Beranda / Romansa / Gairah Memabukkan Selingkuhanku / Bab 27: Perjalanan Pulang

Share

Bab 27: Perjalanan Pulang

Penulis: Vani Vevila
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-20 12:01:40

Sama sekali Naya tidak ingin segera sampai ke apartemen. Sejak tadi, perasaannya sangat tidak tenang. Sampai Naya tidak bisa lagi berkata-kata. Evan memakaikan helm dan jaket oversize berbahan denim pada Naya.

Tidak lama saat Evan mulai menjalankan motornya, air mata kembali mengalir di pipi Naya. Membuat Naya langsung memeluk punggung Evan erat. Bagaimana bisa? Ketika ia sudah menetapkan hati untuk memilih hubungan mana yang baginya mendatangkan kebahagiaan, sosok itu justru kembali.

Mungkin dua tahun bagi banyak orang terkesan biasa saja. Perjalanan yang tergolong tidak lama, tapi juga tidak sebentar. Mungkin bagi banyak orang konflik batin yang Naya rasakan selama ini tentang hubungannya bersama Lukas hanya sebatas masalah kecil yang seharusnya bisa diselesaikan dengan mudah.

Tidak, Naya memejamkan mata sesaat. Mengingat bagaimana Lukas pertama kali hadir dalam kehidupannya. Memang rasanya tidak begitu spesial seperti kisah kasih pasangan lain. Tapi Lukas hadir di waktu yang tepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 28: Permintaan Mama Tentang Pilihan

    Sekian detik Naya dan Evan sama-sama diam, tidak tahu mau menjawab apa. Naya menggeleng. “Bu..bukan, Ma…. Ini sahabat dekat Naya di sini. Namanya Evan.” Evan langsung turun dan membuka helm setelah memastikan standar motor sudah ia turunkan. “Evan Rasuli,” sambut Evan menjulurkan tangannya. “Sarah, mamanya Naya.” Mama menyalami Evan.” “Mama dari mana?” Naya mencoba tenang.“Dari mini market. Nggak masuk ke atas?” Mata Evan melirik sekilas ke arah Naya. “Nggak usah tante, cuma mau antar Naya aja.” “Kirain tadi Lukas. Teman sekantor?” Naya menghela napas, bagaimana bisa sang Mama menyebut nama Lukas lebih dari sekali di depan Evan. Walau tentu pria itu sudah paham kondisinya, tapi tetap saja membuat tidak nyaman. “Nggak, tante. Beda kantor cuma tadi sekalian pulang bareng.” “Oh gitu…” “Saya pamit pulang dulu ya, tante. Udah malam juga.” Evan mengangguk-angguk, lalu kembali menjulurkan tangan yang langsung dibalas kembali oleh Mama. “Hati-hati di jalan, Evan.” Senyum lebar Ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 29: Kamu Serius Sama Naya?

    Sejujurnya, ada rasa rindu dalam hati Naya pada Lukas. Setengah hatinya berkata rindu, setengah hatinya berkata ragu. Tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan rasa ragu itu, hanya saja Naya tidak tenang, seolah dikejar sesuatu yang kapan pun siap meledak. Menghancurkan semuanya. Mau tidak mau, Naya harus siap bila nantinya harus kehilangan Lukas dan Evan. Keduanya. Mungkin saja Tuhan akan marah karena sikap labil Naya dan pengkhianatan yang ia lakukan. Ponsel Naya berbunyi. "Aku udah di bawah ya." Nada suara Lukas datar seperti biasanya. Naya yang sibuk mengaduk kopi dalam gelas segera menyelesaikannya, lari pelan turun ke lantai dasar lobby apartemen. Dari jauh, sosok Lukas dengan kaos Polonya berdiri tegak terlihat samar di balik pintu kaca. "Lukaaaas!" sapa Naya yang diikuti tangannya yang merangkul lengan Lukas. Secepatnya Lukas memberi pelukan. Ada rasa rindu dalam pelukan itu. Naya bisa merasakannya. "Akhirnya," senyum kecil Lukas dan tatapan matanya yang hangat, hal yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 30: Penolakan Hati

