Beranda / Romansa / Gairah Berbahaya sang Mafia / Bab 248 - Sindrom Prahaid

Share

Bab 248 - Sindrom Prahaid

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Kenapa kamu jadi gagap begitu, Amora? Aneh sekali.”

Regis menyipitkan netranya dan menatap istrinya yang terlihat canggung di hadapannya. “Kamu lagi sakit, hm?” tanyanya yang kembali menyentuh dahi wanita itu.

“Tidak demam kok,” gumam pria itu ketika merasakan suhu tubuh istrinya normal saja.

Perlahan Amora menyingkirkan tangan Regis. “Memang tidak demam,” timpalnya.

Pandangan Amora beralih pada lantai yang telah selesai dibersihkan Regis tadi. “Maaf, aku malah merepotkanmu,” cicitnya.

“Tidak perlu meminta maaf, Amora. Ini hanya masalah kecil saja. Lagian tidak ada salahnya kan kalau seorang suami membantu istrinya?” timpal Regis dengan santai.

Amora tersenyum tipis, lalu mengangguk. “Tadi kepalaku sedikit pusing, jadi tidak sengaja menjatuhkan gelasnya. Terima kasih sudah membantuku membereskannya,” ucapnya.

Regis memutari sofabed dan duduk di samping istrinya. “Apa sekarang masih pusing?” tanyanya dengan sorot mata penuh kekhawatiran.

“Sedikit. Perutku juga agak nyeri,” jawab Amora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 249 - Hanya Menunggu Waktu yang Tepat

    “Amora." Sayup-sayup suara Regis terdengar di telinga Amora.Wanita itu membuka manik matanya secara perlahan. Walaupun pandangannya mengabur, ia dapat melihat Regis berdiri dengan membawa beberapa kantong di tangannya.“Kamu habis belanja?” tanya Amora dengan suara yang terdengar serak.“Aku habis membelikan pembalut dan obat nyeri untukmu di apotek depan,” jawab Regis seraya meletakkan barang belanjaannya di samping tempat tidur.Amora sangat terkejut dan berpikir apakah pria itu adalah utusan yang diberikan Tuhan untuk menjawab doanya?Padahal tadi ia sempat mengira Regis tidak ingin berada di dekatnya karena menstruasi yang dialaminya, tetapi ternyata pria itu diam-diam menyediakan semua hal yang dibutuhkannya.Tanpa sadar air mata Amora kembali berlinang. Ia sangat tersentuh dengan kebaikan dan perhatian suaminya itu.“Lho, Amora? Sakit sekali ya?” tanya Regis yang mengira wanita itu menangis karena rasa sakit yang dirasakannya.Amora tidak menjawab. Ia hanya memberikan anggukan

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 250 - Dia Berhak Membenciku

    “Astaga!” Amora sangat terkejut ketika melihat sang mentari telah menerangkan seluruh kamarnya. Ia baru saja membuka matanya setelah terlelap nyenyak cukup lama. Bola matanya terbelalak lebar ketika melihat waktu yang telah menunjukkan pukul tujuh lebih pada layar ponselnya. Sontak, ia beranjak dari tempat tidurnya.Tangannya mengacak surainya dengan asal, tetapi langkahnya terhenti ketika perutnya berdenyut nyeri. Ia berhenti sejenak sebelum melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi.Setelah menyelesaikan kegiatan rutinnya di kamar mandi dengan secepat mungkin, Amora bergegas keluar dari kamar mandi dan menemukan sosok Regis yang telah berdiri di depan pintu kamar mandinya."Selamat pagi," sapa pria itu dengan senyuman cemerlang yang terbit di wajahnya. Pria itu terlihat sangat tenang di saat Amora sedang dibombardir oleh waktu."Pagi," balas Amora dengan bingung. Pria itu masih mengenakan pakaian rumahnya padahal seharusnya sekarang pria itu sudah berangkat kerja."Kamu belum p

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 251 - Hanya Perlu Sedikit Waktu

