Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 472 - Masih Ada Rasa

Share

Bab 472 - Masih Ada Rasa

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa?" Netra Estelle terbelalak tak percaya. "Maaf, aku pikir ...."

Biana tersenyum tipis. "Tidak apa-apa. Mungkin karena kami memang tidak cocok," gumamnya.

“Sebenarnya ada masalah apa? Apa aku boleh tahu? Soalnya aku rasa dia masih punya perasaan padamu, Biana," timpal Estelle dengan penuh rasa ingin tahu.

Beberapa kali Estelle bertemu dengan Mark di saat sedang bersama Biana. Ia sering memergoki pria itu menatap Biana meskipun tidak mengatakan apa pun.

"Selama berhubungan dengannya, aku tidak tahu apa dia benar serius denganku atau tidak,” ungkap Biana.

Kening Estelle pun mengernyit. “Apa maksudmu? Tuan Carter mempermainkanmu? Dia sudah menodaimu?” cecarnya dengan berbagai hal negatif yang muncul di pikirannya.

Biana menggeleng.

“Lalu?” Estelle mengangkat satu alisnya dan menatapnya dengan penuh selidik.

“Aku tidak tahu apakah dia memang menganggap serius hubungan kami atau tidak. Dia selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan kencan kami sudah batal tiga kali karena kesibukanny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Popy Try
amora lekas sadar lah
goodnovel comment avatar
Nug
Sedihhh bgt…Regis setia ya…
goodnovel comment avatar
puji amriani
Amora ayo bangun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 473 - Berikan Aku Satu Keajaiban

    “Aku datang lagi, Amora,” ucap Regis seraya meletakkan kantong belanjaannya di atas nakas yang ada di samping ranjang pasien tersebut. “Bagaimana tidurmu hari ini? Apa kamu ada memimpikanku?” tanya Regis lagi. Seulas senyuman melengkung dengan terpaksa. “Hari ini aku membawakanmu sesuatu,” ucap pria itu. Ia pun mengeluarkan isi dari kantong yang dibawanya itu. Sebuah kotak kue berukuran medium diletakkan Regis di atas nakas tersebut, lalu ia kembali berkata, “Apa kamu tahu hari ini hari apa?” Hening. Regis tersenyum tipis. “Hari ini adalah hari ulang tahunku, Amora. Apa kamu tidak mau mengucapkan sesuatu kepadaku?” Perlahan Regis meraih tangan wanita itu. Ia menggenggamnya dengan erat, lalu tertunduk dalam. “Aku punya satu permintaan hari ini, Amora. Apakah kamu mau mengabulkannya?” Regis mengecup pelan tangan wanita itu, lalu bergumam, “Berikan aku satu keajaiban, Amora.” Sudah satu bulan lamanya Regis duduk di tempat yang sama. Mengucapkan dan berharap hal yang sama, tetapi

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 474 - I Love You

    “A-Amora … ini … ini bukan mimpi, kan?” gumam Regis dengan bibir yang bergetar. Sorot matanya tampak berkabut karena cairan bening yang menghalangi pandangannya. Ia masih tidak dapat mempercayai matanya sendiri. Perlahan ia melangkah mendekati wanita itu, lalu meraih tangan istrinya dengan ragu. “Aku … aku tidak sedang bermimpi, kan?” tanya Regis sekali lagi. Namun, wanita itu tidak menjawab dan hanya memberikan senyuman yang terlihat sangat lemah. “Ternyata harapanku benar-benar terkabul. Ini ... ini benar-benar mukjizat yang luar biasa,” gumam Regis yang masih tidak percaya dengan keajaiban yang terjadi di depan matanya. Rasa syukur yang luar biasa besar memenuhi hatinya. Ia tidak pernah menyangka doanya tadi akan dikabulkan. Dibandingkan hadiah apa pun, kesadaran Amora adalah hadiah terindah yang pernah diterimanya selama hidupnya."Apa kamu mengenalku? Coba katakan sesuatu, Amora," pinta Regis dengan cemas. Sejak tadi wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga ia ma

