Share

Annelise "Debat Konyol"

Penulis: Bibiefenimmm
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-21 22:08:21
"Apa? Nggak mungkin."

"Mungkin."

Aku duduk di sampingnya, hampir aja meluk dia.

Ya Ampun, badannya dingin.

Dia akhirnya mendesah lega, aku narik ujung selimut, nutupin kakinya sebelum bersandar padanya lagi.

Dia menggeliat, setengah hati berusaha menjauh, tapi udah mentok di tepi. Nggak ada tempat buat kabur. "Ini nggak wajar."

"Tapi kita bakal tetep ngelakuin ini."

Dalam keadaan normal, aku nggak pernah maksa orang buat begini. Tapi setidaknya sekarang dia fokus ke pelukanku, bukan ke turbulensi. Itu sudah kemajuan. Aku menempelkan pipiku ke bisepnya. Ototnya keras kayak batu, dan dia sedikit gemetar.

Dia berdeham. "Gue nggak—"

"Tinggal satu tarikan napas lagi buat lo beneran kehilangan akal sehat. Terima aja kenyamanan fisik dari gue."

Lengannya berkedut, kayak nahan diri, tapi aku tahu sebenernya dia juga kepengen. Akhirnya dia nyerah, mengangkat lengannya, kasih aku ruang untuk lebih dekat.

Yeah akhirnya. Aku menyender ke bahunya, merapatkan tubuh k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Turbulensi dan Hasrat"

    Pesawat goyang lagi, membuat jantungku makin nggak karuan. Setiap kali aku merasa bisa tenang, turbulensi menarik dia balik ke mode panik. “Kita harus kasih nama anak-anak kita pake nomor,” kataku tiba-tiba. Aku bisa merasakan ototnya tegang di bawah pipiku. Tapi aku tetap nempel, membelai dadanya pelan sambil bersenandung. Lama-lama dia mulai lemas, tubuhnya lebih condong ke arahku. "Boleh gue tanya kenapa?" "Karena kita bakal punya banyak anak. Jadi lebih gampang aja. Kayak... Anak pertama, ‘Satu.’ Anak kedua, ‘Dua.’ Pas udah anak keenam, kita tinggal panggil ‘Setengah Lusin.’" Dia mendengus antara tertawa dan kesal. "Lo gila." Aku tersenyum. "Gue bisa nerima itu." “Gue benci ini,” gumamnya. "Pelukan?" Aku pura-pura bego, padahal aku udah tahu maksudnya. Dia tertawa kecil, nadanya getir. "Kelemahan." "Semua orang takut sesuatu." Dia diam sebentar sebelum akhirnya nanya, "Lo takut apa?" "Gue takut gelombang pasang. Dari kecil suka mimpi buruk keh

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Bukan Sekadar Hubungan Satu Malam"

    Pria itu berdecak. "Ahhh.." "Terusin aja," katanya, tangannya terulur, menarik pergelangan tanganku dengan gerakan yang lambat tapi pasti. Jantungku berdebar kencang saat aku menuruti perkataannya, merasa terbakar oleh tatapan matanya yang dalam dan gelap, terpaku pada kulit di bahuku yang terbuka karena tersingkap. Jemariku bergerak gelisah, menekan lipatan kain yang meluncur dari pundakku, merasakan detak jantungku sendiri. Sial. Kenapa dia bisa membuat udara berasa setipis ini? "Lo nggak sadar, ya?" Aku menatapnya, bingung. "Apa?" Dia menarik napas dalam, lalu jemarinya meluncur ringan di sepanjang leherku, menciptakan jejak api di mana pun dia menyentuh. "Lo nggak tahu seberapa besar gue terangsang sekarang." Getaran aneh muncul di tubuhku. "Gue belum nyentuh lo," bisikku. "Lebih baik jangan." Tatapannya semakin dalam, sebelum akhirnya tangannya berpindah ke rahangku, ibu jarinya mengusap sudut bibirku. "Kalau lo cium gue lagi… gue nggak jamin bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Logan "Tawaran yang Nggak Bisa Ditolak"

