Beranda / Romansa / Gairah Nakal, Sugar Baby / Ajakan untuk menjadi sugar baby

Share

Ajakan untuk menjadi sugar baby

Penulis: Tetesan air
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-13 01:03:42

Tepat pukul 7 malam, Riska sudah meninggalkan kost. Wanita cantik itu menuju sebuah apartemen yang terletak di pusat kota.

Tanpa mengetuknya terlebih dahulu, ia langsung membuka pintu dengan menggunakan kunci.

"Hay baby." Sapa seorang pria.

"Hay Daddy Alex." Balas Riska yang langsung duduk dipangkuan Alex. 

"Baru tadi siang kita ketemu, malam ini udah kangen lagi," ucap Alex.

"Bukan begitu Dad, sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan." 

"Apa itu?" Desak Alex.

"Begini, temanku ada yang butuh uang 2 ratus 50 juta Dad. Ibunya sakit parah dan harus segera dioperasi, padahal dia tidak punya uang. Jadi aku berniat minjam uang Daddy untuk membantunya." Amel menceritakan semuanya kepada Alex.

"Baby, bagiamana kalau teman kamu itu jadi sugar baby om Bram saja?" Tanya Alex.

Riska terdiam sambil berpikir, "Emang om Bram mau? kan selama ini om Bram gak mau dekat dengan wanita, om Bram hanya mau bersentuhan dengan istrinya." 

"Kamu tenang saja, nanti bisa diatur. Yang penting! teman kamu itu cantik kan?" 

"Tidak perlu diragukan dad, Amel itu cantik banget, sumpah." Sambil mengangkat dua jarinya.

Keduanya sepakat untuk menjodohkan Amel dengan Bram. Riska kembali ke kost, sedangkan Alex tetap di apartemen menunggu Bram. Sebab ia sudah menghubungi Bram dan memintanya datang ke sana.

Setelah menunggu 30 menit, akhirnya Bram tiba di apartemen. Tanpa basa-basi, Alex langsung bicara pada intinya.

"Kamu sudah gila Lex, sejak kapan aku minat untuk memiliki sugar baby?" Protes Bram.

"Cobalah Bram, apa kamu tidak kesepian saat istrimu pergi ke luar kota? apa lagi akhir-akhir ini, kamu bilang istrimu sering menginap di rumah ibunya." 

"Tapi Lex, aku tidak ingin menduakan istriku. Dia memang acuh, tetapi aku tahu hatinya seperti apa." Tegas Bram.

"Memiliki sugar baby bukan berarti menduakan cinta. Tapi hanya sebatas kesenangan, sebagai penghibur saat kita jenuh dan kesepian." 

"Terus, kalau dia jatuh cinta padaku! bagaimana?" Tanya Bram.

Bram bukannya sok tampan atau sok percaya diri. Memang banyak wanita yang mengejar cintanya bahkan bersedia menjadi yang kedua, dari dulu hingga saat ini. 

Tentu banyak, karena Bram seorang pengusaha sukses dan terkenal, bahkan hartanya tidak akan habis walupun 7 keturunan. Ditambah lagi dengan ketampanannya yang begitu sempurna, hidup mancung, kulit putih, tinggi dan gagah.

"Bram, sebelum dia resmi menjadi sugar baby! kamu harus memberinya surat perjanjian dan kontrak." Jawab Alex.

Ia membujuk Bram dengan berbagai cara, alex mengatakan kalau Amel itu cantik dan seksi, padahal ia sendiri belum pernah melihatnya. Alex juga mengatakan kalau Amel itu perhatian dan dewasa. 

Mendengar ucapan Alex, pria tampan itu setuju untuk menjadikan Amel sebagai sugar babynya.

"Ya sudah, kamu saja yang urus surat dan kontraknya. Aku terima beres, soalnya aku masih banyak urusan. Kabarin saja, nanti aku transfer uangnya," ucap Bram dengan pasrah. 

Alex bahagia, akhirnya sahabatnya itu luluh setelah sekian tahun selalu menolak. Selama ini ia kasihan melihat Bram, sebab sahabatnya itu sering ditinggal oleh istrinya.

Sementara di tempat lain, Riska ragu untuk membuka mulut. Ia takut Amel tersinggung dan marah, karena Amel anak baik-baik dan polos. Bahkan sahabatnya itu belum pernah pacaran dan jatuh cinta.

