Share

24. Dipergoki?

Penulis: Caramelodrama
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 19:28:38

“K-ke tempat Bapak?”

Ziandra terkejut, tapi dia tidak berani bertanya lebih jauh. Pergi ke hunian Aldric sama artinya dengan dia… harus melayani napsu sang Bos.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan sebuah mansion megah yang berdiri di atas lahan luas dengan taman yang terawat sempurna. Ziandra hanya bisa tertegun melihat kemewahannya setiap datang ke sana.

"Turun!" perintah Aldric.

Tanpa banyak bicara, Ziandra mengikutinya masuk ke dalam mansion.

Di dalam, interiornya tak kalah menakjubkan. Langit-langit tinggi dengan lampu kristal, lantai marmer, dan perabotan mahal membuat Ziandra merasa seperti memasuki dunia lain.

Tapi dia tidak sempat menikmati pemandangan itu karena Aldric tiba-tiba menarik tangannya, membawanya ke sebuah ruangan besar yang tampaknya adalah kamar pribadinya.

"Pak Aldric, apa yang Anda—"

Aldric menghentikannya dengan menatapnya tajam. "Aku kesal, Zia. Dan kamu tahu bagaimana cara menenangkanku, bukan?"

Wajah Ziandra memerah, tapi dia tidak bisa berkat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Gairah Liar Presdir Posesif   25. Nyinyiran Tetangga Kompleks

    “Wah! Mbak Zia!” Ruri, salah satu tetangga kompleks rumah orang tua Ziandra, orangnya paling senang mencari bahan gibah untuk dibahas dengan ibu-ibu lainnya.Dia memandang kaget pada Ziandra yang tadi baru turun dari mobil mewah. Kini mobil itu sudah melaju meninggalkan area tersebut.“Itu tadi… mobil kantor, saya… saya diantarkan karena baru selesai… selesai menemani atasan menemui klien.” Ziandra berjuang mengendalikan kegugupannya.Akan gawat apabila dia dijadikan bahan gibah Ruri nantinya di kompleks hanya gara-gara diantarkan bos besar.“Ooo….” Ruri tidak berusaha memperpanjang pertanyaan dan tersenyum kecil.“Saya… saya masuk dulu ke bangsal Rara. Apakah Jeng Ruri menjenguk kerabat di sini?” tanya Ziandra dengan nada suara lebih santai.Sepertinya pengembangan kemampuan berdustanya belum sampai ke tahap ahli. Dia masih gelagapan dan cukup gugup ketika menyembunyikan sesuatu.“Oh, aku jenguk anaknya Mbak Zia, kok! Ini sedang menunggu suamiku datang untuk jemput saja karena mau pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Gairah Liar Presdir Posesif   26. Kerabat Misterius

    “Dokter, maksudnya bagaimana?” Ziandra masih belum paham.Tiba-tiba saja mereka datang dan menyampaikan perpindahan rumah sakit yang sangat mendadak.Memang boleh setiba-tiba ini?“Begini, Bu.” Kali ini perawat yang berbicara untuk menjelaskan. “Kami menerima telepon dari kerabat Bu Ziandra yang meminta pasien Clara berpindah ke rumah sakit Serenia untuk memaksimalkan pengobatan bagi anak ibu. Beliau sudah memesan ruang khusus di sana dan putri Ibu bisa langsung masuk saja.”Mata Ziandra bergerak-gerak melirik dokter dan perawat secara bergantian. Ada kerabatnya yang sudah menangani itu semua? Kerabat yang mana? Baik sekali! Apakah kerabat jauh yang belum pernah dia temui?Karena kerabat yang dia ketahui, mereka semua bukannya membantu tapi justru meminta ini dan itu.“Ah, begitu.” Ziandra masih bingung. “Lalu, kapan pindahnya?”“Sekarang juga tidak apa jika Ibu dan pasien Clara sudah siap.” Perawat menjawab.Dokter di sampingnya mengangguk.Maka, karena ada kerabat yang bersedia sede

