Share

GLPM12

last update Last Updated: 2025-04-25 22:43:00

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian tak menyenangkan itu. Tapi Rey masih belum bisa melupakan semua yang terjadi. Ia tak bisa melupakan wajah kecewa Aura saat meninggalkannya.

Namun egonya menolak untuk mengejar apalagi merendahkan diri untuk memintanya kembali. Dia adalah penguasa kerajaan bisnis nomor satu di kota ini. Tak ada satupun yang tidak gemetar saat mendengar namanya disebut.

Namun ia tidak bisa mengabaikan kegelisahan di hatinya. Aura sama sekali berbeda dengan gadis yang pernah berhubungan dengannya. Walau wajahnya tidak terlalu cantik dengan tubuh ramping dan dada yang tidak terlalu montok, tapi ia mempunyai daya tarik tersendiri. Aura mempunyai pendirian yang teguh dan temperamen yang kuat. Ia bukan wanita lemah yang bisa dengan mudahnya untuk dikendalikan.

“Anda mau kemana, Pak Rey? Rapat direksi satu jam lagi.”

Rey mengabaikan teriakan sekretarisnya. Ia melangkah keluar dari Griya D’Amartha. Hanya satu yang ada di dalam pikirannya, menemui pencuri hatinya. Seand
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM13

    Rey mengerutkan keningnya saat melihat gadis yang sejak tadi diamatinya masuk ke dalam ruang kecil yang berada tak jauh dari dapur. Apalagi ia menyadari bahwa gadis itu tak sendirian. Tapi … kali ini ia tak bisa bertindak gegabah. Ia tidak mau Aura semakin membencinya karena menganggapnya terlalu ikut campur. Ia tidak suka melihat gadisnya bersama lelaki lain. Ia benci perasaan seperti ini. Tapi ia tak berdaya untuk menghalanginya.“Jadi … dia chef yang dibanggakan oleh Natusha? Sepertinya aku harus memberinya peringatan keras.” Diraihnya ponselnya. Dicarinya nama sekretarisnya dalam daftar panggilan dan menghubunginya. “Dalam file akuisisi seventy eight degrees, aku ingat ada chef yang menjadi kebanggan mereka. Beritahu aku semua informasi tentang dia?” “Chef Farrel. Lulusan terbaik sekolah masak ternama negeri ini, keterampilannya membuatnya dengan cepat mendapat beberapa penghargaan lomba,” cicit sang sekertaris, “dan satu lagi, salah satu program memasak di stasiun televisi k

    Last Updated : 2025-04-27
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM14

    "Bagaimana kalau aku tidak mau melepaskanmu?" Rey mengangkat kepalanya menatap lurus mata Aura.Aura menelan salivanya. "Apa maksud kamu?" tanyanya sambil menatap Rey yang sedang berdiri dari kursinya.Matanya terus memperhatikan setiap gerakan Rey yang saat ini melangkah dengan tenang ke arahnya.'Aku tidak boleh terjebak lagi,' batin Aura yang langsung berdiri ketika Rey sudah hampir sampai tepat di depannya. Rey dengan sigap menahan tangan gadisnya. Tangan kanannya menarik pinggang Aura dengan lembut, membawa tubuh itu ke dalam dekapannya."Maafkan aku kalau … aku sudah membuatmu takut," bisiknya di telinga Aura, “jangan lari lagi dariku, Aura Dinata.”Aura mengepalkan tangannya, dia sudah bertekad untuk pergi, kali ini dia tidak mau terjebak lagi dalam perangkap perasaannya. Apalagi dia tahu sisi gelap lelaki yang ada di hadapannya. Tapi hembusan napas hangat yang menyentuh wajahnya dan tatapan mata memuja itu seolah merayunya. Apalagi tiba-tiba saja lelaki itu mendekatkan wajah

    Last Updated : 2025-04-28
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM15

    Motor sport berwarna hijau itu melaju dengan kecepatan tinggi, sengaja mengikuti mobil Aura. Helm teropong dan jaket kulit yang dipakainya, menyembunyikan identitasnya dengan sempurna. Tidak ada seorangpun yang bisa mengenali siapa dibalik kaca gelapnya.Dan saat kendaraan beroda dua itu berada sejajar dengan mobil yang menjadi incarannya, ia mengeluarkan sebongkah batu berukuran sekepalan tangan. Tanpa basa-basi, dilemparkannya benda itu ke kaca sang penumpang, tepat dimana Aura berada.Benturan itu mau tak mau membuat kaca itu memperlihatkan retakan. Retakan besar yang bahkan jika disentuh sedikit saja, bakal hancur berserakan. Retakan itu membuatnya tak dapat melihat apa yang terjadi barusan di luar sana. “Nona tidak apa-apa?” tanya Arga yang sekarang justru melajukan kendaraan beroda empat itu lebih kencang. Aura yang terkejut karena peristiwa itu, mencoba menenangkan dirinya. Ia semakin merasa gelisah saat lelaki di balik kemudinya itu semakin ugal-ugalan mengejar pemotor tadi

    Last Updated : 2025-04-29
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM 1 : Aku menolakmu!