"Mel, aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi kamu jangan marah ya?" Ucap Riska dengan ragu-ragu.

"Katakan saja Ris." Sahut Amel.

"Tapi janji, kamu jangan marah ya?" Riska mengulang ucapannya.

"Iya, iya. Lagipula kenapa aku harus marah."

"Soalnya ini masalah sensitif Mel," ucap Riska.

"Katakan saja, aku janji gak akan marah." 

"Begini Mel, kamu mau gak jadi sugar baby?" Akhirnya Riska memberanikan diri untuk mengatakannya.

"Apa itu sugar baby? gula bayi gitu?" Tanya Amel dengan polosnya. 

Riska tersenyum, ia merasa lucu dengan pertanyaan sahabatnya itu. "Bukan Amel." 

"Terus?" Desak Amel, ia benar-benar tidak mengerti apa maksud dari sugar baby yang dikatakan Riska.

"Sugar baby itu! bagaimana ya?" Riska ragu untuk mengatakannya. "Um, kekasih gelap om om." Lanjutnya dengan ragu-ragu.

"Maksudnya, pacaran sama pria yang sudah punya istri, begitu?" Tanya Amel untuk memperjelas.

Riska menganggukkan kepala, "Iya, seperti itulah. Tapi sedikit berbeda dengan pacaran."

"Bedanya apa?" Tanya Amel.

"Kalau jadi sugar baby, kita harus siap melayaninya layaknya suami istri. Kita juga harus selalu ada setiap dia membutuhkan kita, dan yang paling utama! kita tidak boleh jatuh cinta dan cemburu."

Amel menelan saliva dengan kasar, matanya membulat dan seluruh bulu kuduknya berdiri. "Apa harus seperti itu?" Ucapnya.

Riska menganggukkan kepala, "Iya. Satu lagi, kita tidak boleh dekat atau menjalin hubungan dengan pria lain sebelum kontrak berakhir." 

"Oh...ada kontraknya? terus, kontraknya berapa lama?" Tanya Amel.

"Tergantung kesepakatan, semakin lama kontraknya! semakin besar bayarannya."

"Aku pi....." Amel tidak melanjutkan kata-katanya, karena ponselnya tiba-tiba berdering.

Matanya membulat melihat nama yang muncul di sana. *Iya dik,* ucapnya setelah mengusap layar ponselnya.

*Ka, kondisi ibu semakin memburuk. Dokter mengatakan ibu harus segera dioperasi, jika tidak.....*

*Iya, tandatangani saja suratnya.* Sela Amel.

*Tapi kak...*

*Kakak akan pinjam uang, tandatangani saja.* Ucap Amel sebelum memutuskan sambungan teleponnya.

Sebenarnya Amel masih ragu untuk menjadi sugar baby, tetapi setelah bicara dengan adiknya! tanpa berpikir Amel langsung menerima tawaran Riska.

"Kalau begitu, aku hubungi om Alex dulu." 

Riska menghubungi Alex, ia mengatakan kalau Amel bersedia menjadi sugar baby. Ia juga meminta agar uangnya langsung diberikan saat tanda tangan kontrak.

Karena desakan dari Riska, akhirnya Alex meminta kedua wanita cantik itu untuk datang ke apartemen. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.

Tanpa mengulur waktu, Amel dan Riska segera meninggalkan kost menuju apartemen. Saat mereka tiba, Alex sudah menunggu di sana.

============

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Rosmah Asrul
pilihan yang tersepit mau jadi sugar beby di sayangkan masih kuliah tidak di ambil ibunya amel membutuhkan biaya operasih kasian betul jadi itu namanya tersepit
goodnovel comment avatar
Inda Yani
mulai seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Aisyah Sintang
mangkin menarik lanjutkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Merasa sial setiap kali bertemu.