    Aku berdeham, merasa harus melakukan sesuatu untuk menghapus keheningan aneh di antara kita. Dengan gerakan cepat, aku menutupi lagi bajunya dan merapikan celanaku sendiri. "Ehm… Maaf. Kita nggak seharusnya—" Dia menatapku, senyum liciknya masih ada di sana, membuatku makin kesel. Aku mengusap wajah, mencoba menata pikiran. "Sorry. Gue kebawa suasana." "Santai aja, gue juga nggak bakal baper kok." Aku menatapnya tajam, tapi dia malah nyengir puas. "Lagian, gue udah dapet bagian gue. Dua kali malah." Aku nyipitkan mata, ngerasa nggak terima. "Lo bangga banget, ya?" Dia angkat bahu dengan santai, senyum liciknya masih nempel di wajahnya. "Ya iyalah. Lo yang nyuruh gue nikmatin, kan?" "Sial. Lo benar-benar cewek yang nyebelin." Dia miringin kepalanya, pura-pura mikir sebelum nimpalin, "Hmm… atau mungkin lo aja yang nggak tahan godaan?" Aku mendelik, rahangku mengetat. Ngeselin, tapi aku nggak bisa ngelak. "Gue nggak akan bahas ini lagi." Aku menjauh, buru-buru geser

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Logan "Rasa Manis dengan Efek Samping"

    "Serius?" Aku menelan ludah. "Banget. Gue nemu nama ‘Rajendra’ di salah satu file, dan langsung kepikiran lo!" "Cuma Rajendra? Tanpa nama depan atau belakang?" Dia mengangguk dengan mantap. "Iya." Aku menarik napas panjang, mencoba menyusun kemungkinan-kemungkinan dalam otakku. "Gue cuma bercanda." Dia ngakak, menepuk bahuku. "Lo harus liat muka lo barusan. Serius banget, kayak baru ketauan selingkuh." Aku melotot. "Sialan, lo!" Jantungku nyaris copot waktu dia bilang nemu nama "Rajendra" di dokumen internal perusahaan. Pikiranku langsung lari ke berbagai kemungkinan buruk. Apa ada kebocoran data? Nggak mungkin. Aku sudah menutup semua celah. "Lo tau nggak, becandaan lo barusan hampir bikin gue kena serangan jantung." Dia masih ketawa, jelas menikmati kepanikanku tadi. "Gue nggak nyangka lo bakal panik gitu," katanya sambil menyeringai. Aku menarik napas. Jangan sampai ada yang mencurigakan. "Jadi nama lo beneran Rajendra?" tanyanya, masih dengan nada bercanda,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Bukan Cuma Kelas Satu yang Panas"

    Begitu roda pesawat menyentuh landasan, kepalaku masih terasa ringan, dan tubuhku menghangat dengan cara yang aneh. Aku berusaha fokus, tapi setiap gerakan terasa terlalu lambat, terlalu sensual. Dia bersandar dengan napas sedikit berat. Matanya menatap lurus ke depan, tapi rahangnya mengatup seolah lagi nahan sesuatu. Aku tahu dia juga ngerasain hal yang sama. "Lo nggak apa-apa?" Dia melirikku, lalu menutup matanya sebentar sebelum menjawab. “Gue harusnya curiga pas lo nawarin coklat itu.” Aku tertawa. Dia menghela napas panjang, jari-jarinya mengepal di atas paha celananya. Dia melotot. “Jadi lo tahu itu afrodisiak(*)?” Aku mengangkat bahu, pipiku mulai memanas. “Ya… gue kira itu cuma mitos.” Dia menatapku dengan tatapan tajam, lalu mengusap wajahnya sendiri seolah nyoba buat sadar sepenuhnya. “Gue butuh keluar dari sini sebelum sesuatu yang nggak seharusnya terjadi.” Tapi masalahnya, sensasi ini nggak gampang ilang. Setiap gesekan kecil antara kulitku dan kul

