Share

Bab 215 # Nikahkan Aku, Ayah!

“BANGUN!”

Leon terkesiap tatkala sebuah suara mengejutkannya. Ia membuka mataya perlahan, rasa sakit masih menjalari tubuhnya. Memori terakhir yang diingatnya hanyalah wajah Arren yang menangis, meskipun begitu … istrinya itu tetap cantik. Setelahnya, Leon tidak ingat.

Ia memandang sekeliling. Gelap. Tidak ada sorot cahaya apa pun yang dapat membantunya menerka-nerka … ada di mana ini sebenarnya?

Detik kemudian, suara derit pintu besi mulai terdengar. Engsel berat terbuka perlahan. Cahaya yang dinantikan Leon masuk walaupun samar. Ia dapat mengetahui, akhirnya … ruang ini adalah sel dengan rantai dan jeruji besi persis seperti bangunan untuk tahanan pada umumnya.

“Dia sudah sadar, Yang Mulia!” teriak salah seorang penjaga yang baru saja masuk. Ia membawa baki berisi kentang dan juga air minum. Tangannya gemetar, baki besi itu bergetar, menandakan bahwa penjaga itu tidak ingin berlama-lama di dekat sel Leon.

“Akhirnya! Bajingan itu sadar juga!”

Raja Charlie merangsek masuk, membu
De Lilah

Ayo kirimkan gem untuk cerita ini.  Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya.  Terima kasih, telah membaca! 

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status