    Amel menjauhkan pandangannya ketika Riska mencium bibir Alex. Sungguh pemandangan yang begitu menyeramkan, bahkan melebihi film horor."Amel, ayo kemari." Panggil Riska.Amel melangkah mendekati Alex, ia mengangkat tangan untuk menjabat tangan pria tampan itu. "Amel pak," ucapnya dengan lembut.Alex dan Riska tersenyum secara bersamaan, panggilan pak membuat keduanya merasa lucu."Alex, panggil saja om Alex," ucap Alex dengan lembut.Amel tersenyum sambil mengangguk, "Baik om." "Om Bram di mana dad?" Tanya Riska."Bram lagi di luar kota, mungkin akan kembali 2 atau 3 hari lagi. Tapi tenang saja, uang dan surat sudah disiapkan." Alex mengeluarkan satu lembar kertas dari dalam amplop, ia menaruhnya di atas meja tepat di hadapan Amel."Amel, sebelum menandatangani! kamu bisa membacanya terlebih dahulu," ucap Alex.Amel tersenyum paksa, "Enggak usaha om, biar aku tandatangani saja. Soalnya Riska sudah menjelaskan semuanya." "Oh baiklah."Alex memberikan pena, dan Amel langsung menandat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku bisa stres, kalau sering bertemu dengannya.

    "Amel, Amel." Panggil Riska.Ia membawa Amel ke sudut ruangan, dengan lembut Riska mencoba menenangkan sahabatnya itu."Mel, kamu gak boleh bicara seperti itu," ucap Riska dengan lembut."Dia yang duluan Rus." Bantah Amel."Iya, iya. Aku tahu itu." Timpal Riska, "Tapi ingat Mel, kamu saat ini membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibumu, dan uang itu sudah kamu terima, bahkan sudah kamu kirimkan ke kampung. Coba bayangkan, jika om Bram sampai membatalkan kontaknya dan meminta uangnya kembali, hanya karena sakit hati dengan ucapan kamu." Lanjutnya. Amel langsung terdiam, "Jangan sampai terjadi Ris," ucapnya dengan wajah pucat."Nah, kalau begitu kamu minta maaf kepada om Bram." Riska menasehati dan memberikan arahan kepada Amel, begitu juga dengan Alex. Ia berusaha menenangkan Bram dan membujuknya, agar tidak membatalkan kontraknya dengan Amel."Ya ampun Lex, aku bisa stres kalau sering bertemu dengannya." Keluh Bram."Percayalah padaku Bram, kamu pasti happy bersama Amel. Yang berl

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Pelukan pertama.

    Tepat pukul 1 siang, Amel sudah tiba di kost. Wanita cantik itu ke sana diantar oleh sahabatnya, sebenarnya Riska mengajaknya ke apartemen, tetapi Amel enggan dan menolak karena Alex pasti datang ke sana untuk menemui Riska. Kring...kring....kring....Amel meraih ponsel dari atas tempat tidur, *Iya, ini siapa?* Ucapnya setelah mengusap layar ponselnya.*Kamu di mana? kenapa belum pulang?* Suara bariton dari seberang sana.Amel sempat terdiam. *I...i...iya om,* Ucapnya setelah mengigat pemilik suara itu adalah Bram. *Apa saya......*Tiba-tiba panggilan terputus, yang membuat Amel tidak melanjutkan kata-katanya. Wanita cantik itu menghela napas kasar dan kembali menaruh ponselnya.Ia naik ke atas tempat tidur, berbaring sambil memejamkan mata. Amel sama sekali tidak peka dengan pertanyaan Bram, yang mengatakan kenapa belum pulang.Rasanya baru saja memejamkan mata, tetapi tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Amel bangkit dari ranjang, melangkah untuk membuka pintu."Riska," ucapny

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-20
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Terserah, susah bicara dengan orang tua.

    "Puk." Amel membenturkan keningnya ke kuning Bram, yang membuat pria tampan itu refleks membuka mata.Ia sama sekali tidak sadar kalau Amel berada di atas tubuhnya, bahkan sebelah tangannya masih melingkar di pinggul wanita cantik itu."Aaaaa...." Teriak Bram saat matanya beradu dengan mata Amel.Kedua tangan kekarnya refleks mendorong tubuh Amel, hingga wanita cantik itu jatuh ke lantai."Aow...." Rintih Amel, "Om sudah gila." Lanjutnya."Kamu yang gila, kenapa tidur di tasku?" Protes Bram dengan wajah kesal, "Kamu pasti....." "Pasti apa?" Sela Amel yang membuat Bram tidak melanjutkan kata-katanya."Pasti ingin memperkosaku, ih....." Bram bergidik."Enak saja." Gerutu Amel sambil bangkit dari lantai, "Yang benar itu! om yang ingin memperkosaku." Lanjutnya."Masa!" "Biar om tahu ya! om yang menarik tangan Amel sambil bicara, tolong jangan tinggalkan aku Tania." Amel berbicara sambil memanyunkan bibir, untuk mencibir Bram."Pasti kamu berbohong, iya kan?" Todong Bram."Terserah, susa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Sok manis kalau lagi ada maunya.

