-apa. Yang terbayang di matanya, bercak darah yang ada di atas seprei."Aahhh...." Geram Ramel sambil memukul stir mobilnya dengan kasar.Sementara di tempat lain, dua orang sedang tersenyum puas. Siapa lagi kalau bukan Sarah dan Kevin! Setelah Ramel pergi, Kevin langsung menghampiri Sarah."Aku sudah melakukan tugasku, sekarang lakukan tugasmu," ucap Sarah kepada Kevin."Beres, jangan terburu-buru," sahut Kevin."Aku sudah menghubungi Bella, tapi dia sa

Latest chapter

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

DMCA.com Protection Status