Beranda / Romansa / Gairah Cinta Om Mafia / Bab 91 # Hasrat Tak Terbendung

Share

Bab 91 # Hasrat Tak Terbendung

Penulis: De Lilah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-07 01:20:48
"Mmh..." erang Arren, tatkala Leon mulai mencumbui leher jenjangnya yang bebas rambut karena baru saja ia. kuncir kuda.

"Sayang, kau sangat cantik..." puji Leon dengan meninggalkan jejak-jejak cinta di antara kulit putih susu Arren, istrinya.

Gigitan demi gigitan, berpadu dengan deru napas yang kian memburu, membuat jantung Arren menjadi terpacu.

Pria itu, selalu memiliki cara untuk memenangkan gairahnya.

"Ah..." desah Arren yang kini terlentang tanpa busana.

Baru saja, jemari Leon tampak menyibak gaun malam yang sedang dikenakannya, dan membuangnya begitu saja.

"Kau lebih cantik seperti ini," gumamnya sambil mulai menyesap kulit polos istrinya, dengan rakus dan penuh makna.

Arren menggeliat, mencoba menangkal desiran darah yang kian memenuhi kepalanya. Namun, gadis itu akhirnya luluh juga.

"Aku akan masuk... " ucap Leon yang kini telah menyiapkan kejantanannya.

Pria itu dengan perlahan memasukkan miliknya ke dalam inti tubuh Arren, kemudian menggerak-gerakkannya dengan penuh
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca☺  

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 92 # Insiden Tak Terduga

    Pagi di Mansion Rossie yang tenang, mendadak berubah menjadi menegangkan. Sorak-sorai dari kerumunan orang di pintu gerbang, merobek ketenangan pagi yang biasanya mereka alami. Gerombolan warga, mulai dari pria, wanita dan juga anak-anak, tampak berdesakan di depan gerbang Mansion Rossie. Mereka seakan ingin merangsek masuk dan membuat keributan. Mereka telah mengantri di sana sejak fajar tadi, agar dapat menginjakkan kaki di Mansion Rossie. Para pengawal yang bertugas di pintu gerbang, tampak kesulitan untuk menjaga ketertiban. Gerombolan orang yang ingin masuk ke dalam, semakin bertambah jumlahnya. Mereka menjadi semakin sulit dikendalikan."Kami ingin bertemu Nyonya Rossie!" pekik seorang pria dengan suara lantang, yang menyebabkan kegaduhan semakin tidak karuan. Dengan penuh amarah, pria itu tampak ingin menuntut pertanggung-jawaban sang Nyonya yang tampak menelantarkan mereka. Sorak-sorai dan teriakan lainnya saling bersahutan, membuat para pengawal semakin kewalahan. Mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 93 # Para Provokator

    Arren terkejut dengan darah yang tiba-tiba mengucur deras di... luar bajunya."Nona!!!" teriak pengawal yang menyadari ada perusuh yang memulai serangan."Shane!" Arren berteriak, karena ternyata, bukanlah dirinya yang terkena tusukan pria misterius tadi."No--nona," lirih Shane, yang kini ambruk dengan bersimbah darah."Panggil dokter! Cepat!" teriak Arren yang segera menekan luka tusuk Shane dengan robekan bajunya.Suasana menjadi sangat tegang di sana, Clark dengan segera mengangkat tubuh Shane ke lokasi yang lebih aman, sambil menunggu tim medis datang.Arren benar-benar terpukul dengan kejadian yang begitu tiba-tiba ini. Ia sampai tidak dapat menangis akibat syok. Seluruh tubuh Arren gemetar dengan wajah pucat yang tak terbayangkan.Saat sang pria misterius mendekat tadi, senjata tajam yang mengancam Arren, rupanya telah dihalau oleh tubuh Shane.Sebelum pria itu bisa melancarkan aksinya, Shane dengan gesit melempar dirinya ke hadapan sang Nona muda, dan menangkap tusukan sang pri

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 94 # The Rose

    Clark memandang tajam pada salah seorang provokator yang baru saja mengaku bahwa mereka hanya menjalankan perintah.Seseorang telah membayar mereka untuk berbuat rusuh di Mansion Rossie, ketika unjuk-rasa oleh warga desa dimulai. Wajah Clark mulai dipenuhi dengan ekspresi ketidaksenangan dan amarah yang terpendam."Siapa orang itu?!" Clark mendesak, menuntut jawaban yang pasti dari para tahanan. Mereka saling berpandangan, ragu-ragu untuk memberikan jawaban yang pria itu inginkan. Mereka tahu bahwa, menjelaskan lebih lanjut berarti, pelaku tersebut dapat menjerat kehidupan pribadi mereka lebih dalam lagi."Ka--kami tidak mengetahui identitas orang itu, Tuan..." ucap mereka takut-takut. "Tato mawar, hanya itu yang saya ingat. Dia memiliki tato mawar di pergelangan tangannya," lanjut tahanan lainnya dengan keyakinan penuh. "Tato mawar..." Clark menggertakkan giginya, mencoba mengingat-ingat petunjuk tersebut dalam memorinya. "Apa yang bisa kau katakan tentang orang itu? Bagaimana k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 95 # Birahi Yang Tak Tersalurkan