    Bram terkejut melihat Amel ada di kantornya. Pria tampan itu sedang meeting di ruang rapat bersama karyawan. Ia sama sekali tidak tahu, kalau Amel melamar kerja di sana dan interview siang ini.Par...Bram menggebrak meja. Semua karyawan tersentak karena terkejut, mereka memalingkan wajah kembali menghadap Bram."Apa kalian tidak pernah melihat wanita?" Tanya Bram dengan lembut namun penuh penekanan.Semua itu terlihat dari raut wajahnya yang begitu tegang, dan sorot mata yang begitu tajam."Maaf pak," ucap karyawan secara bersamaan.Rapat kembali di lanjutkan, namun Bram masih memikirkan Amel. Untuk apa wanita cantik itu datang ke sana? apa dia mencari Bram? tapi untuk apa dia mencari Bram? pertanyaan itulah yang ada dalam pikirannya saat ini.Sementara Amel sedang interview di salah satu ruangan. Wanita cantik itu tersenyum lebar karena diterima bekerja di sana, dan besok ia sudah mulai bekerja sebagai office girls.........................Satu Minggu telah berlalu, Amel menjalani

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Om, sentuh aku.

    Tepat pukul 5 lewat 30 menit, Amel sudah tiba di apartemen. Ia sedikit terkejut ketika membuka pintu dan melihat Bram ada di sana."Om sudah pulang?" Tanya Amel yang melangkah dari pintu menuju ruang tamu."Hm..." Jawab Bram, "Kamu dari mana?" Lanjutnya.Amel menjatuhkan bokongnya di atas sofa, "Pulang ke....." Amel tidak melanjutkan ucapnya, karena tiba-tiba mengigat apa yang dikatakan Riska. Bram jangan sampai tahu kalau dia bekerja, karena di dalam kontrak, Amel tidak boleh bekerja tanpa izin dari Bram."Kenapa diam?" Tanya Bram."Um...aku baru pulang dari apartemen Riska, om." Amel terpaksa berbohong."Apa kamu gak kuliah?""Hari ini libur om." Jawab Amel."Aku sudah transfer uang bulanan kamu, coba kamu cek."Amel tersenyum, "Terima kasih ya om? nanti di cek sama adikku." Jawab Amel."Kenapa harus adikmu? emang kamu gak bisa?""Bukan gak bisa om, masalahnya kartunya di kampung dipegang sama ibuku." Jawab jujur Amel.*Ya ampun, apa dia dipaksa ibunya untuk menjadi sugar baby? ibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Kamu cemburu ya?

    Setelah ke luar dari kamar mandi, Bram meraih bokser dari lemari. Ia ke luar dari sana dan masuk ke dalam kamarnya.Satu malam Bram tidak bisa tidur, ia membayangkan betapa gairahnya saat bercinta dengan Amel. Bahkan benda tumpunya kembali berdiri membayangkan milik Amel yang begitu indah.Padahal selama ini, Bram tidak pernah tertarik untuk bercinta dengan wanita selain istrinya sendiri yaitu Tania.Begitu juga dengan Amel, wanita cantik itu tidak bisa tidur. Walupun matanya terpejam, tetapi otaknya memikirkan apa yang baru saja terjadi.Saat waktu menunjukkan pukul 6 lewat 30 menit, Amel sudah meninggalkan apartemen menuju apartemen Riska. Tetapi sebelum pergi, Amel sudah membuatkan sarapan untuk Bram dan menatanya di atas meja. "Amel." Riska terkejut saat membuka pintu dan melihat Amel.Tanpa dipersilahkan, Amel langsung menerobos masuk. Ia menarik tangan Riska, mengajaknya duduk ke sofa."Ini gawat, ini gawat," ucap Amel dengan serius."Ada apa? gawat kenapa?" Riska terlihat khaw

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Jangan pergi Om, aku takut.