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Gairah Liar Presdir Posesif   27. Harus Jujur ke Suami dan Keluarganya

    ‘Ternyata itu Pak Aldric! Dia! Dia yang memindahkan Rara ke rumah sakit yang lebih baik dan sudah melunasi semua biayanya!’ Ziandra berteriak dalam hatinya, perasaan campur aduk memenuhi dadanya.Dengan Clara kini ditempatkan di ruang VIP khusus untuk penderita kanker, suasana menjadi jauh lebih nyaman.Clara mendapatkan perawatan intensif yang sesuai dengan kebutuhannya, termasuk kehadiran perawat khusus yang siap membantu kapan saja.‘Aku bersyukur melihat kenyamanan ini. Bahkan mama yang kerap merasa tidak nyaman saat menjaga Rara di rumah sakit sebelumnya, sekarang bisa lebih santai karena ada tempat tidur khusus untuk penunggu pasien.’Ziandra tersenyum akan itu.Clara sendiri terlihat lebih ceria, meski sesekali masih merasakan lemas akibat pengobatannya.Ziandra merasa sedikit lega bahwa setidaknya putrinya dapat menjalani perawatan dengan lebih baik.Di kantor, Ziandra memutuskan untuk segera menghadap Aldric di ruangan si Bos. Dia harus mengucapkan terima kasih secara langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Gairah Liar Presdir Posesif   28. Memikirkannya Saat Bersamamu

    ‘Memegang kendali?’ Ziandra terheran-heran dengan kalimat dari Aldric dan dengan cepat memikirkannya di benak.Maksud Aldric apa? Bukankah seharusnya dia berhak melakukan keintiman dengan Dion, suaminya sendiri?‘Kalau dipikir-pikir, bukannya Bos Aldric aneh jika marah dan kesal kalau aku bermesraan dengan suamiku?’Ziandra masih bertanya-tanya dengan sikap tak wajar yang diberikan Aldric sehubungan dengan dia dan Dion bermesraan.‘Apa hak Bos Aldric, selain hanya berkaitan dengan perjanjian antara kita saja? Aneh!’ Ziandra masih saja tak paham dengan perilaku Aldric.Dia tak bisa memahami kecemburuan Aldric.“Jangan lupa kalau aku memegang penuh kendali atas kamu, Zia.” Terdengar suara berat memesona milik Aldric di telinga Ziandra.Semoga saja Dion tidak bisa ikut dengar atas ucapan Aldric baru saja.Tapi bagaimana Dion bisa dengar kalau pria itu masih sibuk merayu Ziandra di telinga satunya?“Ayo, sayang… sebentar saja, yuk! Tutup dulu telepon dari bosmu,” bisik Dion di telinga lai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Gairah Liar Presdir Posesif   29. Menantang Cemburu Pak Bos

    Keesokan harinya, suasana kantor tampak seperti biasa. Namun bagi Ziandra, tidak ada yang terasa normal. Pikiran-pikirannya terus melayang ke percakapan semalam dengan Aldric—dan tentu saja kejadian tidak terduga bersama Dion.“Ya ampun, aku merasa ini aneh dan kacau.” Ziandra menggumamkannya dalam hati.Seolah semua hal campur aduk dalam benaknya, membuatnya lebih gugup dari biasanya.Dia merasa seakan-akan semua orang di kantor tahu apa yang terjadi, meskipun tentu saja itu hanya paranoia.“Eh?”Sebelum dia bisa melarikan diri ke meja kerjanya, telepon di tasnya bergetar. Nama Aldric muncul di layar, membuat jantungnya berdebar lebih cepat.“Masuk ke ruanganku sekarang,” perintah suara Aldric, dingin dan tajam, tanpa basa-basi.Ziandra menarik napas dalam-dalam dan melangkah menuju ruangan presiden direktur.Setibanya di sana, Aldric sudah berdiri di balik meja kerjanya, menatap keluar jendela. Tangannya di sakunya, posturnya memancarkan aura otoritas.“Duduk,” katanya singkat tanpa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Gairah Liar Presdir Posesif   30. Berangkat ke Luar Negeri