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Satu Malam, Seribu Rasa"

    Satu jam kemudian, kami duduk di dalam bus menuju Manchester. Lampu jalan terlihat kabur dari jendela yang berembun. Aku duduk di sebelah jendela, dia di sampingku, duduk dengan posisi santai kayak udah punya hak milik atas seluruh baris kursi. “Ngantuk?” tanyanya, matanya setengah merem. “Enggak,” jawabku cepat. Padahal kenyataannya, kepalaku udah nyender ke kaca dari tadi, dan mulai kebablasan. Dia memberikan jaketnya dan tanpa bilang apa-apa, menaruhnya di bahuku. “Gue tahu lo gak bakal minta, jadi gue inisiatif aja.” “Gue gak butuh ini.” “Tapi lo juga gak nolak.” Dia tersenyum miring, tapi kali ini nggak ada nada menggoda yang kelewat. Hangat. Ringan. Aku mendesah pelan, lalu membiarkan jaketnya tetap di bahuku. Sesampainya kami di hotel, kami diarahkan ke lobby dan dikasih kunci kamar. “Gue dapet kamar 308,” aku menggumam, membaca kartunya. Dia melirik kartunya sendiri, lalu mengangkat alis. “Lo gak akan percaya... kamar gue 310.” “Serius?” Gue melotot. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Gairah yang Membuatku Lupa Siapa Aku"

    Apa yang aku lakuin di sini? Aku adalah cewek baik-baik.. dan cewek baik-baik nggak seharusnya ngelakuin hal kayak gini sama cowok kayak dia! Aku dan dia nggak kenal siapa-siapa yang sama, kita tinggal di kota yang beda, dan mungkin setelah ini, aku nggak akan pernah ketemu dia lagi. Dan anehnya... ada rasa bebas yang nggak aku sangka-sangka dari situ. Aku bisa jadi siapa pun yang dia mau. Tatapan matanya tajam, rahangnya mengunci, keliatan serius dan gelap. "Sini... gue mau lo nyenengin gue. Hisap penis gue gadis nakal," gumamnya pelan, suaranya membakarku. Ya Tuhan. Aku beneran mikir dia nggak bakal pernah ngomong itu. Tanpa mikir lama, aku langsung berjongkok. Rasanya kayak aku bener-bener pengin nyenengin dia sekarang juga. Aku nggak tahu banyak soal dia, tapi yang jelas, sekarang ini... aku cuma pengin jadi pengalaman paling gila yang pernah dia punya. Aku mulai bergerak, sok-sokan kayak jagoan nyepong. Tanganku maju mundur melawan gerak bibir, dan maki

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Percintaan Liar Dalam Semalam"

    Dia tersenyum lebar saat dia jatuh terlentang, menarikku ke atasnya, dan menyeret wajahku ke wajahnya. "Lo harus genjot gue lebih dulu," bisiknya di bibirku, "Nanti gue yang akan genjot milik lo saat lo udah basah." Aku tersenyum di bibirnya. "Big boy.." "Gue cuma bercinta sekali sayang, gak lama paling gue ketiduran." Dia memberikan senyum yang lambat dan seksi. Aku mengangkangi tubuhnya yang besar saat ciuman kami menjadi putus asa. Penisnya yang tebal menempel di perutnya, dan dia mengangkatnya ke udara dan mengarahkan pinggulku ke bawah di atasnya. "Oh, panasnya—lo gede banget. Mhhhhhh" "Aduh," rintihku. "Tidak apa-apa," bisiknya. "Bergoyanglah dari satu sisi ke sisi lain." Dia menangkup payudaraku di tangannya saat dia menatapku seperti sesuatu yang tampak seperti kekaguman. Aku tersenyum padanya. "Apa?" "Sejak pertama kali lo tumpahin jus merah ke celana gue di lounge hari ini, gue pengen badan lo tunggangi penis gue." Aku terkekeh padanya. "Apa lo

