Tidak lama setelah itu, Mark memasuki kamar. “Ada apa?”Arianne menatap ke arahnya dengan mata merah. “Apa kau bersama Aery karena kau menyukainya atau karena kau mau balas dendam padaku? Hmm? Aku mengaku kalah, oke? Seberapa bencinya kau padaku hingga kau melakukan ini? Menikahiku, lalu bermain dengan adik tiriku di belakangku. Kau tidak hanya memaafkannya karena telah membunuh anak kita, tapi kau juga melindunginya dan membantu keluarga Kinsey setelah kejadian itu. Jika kau sangat menyukainya, kenapa kau tidak membiarkan aku pergi? Jika itu hanya untuk balas dendam, aku menyerah. Aku bukanlah lawan yang sebanding denganmu. Aku akan menggunakan seluruh hidupku untuk membayar kembali semua hutangku padamu. Jangan membuatku jijik dengan orang-orang itu lagi!” Arianne mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan. “Tidak peduli seberapa buruknya aku dimatamu, aku sudah menjadi orang yang paling sengsara sekarang! Aku bahkan membenci diriku sendiri. Ibuku… ibu kandungku bekerja sama denganm
Saat Mark menutup teleponnya, Arianne merasa puas. Untuk pertama kalinya, dia benar-benar merasakan nikmatnya balas dendam. Dia bisa mengerti sekarang kenapa Mark sangat suka menyiksanya. Apakah dia merasakan apa yang dia rasakan saat dia melihatnya di siksa dan menyedihkan?“Apa yang kau pikirkan? Apa kau lapar? Mau kebawah dan makan sesuatu?” Mark tidak tahu apa yang ada di kepalanya tapi kebaikannya yang tiba-tiba ini membuat Arianne lengah.“Aku sedikit lapar tapi aku tidak mau makan dibawah. Biarkan Mary mengantar makanannya ke kamar saja…”Mark tidak memaksanya kebawah. “Kembalilah ke tempat tidur kalau begitu.”Makan siang diantar ke kamar oleh Mark, dan Si Putih mengikuti dengan santai di belakang Mark.Arianne bisa melihat kalau Mark takut dengan kucing. Jika Si Putih menyentuhnya, dia akan membeku. Saat Arianne sedang makan, dia bertanya pada Mark, “Kau tidak alergi dengan kucing , itu berarti kau takut dengan kucing kan?”“Makanlah.” Mark tidak mau menjawab pertanyaann
Saat Arianne sedang mencoba merubah kata-katanya, Mark berbaring disampingnya. Dia merebut ponsel Arianne dan berkata. “Lalu, nada suara seperti apa yang kau ingin aku gunakan saat aku bicara denganmu?”Arianne menjawab, “Kembalikan ponselku… aku akan tidur setelah membalas pesan Tiffany.”Mark mengangkat tangannya sambil memegang ponselnya keatas. Arianne tidak akan bisa meraihnya. “Jawab dulu pertanyaanku.”“Aku bukan anakmu… jadi nada suara seperti apa yang menurutmu kau harus gunakan?” Arianne bertanya balik.“Ajari aku?” Mark menatapnya dengan mata berbinar.Arianne memukul dada Mark pelan dan berkata. “Ayo tidur.”Mark tiba-tiba mencium dahi Arianne. “Kau bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk bersikap imut. Apa kau ini benar-benar perempuan?” setelah itu, dia mengembalikan ponselnya padanya sebelum dia mencari posisi nyaman untuk tidur.Jantung Arianne berdetak sangat kencang seolah itu akan keluar dari dadanya. Dia buru-buru membalas pesan Tiffany, mematikan ponselnya d
Setelah sarapan, Arianne dan Mark keluar bersama. Dimobil, sikap ‘ayah bertanggung jawab’ Mark seolah muncul. “Telepon aku jika kau merasa tidak enak badan di kantor. Jika aku sibuk dan tidak menjawab teleponmu, mintalah Eric untuk mengantarmu pulang dan minta Henry untuk memanggil dokter ke rumah. Jangan memaksakan dirimu. Kesehatan yang buruk berarti daya tahan tubuh lemah. Jangan pergi ke tempat seperti rumah sakit. Bukannya aku tidak mau kau bekerja. Aku hanya takut sesuatu terjadi padamu. Selama kau baik-baik saja, kau boleh melakukan apapun yang kau mau.”Arianne menatap ke arahnya seolah sedang melihat seorang monster. “Apa kau salah minum obat hari ini?”Ekspresi Mark menjadi gelap. “Apa kau bilang?”Arianne langsung merubah kalimatnya. “Bukan, maksudku, kenapa kau bawel sekali. Aku bukan anak kecil lagi. Aku tidak akan bersikeras untuk bekerja jika aku tidak merasa sehat. Aku bekerja untuk mendapatkan uang, bukan untuk senang-senang, aku tidak akan memaksakan diriku. Kau ti