    Waktu menunjukkan pukul 8 malam, Bram duduk di balkon kamar sambil menikmati minuman Wine. Ia berharap Tania pulang, walaupun sebenarnya ia sudah tahu, kalau istri tercintanya itu tidak akan pulang.Ting-nong.... ting-nong....Suara dering ponsel membuat Bram bangkit dari kursi, melangkah masuk ke dalam kamar untuk meraih ponselnya.*Iya Lex* Ucapnya setelah mengusap layar ponselnya.*Bram, bawa anak-anak ke pasar malam, yuk?* Ajak dari seberang sana.*Bryan gak akan mau Bro.**Maksud aku bukan Bryan, Bram. Tapi Riska dan Amel* Alex memperjelas maksudnya.Bram sempat terdiam beberapa menit, *Ok, aku on the way*Akhirnya Bram mau, pria tampan itu bergegas mengganti pakaian. Setelah itu ia langsung meninggalkan kediaman Wijaya menuju apartemen. Sebenarnya Bram paling malas diajak ketempat ramai, tetapi daripada duduk sendiri di balkon! Lebih baik dia pergi.Tok....tok....tok....Bram terpaksa mengetuk pintu, karena kunci miliknya tertinggal dikediaman Wijaya."Om Bram," ucap Amel setel

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28

Bab terbaru

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini.

    Ramel tidak membuka mulut, rasa terharu sekaligus sedih membuat bibirnya kaku."Jadi untuk sementara waktu...." Melisa belum selesai bicara, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari lantai dua. Sontak membuat keduanya refleks meninggalkan ruang tamu menuju arah datangnya suara."Tidak, tidak, tidak." Teriakan itu menyambut Ramel dan Melisa."Ibu, ibu, ada apa ibu?" Melisa merangkul ibunya, wajahnya terlihat khawatir.Begitu juga dengan Ramel, pria tampan itu menarik Bella lalu memeluknya dengan erat. Menungkupkan wajah wanita cantik itu di dada bidangnya, sambil mengecup ujung kepala Bella dengan penuh kasih sayang.Setelah Bella sedikit tenang, Ramel mengajaknya duduk di sisi ranjang. Memberinya air mineral sambil berbicara dengan lembut."Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, aku merasakan sesuatu saat memasuki kamar ini," ucap Bella dengan wajah bingung.Ramel tersenyum tipis, "Apa kamu mengingat sesuatu?"Bella menggeleng, "Aku hanya merasa tidak asing dengan kamar ini, padahal

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Suruh mereka pergi.

    Dua hari telah berlalu, Ramel dan Tania sedang bersiap-siap untuk menemui wanita itu. Selama ini ayah satu anak itu benar-benar sibuk karena kliennya datang dari Singapura. "Kenan, kamu gak jadi ikut?" tanya Ramel saat tiba di meja makan.Dua hari yang lalu pria tampan berusia 17 tahun itu berjanji untuk ikut. Namun pagi ini ia masih terlihat mengenakan baju santai."Enggak Pah," jawab Kenan."Kenapa?" Tentu Ramel bertanya, apa alasan putranya tidak ikut!"Kenan merasa tidak enak badan Pah, kepalaku sedikit pusing.""Yasudah, kamu istirahat aja di rumah." Kali ini Tania yang membuka mulut.Ruangan itupun seketika hening, semua sibuk menikmati sarapannya masing-masing. Setelah itu Ramel dan Tania meninggalkan kediaman Wijaya bersama Lukas sopir kepercayaan keluarga Wijaya.Setelah menempuh perjalanan selama 7 jam, akhirnya mereka tiba. Tania memperhatikan rumah sederhana yang berdiri kokok di hadapannya. "Ayo Oma," ajak Ramel.Keduanya melangkah secara bersamaan, Ramel mengangkat sat

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Dia istriku Oma.

