Home / Romansa / Gairah Liar Istriku / Bab 7. "Kau Gila Reno"

Share

Bab 7. "Kau Gila Reno"

last update Last Updated: 2025-02-18 05:13:47

Nara menatap sosok yang berdiri di bawah cahaya lampu jalan itu dengan jantung berdegup kencang. Ia mengeratkan genggaman pada kunci mobilnya, bersiap jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

"Siapa kau?" suaranya tegas, meski ada sedikit getaran di dalamnya.

Sosok itu melangkah maju, membuat bayangannya semakin jelas. Dan ketika wajah itu tampak di bawah cahaya, napas Nara tercekat.

"Aku tidak menyangka kau akan pulang selarut ini, Nara," suara itu akrab, tetapi ada nada dingin yang membuatnya menggigil.

"Arka?" Mata Nara membulat, tubuhnya menegang.

Pria itu berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana, matanya menatap lurus padanya. Sorot matanya tajam, seakan sedang menghakiminya.

"Kau dari mana?" tanyanya dengan nada rendah, nyaris seperti bisikan, tetapi penuh tekanan.

Nara berusaha menjaga ekspresinya tetap datar. "Bukan urusanmu."

Arka tertawa kecil, tetapi tidak ada kehangatan di dalamnya. "Bukan urusanku? Kau yakin?"

Nara mendengus. "Sejak kapan aku harus melapor padamu?"

Arka melangkah semakin dekat, membuatnya secara refleks mundur hingga punggungnya menyentuh pintu mobil. Wajah mereka kini hanya terpisah beberapa inci.

"Kau tahu, Nara?" bisiknya, jemarinya terulur menyentuh rahangnya perlahan. "Kau terlalu percaya diri. Dan itu bisa membahayakanmu."

Tubuh Nara menegang di bawah sentuhan itu, tetapi ia tidak mengalihkan tatapannya. "Apa yang kau inginkan?"

Arka menatapnya dalam-dalam, lalu tiba-tiba menarik diri. "Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Kau tahu bahwa permainan ini belum selesai, bukan?"

Nara menyipitkan mata. "Permainan? Apa maksudmu?"

Arka tersenyum miring. "Aku harap kau tidak terlalu dekat dengan orang yang salah, Nara. Karena jika kau salah langkah... aku tidak akan bisa menjamin keselamatanmu."

Ancaman tersirat itu membuat jantung Nara berdegup lebih cepat, tetapi ia menolak menunjukkan kelemahannya. "Oh, jangan kawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri."

Arka menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya mundur. "Bagus kalau begitu. Karena mulai sekarang, kau harus lebih berhati-hati. Kau tak pernah tahu siapa yang benar-benar bisa kau percayai."

Tanpa menunggu jawaban, Arka berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Nara dengan ratusan pertanyaan yang berputar di kepalanya.

Nara berdiri diam beberapa saat sebelum akhirnya menghela napas panjang. Tangannya sedikit gemetar saat ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Ia menutup pintu dengan keras, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau.

Ia tahu, apa yang dikatakan Arka ada benarnya. Tapi mengapa pria itu tiba-tiba muncul? Dan mengapa ia merasa seolah sedang diperingatkan? Atau... diancam?

Saat akhirnya ia melajukan mobilnya menuju garasi rumah, pikirannya masih dipenuhi dengan kata-kata Arka. Nara mematikan mesin mobilnya dan melangkah keluar. Udara malam terasa dingin menusuk kulitnya, tetapi ada sesuatu yang lebih dingin menyusup ke dalam dirinya—perasaan tidak nyaman yang sulit dijelaskan.

Ia mendongak, dan tubuhnya kembali menegang.

Entah datang dari mana, seseorang berdiri menunggunya.

Cahaya lampu teras membuat sosok itu lebih jelas, dan kali ini, Nara merasakan sesuatu yang lebih dari sekadar keterkejutan.

"Kau!?" Nara tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Pria itu—Reno—menatapnya dengan mata yang tidak bisa dibaca. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat bulu kuduk Nara berdiri.

Nara menelan ludah, matanya mengamati pria yang berdiri di depannya. Ia baru saja bertemu Reno beberapa jam yang lalu, dan sekarang pria itu sudah berada di rumahnya.

"Kita harus bicara," katanya pelan, tetapi tegas. "Dan aku tidak akan pergi sampai kau mendengarkanku."