    “Aku akan nikahin dia, setelah dia hamil dan separuh harta kakek sudah kumiliki,” ucap Micho penuh rayu, matanya menatap lembut wanita yang sedang meliuk di atas tubuhnya, “aku akan ceraikan dia dan nikahin kamu.” Rona memejamkan matanya seperti merasakan sesuatu yang sangat nikmat berkedut di dalam tubuhnya. “Benarkah?” lirihnya dalam desahan napasnya. “Aura cuma perempuan yang membosankan. Sangat berbeda dengan kamu yang cantik, seksi dan … menggairahkan,” ucapnya memuja. Mendengar perkataan calon suaminya itu, membuat hatinya teriris. Namun Aura langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Ia hampir saja berteriak saking terkejutnya, saat seseorang menyentuh pundaknya. Tapi ia tidak mau sepasang kekasih di dalam sana, mengetahui kehadirannya. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya lelaki jangkung yang berdiri tepat di depannya. Aura meletakkan telunjuknya di depan bibirnya, sebuah tanda permohonan agar lelaki itu tidak berisik. Cepat-cepaf digenggamnya tangan lelaki asi

    Last Updated : 2025-02-27
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM 2 : Kontrak Gila

    “Video itu bukan rekayasa. Aku bisa pastikan kalau itu asli.” Semua mata tertuju pada lelaki yang sedari tadi diam di sudut ruangan. Sosok tubuh jangkung, wajah tampan dengan tatapan penuh karisma itu sontak membuat para tamu yang ramai bagai kawanan lebah itu diam seketika saat ia melangkah maju. “Tentu saja asli. Kedua pelakunya juga masih ada di sini, dengan pakaian yang sama,” lanjut Aura sembari menunjuk Rona yang berdiri tak jauh dari Micho. Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Aura. Tamparan yang membuatnya tersentak kembali pada kenyataan. “Aura! Minta maaf sama keluarga Damarta sekarang juga!” perintah Linda. “Hah? Dia yang bernain gila, kenapa aku yang harus minta maaf?” bantah Aura. “Nggak usah ngarang! Micho nggak mungkin melakukan hal rendah seperti itu. Apalagi dengan Rona, sahabatmu sendiri,” ucap Linda, ibu tirinya, “minta maaf sekarang juga.” “Tapi Ma.” Linda mendekati Aura dengan mata melotot saking kesalnya. Wanita awal empat puluhan itu

    Last Updated : 2025-03-03
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM3 : Surga atau Neraka?

    “Tapi aku belum pernah melakukan itu. Aku belum pernah berhubungan dengan lelaki manapun. Mana mungkin aku tahu apa yang kusuka dan tidak.” Rey menatap gadis di hadapannya dengan rasa tak percaya. Tentu saja, di jaman yang semakin gila seperti sekarang, ia tak percaya masih ada gadis yang mempertahankan kesuciannya seperti Aura. “Maksudmu … kamu belum pernah berhubungan dengan keponakanku?” Sekali lagi Aura menggigit bibir bawahnya dengan gelisah sebelum akhirnya menundukkan kepalanya. Tatapan mata itu seperti hendak menelanjanginya. Lelaki itu seperti mempunyai kemampuan untuk membaca semua yang ada di dalam pikirannya. “Si bodoh itu belum pernah menyentuhmu? Maksudku … katakan padaku sejauh apa dia sudah menyentuhmu selama ini,” tanyanya lagi. Aura terdiam. Pertanyaan-pertanyaan itu membuatnya merasa tak nyaman, bahkan terlalu privacy untuk dibicarakan dengan orang yang masih termasuk asing baginya. “Aku tahu, hari ini cukup berat buat kamu. Istirahatlah, dan pikirkan tawara

    Last Updated : 2025-03-04
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM4 : Aku Ingin Kamu