    Tepat pukul satu siang, Ramel dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk meninggalkan Villa dan kembali ke kota. Sebenarnya mereka masih memiliki satu tujuan lagi, tetapi Ramel tiba-tiba ada urusan mendadak. Kliennya dari Singapura besok pagi sudah tiba di Indonesia."Mel, dari tadi Melisa kok gak kelihatan ya? Apa dia gak kerja?" tanya Alex sambil membantu Ramel memasukkan barang-barang ke dalam mobil."Dia shift malam, jadi udah pulang tadi pagi," jawab Ramel dengan jujur."Oh, pantas itu anak gak kelihatan," sahut Alex, "Oh iya, kamu tahu dari mana?" lanjutnya."Tadi aku yang mengantarnya pulang." Ramel menceritakan semuanya kepada Alex, ia juga mengatakan merasakan sesuatu saat melihat ibunya Melisa berdiri di depan jendela."Kenapa kamu gak singgah dulu?" Tentu Alex bertanya!"Segan sama tetangganya, soalnya di rumah itu gak ada laki-laki," dalih Ramel."Iya juga sih, tapi Melisa dan ibunya kapan ke Jakarta? Bukannya kamu menawarinya untuk jadi asisten rumah tangga di kediaman W

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Bagaimana Om? Mau nikah dengan saya?

    "Kamu baru lulus sekolah ya?" Ramel kembali bertanya."Iya Om," sahut singkat Melisa."Kalau baru lulus sekolah jangan langsung nikah, lanjut kuliah dulu. Pernikahan itu tidak seindah yang dibayangkan." Ramel seketika menjadi seorang ayah yang sedang menasehati putrinya."Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi tukang masak, lebih baik cari laki-laki yang mapan lalu nikah." Jawaban melihat membuat Ramel dan teman-temannya tercengang.Melisa bicara dengan wajah polos tanpa sedikitpun tersenyum. Wanita cantik berusia 18 tahun itu sungguh-sungguh ingin menikah, terlihat dari sorot matanya saat menatap Ramel.Entah apa yang membuatnya ingin segera menikah, padahal usianya masih sangat muda."Gimana Om? Mau nikah dengan saya?" lanjut Melisa sembari bertanya.Ramel tersenyum mengejek, "Anak zaman sekarang selalu bertindak tanpa berpikir dulu. Kamu pikir pernikahan itu mainan? Lagipula aku tak mungkin menikah denganmu.""Kenapa gak mungkin Om? Yang penting kan, suka sama suka," p

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Aku mau dong jadi istrinya.

    Tujuh belas tahun telah berlalu, selama itu juga Ramel hidup dalam kesendirian, ia membesarkan Kenan bersama Tania yang saat ini sudah menginjak usia 67 tahun. Wanita tua itu sudah sering kali meminta Ramel untuk menikah, tetapi permintaannya selalu ditolak.Tania sudah mencoba menjodohkan beberapa wanita dari golongan atas kepala Ramel, tetapi pria tampan itu sama sekali tidak tertarik. Ia masih berharap Bella hidup dan kembali ke pelukannya."Ken," panggil Ramel yang duduk di ruang tamu bersama Tania.Kenan yang melangkah menuju pintu utama, terpaksa memutar langkah menghampiri ayah dan buyutnya."Iya Pah," sahut Kenan sambil menjatuhkan bokongnya di samping Tania."Besok pagi Papah mau touring ke luar kota, tolong jaga Buyut dan jangan pulang larut malam," pesan Ramel kepada putranya."Baik Pah, Kenan gak diajak Pah?" jawab Kenan sembari balik bertanya."Fokus dengan sekolahmu." Setelah mengatakan itu, Ramel bergegas meninggalkan ruang tamu.Kenan pun berpamitan kepada buyutnya, an

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mimpi itu benar-benar nyata.

    "Pantas saja ini tempat favorit mas Ramel, selain pemandangannya yang indah, suasananya juga terasa tenang," ucap Bella dengan nada lembut dan nyaris tak terdengar.Wanita satu anak itu memejamkan mata, menghirup udara dalam-dalam lalu mengeluarkannya dari hidung dengan lembut, sambil menikmati sejuknya hembusan angin."Bella."Bella refleks membuka mata saat mendengar seseorang memanggil namanya, ia baru saja akan memutar kepala untuk melihat orang yang memanggilnya, tetapi dua telapak tangan sudah terlebih dahulu mendorong punggungnya dari belakang."Aaaaaahh...." teriak Bella yang terguling ke jurang hingga jatuh ke aliran air terjun.Saat itu juga Ramel terbangun dari tidurnya, seluruh kening pria tampan itu terlihat mengkilat akibat tetesan keringat, sehingga membuat Tania bingung dan terkejut ketika melihatnya ke luar dari kamar."Ramel, kamu kenapa?" tanya Tania yang sedang memberikan susu formula pada Kenan."Bella di mana Oma?" Bukannya menjawab, Ramel justru balik bertanya.