“Kau!?... Kau mengikutiku?” Nara terbelalak. "Reno, kau gila. Bagaimana kalau suamiku tahu?"

Reno tidak menjawab. Ia hanya tersenyum tipis.

“Sebaiknya lain  waktu saja. Sekarang tidak memungkinkan. Pergi dari sini sebelum suamiku pulang,” ucap Nara ditengah kepanikannya, Matanya memindai seantero tempat itu.

Tapi Reno menggeleng. "Tidak. Aku tidak bisa menunggu."

Nara menghela napas, lalu akhirnya berjalan menuju pintu. "Baiklah. Masuklah."

Reno mengikuti langkahnya, menutup pintu di belakang mereka. Ruangan itu tiba-tiba terasa lebih kecil, lebih sesak dengan ketegangan yang menggantung di antara mereka.

Tiba-tiba, suara mobil memasuki halaman rumah. Nara menegang seketika, mengenali suara itu.

Rama telah pulang.

Panik menjalar di tubuhnya. Ia menatap Reno dengan mata melebar, tetapi pria itu tetap tenang, seolah sudah memperkirakan situasi ini.

"Kau harus pergi," bisik Nara terburu-buru. "Lewat pintu belakang. Sekarang!"

Reno hanya menatapnya, lalu tersenyum samar. "Kenapa? Takut ketahuan?"

"Bukan waktunya bercanda, Reno!" suara Nara bergetar. "Tolong pergi sebelum—"

Suara pintu mobil tertutup. Langkah kaki Rama mendekat.

Jantung Nara serasa berhenti.

Dengan cepat, Nara menarik tangan Reno menuju pintu belakang. Namun, di luar dugaan, dengan gerakan sigap, Reno tiba-tiba membopong tubuh Nara dan membawanya mencari tempat yang aman. Di belakang sebuah sofa.

Dengan liar, bibirnya semakin buas melumat bibir Nara, sementara tangannya semakin agresif menelusuri setiap inci tubuhnya.

Langkah kaki semakin mendekat. menuju pintu utama.

Dan tiba-tiba, suara napas mereka tertahan dalam ketegangan yang membakar.

“Kau gila!” Nara berusaha menepis serangan memabukkan itu. Ia memandang Reno dengan tatapan penuh kepanikan. Jantungnya berdetak kencang saat suara langkah kaki terdengar semakin dekat. Reno justru tersenyum tipis, jari-jarinya masih mengusap area area sensit dengan provokasi yang berbahaya.

“Dia sudah masuk,” bisik Nara tertahan, tubuhnya gemetar.

Reno seperti tidak perduli. Ia semakin ganas dalam aksinya.

Napas mereka saling bertabrakan dalam ketegangan yang mendidih. Pintu terbuka perlahan, suara sepatu menginjak lantai semakin mendekat.

Related chapters

  • Gairah Liar Istriku   Bab 8. "Jika suamiku tahu, matilah kita"

    “Stop, Reno!” pinta Nara di tengah kepanikannya.Tapi Reno tidak sedikitpun menggubrisnya. Matanya memancarkan gairah liar yang tak dapat dibendung. Dia seperti seekor singa yang kelaparan, buas dan tak terkontrol. Underwear Nara telah direnggutnya dengan mudah. Nafas Reno semakin berat, dadanya naik turun tak beraturan. Kini dia memposisikan dirinya di antara kedua kaki Nara yang jenjang.Nara menggigit bibir bawahnya. Hatinya berperang hebat, antara ketakutan dan keinginan yang saling bertabrakan. Kedua tangannya mencengkeram sudut belakang sofa dengan kuat, mencoba mencari pijakan di tengah kekacauan yang melanda batinnya.Reno menatap tubuh Nara dengan intens, seakan ingin menghafal setiap lekuk yang terpampang jelas di hadapannya. Matanya gelap, penuh obsesi. Perlahan, dia membungkuk, mendekatkan wajahnya ke leher Nara. Kehangatan nafasnya menyapu kulit halus Wanita itu, membuat bulu kuduknya meremang.“Reno, kau emang gila. Kalau suamiku tahu, bisa mati kita berdua.”Tetapii, s