    Leon mengerjapkan mata, ketika melihat sosok yang begitu ingin disentuhnya. "Arren?" panggilnya. Ia tidak percaya dengan penglihatannya. Wanita yang dipanggil itu tersenyum dan mengangguk lemah. Ia kemudian membentangkan tangannya lebar-lebar, bersiap untuk sebuah pelukan. Leon tidak membuang waktu lagi. Ia segera datang. Langkah lebar yang diambilnya, sejalan dengan hawa nafsunya yang kian merajalela. Leon benar-benar menginginkan Arren saat ini juga, untuk disentuhnya. "Arren!" teriaknya dengan tergesa, detik kemudian, ia telah merengkuh istrinya itu dengan suka cita. "Arren!" gumam Leon dengan penuh kerinduan. Dikecupnya pucuk kepala gadis itu, kemudian turun sedikit ke arah kening. Pria itu lalu menyusur ciuman penuh cinta ke seluruh wajah sang istri, hingga sampai ke bibir. Setibanya di bibir Arren, Leon kemudian membuka sedikit mulut sang istri, untuk melumat erat bibir ranumnya dengan penuh kerakusan. Gairah Leon memuncak seketika, akibat sentuhan dari bibir mereka. "

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 96 # Menangkap The Rose

    Clark mulai mengejar bayangan 'The Rose' dengan tekad penuh harap. Ia telah mengumpulkan petunjuk dari pesan-pesan anonim dan tato mawar yang ditemukan pada provokator yang ditangkap.Perjalanan ini memimpinnya ke kota terdekat. Clark berharap, ia dapat menemukan lebih banyak petunjuk untuk menangkap The Rose dengan cepat. Kota X, yang terletak di perbatasan wilayah Rossie bagian utara, adalah kota yang gelap yang penuh dengan misteri. Sesuai kondisi geografisnya, Kota X tidak memiliki hasil bumi. Roda ekonomi mereka berputar dari hasil jual-beli jasa, yang kebanyakan ilegal. Meski Nyonya besar sering memerintahkan untuk melakukan inspeksi rutin di sana, namun tetap saja tidak membuat pelaku kriminal jera. Mereka selalu dapat mencari celah untuk melancarkan aksi kejahatan, sesuai dengan bayaran dari klien yang membutuhkan jasa, secepatnya. Clark yang pernah mengawasi wilayah itu selama beberapa waktu, cukup hafal setiap gang dan lorong gelap yang sering dijadikan lokasi transaksi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 97 # Kawan atau Lawan?

    Clark meraba-raba dalam kegelapan yang menyelimuti gedung terbengkalai ini. Sebuah tempat yang jelas-jelas telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, mungkin bahkan dekade.Langkah-langkah Clark yang hati-hati, memecah keheningan di dalam ruangan. Ia bahkan bisa mendengar bunyi napasnya sendiri yang menderu untuk menghalau perasaan gelisah di dalam dadanya.Tidak ada suara selain kerikil yang bergesekan di bawah sepatunya, tidak ada lantai kasar yang menggores alas sepatunya.Setiap langkah yang diambilnya, menghasilkan derap pelan yang membuat bulu kuduknya meremang.Gedung ini, menurut informan tadi, adalah tempat terakhir The Rose bersembunyi. Clark harus menemukannya, apapun yang terjadi.Clark melangkah maju, menatap ke sekeliling dengan perasaan waspada. Dinding gedung ini telah menjadi saksi bisu dari sejarah yang mungkin penuh dengan rahasia dan intrik nyata.Lantai kayu yang lapuk mengeluh di bawah langkahnya, dan sinar bulan tembus melalui jendela pecah, menciptakan siluet se

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 98 # Identitas Tak Terduga The Rose