    Maria berlari kecil menghampiri Naya ketika mereka berpapasan di depan kantor. Dia menyadari, pria yang baru saja mengantar Naya dengan mobil hitam adalah Lukas. Mata Naya terbelalak, keningnya mengkerut, mulutnya mengucapkan nama Lukas tanpa suara yang lalu diiyakan Naya dengan anggukan.“Gue nggak salah lihat, kan? Dia di Jakarta? Sejak kapan?”Naya merapikan rok selututnya. “Tadi malam, tiba-tiba ngasih kabar kalau dia ke sini.”“Terus?”“Apanya yang terus?”“Ketemu nyokap dong?”Naya mengangkat bahu. “Iya gitu deh.”“Astaga, lo pasti pusing, kan? Secara nyokap lo udah juga ketemu sama Evan.” Maria mengamati sekitar, memastikan tidak ada siapapun di dekat mereka. “Waktunya lo milih, Lukas apa Evan? Pacar lo atau selingkuhan lo itu.”Mereka menaiki lift. “Evan juga udah jadi cowok gue, Ia. Dia janji bakal ada di samping gue. Jadi…”“Jangan bilang lo…..”Pintu lift terbuka. Tanpa melanjutkan ucapan, mereka berjalan ke meja masing-masing. Walau dari balik kubikel terlihat Maria yang m

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 31: Ucapan Konyol

    Mama minta bertemu langsung di restoran karena ia ada janji bertemu temannya. Naya membuka buku menu, tidak ada makanan yang menarik baginya meski chinese food adalah salah satu masakan kesukaannya. Sesekali matanya mengamati gerak-gerik Lukas yang duduk tepat di hadapannya. "Mau pesan sekarang?" tanya pramusaji yang sejak tadi berdiri di samping mereka dengan kedua tangan memegang note dan pulpen.Lukas menutup buku menu. "Tungguin Mama aja dulu kali, ya?""Iya, nanti aja.""Lagi nunggu dulu, Mbak. Menunya di sini aja." Lukas kembali membuka buku menu.Sekejap pramusaji itu menghilang dari pandangan.Ingin sekali Naya langsung bertanya seputar apa yang ingin pria itu bicarakan padanya. Tetapi ia menahannya dalam hati, berharap Lukas duluan yang memulai pembicaraan."Na," panggil Lukas, nada suaranya datar. Kedua matanya fokus memandangi Naya.Kening Naya mengkerut. Degup jantungnya berdetak lebih cepat dan tanpa ia sadari, ia menggerakkan kaki kanannya berulang. "Bantu aku buat bil

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 32: Malam Tanpa Bintang

    Tidak pembicaraan lebih lanjut tentang apapun, tentang bagaimana Lukas belum mau membawa hubungan ke jenjang pernikahan, ataupun tentang bagaimana Mama mengucapkan hal konyol mengenai Naya dan Adrian.Nama Evan muncul di benak Naya saat mengamati sosok Lukas yang kini sibuk berdebat dengan Adrian soal pembayaran. Sepertinya sudah tepat, saat dia menetapkan hati lebih memilih Evan. Apa malam ini juga putusin Lukas, ya? Pertanyaan itu keluar begitu saja dalam hati Naya. Hidup yang terus berlanjut dan waktu yang terus berganti. Tapi Lukas tetap di lantai yang sama, tidak membawanya berpindah."Mama diantar Adrian aja, deh." Mama berjalan ke samping Adrian yang baru saja mengeluarkan kunci mobilnya dari saku.Naya menoleh ke sebelah kanan, memerhatikan reaksi Lukas. Aneh, pria itu terlihat biasa saja. Bukannya dia harus merasa gelisah? Apa dia tidak khawatir?Naya menoleh ke sebelah kiri, Adrian yang tampak kikuk. Seolah malam ini dia hadir di saat yang salah. Di tengah suasana tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 33: Adrian dan Permen Pelega Tenggorokan