    Last Updated : 2025-02-22
  • Gairah Liar Istriku   Bab 1. Batal Selingkuh

    Nara berdiri di depan cermin besar di kamar tidurnya. Gaun satin hitam yang membalut tubuhnya mempertegas keanggunan sekaligus aura sensualnya. Dengan tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya tak memandang pantulan dirinya di cermin. Ia hanya terpaku pada layar ponsel di atas meja rias yang baru saja menampilkan sebuah pesan singkat dari Arka:“Sudah siap, sayang? Aku di lobi.”Dehaman kecil keluar dari bibirnya, setengah menikmati getaran-getaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situasi ini, Hati Nara serasa dikepung oleh ketegangan tak kasat mata."Arka, aku sungguh merindukan semua sentuhanmu. Dan aku tidak sabar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati berdebar kencang saat membaca pesan yang baru saja Arka kirimkan.Untuk sesaat, gairah liarnya tak bisa lagi ia padamkan, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan memabukkan yang s

    Last Updated : 2025-01-14
  • Gairah Liar Istriku   Bab 2. Bayang-Bayang Sahabat

    Ternyata yang muncul bukan Rama. Di depan pintu telah berdiri Dita, sahabatnya yang beberapa hari ini baru pulang dari luar negeri. Sahabat sedari masa SMA dulu. Nara memandang sosok itu dengan perasaan campur aduk. Ia merasa lega karena ternyata yang mengetuk pintu bukanlah Rama, Meski perasaan yang gak keruan bercampur dengan kegelisahan masih menguasai hatinya. Dita tersenyum tipis, membawa aura tenang yang anehnya menenangkan sekaligus mengintimidasi. Ia tampak seperti seseorang yang tahu lebih banyak daripada yang seharusnya."Dita? Malam-malam begini, ada apa?" tanya Nara, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik nada terkejut."Maaf jika aku membuatmu terkejut, Nara. Aku tahu ini mendadak," jawab Dita lembut, matanya tajam menatap Nara, "Tapi aku harus membicarakan semua ini ke kamu. Ada hal penting yang perlu kamu tahu."Nara terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan, memberi isyarat agar Dita masuk ke kamarnya. Ia melirik ponsel yang masih tergeletak di lantai dengan layar

    Last Updated : 2025-01-16
  • Gairah Liar Istriku   Bab 3. Jejak Jejak Arka

    Hujan deras mengguyur kota malam itu, membungkus suasana dalam keheningan yang penuh misteri. Nara duduk di ruang tamu rumahnya, memandangi ponsel yang tergeletak di meja. Layarnya yang retak benar-benar menjadi simbol dari hatinya yang sekarang sedang hancur berkeping-keping. Dalam pikirannya, pertengkaran dengan Rama masih terulang seperti film yang buruk, diputar berulang-ulang tanpa berkesudahan. Sejak pertengkaran itu, Rama seolah menghilang, tak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya.Ketukan di pintu membuat Nara tersentak. Ia bangkit dengan ragu, bertanya-tanya siapa yang datang di tengah malam seperti ini. Hatinya diliputi tanda tanya, "Apakah Rama pulang?" Saat pintu terbuka, sosok pria yang berdiri di sana membuat darahnya membeku. Arka."Hai, Nara," suaranya berat, serak, dan dalam, menggema lembut di tengah gemuruh hujan yang membasahi malam. Tubuhnya basah kuyup, tetesan air hujan mengalir pelan di sepanjang rahangnya yang tajam. Tatapannya tepat menghunjam langsung ke

    Last Updated : 2025-01-17
  • Gairah Liar Istriku   Bab 4. Gairah Dari Masa Lalu

    Hujan telah reda, meninggalkan aroma tanah basah dan lembap yang memenuhi udara pagi. Kontras dengan suasana di rumah Nara yang tetap muram. Ia duduk di meja makan, secangkir kopi yang sudah dingin di hadapannya. Pandangannya kosong, pikirannya sibuk memutar ulang kejadian semalam. Mulai dari kehadiran Arka, pesan misterius, saran-saran dari Dita, dan kemarahan Rama yang hampir tak terkendali. Semuanya seperti pusaran badai pasir yang menggulungnya semakin jauh tanpa arah.“Kamu nggak tidur semalam?” suara Rama memecah keheningan. Ia berdiri di ambang pintu dapur, mengenakan kemeja kerja yang rapi. Matanya tajam mengamati Nara, seperti mencoba membaca pikiran istrinya.Nara tersentak kaget karena tidak menyadari jika Rama sudah pulang. Entah kapan. Ia sekuat tenaga menyembunyikan keheranannya.Nara menggeleng pelan. “Nggak bisa tidur.”Rama mendekat, duduk di seberang meja. “Aku juga.”Nara mengangkat alis, sedikit terkejut mendengar pengakuan itu. Biasanya, Rama adalah tipe pria yang