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10

Bab terbaru

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Logan "Pesan dari Masa Lalu"

    Semua kepingan yang hilang itu langsung nyatu saat ngelihat dia duduk di tengah kerumunan. Dia kelihatan beda banget dari sebelumnya. Pertama, di pesawat—dan di kamar hotel. Kedua, di foto lama yang sering banget dibawa-bawa Anthony. Foto burik, tapi cukup buat bikin aku penasaran. Aku otomatis menoleh saat Anthony dan Bianca jalan ke area resepsi buat foto-foto. Mereka berpegangan tangan, kelihatan bahagia banget. Si fotografer nyuruh ini-itu, dan rombongan pengantin cuma berdiri di pinggir sambil nonton. Di belakang mereka, jendela besar nunjukin gedung-gedung Jakarta yang sudah menyala—malam mulai turun. Annelise. Satu-satunya hal yang bisa aku fokuskan malam ini cuma dia. Cewek cerewet yang duduk di sebelahku di pesawat bulan Januari lalu. Cewek yang juga jadi one night stand pertama dan terakhirku—sampai sekarang. Aku udah berkali-kali nyoba cari tahu kenapa dia kelihatan familiar banget beberapa bulan terakhir ini. Akhirnya, aku tau sekarang. Dia adalah mantan

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Nomor Palsu dan Teman Sejati

    Bagaimana aku bisa melupakan malam ini? Gimana caranya gue aku-pura semua ini nggak pernah kejadian? Aku merem sebentar, menahan rasa nyesek campur jijik sama diri sendiri. Inilah kenapa aku nggak pernah mau yang namanya one-night stand. Aku nggak cocok buat cinta-cintaan tanpa ikatan. Bukan tipeku. Dan semua ini gara-gara cokelat afrodisiak sialan yang kita makan di pesawat kemarin. Aku duduk di ujung ranjang, narik napas dalam-dalam. “Sebenarnya… gue punya syal di koper. Lo mau?” “Boleh,” katanya, suaranya udah lebih tenang sekarang. Kayaknya efek afrodisiak itu udah bener-bener hilang. Yang tersisa cuma dua orang asing yang lagi bingung sama perasaan mereka sendiri. Tiba-tiba, ponselkh bergetar kencang di meja kecil di samping tempat tidur. Aku meraihnya dan lihat ada lima pesan dari Chloe. Chloe: Lo masih hidup? Kapan balik? Jangan lupa makan. Gue masakin buat makan siang. Lo akan diinterogasi kalau gak jawab. Aku mendesah, berdiri dari ranjang dan mulai ng

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Percintaan Liar Dalam Semalam"

    Dia tersenyum lebar saat dia jatuh terlentang, menarikku ke atasnya, dan menyeret wajahku ke wajahnya. "Lo harus genjot gue lebih dulu," bisiknya di bibirku, "Nanti gue yang akan genjot milik lo saat lo udah basah." Aku tersenyum di bibirnya. "Big boy.." "Gue cuma bercinta sekali sayang, gak lama paling gue ketiduran." Dia memberikan senyum yang lambat dan seksi. Aku mengangkangi tubuhnya yang besar saat ciuman kami menjadi putus asa. Penisnya yang tebal menempel di perutnya, dan dia mengangkatnya ke udara dan mengarahkan pinggulku ke bawah di atasnya. "Oh, panasnya—lo gede banget. Mhhhhhh" "Aduh," rintihku. "Tidak apa-apa," bisiknya. "Bergoyanglah dari satu sisi ke sisi lain." Dia menangkup payudaraku di tangannya saat dia menatapku seperti sesuatu yang tampak seperti kekaguman. Aku tersenyum padanya. "Apa?" "Sejak pertama kali lo tumpahin jus merah ke celana gue di lounge hari ini, gue pengen badan lo tunggangi penis gue." Aku terkekeh padanya. "Apa lo

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Gairah yang Membuatku Lupa Siapa Aku"