    Sudut bibir Regis melengkung tipis. "Tentu saja ada. Aku tidak akan pernah melupakan kalau kamu sudah menganggapku seperti lelaki bayaran sekali pakai," ledeknya. Amora terperangah, lalu menimpali dengan gugup, "Kan a-aku sudah pernah bilang kalau aku hanya takut kalau kamu—" Regis tersenyum smirk. “Mencarimu untuk membungkammu?” selanya yang dengan sengaja menggoda wanita itu. Wajah Amora langsung berubah pias. Ia tidak akan melupakan bagaimana takutnya dia waktu itu. “Maaf, aku hanya bercanda.” Regis tergelak sesaat. Wanita itu pun berdecak sebal. “Tidak lucu, Regis. Jujur saja, apa kamu memang ingin membunuhku?” “Kalau kamu bertanya padaku dulu, mungkin aku akan menjawab dengan yakin. Iya.” Tatapan tajam Regis membuat Amora gentar. Wanita itu menyesal telah bertanya, tetapi Regis kembali melanjutkan, “Setelah malam intim kita waktu itu, aku mengalami kecelakaan yang membuatku koma dan akhirnya aku sempat kehilangan beberapa ingatanku.” Amora terperangah. “Maksudmu … kamu ti

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 252 - Memberikan Kejutan

    Suara gemericik air terdengar dari balik kaca kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian, sosok Amora keluar dari balik pintu kaca tersebut. Wanita itu bergegas mengeringkan rambutnya dan menyelesaikan serangkaian kegiatannya dalam memberikan polesan pada wajah dan penataan rambutnya. Amora masuk ke dalam ruangan walk-in closet dan mengambil gaun yang baru saja dikirimkan asisten Nicky Lambert tadi pagi untuknya. Ia mematut penampilannya pada cermin panjang di hadapannya. Ia tersenyum puas melihat bentuk tubuh sintalnya yang sangat sempurna dalam balutan gaun sabrina yang dipenuhi dengan payetan berwarna hitam metalik yang menyilaukan tersebut. Potongan gaun di atas lutut itu bukan hanya membuat Amora terlihat cantik, tetapi juga sangat seksi malam ini. Ia sengaja menggeraikan surainya untuk membuat penampilannya terlihat lebih menantang. Hari ini adalah hari di mana Chelsea Harrison akan melakukan pertunangan. Amora akan menghadiri acara tersebut dan memberikan hadiah eksklusif bagin

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 253 - Tamu Pesta

    [Kamu sudah di mana?] Amora tersenyum kecil saat membaca pesan masuk yang dikirimkan sahabatnya, Estelle Mauverick. Wanita itu benar-benar sudah tidak sabar menunggu puncak kejutan yang telah dipersiapkannya. Amora pun membalas. [Ini baru saja sampai. Kamu nikmati saja dulu makanannya.] Ia menyimpan kembali gawainya karena Albert telah membukakan pintu mobil untuknya. “Terima kasih, Tuan Parker,” ucap Amora kepada pria itu. Albert hanya mengangguk dan menunduk hormat. “Saya akan menghubungimu lagi kalau saya sudah selesai. Sekalian kamu pastikan sekali lagi, sudah sampai di mana hadiahnya. Saya harap nanti Anda bisa menghubungi saya dulu kalau hadiahnya sudah tiba,” titah Amora kepada bawahan Regis tersebut. “Baik, Nyonya,” sahut Albert yang masih berdiri di tempatnya. Ia perlu memastikan Amora masuk ke dalam lokasi acara dengan aman. Saat ini mereka telah berada di luar pintu masuk gedung hotel mewah di mana keluarga Rowan yang merupakan salah satu keluarga tersohor akan meng