    Last Updated : 2025-01-18
  • Gairah Liar Istriku   Bab 5. Ternyata Dia

    Lampu redup di dalam gedung tua itu memunculkan bayangan panjang yang seolah merayap di dinding. Nara menatap lekat sosok di depannya, berusaha lebih cepat memahami siapa dia. Sosok itu melangkah lebih dekat, memperlihatkan wajah yang tidak asing bagi Nara.… Reno, pria yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya, seseorang yang seharusnya tidak lagi muncul di kehidupannya."Reno?!" Nara berbisik, suaranya hampir tenggelam dalam suara detak jantungnya sendiri. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Reno menatapnya tajam, senyum tipis terbentuk di bibirnya, "Aku tahu lebih banyak dari yang kamu pikirkan, Nara. Tentang Arka, tentang Dita, dan tentang rahasiamu. Ha-ha-ha."Kata-kata itu menghantam seperti palu godam. Nara menahan napas, tubuhnya terasa membeku. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara yang hampir tidak keluar.Reno mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memperlihatkan sebuah video. Dalam video itu, terlihat Nara dan Arka bertemu di tempat yang tampak seperti kafe kecil. Percakapan

    Last Updated : 2025-01-19
  • Gairah Liar Istriku   Bab 6. ???

    Nara duduk di dalam mobil, jari-jarinya menggenggam setir dengan erat. Ia menatap ke luar jendela, memperhatikan bayangan gedung tua tempat ia berjanji bertemu dengan seseorang. Hatinya berdebar kencang. Apakah ini keputusan yang tepat?Ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk: "Aku sudah di dalam. Masuklah. Jangan coba-coba membawa orang lain."Menelan ludah, Nara menarik napas dalam sebelum keluar dari mobil dan melangkah ke dalam gedung. Cahaya lampu redup membuat suasana terasa lebih menekan. Setiap langkahnya bergema di lorong sempit itu.Di sebuah ruangan kecil, seseorang duduk dengan tenang, menunggunya. Wajah itu tersamar oleh bayangan, Ada sedikit rasa was-was dalam hati Nara. Tetapi ketika ia melangkah lebih dekat, ia merasa lega setelah melihat orang itu dengan jelas."Kamu sudah datang," ujar orang itu dengan nada tenang.Nara mengangguk, menatapnya tanpa keraguan. "Aku ingin tahu semuanya. Jangan ada yang disembunyikan dariku."Orang itu menyeringai, matanya menelusuri waja

    Last Updated : 2025-02-16

Latest chapter

  • Gairah Liar Istriku   Bab 8. "Jika suamiku tahu, matilah kita"

    “Stop, Reno!” pinta Nara di tengah kepanikannya.Tapi Reno tidak sedikitpun menggubrisnya. Matanya memancarkan gairah liar yang tak dapat dibendung. Dia seperti seekor singa yang kelaparan, buas dan tak terkontrol. Underwear Nara telah direnggutnya dengan mudah. Nafas Reno semakin berat, dadanya naik turun tak beraturan. Kini dia memposisikan dirinya di antara kedua kaki Nara yang jenjang.Nara menggigit bibir bawahnya. Hatinya berperang hebat, antara ketakutan dan keinginan yang saling bertabrakan. Kedua tangannya mencengkeram sudut belakang sofa dengan kuat, mencoba mencari pijakan di tengah kekacauan yang melanda batinnya.Reno menatap tubuh Nara dengan intens, seakan ingin menghafal setiap lekuk yang terpampang jelas di hadapannya. Matanya gelap, penuh obsesi. Perlahan, dia membungkuk, mendekatkan wajahnya ke leher Nara. Kehangatan nafasnya menyapu kulit halus Wanita itu, membuat bulu kuduknya meremang.“Reno, kau emang gila. Kalau suamiku tahu, bisa mati kita berdua.”Tetapii, s

  • Gairah Liar Istriku   Bab 7. "Kau Gila Reno"