    Apa yang aku lakuin di sini? Aku adalah cewek baik-baik.. dan cewek baik-baik nggak seharusnya ngelakuin hal kayak gini sama cowok kayak dia! Aku dan dia nggak kenal siapa-siapa yang sama, kita tinggal di kota yang beda, dan mungkin setelah ini, aku nggak akan pernah ketemu dia lagi. Dan anehnya... ada rasa bebas yang nggak aku sangka-sangka dari situ. Aku bisa jadi siapa pun yang dia mau. Tatapan matanya tajam, rahangnya mengunci, keliatan serius dan gelap. "Sini... gue mau lo nyenengin gue. Hisap penis gue gadis nakal," gumamnya pelan, suaranya membakarku. Ya Tuhan. Aku beneran mikir dia nggak bakal pernah ngomong itu. Tanpa mikir lama, aku langsung berjongkok. Rasanya kayak aku bener-bener pengin nyenengin dia sekarang juga. Aku nggak tahu banyak soal dia, tapi yang jelas, sekarang ini... aku cuma pengin jadi pengalaman paling gila yang pernah dia punya. Aku mulai bergerak, sok-sokan kayak jagoan nyepong. Tanganku maju mundur melawan gerak bibir, dan maki

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Satu Malam, Seribu Rasa"

    Satu jam kemudian, kami duduk di dalam bus menuju Manchester. Lampu jalan terlihat kabur dari jendela yang berembun. Aku duduk di sebelah jendela, dia di sampingku, duduk dengan posisi santai kayak udah punya hak milik atas seluruh baris kursi. “Ngantuk?” tanyanya, matanya setengah merem. “Enggak,” jawabku cepat. Padahal kenyataannya, kepalaku udah nyender ke kaca dari tadi, dan mulai kebablasan. Dia memberikan jaketnya dan tanpa bilang apa-apa, menaruhnya di bahuku. “Gue tahu lo gak bakal minta, jadi gue inisiatif aja.” “Gue gak butuh ini.” “Tapi lo juga gak nolak.” Dia tersenyum miring, tapi kali ini nggak ada nada menggoda yang kelewat. Hangat. Ringan. Aku mendesah pelan, lalu membiarkan jaketnya tetap di bahuku. Sesampainya kami di hotel, kami diarahkan ke lobby dan dikasih kunci kamar. “Gue dapet kamar 308,” aku menggumam, membaca kartunya. Dia melirik kartunya sendiri, lalu mengangkat alis. “Lo gak akan percaya... kamar gue 310.” “Serius?” Gue melotot. “

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Bukan Cuma Kelas Satu yang Panas"

    Begitu roda pesawat menyentuh landasan, kepalaku masih terasa ringan, dan tubuhku menghangat dengan cara yang aneh. Aku berusaha fokus, tapi setiap gerakan terasa terlalu lambat, terlalu sensual. Dia bersandar dengan napas sedikit berat. Matanya menatap lurus ke depan, tapi rahangnya mengatup seolah lagi nahan sesuatu. Aku tahu dia juga ngerasain hal yang sama. "Lo nggak apa-apa?" Dia melirikku, lalu menutup matanya sebentar sebelum menjawab. “Gue harusnya curiga pas lo nawarin coklat itu.” Aku tertawa. Dia menghela napas panjang, jari-jarinya mengepal di atas paha celananya. Dia melotot. “Jadi lo tahu itu afrodisiak(*)?” Aku mengangkat bahu, pipiku mulai memanas. “Ya… gue kira itu cuma mitos.” Dia menatapku dengan tatapan tajam, lalu mengusap wajahnya sendiri seolah nyoba buat sadar sepenuhnya. “Gue butuh keluar dari sini sebelum sesuatu yang nggak seharusnya terjadi.” Tapi masalahnya, sensasi ini nggak gampang ilang. Setiap gesekan kecil antara kulitku dan kul

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Logan "Rasa Manis dengan Efek Samping"