    Mobil melaju lebih lambat. Hanya ada suara dari radio yang sejak tadi sudah tidak lagi menarik bagi Naya. Yang dia lakukan adalah menghapus air mata. Ingin sekali Naya berhenti menangis, tapi sesak di dadanya membuat ia tidak mampu melakukannya.Sesekali Lukas melirik bayangan Naya dari spion tengah, dia tidak bisa menutupi perasaan paniknya. Mobil pun menepi tepat di depan minimarket dekat gedung apartemen Naya.Lukas melepas seatbelt. "Tolong, Naya. Aku nggak mau kayak gini. Kamu sendiri yang mengiyakan. Kamu mau nunggu aku, kan? Aku juga mau lebih serius dari ini. Aku nggak mau putus. Nggak kayak gini."Naya masih sibuk mencoba hentikan tangis.Tangan Lukas menarik pelan tangan Naya, menggenggamnya erat, menaruhnya di dada. "Tolong, Na.. Nggak gini.""Please, percaya sama aku. Sama hubungan kita. Tunggu aku, tunggu sampai aku siap nikahin kamu."Anggukan pelan, Naya hanya bisa melakukan itu saat ini. Mengangguk sambil mengatur emosi dalam dirinya. Ingin sekali Naya mengucapkan kat

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 34: Menguping Obrolan

    Naya mengambil handuk, siap keluar dari kamar mandi. Setelah lelah dengan apa yang ia hadapi hari ini, Naya memilih menghabiskan waktu lebih lama di bawah kucuran shower. Memang jauh lebih baik kalau Lukas sama sekali tidak muncul di hadapan Mama, pikirnya.“Bukannya nggak kasih restu, tapi ya mereka udah sama-sama matang. Heran, anak zaman sekarang tuh.” Suara Mama langsung terdengar saat Naya menarik pintu. Wanita yang tahun ini menginjak usia 50 sedang berbicara di ponselnya.Naya menutup kembali pintu, memutuskan untuk mendengar pembicaraan Mama dari kamar mandi. Dia yakin Mama sedang curhat tentang hubungannya bersama Lukas.“Ya, gimana? Jerry aja ya dulu kalau nggak dipaksa nikah sama orang tuaku ya terus aja sibuk jaga ruko.” Hati Naya tersentak saat nama Papa disebut. “Umur emang nggak ada yang tahu. Nanti pas dia nikah, Jerry aja udah nggak bisa kan ada di samping buat dampingin? Gimana kalau aku juga gitu? Aku cuma pengen Naya cepat berkeluarga, dapat suami yang tepat. Mau m

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-02
  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 35: Suara Perempuan

    Suara Perempuan Setelah memasukan semua barang, memastikan tidak ada yang terlupa, Mama meminta Naya untuk duduk di atas koper. Walau tidak terlalu lama di Jakarta, Mama banyak membeli barang. Berhasil, koper sudah tertutup sempurna. Ponsel Mama bergetar membuat aktivitas mereka terhenti. “Bentar lagi turun.” Mama mematikan panggilan dan dengan terburu-buru membereskan tas kecilnya. “Ada Roy sama keluarganya di bawah.” Naya menaikan alis. “Lho? Mau diantar mereka ke pool? Kirain mau naik taksi online.” “Sekalian pamitan.” Segera Naya mengantar Mama ke bawah sambil membawa koper berukuran sedang di tangannya. Seperti yang dikatakan, Bella sudah menunggu di lobby. Termasuk anaknya, Adrian. Naya dan Mama berpelukan, ada air mata yang tertahan di mata mereka. Tetapi seperti biasanya, baik Naya, atau juga Mama sama-sama tidak jago dalam mengungkapkan perasaan. Ada rasa sedih di hati kecil Naya, bercampur rasa rindu untuk bisa lebih lama bersama Mama. Seperti dulu. Lengkap bersama Papa