    "Siapa kau? Mengapa kau memiliki semua dokumen itu?" cecar Clark, yang mulai mempertanyakan motif The Rose. Orang itu benar-benar tidak terduga."Aku ingin membantumu," sahutnya dingin. Kali ini, ia mulai mendekat ke arah Clark yang telah menurunkan senjatanya."Buka dulu topeng itu!" perintah Clark, yang memilih mundur untuk bersiaga. Ia masih belum mempercayai The Rose sepenuhnya. Bisa jadi, ini adalah jebakan, seperti yang sudah-sudah."Baiklah..." ujarnya, kemudian melepas topeng hitam itu, lalu..."A--apakah kau...""Ya, benar. Aku adalah Braun Rossie, putera dari Abigail Rossie."Clark tersentak dan tidak percaya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Laki-laki itu... Braun? Anak satu-satunya dari Abigail Rossie?Clark benar-benar semakin penasaran dengan alasan dibalik pengkhianatan sang Tuan muda."Tuan, jika Anda waras, mengapa mengkhianati ibu Anda sendiri?" Kali ini Clark turut mendekat dan duduk di kursi yang telah disiapkan di sana.Wajahnya tampak menuntut jawaban rasional,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 99 # Masa Kritis Clark

    Arren Rossie mendengar kabar tentang kecelakaan mengerikan yang menimpa Clark, melalui pesan singkat yang memerihkan hatinya. Tanpa ragu, ia bergegas meninggalkan mansion mewah itu dan menuju ke rumah sakit, tempat Clark dirawat. Meski dikawal ketat oleh para pengawal, Arren tidak melewatkan kesempatan untuk bersama dengan Clark, di saat kritis seperti ini. "Kita hampir tiba, Nona.""Tolong, bergegaslah!"Wajah Arren tampak pucat karena tidak sabar, ingin mengetahui keadaan Clark yang konon terkena ledakan. Dalam ketakutan, Arren terus berdoa, semoga nyawa Clark bisa diselamatkan.Setibanya di rumah sakit, Arren segera berlari melewati lorong-lorong yang lengang. Saat ini sedang dini hari, rumah sakit sangat sepi. "Clark, kumohon..." desis Arren sambil terus menggegas langkah. Di dalam rumah sakit yang steril itu, setiap detik terasa seperti waktu yang sangat lama dan berharga. Arren benar-benar berdoa, agar Clark dapat melewati masa kritis ini dengan sempurna."Nona, ada apa? T

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09

Bab terbaru

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 253 # Ending

    Ujung belati itu bengkok. Tidak ada yang menyangka bahwa belati tajam bisa berubah bentuk menjadi seperti itu. “Ti–tidak!” pekik si pelayan. Ia sangat kebingungan. Bagaimana perut Arren yang seharusnya ternoda darah malah membengkokkan belati tanpa setitik pun usaha? Dalam momen yang menentukan, belati itu telah mengalami deformasi plastis, seperti tarian metal yang mengubah bentuknya tanpa bisa kembali ke keadaan semula. “A–apa yang terjadi?” Pelayan itu bertanya-tanya dengan tangan yang gemetar. Arren hanya menyunggingkan senyum penuh kemenangan. Lawannya telah kalak telak tanpa perhitungan. “Aku sudah mengantisipasi hal ini, Lesel,” ujar Arren dengan wajah jumawa. Ya. Lesel. Ternyata, dialah kaki tangan Esme yang begitu ingin menghabisi nyawanya. “Ba–bagaimana kau tahu?” Arren segera menyobek kain tule yang menutupi area perutnya. Ada sebuah aksesori mengkilat di sana. Sebuah sabuk baja. “A–apa?” Pada awalnya, suara gemuruh dan getaran memang dirasakan oleh Lesel. Ia tak

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 252 # Klimaks

    Pelayan berambut pirang mengerucutkan bibirnya, sementara si rambut hitam tetap menatap lurus ke arahnya. “Baiklah!” jawabnya agak kesal, namun memang rencana mereka tidak boleh berantakan. “Aku akan awasi sekitar. Kau harus segera bersiap-siap.” “Oke.” Dua pelayan mencurigakan itu kemudian meneruskan misi rahasia mereka. Tidak banyak yang harus mereka lakukan kecuali mencari target dan melancarkan aksi balas dendam. “Sepertinya, dia ada di balkon barat. Tunggu aba-abaku, kita akan segera melakukan serangan!” “Oke!” *** Suasana jamuan masih meriah dengan alunan musik lembut yang merdu di telinga. Beberapa tamu menikmatinya sambil bersantap, ada juga yang masih mengobrol lama. Arren dan Leon tampak berbahagia sambil menyalami tamu-tamu yang ada di sana. “Sepertinya, aku merasa sesak,” lirih Arren pada Leon. Kehamilan ini membuatnya gampang lelah dan juga merasa panas sepanjang waktu. “Kau mau pergi dari tempat ini?” tanya Leon sambil merangkulkan lengannya ke pinggang sang