    “Bahagia? Apa mungkin aku bisa hidup bahagia kalau hanya menjadi budakmu?” Pikiran itu tiba-tiba saja muncul dan begitu kuat mengusiknya. Kalimat yang diucapkan oleh Rey, seakan sebuah bom yang memicu sebuah pergolakan dalam hatinya. Namun ia tak sanggup mengatakannya. Sepasang tangannya mendorong dada Rey menjauh. Namun lelaki itu justru memperkuat pelukannya dan kembali membakar gairahnya dengan kecupannya di leher jenjangnya. Kegelisahan semakin kuat mengguncang tubuh gadis itu. Tubuhnya menegang saat sentuhan intens berada tepat di titik-titik sensitifnya. Setiap sentuhannya bahkan membuatnya merasa ingin lebih dan lebih lagi. Sepasang tangannya yang semula mendorong, kini justru meremas kemeja Rey seakan keduanya sengaja mengkhianati pikirannya. Gestur tubuh yang dengan mudahnya ditangkap oleh Rey. Umpannya telah disambut! Lelaki itu melepaskan pagutannya. Ia merapikan pakaiannya dan mengatur kembali napasnya. “Aku tidak akan memaksamu, Aura. Aku suka kamu, dan kita akan me

    Last Updated : 2025-03-07
  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM5 : Malam Panas

    Gadis itu menganggukkan kepalanya, membuat lelaki di hadapannya merasakan kelegaan dalam hatinya. Anggukkan itu seperti secercah harapan baginya untuk kembali memperjuangkan perasaannya. "Bagus kalau gitu," lirihnya sembari melepaskan cengkramannya, "tentang menu baru yang kita bicarakan, bagaimana kalau kita coba membuatnya malam nanti." Aura menatap lelaki itu dengan kesal. Setelah tutup toko, sama artinya dia terpaksa harus lembur malam ini. Dan Bu Natusha tidak menyukai karyawannya lembur. Tapi lagi-lagi ia tidak mungkin menolak perkataan Chef Farrel, atasannya itu. Penilaian kerjanya, tergantung pada kepuasan lelaki bermulut pisau ini. "Baik Chef." *** "Om Rey, ngapain booking tempat dadakan buat tamu yang nggak kira-kira banyaknya?" sambut Aura sesaat setelah melihat wajah Rey Damarta di ruang tertutup resto itu. "Aku cuma mau mempertegas pembicaraan kita pagi tadi. Pembicaraan yang terputus hanya karena kamu harus berangkat kerja." Lelaki itu menarik sudut bibirn

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM15

    Motor sport berwarna hijau itu melaju dengan kecepatan tinggi, sengaja mengikuti mobil Aura. Helm teropong dan jaket kulit yang dipakainya, menyembunyikan identitasnya dengan sempurna. Tidak ada seorangpun yang bisa mengenali siapa dibalik kaca gelapnya.Dan saat kendaraan beroda dua itu berada sejajar dengan mobil yang menjadi incarannya, ia mengeluarkan sebongkah batu berukuran sekepalan tangan. Tanpa basa-basi, dilemparkannya benda itu ke kaca sang penumpang, tepat dimana Aura berada.Benturan itu mau tak mau membuat kaca itu memperlihatkan retakan. Retakan besar yang bahkan jika disentuh sedikit saja, bakal hancur berserakan. Retakan itu membuatnya tak dapat melihat apa yang terjadi barusan di luar sana. “Nona tidak apa-apa?” tanya Arga yang sekarang justru melajukan kendaraan beroda empat itu lebih kencang. Aura yang terkejut karena peristiwa itu, mencoba menenangkan dirinya. Ia semakin merasa gelisah saat lelaki di balik kemudinya itu semakin ugal-ugalan mengejar pemotor tadi

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM14

    "Bagaimana kalau aku tidak mau melepaskanmu?" Rey mengangkat kepalanya menatap lurus mata Aura.Aura menelan salivanya. "Apa maksud kamu?" tanyanya sambil menatap Rey yang sedang berdiri dari kursinya.Matanya terus memperhatikan setiap gerakan Rey yang saat ini melangkah dengan tenang ke arahnya.'Aku tidak boleh terjebak lagi,' batin Aura yang langsung berdiri ketika Rey sudah hampir sampai tepat di depannya. Rey dengan sigap menahan tangan gadisnya. Tangan kanannya menarik pinggang Aura dengan lembut, membawa tubuh itu ke dalam dekapannya."Maafkan aku kalau … aku sudah membuatmu takut," bisiknya di telinga Aura, “jangan lari lagi dariku, Aura Dinata.”Aura mengepalkan tangannya, dia sudah bertekad untuk pergi, kali ini dia tidak mau terjebak lagi dalam perangkap perasaannya. Apalagi dia tahu sisi gelap lelaki yang ada di hadapannya. Tapi hembusan napas hangat yang menyentuh wajahnya dan tatapan mata memuja itu seolah merayunya. Apalagi tiba-tiba saja lelaki itu mendekatkan wajah