    Terakhir Diperbarui : 2022-08-03

Bab terbaru

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 64: Langkah Berikutnya

    Sambil mengunyah suapan daging bercampur nasi dan sayur, Naya memerhatikan wajah Evan. Ekspresi tenang yang tidak pernah lepas dari pria itu meski sedang dalam situasi tidak mengenakan memang selalu menghipnotis dirinya. Seperti saat ini, bisa saja ia masih menangis, entah menangis bodoh atau menangis karena tidak percaya. Pengkhianat yang justru mendapat pengkhianatan. Tetapi Evan berhasil membuatnya tenang. Pikirannya memang masih berkecamuk, tapi keberadaan Evan membuat ia sadar, berkhianat bisa jadi pilihan yang baik. Apalagi dalam kondisi seperti ini, munculnya persoalan Lukas dan wanita itu, juga fakta yang tiba-tiba saja muncul. Mungkin Tuhan sengaja mempertemukan ia dengan Evan. "Jadi, bisa kan kita lebih dari ini, Na?" tanya Evan sambil menatap mata Naya. Pertanyaan itu membuat Naya hampir mengeluarkan kunyahannya. "Maksud kamu?" "Kita menikah aja ya?" Evan tersenyum, senyuman dengan tatapan mata penuh kesungguhan. "Aku ingin kita benar-benar jadi satu. Nggak ada lag

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 63: Rasa Perih Bercampur Nikmat

    Sama sekali tidak terbayang, Naya yang baru saja terluka, mendapatkan rasa perih yang sudah pasti akan lama terobati, saat ini mendapat kenikmatan yang membuatnya lupa akan rasa perih teraebut. Sekilas air mata Naya menggenang, kembali mengalir. Namun tangisan itu tidak datang dan langsung menghilang saat nafas juga aroma tubuh Evan kini menguasainya. "Kamu cantik banget, Na. Aku selalu kangen lihat ekspresi kamu kayak gini, suara kamu, desahan..." Evan masih memainkan jarinya. "Aku juga, aku selalu ingin lakuin ini sama kamu. Setiap hari. Ahhh.. Evan...." Naya menggelinjang, sebelum Evan memberi sentuhan dahsyatnya, ia sudah mendapat kenikmatan. Evan tersenyum puas, baginya, berhasil memberi kenikmatan pada Naya adalah satu pencapaian. Apalagi ia belum memainkan miliknya. Evan mengecup tubuh Naya, dari satu bagian ke bagian yang lain. Meninggalkan tanda. "Aahh... Hh.." Naya sangat menikmati. Entah karena ia sedang dalam kondisi sangat tidak baik, lalu mendapat kenikmatan d

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 62: Obat Luka dari Evan

    Naya sudah mengajukan cuti dua hari ke kantor. Tidak mungkin datang ke kantor dengan mata bengkak, wajah kucel, dan tubuh lemas. Rasanya setengah jiwa masih mengambang entah di mana. Mungkin karena masalah kemarin belum selesai dan ada ujungnya. Sejujurnya, Naya masih penasaran dan ingin bertanya banyak tentang wanita bernama Hana. Wanita yang dijodohkan pada Lukas. Tapi sudah, cukup, Naya merasa bila ia tahu lebih dalam tentang wanita itu dan Lukas sama saja seperti sedang menyayat pergelangan tangan sendiri. Akan terasa sakit, jelas menimbulkan luka, dan bekas yang sulit hilang. Kedua tangan Naya memijat kepala, terlalu banyak nangis membuat kepalanya terasa tidak enak. Nyeri. Dia mengambil ponselnya, ada tiga missed call dari Lukas. Tepat ketika dia sedang membuka aplikasi chat, datang panggilan ke ponselnya. Evan. "Hi.." Nada suara Naya parau. "Aku di lobby. Boleh ke sana?" Informasi itu membuat Naya sedikit terkejut. "Aku lagi jelek," ucap Naya. Bagaimana bisa dia m

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 61: Terlalu Percaya Adalah Kesalahan Fatal