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 254 - Partner Pesta

    Sudut bibir Amora terangkat sinis. Ia menatap suami Miranda itu dengan sorot mata merendahkan. Amarahnya telah mendidih di kepalanya. Ingin rasanya ia menampar wajah bulat seperti ikan buntal itu, tetapi ia mencoba untuk tetap berkepala dingin. Tujuannya datang ke acara itu bukan untuk menambah musuh, tetapi untuk memberikan ganjaran untuk Chelsea. Sayangnya, Amora tidak bisa diam saja dihina dan dianggap murahan oleh pria di hadapannya ini. ‘Sepertinya dia minta diberi pelajaran,’ batin Amora.Padahal ia tidak ingin merepotkan dirinya untuk mengurus hal yang tidak penting, tetapi ia berpikir kalau Jordan Ramirez tidak akan berhenti mengganggunya kalau dirinya diam saja. Tiba-tiba saja terbesit ide licik untuk menangani lelaki hidung belang itu. Jemarinya memainkan gawainya sejenak, lalu menyimpan kembali ke dalam tas tangannya.Dengan acuh tak acuh, Amora mengambil satu buah ceri yang menjadi hiasan teratas dari minuman koktail yang dibawanya, lalu ia menggigit ceri tersebut denga

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 255 - Bukan Kekaguman Biasa

    Jordan Ramirez sangat terkejut mendengar ucapan pria yang tiba-tiba datang mengaku sebagai partner dari Amora. Ia mengenal jelas sosok pria itu yang tidak lain adalah Noel Ritter.Amora masih termangu melihat kehadiran Noel di sisinya. Sudah cukup lama ia tidak bertemu dengan pria itu dan tak pernah disangka jika Noel akan hadir di pesta tersebut. Kehadiran Noel benar-benar sangat membantunya. Terlebih lagi penampilan Noel malam ini sangat menarik perhatian dengan tuxedonya yang tidak pernah dilihat oleh Amora sebelumnya.“Maaf, Tuan Muda Ritter. Saya tidak tahu kalau dia adalah partner Anda. Mungkin memang ada kesalahpahaman di sini. Saya harap masalah ini tidak mengganggu acara inti nanti,” pinta panitia acara tersebut ketika mengenali sosok Noel sebagai salah satu tamu penting dari keluarga Rowan.Noel tidak menanggapinya. Ia menoleh kepada Amora dengan sorot mata penuh kekhawatiran. “Amora, apa kamu baik-baik saja?” Pria itu tidak tahu menahu mengenai hal yang menimpa Amora saat

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 256 - Sahabat yang Sangat Berarti

    Tatapan Noel yang begitu lekat membuat pipi Amora bersemu merah. Tentu saja ia dapat memahami maksud dari tatapan pria itu. Meskipun bibir Noel tidak mengungkapkan sepatah kata pun mengenai perasaannya, tetapi hati Amora tahu dengan jelas jika Noel menyimpan rasa untuknya. Hanya saja Amora tidak pernah memberikan kesempatan sedikit pun untuk Noel karena ia tidak ingin menjadi penghambat masa depan pria itu. Di matanya, Noel Ritter adalah pria yang baik dalam tutur kata maupun sikap. Noel memiliki masa depan yang cerah dan status keluarga yang terpandang. Amora tidak ingin menjerumuskan pria itu dengan menjalin hubungan dengan dirinya yang menyandang status sebagai seorang single parent. Apalagi saat ini status Amora telah berbeda. Dirinya adalah wanita yang telah bersuami. Ia tidak ingin membuat skandal yang dapat mempermalukan dirinya sendiri dan Regis. Walaupun hubungan pernikahannya dengan Regis memang belum diumumkan, tetapi Amora tidak ingin menciptakan masalah apa pun. Kehi

Bab terbaru

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 529 - The End

    Satu per satu acara pun dimulai dan berakhir dengan lancar. Regis juga memperkenalkan kedua putranya yang menjadi kebanggaan keluarga Lorenzo di hadapan para tamunya. Kali ini Regis tidak melarang beberapa awak media terpercaya untuk meliput kedua buah hatinya itu. Namun, para bawahan Regis tetap memberikan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mengambil gambar. Akhirnya tiba saatnya sesi pelemparan buket bunga yang dilakukan oleh Amora sebagai mempelai wanita. Para gadis maupun pemuda lajang telah bersiap-siap untuk berebutan buket dari sang mempelai wanita.Biana juga telah bersiap di posisinya. Pada hitungan ketiga, buket bunga tersebut melayang di udara dan semua orang berlomba-lomba menggapainya. Buket bunga tersebut beralih dari satu tangan ke tangan yang lain hingga akhirnya seseorang berhasil merebutnya! Seketika suasana menjadi sangat hening, semua orang berdiri mematung untuk melihat sosok yang beruntung tersebut. Biana tampak kesal karena ia tidak b