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM13

    Rey mengerutkan keningnya saat melihat gadis yang sejak tadi diamatinya masuk ke dalam ruang kecil yang berada tak jauh dari dapur. Apalagi ia menyadari bahwa gadis itu tak sendirian. Tapi … kali ini ia tak bisa bertindak gegabah. Ia tidak mau Aura semakin membencinya karena menganggapnya terlalu ikut campur. Ia tidak suka melihat gadisnya bersama lelaki lain. Ia benci perasaan seperti ini. Tapi ia tak berdaya untuk menghalanginya.“Jadi … dia chef yang dibanggakan oleh Natusha? Sepertinya aku harus memberinya peringatan keras.” Diraihnya ponselnya. Dicarinya nama sekretarisnya dalam daftar panggilan dan menghubunginya. “Dalam file akuisisi seventy eight degrees, aku ingat ada chef yang menjadi kebanggan mereka. Beritahu aku semua informasi tentang dia?” “Chef Farrel. Lulusan terbaik sekolah masak ternama negeri ini, keterampilannya membuatnya dengan cepat mendapat beberapa penghargaan lomba,” cicit sang sekertaris, “dan satu lagi, salah satu program memasak di stasiun televisi k

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM12

    Seminggu sudah berlalu sejak kejadian tak menyenangkan itu. Tapi Rey masih belum bisa melupakan semua yang terjadi. Ia tak bisa melupakan wajah kecewa Aura saat meninggalkannya. Namun egonya menolak untuk mengejar apalagi merendahkan diri untuk memintanya kembali. Dia adalah penguasa kerajaan bisnis nomor satu di kota ini. Tak ada satupun yang tidak gemetar saat mendengar namanya disebut. Namun ia tidak bisa mengabaikan kegelisahan di hatinya. Aura sama sekali berbeda dengan gadis yang pernah berhubungan dengannya. Walau wajahnya tidak terlalu cantik dengan tubuh ramping dan dada yang tidak terlalu montok, tapi ia mempunyai daya tarik tersendiri. Aura mempunyai pendirian yang teguh dan temperamen yang kuat. Ia bukan wanita lemah yang bisa dengan mudahnya untuk dikendalikan. “Anda mau kemana, Pak Rey? Rapat direksi satu jam lagi.” Rey mengabaikan teriakan sekretarisnya. Ia melangkah keluar dari Griya D’Amartha. Hanya satu yang ada di dalam pikirannya, menemui pencuri hatinya. Seand

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM11

    Sepasang mata indah itu mengawasi setiap sudut ruangan. Tempat itu benar-benar tertutup, tersembunyi sementara berbagai alat aneh yang membuat siapapun yang melihatnya mengernyitkan keningnya. Gadis itu melangkah mendekati sebuah lemari kaca. Tampak di dalamnya berbagai ukuran borgol dengan beragam warna dan berbagai macam koleksi benda lain yang asing bagi Aura. Rey melangkah mendekati gadisnya. Perlahan ia membuka satu demi satu manik kancing kemejanya, menanggalkan dan menggantungnya di sudut ruangan. "Apa ... ini semua apa, Om?" tanyanya. Gadis itu mulai merinding membayangkan segala hal yang terjadi di dalam ruangan itu. Bahkan dengan melihat tiang, rantai, cambuk dan beberapa set borgol saja, ia sudah merinding. Semua yang ada dalam pikirannya tidak salah. Rey Damartha -- sang penguasa kerajaan bisnis D'Amartha -- ternyata adalah seorang psikopat! "Koleksi mainanku, yang akan kunikmati bersamamu." Sepasang mata cantik itu membulat. Ia benar-benar tak menyangka ba