    "Serius?" Aku menelan ludah. "Banget. Gue nemu nama ‘Rajendra’ di salah satu file, dan langsung kepikiran lo!" "Cuma Rajendra? Tanpa nama depan atau belakang?" Dia mengangguk dengan mantap. "Iya." Aku menarik napas panjang, mencoba menyusun kemungkinan-kemungkinan dalam otakku. "Gue cuma bercanda." Dia ngakak, menepuk bahuku. "Lo harus liat muka lo barusan. Serius banget, kayak baru ketauan selingkuh." Aku melotot. "Sialan, lo!" Jantungku nyaris copot waktu dia bilang nemu nama "Rajendra" di dokumen internal perusahaan. Pikiranku langsung lari ke berbagai kemungkinan buruk. Apa ada kebocoran data? Nggak mungkin. Aku sudah menutup semua celah. "Lo tau nggak, becandaan lo barusan hampir bikin gue kena serangan jantung." Dia masih ketawa, jelas menikmati kepanikanku tadi. "Gue nggak nyangka lo bakal panik gitu," katanya sambil menyeringai. Aku menarik napas. Jangan sampai ada yang mencurigakan. "Jadi nama lo beneran Rajendra?" tanyanya, masih dengan nada bercanda,

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Logan "Tawaran yang Nggak Bisa Ditolak"

    Aku berdeham, merasa harus melakukan sesuatu untuk menghapus keheningan aneh di antara kita. Dengan gerakan cepat, aku menutupi lagi bajunya dan merapikan celanaku sendiri. "Ehm… Maaf. Kita nggak seharusnya—" Dia menatapku, senyum liciknya masih ada di sana, membuatku makin kesel. Aku mengusap wajah, mencoba menata pikiran. "Sorry. Gue kebawa suasana." "Santai aja, gue juga nggak bakal baper kok." Aku menatapnya tajam, tapi dia malah nyengir puas. "Lagian, gue udah dapet bagian gue. Dua kali malah." Aku nyipitkan mata, ngerasa nggak terima. "Lo bangga banget, ya?" Dia angkat bahu dengan santai, senyum liciknya masih nempel di wajahnya. "Ya iyalah. Lo yang nyuruh gue nikmatin, kan?" "Sial. Lo benar-benar cewek yang nyebelin." Dia miringin kepalanya, pura-pura mikir sebelum nimpalin, "Hmm… atau mungkin lo aja yang nggak tahan godaan?" Aku mendelik, rahangku mengetat. Ngeselin, tapi aku nggak bisa ngelak. "Gue nggak akan bahas ini lagi." Aku menjauh, buru-buru geser

  • Gairah CEO: Ditinggal Nikah, Terjebak Cinta Miliader   Annelise "Bukan Sekadar Hubungan Satu Malam"

    Pria itu berdecak. "Ahhh.." "Terusin aja," katanya, tangannya terulur, menarik pergelangan tanganku dengan gerakan yang lambat tapi pasti. Jantungku berdebar kencang saat aku menuruti perkataannya, merasa terbakar oleh tatapan matanya yang dalam dan gelap, terpaku pada kulit di bahuku yang terbuka karena tersingkap. Jemariku bergerak gelisah, menekan lipatan kain yang meluncur dari pundakku, merasakan detak jantungku sendiri. Sial. Kenapa dia bisa membuat udara berasa setipis ini? "Lo nggak sadar, ya?" Aku menatapnya, bingung. "Apa?" Dia menarik napas dalam, lalu jemarinya meluncur ringan di sepanjang leherku, menciptakan jejak api di mana pun dia menyentuh. "Lo nggak tahu seberapa besar gue terangsang sekarang." Getaran aneh muncul di tubuhku. "Gue belum nyentuh lo," bisikku. "Lebih baik jangan." Tatapannya semakin dalam, sebelum akhirnya tangannya berpindah ke rahangku, ibu jarinya mengusap sudut bibirku. "Kalau lo cium gue lagi… gue nggak jamin bisa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status