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 528 - Extra Part 11

    Dalam balutan gaun pengantin berwarna putih gading dan tiara cantik yang menghiasi puncak kepalanya serta juntaian wedding veil yang menutupi sebagian wajahnya, Amora berjalan selangkah demi selangkah menuju ke arah suaminya, Regis Lorenzo. Wanita itu mengamit lengan Alejandro Volker selaku ayah kandungnya. Mereka berjalan berdampingan. Terlihat sosok sepasang malaikat kecil di depan mereka yang berpenampilan tampan dan imut. Mereka tidak lain adalah Rayden dan Kimmy. Keduanya berjalan bergandengan tangan sembari menebarkan kelopak bunga mawar yang menuntun langkah mempelai wanita menuju ke ujung aisle. Sementara itu, tiga orang bridesmaid berjalan di belakang Amora. Mereka adalah Estelle Mauverick, Biana Curtiz dan Alicia Lorenzo. Amora memandang ke sekelilingnya. Ia bertemu pandang dengan beberapa orang terdekatnya seperti Noel Ritter, Chris Walden, Bianca Lysander, Hilde Maven, Henry Allen serta Emma Adams yang sedang menggendong buah hatinya, Ryuji Lorenzo. Amora memberikan la

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 527 - Extra Part 10

    “Ada apa? Kamu masih saja cemburu dengan mantan istrimu?” goda Gino yang sejak tadi memperhatikan Regis di belakangnya. Malam ini pria itu memang menjadi groomsmen-nya alias pendamping mempelai pria. Regis hanya melayangkan tatapan tajamnya. Ia enggan menanggapinya. “Aku mengerti. Mantan memang sulit dilupakan. Apalagi mantan pertama. Rasanya aku ingin mencabik-cabiknya,” geram Gino yang dapat memahami perasaan Regis. Istrinya juga masih beberapa kali bertemu dengan mantan suaminya karena mantan suami istrinya itu ingin bertemu dengan Kimmy, putri mereka. “Apa mau aku membantumu?” tawar Regis dengan serius. Gino langsung meliriknya dengan syok. Tentu saja ia memahami maksud dari Regis. “Mengambil nyawanya bukan penyelesaian yang baik, Regis. Kalau Estelle dan Kimmy tahu aku yang sudah menghabisi ayah kandungnya, mau ditaruh di mana wajahku ini,” timpalnya. Regis mengulum senyumnya. “Dasar pengecut,” ledeknya. Gino mencebikkan bibirnya dengan malas. Ia mengedarkan pandangannya ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 526 - Extra Part 9

    “Ada apa, Amora?” tanya Estelle dan Biana secara serempak. Mereka tampak khawatir melihat kondisi Amora. Namun, Amora menggeleng pelan. “Tidak apa-apa. Sepertinya aku harus memompa asiku dulu deh. Tapi, aku tidak bawa alatnya lagi,” cicitnya. “Tenang saja. Aku bawa kok. Pakai punyaku dulu saja,” sahut Estelle sembari mengambil tas ransel yang berisi berbagai barang keperluan putra keduanya. Amora pun meminjam peralatan pompa asi dari sahabatnya, lalu bergegas menyelesaikan kegiatannya dan kembali melanjutkan persiapannya untuk acara malam ini. “Tolong kalian gunakan jari-jari ajaib kalian untuk menyulapnya menjadi ratu tercantik sejagat raya malam ini,” pinta Estelle kepada para penata rias dan penata busana pilihannya. “Serahkan saja kepada kami, Nyonya Moonstone!” sahut tim tersebut. *** Suara alunan piano memenuhi di sekitar lahan hijau yang telah didekorasi dengan sangat cantik. Pintu masuk menuju ke area resepsi acara juga telah dihiasi dengan aneka bunga segar berwarna put