    Hampir saja Naya menangis saat mendengar kalimat itu. Air matanya telah berkumpul di pelupuk, siap untuk terjun. Dia coba menahannya, membuat dadanya terasa sangat sesak. Ingin sekali berteriak sekencang-kencangnya. Memang salah menghadapi kenyataan pahit ini dengan mengamuk? Naya masih menahan segalanya. Dia berharap secepatnya sampai di ruman.Pada akhirnya, Tuhan menunjukkan bahwa, semua manusia itu punya bakat buat jahat. Bukan hanya Naya yang berselingkuh dengan Evan, tapi Lukas juga mengkhianati dirinya lebih parah. Jauh lebih dulu, langkahnya lebih cepat. Bahkan sampai tidak terlihat. Yang ada, hanya hasil dari langkah-langkah itu, lubang dalam karena injakan sepatu yang tajam. Naya yang selama ini berusaha menutupi kehadiran Evan ternyata sama saja seperti Lukas yang berusaha menutupi adanya keluarga kecil, beserta kehidupannya yang kalau dipikir menjadi sangat asing. Konyol."Makasih lho." Naya berusaha baik-baik saja, meski tubuh, hati, dan pikirannya terasa remuk."Santai

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 60: Seperti Melewati Babak Baru

    Entah dari mana rasa sakit itu muncul kembali dalam hatinya. Meski ia belum benar-benar tahu apa yang sedang terjadi, tapi kecurigaannya terhadap sosok anak kecil dalam pangggilan video yang baru saja dilihat mengarah pada hubungan Lukas dengan wanita bernama Hana.Naya memandangi langit yang mulai terang di luar sana. Dia menghela napas untuk kesekian kalinya. Cara Naya menenangkan diri walau tentu tidak bisa sepenuhnya. "Mau aku antar sekarang?" Tiba-tiba Lukas muncul, wajahnya tampak lebih tenang dari sebelumnya.Naya memegang dan memijat bahunya sendiri. "Kan aku udah bilang nggak usah.""Atau aku aja gimana? Kak Lukas jagain Kak Hana aja. Dia butuh kakak di sampingnya." Eva ikut menawarkan jasa. "Aku bawa mobil."Asing, tentu saja. Naya baru mengenal Eva sekian jam lalu, tapi perempuan yang terlihat lebih muda darinya itu sudah bersedia mengantar pulang. Tetapi sesi seperti ini tidak ingin Naya lewatkan begitu saja. Dia bisa mendapat lebih banyak informasi mengenai Hana dan Luk

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 59: Lukas yang Masih Ingin Berjuang

    Setelah hampir empat jam menghabiskan waktu di perjalanan, tanpa obrolan apapun, mereka sampai ke tujuan. Seorang gadis berambut pendek dengan pakaian casual terlihat berdiri di depan pintu ruang UGD.Naya memerhatikan gadis itu, wajahnya sangat menggambarkan rasa khawatir. Saat mengetahui Lukas telah datang, gadis itu sontak mendekati."Kak, Mbak Hana nggak apa-apa kok kata dokter. Cuma tetap harus dirawat dulu buat dipantau. Lagi nunggu kamar aja."Lukas menoleh ke pintu UGD. "Beneran nggak apa-apa?"Gadis itu mengangguk. "Udah sadar, tapi masih lemes banget.""Kakak dari mana? Kantor?" Dia lanjut bertanya sambil melihat Naya, lalu tersenyum."Dari luar kota. Oh iya, ini Naya." Lukas memperkenalkan Naya."Naya.""Eva. Temannya Kak Lukas?"Naya menelan ludah. Apa yang harus ia katakan? Naya hanya bisa mengangguk."Tadi gimana ceritanya? Dia ngapain? Minum obat asal-asalan atau gimana?" Lukas seolah mengalihkan pembicaraan."Iya, obat tidurnya sendiri. Kata dokter bikin badannya nggak

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 58: Dia Coba Bunuh Diri Lagi