    Ziandra terkejut mendengar kata-kata itu. "Pak Aldric, saya bukan milik siapa pun. Saya istri Mas Dion."Aldric mendekat lebih jauh, membuat Ziandra hampir mundur jika saja dia tidak menahan dirinya. "Kamu benar. Secara hukum, kamu istri Dion. Tapi Zia… aku tahu apa yang ada di pikiranmu tadi malam." Aldric menatapnya tajam, seolah ingin menembus pertahanannya.Ziandra tercekat. Bagaimana Aldric bisa tahu? Pria itu tahu kalau dia memikirkannya sepanjang dia melayani suaminya? Benar begitukah? Atau sang Bos hanya menebak?"Apa maksud Anda?" tanya Ziandra lemah, suaranya nyaris tenggelam.Aldric tertawa kecil, sebuah suara rendah yang penuh percaya diri. "Aku tidak perlu menjelaskan, kan? Kamu sudah tahu jawabannya.""Pak Aldric," Ziandra mencoba membela diri. "Ini tidak adil. Anda tidak berhak mengontrol kehidupan pribadi saya."Meskipun demikian, Ziandra masih ingin memiliki kendali atas dirinya sendiri.Aldric menyentuh dagunya, membuat Ziandra terdiam. Sentuhan itu lembut, tetapi pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-18
  • Gairah Liar Presdir Posesif   31. Disergap Bos yang Cemburu

    “Um… Pak?” Ziandra agak ragu ketika membuka pintu tersebut.Dia melongok ke dalam, tapi kenapa tidak ada siapa pun di sana? Bahkan ranjang besar yang terlihat begitu pintu dibuka pun tidak menampilkan sosok Aldric di sana.Alih-alih mengurungkan diri masuk karena si empunya tidak terlihat di kamar itu, kaki Ziandra justru melangkah masuk. Penasaran?“Pak—arghh!” Dia memekik ketika secara tiba-tiba ada tangan yang merengkuh pinggangnya dan menarik dia ke belakang.Pintu juga secara mendadak tertutup.Ketika dia menoleh, sudah ada Aldric dengan senyum seringai iblis di wajahnya.“Bagaimana yang sudah berbulan madu semalaman dengan suami tercinta, hm?” Aldric memenjarakan tubuh Ziandra dalam pelukan dua lengannya. “Pasti sangat menyenangkan, bukan?”Sindiran!Ziandra yakin bahwa sang Bos saat ini sedang menyindir dirinya. Tapi dia juga merasakan aroma satu lagi dari kalimat Aldric.Cemburu!Cemburu? Aldric? Pria mapan yang bisa memanggil wanita dengan hanya menjentikkan jari secara santa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Gairah Liar Presdir Posesif   32. Maldavis

    Pada dua jam berikutnya, akhirnya Ziandra benar-benar terbebas dari kuasa Aldric.‘Bos sialan! Maniak! Hyper gila!’ Ziandra melepaskan umpatan kekesalan dia ke Aldric sambil dia turun dari tempat tidur.Jalannya sedikit sempoyongan akibat kegilaan Aldric hanya karena pria itu merasa cemburu terhadap suami Ziandra.Hingga akhirnya, dia bisa tentram menjalani perjalanan di udara.“Ayo, Zia.” Aldric mengulurkan tangannya ke Ziandra ketika mereka telah tiba di negara Maldavis, di kota metropolitan Mauva, dan hendak turun dari pesawat pribadi milik pria itu.Tidak memiliki pilihan lain, Ziandra menyambut tangan Aldric dan membiarkan pria itu menggenggamnya sambil mereka menuruni tangga yang disediakan pihak bandara.Mobil sudah siap menjemput dan membawa mereka ke sebuah hotel bintang lima di kota Mauva.“Nanti malam kita akan menemui calon klien.” Aldric berbicara ketika sudah berada di dalam mobil. “Karena ini masih siang, masih ada waktu untuk mencari baju buat kamu.”Ziandra melebarkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Gairah Liar Presdir Posesif   33. Mabuk

