Saat Arianne sedang mencoba merubah kata-katanya, Mark berbaring disampingnya. Dia merebut ponsel Arianne dan berkata. “Lalu, nada suara seperti apa yang kau ingin aku gunakan saat aku bicara denganmu?”Arianne menjawab, “Kembalikan ponselku… aku akan tidur setelah membalas pesan Tiffany.”Mark mengangkat tangannya sambil memegang ponselnya keatas. Arianne tidak akan bisa meraihnya. “Jawab dulu pertanyaanku.”“Aku bukan anakmu… jadi nada suara seperti apa yang menurutmu kau harus gunakan?” Arianne bertanya balik.“Ajari aku?” Mark menatapnya dengan mata berbinar.Arianne memukul dada Mark pelan dan berkata. “Ayo tidur.”Mark tiba-tiba mencium dahi Arianne. “Kau bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk bersikap imut. Apa kau ini benar-benar perempuan?” setelah itu, dia mengembalikan ponselnya padanya sebelum dia mencari posisi nyaman untuk tidur.Jantung Arianne berdetak sangat kencang seolah itu akan keluar dari dadanya. Dia buru-buru membalas pesan Tiffany, mematikan ponselnya d
Setelah sarapan, Arianne dan Mark keluar bersama. Dimobil, sikap ‘ayah bertanggung jawab’ Mark seolah muncul. “Telepon aku jika kau merasa tidak enak badan di kantor. Jika aku sibuk dan tidak menjawab teleponmu, mintalah Eric untuk mengantarmu pulang dan minta Henry untuk memanggil dokter ke rumah. Jangan memaksakan dirimu. Kesehatan yang buruk berarti daya tahan tubuh lemah. Jangan pergi ke tempat seperti rumah sakit. Bukannya aku tidak mau kau bekerja. Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu. Selama kau baik-baik saja, kau boleh melakukan apapun yang kau mau.”Arianne menatap ke arahnya seolah sedang melihat seorang monster. “Apa kau salah minum obat hari ini?”Ekspresi Mark menjadi gelap. “Apa kau bilang?”Arianne langsung merubah kalimatnya. “Bukan, maksudku, kenapa kau bawel sekali. Aku bukan anak kecil lagi. Aku tidak akan bersikeras untuk bekerja jika aku tidak merasa sehat. Aku bekerja untuk mendapatkan uang, bukan untuk senang-senang, aku tidak akan memaksakan diriku. Kau ti
Arianne bingung. Satu-satunya telepon kantor di seluruh departemen desain ada di meja Lily, dan itu bisanya hanya untuk urusan pekerjaan, Arianne juga tidak pernah ditelepon perihal pekerjaan. Arianne bangun dan berjalan untuk mengangkat teleponnya. Arianne menjawab teleponnya. “Halo? Selamat pagi. Dengan Glide Design.”“Hah, ini aku, Wendy Galena.”Mendengar suara dari sisi lain telepon, Arianne pun semakin bingung. “Wendy? Ada yang bisa aku bantu?”“Tidak ada. Aku melewati kantormu tadi dan melihat Mark mengantarmu ke kantor. Kau tersenyum dengan bahagia seolah kau menyukainya. Aku benar-benar mengira kau menyukai Will. aku sangat tidak suka melihatmu seolah tidak terpengaruh dengan apa yang Mark sudah lakukan pada keluarga Sivan. Kau cukup kejam. Ya. aku rasa semua orang akan sangat senang menjadi nyonya Tremont. Kau pasti sudah melakukan hal baik kehidupanmu sebelumnya hingga kau bisa menjadi istri Mark walaupun kau bukan dari keluarga terpandang.”“Apa ada lagi yang mau kau
”Itu adil. Jika wanita lain ada diposisiku, dia akan melakukan hal yang sama. Jadi menurutmu aku tidak boleh membalas dendam padamu setelah semua yang kau lakukan padaku? Menyedihkan sekali!” ucap Arianne dengan ekspresi dingin di wajahnya.Seolah ingin melukai Arianne, Aery menggertakan giginya dan menjawab. “Mark bahkan tidak mencintaimu. Kenapa kau pikir dia mau menutupi perbuatanku saat dia tahu bahwa akulah yang menyebabkan kau keguguran? Tampaknya kau merasa kalau kau adalah orang yang penting sekarang. Lihatlah dirimu. Mark hanya menikahimu agar dia bisa menyiksamu secara perlahan, demi membalaskan dendam nya. Ayahmu sudah mati. Belasan nyawa orang yang mati bersamanya dalam kecelakaan pesawat itu adalah hutang yang harus kau bayar pada keluarga Tremont sekarang. Dia tidak mencintaimu, tapi kau, kau berpikir kalau kau sudah menang!”“Ini tidak ada hubungannya dengan cinta. Lagipula aku tidak mencintainya. Karena dia tidak mau menceraikanku, tidak peduli apakah ini pembalasan d