    Lukas menghapus air mata Naya, mengusap kedua pipi Naya lembut. "Maaf, Na. Aku nggak bisa apa-apa. Kamu tahu kan soal keluargaku?"Seketika ingatannya tentang keluarga Lukas yang perfctionist muncul di benaknya. Ayah dan Ibu Lukas selalu menginginkan anak-anaknya sukses dengan jurusan atau bidang pekerjaan sesuai harapan mereka. Seperti Lukas yang mengambil jurusan Hubungan Internasional saat kuliah, berdasarkan permintaan dari orang tuanya.Sejujurnya, Naya sedikit lupa tentang bagaimana ia dulu memiliki perasaan spesial kepada Lukas. Saat awal bertemu, Lukas mengajak Naya berkenalah ketika berada di acara peluncuran toko yang menjual aneka kebutuhan sehari-hari. Toko tersebut milik teman Naya yang juga merupakan teman kuliah Lukas."Jadi, kita benar-benar harus menyudahi hubungan ini? Kamu serius mau putus sama aku? Terus apa artinya 2,5 tahun ini?" Naya berusaha menghetikan tangisnya."Aku sayang sama kamu, Na. Aku nggak mau pisah, tapi gimana? Aku nggak bisa lawan permintaan Ayah d

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 57: Bagai Petir Menyambar

    Yang Naya inginkan sekarang hanyalah Lukas secepatnya sampai. Mengapa? Kenapa? Pria itu menyimpan rahasia apa? Apa selama ini dia berselingkuh? Atau bagaimana? Naya memejamkan mata sesaat. Setelah seharian tadi ia 'ngebolang' sendirian, sambil menunggu Lukas yang akan tiba malam ini, Naya memutuskan beristirahat di hotel.Pukul 18.40.Badan dan pikiran dalam benaknya terasa sangat lelah. Ingin rasanya ia tidur sesaat, melupakan semuanya satu sampai dua jam saja. Tetapi rasa lelah itu justru membuatnya terus membuka mata. Naya malah terus-menerus memutar otak, membayangkan apa yang nanti akan Lukas katakan. Apa hubungannya dengan pria itu memang sudah waktunya harus berakhir? Malam ini? Waktu terus berjalan dan tepat saat pukul 20.46, masuk telepon dari Lukas."Aku di lobby, Na," ucap Lukas singkat.Telepon tetap tersambung meski tidak ada pembicaraan lebih lanjut. Tepat saat pintu lift terbuka, Naya bisa langsung melihat Lukas yang mengenakan sweater hijau gelap dengan celana creamny

  • Gairah Memabukkan Selingkuhanku   Bab 56: Aku Pikir, Aku Sudah Memahami Semuanya, Tapi…

    Tangan Naya menggenggam erat ponsel, dia memejamkan mata. Naya belum siap mendengar penjelasan dari Lukas."Hm?" Sambut Naya di ponselnya."Kamu di mana? Surabaya? Kenapa nggak hubungi aku dulu?""Kenapa bohong?""Aku nggak ada maksud bohong sama kamu, Na. Aku cuma butuh banyak waktu buat fokus sama kerjaan aku.""Nggak masuk akal. Selama ini aku nggak pernah ganggu kerjaan kamu kok.""Ya aku…""Udah, kamu kenapa? Ada apa? Kamu jujur aja sama aku. Kalau memang kita harus selesaikan hubungan kita, ya udah, kita akhiri baik-baik. Nggak gini caranya!"Naya tidak bisa menahan tangisnya. Dia terus coba mengatur napas dan suaranya yang semakin parau. "Ceritanya panjang, Na. Aku harus jelasin langsung sama kamu. Kamu di mana? Aku jemput kamu sekarang atau malam ini? Aku cari tiket pesawat paling cepat.""Nggak usah. Aku balik sendiri aja. Kamu nggak usah jemput aku."Naya mematikan telepon, melempar ponselnya ke sudut kasur. Rasanya dia tidak ingin lagi mendengar suara pria itu. Ponselnya k

DMCA.com Protection Status