    “Ya, sebentar!” seru Ziandra ketika hendak membukakan pintu.Pada akhirnya dia tersadar, bahwa ini dia di hotel bintang 5, bukan di rumahnya sendiri.‘Dih! Untuk apa juga aku menyahut seperti tadi?’ sesalnya sambil membukakan pintu. ‘Rasanya aku seperti orang dusun yang gagap dengan kota saja, duh!’Namun, alangkah terkejutnya dia ketika melihat siapa yang berdiri di depan pintunya.“Pak Aldric?” Ziandra terkejut mendapati Aldric dalam kondisi mabuk, wajahnya memerah.Namun, dia lebih terkejut dengan adanya wanita yang membawa Aldric.“Anda….” Ziandra menoleh ke wanita yang memegangi Aldric yang kurang stabil berdiri.“Aku Aurelind.” Wanita itu menyebutkan namanya.Mata Ziandra segera meneliti wanita itu.Aurelind wanita yang cantik, tapi wajahnya terkesan dingin dan sepertinya kurang mudah didekati untuk dijadikan teman. Tinggi semampai dengan lekuk tubuh indah yang pasti didambakan wanita lain dan diminati lawan jenis yang normal.“Aldric bersikeras ke kamarnya, tapi rupanya ini buk

  • Gairah Liar Presdir Posesif   32. Maldavis

    Pada dua jam berikutnya, akhirnya Ziandra benar-benar terbebas dari kuasa Aldric.‘Bos sialan! Maniak! Hyper gila!’ Ziandra melepaskan umpatan kekesalan dia ke Aldric sambil dia turun dari tempat tidur.Jalannya sedikit sempoyongan akibat kegilaan Aldric hanya karena pria itu merasa cemburu terhadap suami Ziandra.Hingga akhirnya, dia bisa tentram menjalani perjalanan di udara.“Ayo, Zia.” Aldric mengulurkan tangannya ke Ziandra ketika mereka telah tiba di negara Maldavis, di kota metropolitan Mauva, dan hendak turun dari pesawat pribadi milik pria itu.Tidak memiliki pilihan lain, Ziandra menyambut tangan Aldric dan membiarkan pria itu menggenggamnya sambil mereka menuruni tangga yang disediakan pihak bandara.Mobil sudah siap menjemput dan membawa mereka ke sebuah hotel bintang lima di kota Mauva.“Nanti malam kita akan menemui calon klien.” Aldric berbicara ketika sudah berada di dalam mobil. “Karena ini masih siang, masih ada waktu untuk mencari baju buat kamu.”Ziandra melebarkan

  • Gairah Liar Presdir Posesif   31. Disergap Bos yang Cemburu

    “Um… Pak?” Ziandra agak ragu ketika membuka pintu tersebut.Dia melongok ke dalam, tapi kenapa tidak ada siapa pun di sana? Bahkan ranjang besar yang terlihat begitu pintu dibuka pun tidak menampilkan sosok Aldric di sana.Alih-alih mengurungkan diri masuk karena si empunya tidak terlihat di kamar itu, kaki Ziandra justru melangkah masuk. Penasaran?“Pak—arghh!” Dia memekik ketika secara tiba-tiba ada tangan yang merengkuh pinggangnya dan menarik dia ke belakang.Pintu juga secara mendadak tertutup.Ketika dia menoleh, sudah ada Aldric dengan senyum seringai iblis di wajahnya.“Bagaimana yang sudah berbulan madu semalaman dengan suami tercinta, hm?” Aldric memenjarakan tubuh Ziandra dalam pelukan dua lengannya. “Pasti sangat menyenangkan, bukan?”Sindiran!Ziandra yakin bahwa sang Bos saat ini sedang menyindir dirinya. Tapi dia juga merasakan aroma satu lagi dari kalimat Aldric.Cemburu!Cemburu? Aldric? Pria mapan yang bisa memanggil wanita dengan hanya menjentikkan jari secara santa