Agar tidak membangkitkan kecurigaan Mark, Arianne meminta untuk pergi satu setengah jam lebih awal dibandingkan Lily di sore hari. Dia tidak meminta pada Eric, takut akan memberitahu Mark.Ketika Arianne meninggalkan kantor, dia membeli sejumlah buah dan menaiki taksi ke rumah sakit. Tidak lama sebelum dia menemukan bangsal Will. Dia ragu-ragu sejenak, terjebak dalam dilema, sebelum dia akhirnya mengetuk pintu.Suara jernih Will terdengar dari balik pintu. “Masuk.”Arianne merasa sangat yakin ketika mendengar suara Will. Dia mendorong pintunya terbuka, dan menyunggingkan senyum kecil. “Aku pulang kerja lebih awal hari ini dan terlintas untuk mampir karena kau masuk rumah sakit. Bagaimana kabarmu?”Will merasa sedikit tertegun karena dia tidak mengira akan bertemu Arianne. Ketika dia telah sadar, matanya dipenuhi kegembiraan. “A...Aku tidak mengira kau datang. Aku baik-baik saja. Kakiku patah, tidak terlalu serius. Duduklah.”Arianne memeriksa Will dan perasaan bersalah di dalam hatinya
Arianne menarik nafas dalam sebelum ia berkata, “Ketika aku berulah setelah keguguran ku, mengatakan hal yang tak seharusnya, dan membiarkan dia tahu bahwa aku menyelingkuhi dirinya… Dia tidak masalah. Masih banyak contoh lain. Hal itu cukup bagiku. Benar-benar tidak buruk. Will, aku benar-benar baik-baik saja. Satu-satunya yang menyakitkan bagiku adalah karena aku anak perempuan dari seorang pendosa, dan aku berhutang pada keluarga Tremont. Sebenarnya, Mark memenuhi semua kebutuhan hidupku, dan dia tipeku juga. Kebencian bukanlah satu-satunya yang ada diantara kita. Kita menghabiskan waktu bersama lebih dari sepuluh tahun. ini lebih dari cinta. Kita adalah keluarga. Benar-benar tidaklah buruk.”Mendengar ucapan Arianne, cahaya di mata Will terlihat redup. “Begitu? baguslah, jika benar. Aku harap ia tidak akan mengecewakanmu…”Arianne tidak lagi dapat tinggal lebih lama lagi jadi dia berkata, “Hm… aku harus pergi sekarang. Istirahatlah yang cukup.”Will mengangguk. “Oke…”Ketika Ariann
Mark mencibir. “Hah, hanya teman? Teman bisa tidur bersama semau mereka?” Nafas Ariane terasa tercekat. “Tolong jangan berkata begitu. Apapun itu, itu telah lewat. Tidak ada yang perlu diingat-ingat lagi. Aku bahkan tidak mempermasalahkan tentang dirimu yang tidur dengan Aery Kinsey.”Dia terkekeh sebelum menjawab dingin. “Bagaimana kau tahu jika aku telah tidur dengannya? Lagipula, semua orang tahu tentang kau dan Will Sivan. Jika aku benar-benar memikirkan tentang itu, kau mungkin tidak akan bisa bertemu dengan sejak lama. Karena aku tidak peduli kau bisa bertemu dirinya di rumah sakit, mengerti? Lagipula, kau juga tidak peduli dengan siapa aku tidur, bukan?”Tidak peduli dan tidak keberatan.Arianne merenungkan kata-kata Mark dan bertanya-tanya dalam hati apakah dia peduli. Ketika dia mendengar suara dirinya dan Aery begitu mesra di kamar hotel, dia berlari menjauh dengan panik. Dia merasa hampa, dan emosinya berkecamuk tak tentu arah. Apakah dia keberatan? Dia tidak mencintainya,
Tangan Mark dengan tulang yang kuat mencubit dagu Arianne saat dia melangkah maju dengan ekspresi mengejek. “Aku...tidak pernah menganggapmu sebagai keluarga. Bahkan sejak kau masih kecil, aku tidak pernah lupa dengan balas dendam ku. Tiap kali aku melihatmu, aku ingin membunuhmu. Ketika kau beranjak remaja, aku menyadari kau pun tumbuh, terlihat lebih baik dimataku. Kau paham maksud ku? Aku menunggumu mencapai delapan belas tahun sebelum aku memilikimu, tetapi Will Sivan mengambilmu dariku. Apa yang menjadi milikku ternoda. Apa yang kau pikir akan aku lakukan?” Dia lanjut berkata, “Bagaimana bisa kau begitu bodoh untuk menganggapmu sebagai keluarga? Aku orang yang telah menunggu untuk mengambil nyawamu. Aku hanya menjadikanmu sebagai mainanku. Mengapa kau pikir aku melarangmu untuk berinteraksi dengan pria lain? Itu karena, seperti sebuah benda, kau adalah milikku. Aku tidak ingin orang lain menyentuhmu. Aku tidak mencintaimu, dan tidak akan pernah. Aku juga tidak peduli jika kau tid