    Nara menatap sosok yang berdiri di bawah cahaya lampu jalan itu dengan jantung berdegup kencang. Ia mengeratkan genggaman pada kunci mobilnya, bersiap jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi."Siapa kau?" suaranya tegas, meski ada sedikit getaran di dalamnya.Sosok itu melangkah maju, membuat bayangannya semakin jelas. Dan ketika wajah itu tampak di bawah cahaya, napas Nara tercekat."Aku tidak menyangka kau akan pulang selarut ini, Nara," suara itu akrab, tetapi ada nada dingin yang membuatnya menggigil."Arka?" Mata Nara membulat, tubuhnya menegang.Pria itu berdiri dengan tangan dimasukkan ke dalam saku celana, matanya menatap lurus padanya. Sorot matanya tajam, seakan sedang menghakiminya."Kau dari mana?" tanyanya dengan nada rendah, nyaris seperti bisikan, tetapi penuh tekanan.Nara berusaha menjaga ekspresinya tetap datar. "Bukan urusanmu."Arka tertawa kecil, tetapi tidak ada kehangatan di dalamnya. "Bukan urusanku? Kau yakin?"Nara mendengus. "Sejak kapan aku harus melapor

  • Gairah Liar Istriku   Bab 6. ???

    Nara duduk di dalam mobil, jari-jarinya menggenggam setir dengan erat. Ia menatap ke luar jendela, memperhatikan bayangan gedung tua tempat ia berjanji bertemu dengan seseorang. Hatinya berdebar kencang. Apakah ini keputusan yang tepat?Ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk: "Aku sudah di dalam. Masuklah. Jangan coba-coba membawa orang lain."Menelan ludah, Nara menarik napas dalam sebelum keluar dari mobil dan melangkah ke dalam gedung. Cahaya lampu redup membuat suasana terasa lebih menekan. Setiap langkahnya bergema di lorong sempit itu.Di sebuah ruangan kecil, seseorang duduk dengan tenang, menunggunya. Wajah itu tersamar oleh bayangan, Ada sedikit rasa was-was dalam hati Nara. Tetapi ketika ia melangkah lebih dekat, ia merasa lega setelah melihat orang itu dengan jelas."Kamu sudah datang," ujar orang itu dengan nada tenang.Nara mengangguk, menatapnya tanpa keraguan. "Aku ingin tahu semuanya. Jangan ada yang disembunyikan dariku."Orang itu menyeringai, matanya menelusuri waja

  • Gairah Liar Istriku   Bab 5. Ternyata Dia

    Lampu redup di dalam gedung tua itu memunculkan bayangan panjang yang seolah merayap di dinding. Nara menatap lekat sosok di depannya, berusaha lebih cepat memahami siapa dia. Sosok itu melangkah lebih dekat, memperlihatkan wajah yang tidak asing bagi Nara.… Reno, pria yang pernah menjadi bagian dari masa lalunya, seseorang yang seharusnya tidak lagi muncul di kehidupannya."Reno?!" Nara berbisik, suaranya hampir tenggelam dalam suara detak jantungnya sendiri. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Reno menatapnya tajam, senyum tipis terbentuk di bibirnya, "Aku tahu lebih banyak dari yang kamu pikirkan, Nara. Tentang Arka, tentang Dita, dan tentang rahasiamu. Ha-ha-ha."Kata-kata itu menghantam seperti palu godam. Nara menahan napas, tubuhnya terasa membeku. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara yang hampir tidak keluar.Reno mengeluarkan ponsel dari sakunya dan memperlihatkan sebuah video. Dalam video itu, terlihat Nara dan Arka bertemu di tempat yang tampak seperti kafe kecil. Percakapan

  • Gairah Liar Istriku   Bab 4. Gairah Dari Masa Lalu

    Hujan telah reda, meninggalkan aroma tanah basah dan lembap yang memenuhi udara pagi. Kontras dengan suasana di rumah Nara yang tetap muram. Ia duduk di meja makan, secangkir kopi yang sudah dingin di hadapannya. Pandangannya kosong, pikirannya sibuk memutar ulang kejadian semalam. Mulai dari kehadiran Arka, pesan misterius, saran-saran dari Dita, dan kemarahan Rama yang hampir tak terkendali. Semuanya seperti pusaran badai pasir yang menggulungnya semakin jauh tanpa arah.“Kamu nggak tidur semalam?” suara Rama memecah keheningan. Ia berdiri di ambang pintu dapur, mengenakan kemeja kerja yang rapi. Matanya tajam mengamati Nara, seperti mencoba membaca pikiran istrinya.Nara tersentak kaget karena tidak menyadari jika Rama sudah pulang. Entah kapan. Ia sekuat tenaga menyembunyikan keheranannya.Nara menggeleng pelan. “Nggak bisa tidur.”Rama mendekat, duduk di seberang meja. “Aku juga.”Nara mengangkat alis, sedikit terkejut mendengar pengakuan itu. Biasanya, Rama adalah tipe pria yang