  • Gairah Liar Presdir Posesif   30. Berangkat ke Luar Negeri

    Ziandra terkejut mendengar kata-kata itu. "Pak Aldric, saya bukan milik siapa pun. Saya istri Mas Dion."Aldric mendekat lebih jauh, membuat Ziandra hampir mundur jika saja dia tidak menahan dirinya. "Kamu benar. Secara hukum, kamu istri Dion. Tapi Zia… aku tahu apa yang ada di pikiranmu tadi malam." Aldric menatapnya tajam, seolah ingin menembus pertahanannya.Ziandra tercekat. Bagaimana Aldric bisa tahu? Pria itu tahu kalau dia memikirkannya sepanjang dia melayani suaminya? Benar begitukah? Atau sang Bos hanya menebak?"Apa maksud Anda?" tanya Ziandra lemah, suaranya nyaris tenggelam.Aldric tertawa kecil, sebuah suara rendah yang penuh percaya diri. "Aku tidak perlu menjelaskan, kan? Kamu sudah tahu jawabannya.""Pak Aldric," Ziandra mencoba membela diri. "Ini tidak adil. Anda tidak berhak mengontrol kehidupan pribadi saya."Meskipun demikian, Ziandra masih ingin memiliki kendali atas dirinya sendiri.Aldric menyentuh dagunya, membuat Ziandra terdiam. Sentuhan itu lembut, tetapi pe

  • Gairah Liar Presdir Posesif   29. Menantang Cemburu Pak Bos

    Keesokan harinya, suasana kantor tampak seperti biasa. Namun bagi Ziandra, tidak ada yang terasa normal. Pikiran-pikirannya terus melayang ke percakapan semalam dengan Aldric—dan tentu saja kejadian tidak terduga bersama Dion.“Ya ampun, aku merasa ini aneh dan kacau.” Ziandra menggumamkannya dalam hati.Seolah semua hal campur aduk dalam benaknya, membuatnya lebih gugup dari biasanya.Dia merasa seakan-akan semua orang di kantor tahu apa yang terjadi, meskipun tentu saja itu hanya paranoia.“Eh?”Sebelum dia bisa melarikan diri ke meja kerjanya, telepon di tasnya bergetar. Nama Aldric muncul di layar, membuat jantungnya berdebar lebih cepat.“Masuk ke ruanganku sekarang,” perintah suara Aldric, dingin dan tajam, tanpa basa-basi.Ziandra menarik napas dalam-dalam dan melangkah menuju ruangan presiden direktur.Setibanya di sana, Aldric sudah berdiri di balik meja kerjanya, menatap keluar jendela. Tangannya di sakunya, posturnya memancarkan aura otoritas.“Duduk,” katanya singkat tanpa

  • Gairah Liar Presdir Posesif   28. Memikirkannya Saat Bersamamu

    ‘Memegang kendali?’ Ziandra terheran-heran dengan kalimat dari Aldric dan dengan cepat memikirkannya di benak.Maksud Aldric apa? Bukankah seharusnya dia berhak melakukan keintiman dengan Dion, suaminya sendiri?‘Kalau dipikir-pikir, bukannya Bos Aldric aneh jika marah dan kesal kalau aku bermesraan dengan suamiku?’Ziandra masih bertanya-tanya dengan sikap tak wajar yang diberikan Aldric sehubungan dengan dia dan Dion bermesraan.‘Apa hak Bos Aldric, selain hanya berkaitan dengan perjanjian antara kita saja? Aneh!’ Ziandra masih saja tak paham dengan perilaku Aldric.Dia tak bisa memahami kecemburuan Aldric.“Jangan lupa kalau aku memegang penuh kendali atas kamu, Zia.” Terdengar suara berat memesona milik Aldric di telinga Ziandra.Semoga saja Dion tidak bisa ikut dengar atas ucapan Aldric baru saja.Tapi bagaimana Dion bisa dengar kalau pria itu masih sibuk merayu Ziandra di telinga satunya?“Ayo, sayang… sebentar saja, yuk! Tutup dulu telepon dari bosmu,” bisik Dion di telinga lai