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 475 - Hari Ulang Tahun yang Terindah

    “Gawat!” seru Regis setelah tiba-tiba ia menarik kecupannya dari bibir Amora dan menatap wanita itu dengan gelisah. Kening Amora mengernyit. Netra hazelnya menatap suaminya itu dengan bingung. Ia sempat berpikir terjadi sesuatu hal yang buruk hingga akhirnya pria itu berkata, “Aku jadi ingin memakanmu.” Amora melongo, menatap suaminya dengan bola mata yang membesar, lalu bibirnya melengkung tipis dan ia memberikan pukulan kecil pada punggung tangan pria itu. Regis pun terkekeh pelan. Walaupun tidak terdengar omelan wanita itu, ia dapat melihat wajah kesal istrinya tersebut. Hasrat di dalam diri Regis memang sedang bergelora hebat. Perasaan bahagianya terasa membuncah. Jika saja ia tidak memikirkan kondisi istrinya, mungkin saja ia tidak akan menghentikannya hanya dengan sekedar kecupan saja tadi. “Sudah lama sekali kita tidak melakukan ‘itu’, Sayang. Apa kamu tidak kasihan padaku?” goda Regis yang semakin gemas melihat wajah kaget istrinya. Semburat merah telah memenuhi kedua pi

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 476 - Tidak Akan Ada Lagi yang Memisahkan

    "Apa kamu masih belum selesai?" Ketika Amora membuka matanya, ia melihat Regis yang telah memandangnya dengan tersenyum lebar. Mereka pun bersama-sama meniup api dari lilin-lilin di atas kue yang sedang ditadah dengan kedua telapak tangan Regis.“Apa yang sudah kamu minta, Istriku? Apa kamu meminta agar aku selalu mencintaimu, hm?” goda Regis.Amora memutar bola matanya dengan malas dan memalingkan wajahnya yang merona merah.“Amora,” panggil Regis.Ketika wanita itu menoleh, ia malah mencolek hidung istrinya dengan krim kue. Sontak, manik mata Amora terbelalak lebar. Wanita itu pun memberikan tatapan tajamnya dan berteriak, “Re … gis!”Regis malah tertawa geli saat melihat kekesalan yang terlintas di wajah istrinya. Ketika ia lengah, Amora langsung membalasnya dengan mencolek bibir Regis dengan krim kue juga. Namun, pria itu malah menarik jarinya dan menjilati krim yang masih tertinggal di sana."Jangan memancing naga yang sedang tertidur, Istriku," ledek Regis dan membuat Amora mel

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 477 - Pesta Syukuran

    “Akhirnya sang putri bangun dari tidur panjangnya!” Suara seruan canda dari Biana dan letusan konfeti terdengar memeriahkan ruang rawat Amora. Beragam potongan kertas berwarna-warni terlihat berhamburan di sekeliling Amora. “Putri tidur akhirnya terbangun karena dicium oleh sang pangeran,” goda Estelle yang ikut menimpali candaan Biana. “Yeayyy!” Rayden yang berada di samping ranjang turut berseru dengan penuh semangat dan bertepuk tangan meriah. Wajah Amora pun merona merah. “Apa sih kalian,” sungutnya. Pagi ini Amora sudah bisa bicara dengan normal walaupun suaranya masih terdengar serak dan belum terlalu lancar. Namun, lidah dan pita suaranya sudah mulai dapat membiasakan diri. Ia mendapatkan kunjungan istimewa dari putranya dan orang-orang terdekatnya. Sekeliling ruang rawatnya telah dihias dengan sangat cantik. Tampak aneka balon berwarna-warni telah memenuhi sekitar ranjangnya layaknya hiasan pesta yang meriah. Semua ini adalah hasil dari kreativitas Biana untuk merayakan