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 251 # Si Pelayan

    Mata Ava berbinar bahagia. Ia mengangguk cepat dan memeluk Arren sebagai balasannya. “Terima kasih, Bibi!” Ava tidak mengira bahwa ulang tahunnya akan dapat dirayakan dengan jamuan spesial, meski jamuan itu tidak dilangsungkan secara khusus untuknya. “Sama-sama, Ava!” Arren melakukan hal yang sama. Ia bahagia dapat menyemangati kawan kecilnya yang sepertinya sedang sendu dan tidak memiliki semangat karena ketidakhadiran ayah dan ibunya. “Kami harus pergi, Ava. Ini untukmu,” ucap Leon sambil menyerahkan kotak berbungkus kado dengan pita ungu di atasnya. “A–apa ini, Pak?” tanya Ava heran sekaligus senang. Ia tidak mengira akan mendapatkan kado dari Pak Leon di hari yang bukan ulang tahunnya. “Anggap saja kado cicilan,” gurau Leon sambil tertawa kecil padanya. “Ahaha! Terima kasih banyak!” seru Ava sambil membuka bungkus kado itu. Isinya boneka beruang dengan warna bulu kecokelatan. “Lucu sekali!” pekik AVa bahagia. Arren dan Leon senang melihatnya. Tak lama kemudian, mereka bena

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 250 # Antisipasi

    Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Arren akhirnya diperbolehkan pulang. Tidak ada tanda-tanda bahaya ataupun kontraindikasi dari pengobatan yang diterimanya. “Terima kasih, Dokter. Saya merasa lebih sehat,” ucap Arren setelah dokter mengunjunginya untuk kali terakhir. “Sama-sama, Nyonya. Saya senang Anda sudah berhasil membaik tanpa kesulitan.”Dokter Freddy dan Dokter Josh melepas Arren pergi dengan hati lega. Akhirnya, kekhawatiran mereka sirna. Arren benar-benar terbebas dari bahaya racun yang mengintai nyawanya. ***Dalam perjalanan pulang, Leon terus saja menatap Arren dengan perasaan tak menentu. Ia sungguh senang dengan kesembuhan istrinya namun ada suatu hal yang membuatnya merasa khawatir. “Kau yakin dengan rencanamu itu? Aku tidak tega padamu, Sayang!” sergah Leon yang tidak ingin mengundang bahaya lagi bagi istrinya. “Tidak ada cara lain. Kita pasti bisa, Sayang!” tegas Arren dengan tekad kuat. Leon menghela napas dalam-dalam. Ia tak bisa mencegah kekeraskepalaan s

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 249 # Melenyapkan Nyonya!

    “Tuan! Anda salah dengar!” sergah perawat yang menahan lengan Leon agar tak melayangkan tinju ke arah sang dokter. “Apa?!” Leon menoleh ke arah si perawat. Ia sangat lelah dan tidak bisa lagi menolerir kesalahan dari pihak dokter yang membuat anak-anaknya akan terlahir cacat. “Salah dengar, Tuan!”“Ya, benar!”“Anak Anda baik-baik saja, Tuan.”Suara perawat dan dokter bersahut-sahutan. Leon menurunkan tinjunya dan memandang ke arah dokter Freddy yang tampaknya sedang menghela napas lega. “Katakan, Dokter! Apa yang terjadi pada istri dan anak-anakku?!” hardik Leon masih dalam keadaan penuh amarah. Sebelum sang dokter menjawab, suara Arren samar terdengar di balik punggung perawat yang ada di sisi ranjang. “On .…” panggilnya lirih. “Le—on ….” ulangnya, kali ini dengan suara yang lebih keras. “Arren!” Leon menyibak perawat-perawat yang menutupi keberadaan sang istri. “Arren!” Leon menghampiri Arren dengan berlinang air mata. “Kau … sudah sadar?” tanyanya sambil mengecul lembut keni

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 248 # Anakku Cacat?