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Apa Mas akan menikah lagi?

    Setelah melepas hasrat sebanyak dua kali, Ramel dan Bella meninggalkan rumah pohon dan kembali ke Villa. Setibanya di sana, Tania langsung mengajak mereka untuk makan siang bersama. Wanita tua itu sudah menyiapkan beberapa menu di atas meja bersama pelayan.Makan siang kali ini sedikit berbeda, biasanya suasana di meja makan pasti akan hening karena tak ada yang boleh berbicara. Tetapi saat ini Ramel, Bella dan Tania menikmati makan siangnya sambil berbincang-bincang."Mel, Bel, malam ini Kenan biar tidur sama Oma aja ya?" ucap Tania sambil mengunyah makanannya.Iya, Ramel dan Bella menamai putranya Kenan Alexander Wijaya."Kenan setiap malam sering minta susu, nanti Oma jadi terganggu," sahut Bella."Enggak apa-apa, Oma gak merasa terganggu kok," ucap Tania.Wanita tua itu sengaja meminta Kenan tidur di kamarnya, agar Bella dan Ramel bisa berduaan menikmati liburannya. Dari awal Tania sudah menolak untuk ikut ke Villa, tetapi Bella memaksa."Yaudah, terserah Oma aja." Kali ini Ramel

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Mas udah gak kuat lagi.

    Empat puluh hari telah berlalu, hari ini keluarga Wijaya sedang bersiap untuk liburan. Ramel akan memboyong keluarganya ke villa, seperti permintaan Bella waktu itu. Rencananya mereka akan menginap di sana selama satu Minggu."Mas," panggil Bella.Ramel yang melangk menuju pintu, menghentikan langkahnya lalu berputar menghadap Bella."Iya sayang," sahut Ramel dengan lembut."Sebabnya ada yang ingin aku bicarakan, Mas," ucap Bella dengan wajah serius.Ramel melangkah menghampiri istrinya yang duduk di sisi ranjang tepat di samping wanita cantik satu anak itu."Bicara apa sayang? Apa tentang liburan kita?" todong Ramel.Bella menggeleng, "Tidak mas, aku ingin bicara tentang pak Bara dan Mbok Inem," ucapnya.Ramel menghela napas, ia meraih tangan Bella lalu menggenggamnya dengan erat. Walupun Bella belum mengatakan apapun, Ramel sudah tahu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.Tentu tentang kejadian beberapa bulan yang lalu, di mana pak Bara dan Mbok Inem tiba-tiba mengkhianatinya

  • Gairah Nakal, Sugar Baby   Delapan, ya ampun.

    "Kenapa sayang?" tanya Ramel yang langsung memeluk Bella."Mas tega," bisik Bella."Bukan tega sayang, tapi Mas hanya mengikuti saran dari dokter," sahut Ramel yang juga berbisik.Akhirnya Bella mengikuti kemauan suaminya, ia mengijinkan dokter untuk melakukan tugasnya. Bella menggigit ujung baju Ramel untuk menahan rasa sakit yang luar biasa, bahkan lebih sakit dari melahirkan."Sudah Dok, saya gak kuat lagi," keluh Bella, akhirnya wanita cantik itu menyerah."Sebentar lagi ya Bu, tinggal satu jahitan lagi," sahut dokter. Wanita berjubah putih itu sengaja mengajak Bella bicara, untuk mengalihkan rasa sakitnya.Setelah 60 menit berlalu, Bella dipindahkan ke ruang inap begitu juga dengan bayi mungilnya. Wanita cantik itu sudah pasti menempati kamar President Suite.Ramel tak sedetikpun meninggalkan istri dan anaknya. Tatapnya tak lepas dari wajah tampan putranya, bayi mungil itu benar-benar mirip dengannya. Sungguh Ramel tak menyangka memiliki anak diusianya yang masih sangat muda, ia

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status