  • Gairah Liar Presdir Posesif   27. Harus Jujur ke Suami dan Keluarganya

    ‘Ternyata itu Pak Aldric! Dia! Dia yang memindahkan Rara ke rumah sakit yang lebih baik dan sudah melunasi semua biayanya!’ Ziandra berteriak dalam hatinya, perasaan campur aduk memenuhi dadanya.Dengan Clara kini ditempatkan di ruang VIP khusus untuk penderita kanker, suasana menjadi jauh lebih nyaman.Clara mendapatkan perawatan intensif yang sesuai dengan kebutuhannya, termasuk kehadiran perawat khusus yang siap membantu kapan saja.‘Aku bersyukur melihat kenyamanan ini. Bahkan mama yang kerap merasa tidak nyaman saat menjaga Rara di rumah sakit sebelumnya, sekarang bisa lebih santai karena ada tempat tidur khusus untuk penunggu pasien.’Ziandra tersenyum akan itu.Clara sendiri terlihat lebih ceria, meski sesekali masih merasakan lemas akibat pengobatannya.Ziandra merasa sedikit lega bahwa setidaknya putrinya dapat menjalani perawatan dengan lebih baik.Di kantor, Ziandra memutuskan untuk segera menghadap Aldric di ruangan si Bos. Dia harus mengucapkan terima kasih secara langsun

  • Gairah Liar Presdir Posesif   26. Kerabat Misterius

    “Dokter, maksudnya bagaimana?” Ziandra masih belum paham.Tiba-tiba saja mereka datang dan menyampaikan perpindahan rumah sakit yang sangat mendadak.Memang boleh setiba-tiba ini?“Begini, Bu.” Kali ini perawat yang berbicara untuk menjelaskan. “Kami menerima telepon dari kerabat Bu Ziandra yang meminta pasien Clara berpindah ke rumah sakit Serenia untuk memaksimalkan pengobatan bagi anak ibu. Beliau sudah memesan ruang khusus di sana dan putri Ibu bisa langsung masuk saja.”Mata Ziandra bergerak-gerak melirik dokter dan perawat secara bergantian. Ada kerabatnya yang sudah menangani itu semua? Kerabat yang mana? Baik sekali! Apakah kerabat jauh yang belum pernah dia temui?Karena kerabat yang dia ketahui, mereka semua bukannya membantu tapi justru meminta ini dan itu.“Ah, begitu.” Ziandra masih bingung. “Lalu, kapan pindahnya?”“Sekarang juga tidak apa jika Ibu dan pasien Clara sudah siap.” Perawat menjawab.Dokter di sampingnya mengangguk.Maka, karena ada kerabat yang bersedia sede

  • Gairah Liar Presdir Posesif   25. Nyinyiran Tetangga Kompleks

    “Wah! Mbak Zia!” Ruri, salah satu tetangga kompleks rumah orang tua Ziandra, orangnya paling senang mencari bahan gibah untuk dibahas dengan ibu-ibu lainnya.Dia memandang kaget pada Ziandra yang tadi baru turun dari mobil mewah. Kini mobil itu sudah melaju meninggalkan area tersebut.“Itu tadi… mobil kantor, saya… saya diantarkan karena baru selesai… selesai menemani atasan menemui klien.” Ziandra berjuang mengendalikan kegugupannya.Akan gawat apabila dia dijadikan bahan gibah Ruri nantinya di kompleks hanya gara-gara diantarkan bos besar.“Ooo….” Ruri tidak berusaha memperpanjang pertanyaan dan tersenyum kecil.“Saya… saya masuk dulu ke bangsal Rara. Apakah Jeng Ruri menjenguk kerabat di sini?” tanya Ziandra dengan nada suara lebih santai.Sepertinya pengembangan kemampuan berdustanya belum sampai ke tahap ahli. Dia masih gelagapan dan cukup gugup ketika menyembunyikan sesuatu.“Oh, aku jenguk anaknya Mbak Zia, kok! Ini sedang menunggu suamiku datang untuk jemput saja karena mau pe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status