    Leon menggenggam tangan Arren dengan erat saat mereka bergegas menuju rumah sakit. Kecemasan dan kekhawatiran begitu dirasakannya. Entah mengapa, firasat Leon tidak enak. “Pak! Lebih cepat!” perintah Leon ketika melihat Arren semakin meringis kesakitan. Keringat dingin mulai mengucur dari dahi dan tubuhnya. Napas Arren tersengal-sengal. “Baik, Tuan!” Sopir segera mempercepat laju mobil dan sebisa mungkin menyeimbangkan kendaraan yang kian kencang. Ia benar-benar khawatir bahwa sang nona muda menderita sakit yang luar biasa. “Arren, bertahanlah,” pinta Leon sambil terus menenangkan Arren dengan pelukan dan genggaman tangannya. “Argh, Leon .…” Arren menggeram seakan menahan sakit yang teramat sangat pada dirinya. Tidak hanya di perut, tapi juga di sekujur tubuhnya. “Kita hampir sampai!” Sopir itu memberi aba-aba. Leon begitu cemas. Ia mengangguk dan bersiap untuk membawa Arren ke IGD begitu mereka sampai di rumah sakit sana. ***Akhirnya, setelah berkendara selama beberapa waktu,

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 247 # Muntah di Mobil

    Lora berhasil dievakuasi dan semua orang begitu berbahagia. Namun, ada satu kejanggalan yang nampak padanya. Arren bahkan menyadarinya. “Le–leon ….” panggilnya, ketika Lora mendekat ke arahnya. Bau asing menyeruak dari tubuh Lora. Arren bahkan sangat mual dibuatnya. “Hoek!” Arren muntah. Ia tak kuasa menahan rasa mual yang begitu membuncah. “Sayang!” pekik Leon waspada. Apa yang terjadi pada istrinya? “Le–leon … bau Lora … sangat … tidak enak,” gumamnya ketika berada di pelukan suaminya. Leon langsung menangkap Arren yang hampir terjatuh tadi. Kini, istri tersayangnya itu sudah ada dalam buaian. “Aroma apa?” Leon mencoba menajamkan indera penciuman. Benar. Ia mencium sesuatu asing yang menyengat, seperti aroma timbal. “Lora, mendekat ke arahku!” Leon mencoba menghirup aroma itu lebih dalam. Hati Lora tentu saja menjadi tak karuan. Tetapi, gadis itu sudah menautkan diri pada William. Sekarang, Tuan Leon bukanlah pria yang merajai hatinya. “Tunggu sebentar.” Leon, dengan kekh

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 246 # Pindah Ke Lain Hati

    Pekikan Larens membuat jantung Nyonya Dolores hampir copot. “Oh, Tuhan!” Wanita paruh baya itu kemudian berlari mengikuti arah kaki Laurens yang sedang bergerak menuju ke area ladang. “Leon! Kita ikuti mereka!’ Seru Arren sambil ikut jejak Nyonya Dolores ke lokasi putrinya yang konon menderita kecelakaan. Leon pun menyusul Arren setelah memastikan rumah Nyonya Dolores tertutup aman. Sesampainya di ladang, alangkah terkejutnya mereka, Lora ada di sebuah lubang yang menganga lebar. Lubang itu, dengan tanah kasar di sekelilingnya, seperti lubang bekas galian. “Aduh!” rintih Lora kesakitan. Beberapa luka tampak di area lutut dan juga lengannya. “Ibu! Tolong aku!” pekiknya sambil berderai air mata. “Ya, Tuhan! Lora! Apa yang terjadi padamu?!” teriak Nyonya Dolores gemetar. “Laurens! Lakukan sesuatu pada adikmu!” perintahnya pada sang putra yang tampaknya juga kebingungan. “Aku hanya berlari, lalu … tiba-tiba aku terperosok ke dalam sini! Huhu!” Lora terus menangis sambil merintih kesa

  • Gairah Cinta Om Mafia   Bab 245 # Bertemu Sahabat Lama

    “Lora!” panggil Arren sambil melambaikan tangan. Lora hanya menganggukkan kepala, tidak membalas lambaian tangan sang nona muda. Laurens merasa tak enak hati. Ia menyikut rusuk Lora dengan sedikit kasar. “Sopanlah, Lora!” hardiknya kepada sang adik. Lora hanya mendengkus dan berbalik arah. Ia kemudian berlari pergi untuk pulang ke rumah, tanpa pamit, tanpa mengatakan sepatah kata. Arren, yang berada cukup jauh dari mereka, tampak bingung. Namun, ia tidak terlalu memikirkannya. Ada banyak warga desa yang sedang menanti untuk berbicara dengannya. “Jadi, bagaimana Anda akan memajukan desa kami, Nona Pemimpin?” tanya seorang pria paruh baya yang sepertinya sedang kesulitan dalam mencari pekerjaan. Arren hanya tersenyum dan menjawab singkat. Ia tidak ingin mengobral janji manis. Arren pasti akan melakukan usaha terbaiknya. “Anda harus sabar menunggu namun giat berusaha. Ketika program desa akhirnya dijalankan, saya berharap, para warga benar-benar memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.

DMCA.com Protection Status