Arianne bingung. Satu-satunya telepon kantor di seluruh departemen desain ada di meja Lily, dan itu bisanya hanya untuk urusan pekerjaan, Arianne juga tidak pernah ditelepon perihal pekerjaan. Arianne bangun dan berjalan untuk mengangkat teleponnya. Arianne menjawab teleponnya. “Halo? Selamat pagi. Dengan Glide Design.”“Hah, ini aku, Wendy Galena.”Mendengar suara dari sisi lain telepon, Arianne pun semakin bingung. “Wendy? Ada yang bisa aku bantu?”“Tidak ada. Aku melewati kantormu tadi dan melihat Mark mengantarmu ke kantor. Kau tersenyum dengan bahagia seolah kau menyukainya. Aku benar-benar mengira kau menyukai Will. aku sangat tidak suka melihatmu seolah tidak terpengaruh dengan apa yang Mark sudah lakukan pada keluarga Sivan. Kau cukup kejam. Ya. aku rasa semua orang akan sangat senang menjadi nyonya Tremont. Kau pasti sudah melakukan hal baik kehidupanmu sebelumnya hingga kau bisa menjadi istri Mark walaupun kau bukan dari keluarga terpandang.”“Apa ada lagi yang mau kau
”Itu adil. Jika wanita lain ada diposisiku, dia akan melakukan hal yang sama. Jadi menurutmu aku tidak boleh membalas dendam padamu setelah semua yang kau lakukan padaku? Menyedihkan sekali!” ucap Arianne dengan ekspresi dingin di wajahnya.Seolah ingin melukai Arianne, Aery menggertakan giginya dan menjawab. “Mark bahkan tidak mencintaimu. Kenapa kau pikir dia mau menutupi perbuatanku saat dia tahu bahwa akulah yang menyebabkan kau keguguran? Tampaknya kau merasa kalau kau adalah orang yang penting sekarang. Lihatlah dirimu. Mark hanya menikahimu agar dia bisa menyiksamu secara perlahan, demi membalaskan dendam nya. Ayahmu sudah mati. Belasan nyawa orang yang mati bersamanya dalam kecelakaan pesawat itu adalah hutang yang harus kau bayar pada keluarga Tremont sekarang. Dia tidak mencintaimu, tapi kau, kau berpikir kalau kau sudah menang!”“Ini tidak ada hubungannya dengan cinta. Lagipula aku tidak mencintainya. Karena dia tidak mau menceraikanku, tidak peduli apakah ini pembalasan d
Agar tidak membangkitkan kecurigaan Mark, Arianne meminta untuk pergi satu setengah jam lebih awal dibandingkan Lily di sore hari. Dia tidak meminta pada Eric, takut akan memberitahu Mark.Ketika Arianne meninggalkan kantor, dia membeli sejumlah buah dan menaiki taksi ke rumah sakit. Tidak lama sebelum dia menemukan bangsal Will. Dia ragu-ragu sejenak, terjebak dalam dilema, sebelum dia akhirnya mengetuk pintu.Suara jernih Will terdengar dari balik pintu. “Masuk.”Arianne merasa sangat yakin ketika mendengar suara Will. Dia mendorong pintunya terbuka, dan menyunggingkan senyum kecil. “Aku pulang kerja lebih awal hari ini dan terlintas untuk mampir karena kau masuk rumah sakit. Bagaimana kabarmu?”Will merasa sedikit tertegun karena dia tidak mengira akan bertemu Arianne. Ketika dia telah sadar, matanya dipenuhi kegembiraan. “A...Aku tidak mengira kau datang. Aku baik-baik saja. Kakiku patah, tidak terlalu serius. Duduklah.”Arianne memeriksa Will dan perasaan bersalah di dalam hatinya
Arianne menarik nafas dalam sebelum ia berkata, “Ketika aku berulah setelah keguguran ku, mengatakan hal yang tak seharusnya, dan membiarkan dia tahu bahwa aku menyelingkuhi dirinya… Dia tidak masalah. Masih banyak contoh lain. Hal itu cukup bagiku. Benar-benar tidak buruk. Will, aku benar-benar baik-baik saja. Satu-satunya yang menyakitkan bagiku adalah karena aku anak perempuan dari seorang pendosa, dan aku berhutang pada keluarga Tremont. Sebenarnya, Mark memenuhi semua kebutuhan hidupku, dan dia tipeku juga. Kebencian bukanlah satu-satunya yang ada diantara kita. Kita menghabiskan waktu bersama lebih dari sepuluh tahun. ini lebih dari cinta. Kita adalah keluarga. Benar-benar tidaklah buruk.”Mendengar ucapan Arianne, cahaya di mata Will terlihat redup. “Begitu? baguslah, jika benar. Aku harap ia tidak akan mengecewakanmu…”Arianne tidak lagi dapat tinggal lebih lama lagi jadi dia berkata, “Hm… aku harus pergi sekarang. Istirahatlah yang cukup.”Will mengangguk. “Oke…”Ketika Ariann