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM10

    "Om Rey, apa keterlaluan jika aku menginginkan sebuah hubungan yang normal?" tanya Aura, "seperti layaknya sepasang kekasih. Bukan sekedar menghabiskan waktu di atas ranjang, tapi juga melakukan hal lain yang menyenangkan bersama." Rey mengangguk-anggukkan kepalanya. Wajahnya terlihat serius menanggapi permintaan gadisnya. "Baiklah, aku bisa menambahkan permintaanmu ke dalam surat perjanjian kita," sahutnya, "kita bisa nonton berdua, makan malam atau sekedar berkuda untuk saling mengenal. Aku akan menyisihkan waktuku untuk itu. Apa kamu menyukainya?" Aura menarik sudut bibirnya, memamerkan seuĺas senyumannya yang indah, walau dalam otaknya masih tidak bisa memahami apa yang membuat lelaki yang nyaris sempurna seperti Rey Damarta tidak bisa mempercayai suatu hubungan dengan nama cinta. "Sekarang tidurlah, ada banyak hal yang ingin aku tunjukkan padamu," perintahnya, "sementara orang kepercayaanku menambahkan permintaanmu pada poin tambahan dalam perjanjian itu, kita bisa mulai

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM9

    Dalam handuk berukuran besar, Aura merapatkan tubuhnya. Secangkir susu coklat hangat masih dipegangnya dengan erat. Rasa hangat dari cangkir itu seperti menghibur jari jemarinya dari dingin yang dirasakannya. "Jadi ... apa yang membuatmu kembali?" tanya lelaki itu sembari mengatupkan kedua tangannya, bersedekap di dada. Sesaat Aura merasa ragu. Seandainya saja ia mengatakan kesulitannya dan Rey mau membantunya, bukankah itu akan membuatnya terikat pada lelaki itu? Tapi ... rasanya sungguh tidak adil jika ia menerima kebaikan Farrel, seolah memberikan harapan padanya. Padahal ia tidak mempunyai perasaan apapun terhadapnya. "Apa ini tentang nenekmu?" tebaknya. "Bukan." "Atau ... kamu sudah memikirkan perjanjian itu? Atau justru bocah tengik itu berulah lagi?" Aura menggelengkan kepalanya. "Lalu?" "Aku ...." Aura mendesah dengan frustrasi. Ia kembali menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. "Jangan katakan kamu rindu sentuhanku," tebaknya lagi. Aura meletakkan

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM8

    Jantung Aura berdebar dengan kencang saat ledakan itu terdengar bersama suara pecahan kaca. Tubuhnya bahkan masih gemetar saat Farrel melepaskan dekapannya. Dekapan hangat yang telah menyelamatkannya dari bencana yang telah diciptakannya malam ini. Ditatapnya ruangan yang kini lebih pantas disebut kapal pecah itu dengan penuh sesal. Pecahan kaca bercampur dengan perlengkapan dapur itu terlihat tak karuan saat air dengan otomatis mengucur dari atas plafon dapur, memercik api yang keluar dari oven hingga ruangan itu mulai dipenuhi asap. "Rara, kamu nggak papa?" Suara lelaki itu sama bergetarnya dengan tubuh gadis di hadapannya. "Aku mengacaukan segalanya," lirih Aura yang masih shock dengan kejadian yang terjadi karena kecerobohannya. "Itulah aku katakan, kamu harus fokus dengan pekerjaanmu. Lupakan pernikahanmu yang gagal. Masih banyak laki-laki lain yang lebih baik dari si brengsek itu." Semua ucapan Farrel seperti sebuah dengungan keras di telinga Aura. Ia benar-benar mera

  • Gairah Liar Paman Mantanku   GLPM7

    "Aku tahu, ini pertama kalinya buat kamu," bisik Rey di telinga gadisnya, "aku akan memperlakukanmu dengan lembut, seperti bola kristal yang rapuh." Aura menghela napas panjang. Kali ini pikirannya kembali tak sejalan dengan hatinya. Setiap sentuhan lelaki itu membuatnya semakin menggila. Ia tak mampu lagi berpikir rasional. Tembok pertahanan yang selama ini dijaganya dengan baik, seakan runtuh begitu saja di tangan seorang Rey Damarta. Rey Damarta benar-benar penuh pesona. Bukan hanya itu, ia tahu bagaimana memperlakukannya dengan lembut. Lelaki itu tahu bagaimana meratukan gadisnya, melambungkan perasaannya dan membuainya dalam setiap sentuhannya. Sentuhan yang membuat Aura tak dapat berkata apapun untuk menolak. Bahkan tubuhnya pun mengkhianati pikirannya dan justru memperlihatkan reaksi sebaliknya. Ia sungguh menikmatinya. Jemari itu mulai menyentuh di bagian paling privacy nya. Bagian yang tak pernah terjamah lelaki manapun selama dua puluh tahun lebih itu, kini meras

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status