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 478 - Aku Ingin Memiliki Seluruh Waktumu

    Semua orang sibuk bercanda tawa dan bercerita sembari menikmati makanan dan minuman yang tersedia, tetapi Amora melirik ke arah Xavier yang malah tampak sibuk bermain dengan ponselnya, lalu ia pun bertanya, “Xavier, kamu tidak makan?" "Tidak, Amora. Aku masih kenyang," jawab pria itu, kembali menatap layar ponselnya. "Ngomong-ngomong, aku belum berterima kasih padamu, Xavier," ujar Amora. Pandangan Xavier kembali tertuju pada Amora. Ia meletakkan gawainya dan berkata. “Tidak perlu berterima kasih. Aku tidak melakukan apa pun, Amora." Istri Regis itu pun menggeleng. “Tidak. Kamu sudah melindungi dan menjaga Ray sudah termasuk membantuku. Maaf kalau sudah merepotkanmu,” ucapnya. Amora berpikir jika dirinya tidak seharusnya melimpahkan tanggung jawabnya kepada pria itu, mengingat mereka tidak memiliki hubungan darah sedikit pun. Xavier tersenyum tipis. “Tidak usah sungkan, Amora. Tidak sulit untuk mengurus Ray. Dia anak yang cerdas dan mandiri. Aku hanya mengawasinya saja,” timpaln

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 479 - Karena Kamu Adalah Putriku

    “Masuklah, Ayah.” Regis bergegas menyambut ayah mertuanya yang tampak sungkan untuk masuk ke dalam ruangan rawat istrinya tersebut. Alejandro pun melangkah dengan wajah yang dipenuhi keraguan karena Amora tidak mengatakan apa pun dan terlihat menghindari tatapannya. Namun, ia tetap masuk dan duduk di kursi yang ditarikkan oleh Regis untuknya. “Bagaimana perjalanan Ayah? Apa tidak ada delay?" ucap Regis yang mencoba membuka pembicaraan. Melihat penampilan pria paruh baya itu, Regis tahu jika ayah mertuanya itu langsung datang ke rumah sakit setelah tiba di bandara.Semalam saat Regis menghubungi Alejandro mengenai kondisi Amora, pria paruh baya itu langsung memesan tiket penerbangan saat itu juga. Padahal penerbangan tersebut memakan waktu cukup sepuluh hingga sebelas jam!Namun, demi menemui putri kandungnya, Alejandro tidak peduli meskipun harus menempuh jarak yang jauh dan perbedaan waktu lima jam di antara dua negara! "Untungnya tidak ada delay. Semua berjalan lancar," jawab

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 480 - Belenggu yang Terbuka

    “Ayah ….” Buliran bening telah membasahi wajah Amora. Ia sangat terharu mendengar ucapan pria paruh baya itu. Dulu Amora selalu berpikir jika ayahnya tidak menginginkan putri seperti dirinya sehingga menyerahkannya kepada keluarga Lysander. Sekarang ia menyadari jika dirinya memiliki posisi yang sangat penting di dalam hati ayahnya tersebut. Hati Alejandro ikut terenyuh melihat air mata putrinya. Satu hal yang terlintas di dalam pikiran Alejandro saat menerobos keluar dari ruang rahasia saat itu hanyalah menyelamatkan putrinya. Padahal kakinya yang pincang terasa sakit saat menggendong Amora. Akan tetapi, ia tetap akan melakukannya tanpa ragu meskipun harus mempertaruhkan nyawanya! Alejandro pun menyeka sudut mata Amora dengan jemarinya dan bergumam, “Dasar bodoh. Kenapa kamu malah menangis?” Amora tidak sanggup berkata-kata dan hanya memberikan gelengan kecil. Hingga saat ini Alejandro selalu mengucap rasa syukurnya karena masih diberikan kesempatan untuk berbicara seperti ini

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status