  • Gairah Liar Istriku   Bab 3. Jejak Jejak Arka

    Hujan deras mengguyur kota malam itu, membungkus suasana dalam keheningan yang penuh misteri. Nara duduk di ruang tamu rumahnya, memandangi ponsel yang tergeletak di meja. Layarnya yang retak benar-benar menjadi simbol dari hatinya yang sekarang sedang hancur berkeping-keping. Dalam pikirannya, pertengkaran dengan Rama masih terulang seperti film yang buruk, diputar berulang-ulang tanpa berkesudahan. Sejak pertengkaran itu, Rama seolah menghilang, tak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya.Ketukan di pintu membuat Nara tersentak. Ia bangkit dengan ragu, bertanya-tanya siapa yang datang di tengah malam seperti ini. Hatinya diliputi tanda tanya, "Apakah Rama pulang?" Saat pintu terbuka, sosok pria yang berdiri di sana membuat darahnya membeku. Arka."Hai, Nara," suaranya berat, serak, dan dalam, menggema lembut di tengah gemuruh hujan yang membasahi malam. Tubuhnya basah kuyup, tetesan air hujan mengalir pelan di sepanjang rahangnya yang tajam. Tatapannya tepat menghunjam langsung ke

  • Gairah Liar Istriku   Bab 2. Bayang-Bayang Sahabat

    Ternyata yang muncul bukan Rama. Di depan pintu telah berdiri Dita, sahabatnya yang beberapa hari ini baru pulang dari luar negeri. Sahabat sedari masa SMA dulu. Nara memandang sosok itu dengan perasaan campur aduk. Ia merasa lega karena ternyata yang mengetuk pintu bukanlah Rama, Meski perasaan yang gak keruan bercampur dengan kegelisahan masih menguasai hatinya. Dita tersenyum tipis, membawa aura tenang yang anehnya menenangkan sekaligus mengintimidasi. Ia tampak seperti seseorang yang tahu lebih banyak daripada yang seharusnya."Dita? Malam-malam begini, ada apa?" tanya Nara, mencoba menyembunyikan kegugupannya di balik nada terkejut."Maaf jika aku membuatmu terkejut, Nara. Aku tahu ini mendadak," jawab Dita lembut, matanya tajam menatap Nara, "Tapi aku harus membicarakan semua ini ke kamu. Ada hal penting yang perlu kamu tahu."Nara terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan, memberi isyarat agar Dita masuk ke kamarnya. Ia melirik ponsel yang masih tergeletak di lantai dengan layar

  • Gairah Liar Istriku   Bab 1. Batal Selingkuh

    Nara berdiri di depan cermin besar di kamar tidurnya. Gaun satin hitam yang membalut tubuhnya mempertegas keanggunan sekaligus aura sensualnya. Dengan tangan terampil, ia menyisir rambut panjangnya, menyiapkan diri untuk menghabiskan malam yang dijanjikan penuh petualangan. Akan tetapi, sorot matanya tak memandang pantulan dirinya di cermin. Ia hanya terpaku pada layar ponsel di atas meja rias yang baru saja menampilkan sebuah pesan singkat dari Arka:“Sudah siap, sayang? Aku di lobi.”Dehaman kecil keluar dari bibirnya, setengah menikmati getaran-getaran dan bayangan-bayabgan sensasi yang mendebarkan dari situasi ini, Hati Nara serasa dikepung oleh ketegangan tak kasat mata."Arka, aku sungguh merindukan semua sentuhanmu. Dan aku tidak sabar malam ini kita akan kembali bertemu," gumam Nara dengan hati berdebar kencang saat membaca pesan yang baru saja Arka kirimkan.Untuk sesaat, gairah liarnya tak bisa lagi ia padamkan, Nara bahkan bisa membayangkan setiap sentuhan memabukkan yang s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status