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 525 - Extra Part 8

    “Apa? Pesta pernikahan?” Amora menatap Mark dengan syok, lalu memandang Biana dan Estelle yang sedang tersenyum sumringah padanya. “Sejak kapan kalian merencanakan semua ini, hm?” selidik Amora dengan sengit. “Maaf, Amora. Kami benar-benar tulus ingin memberikan kejutan. Tolong jangan marah,” cicit Estelle. “Benar, Amora. Aku juga terpaksa mengikuti rencana mereka. Tapi, percayalah kalau kami tidak pernah bermaksud buruk padamu,” timpal Biana dengan bersungguh-sungguh. “Ck, kalian benar-benar tidak setia kawan, huh?” Amora mengomeli kedua sahabatnya. Ia masih sangat kesal dibohongi dan dipermainkan seperti orang bodoh. “Tentu saja kami setia kawan, Amora. Kami ingin kamu bahagia,” cetus Estelle yang diikuti anggukan oleh Biana. “Sia-sia saja air mataku tadi,” sungut Amora dengan wajah ditekuk masam. Regis menghampiri istrinya tersebut, lalu menyeka sudut mata wanita itu yang masih berair. “Jangan marah lagi, Sayang. Maafkan aku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun,” ucapnya.

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 524 - Extra Part 7

    Suara letusan konfeti mengagetkan Amora. Refleks, ia memejamkan matanya dan taburan potongan kertas warna-warni menghujani tubuhnya. “Surprise!” Seruan penuh semangat terdengar di telinganya. Ketika ia membuka matanya kembali, ia disuguhkan dengan kehadiran Regis yang telah berdiri di depan matanya. “Regis?” Amora menatap suaminya dengan kening yang berkerut. Pandangan Amora pun mengedar ke sekelilingnya. Ia tidak menemukan sosok yang mencurigakan di dalam ruangan itu. Justru ia malah dikagetkan dengan kehadiran beberapa orang yang dikenalnya. “Kalian ….” Amora memandang satu per satu sosok tersebut dengan bingung. Tatapannya terhenti pada Alicia yang berdiri di sampingnya. Gadis itu memegang konfeti yang diletuskannya tadi. Amora pun menginterogasinya. “Alicia, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa maksud semua ini? Di mana wanita itu?" "Wanita?" Regis memandang Amora dengan bingung. "Tidak usah berpura-pura, Regis. Apa kamu menyembunyikannya?" selidik Amora. Ia telah mendorong d

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 523 - Extra Part 6

    Perasaan Amora terasa tidak karuan. Ucapan Alicia masih terngiang jelas di dalam benaknya. “Ini tidak mungkin. Tidak mungkin,” gumam Amora berulang kali.Seth melirik kaca spion mobil tengah untuk memantau kondisi nyonya mudanya tersebut. Ia tidak tahu menahu tentang hal yang terjadi. Tadi wanita itu hanya memintanya untuk segera mengantarkannya ke Mansion Blue Lake.Tadi Alicia berkata jika ia melihat Regis bertemu dengan seorang wanita saat ia dalam perjalanan menuju taman bermain dengan Rayden. Padahal sepengetahuannya, pria itu seharusnya berada dalam perjalanan ke Italia seperti yang dikatakannya kemarin kepadanya.Alicia berkata kepada Amora jika ia telah membuntuti Regis dan melihat keduanya masuk ke dalam Mansion Blue Lake. Tentu saja hal tersebut membuat Amora sangat terkejut. Ia tidak percaya jika Regis melakukan sesuatu yang mengkhianati cinta mereka.Namun, di satu sisi, Amora juga yakin kalau Alicia tidak mungkin membohonginya. ‘Apa mungkin Regis tidak jadi berangkat ke

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 522 - Extra Part 5

    “Bagaimana? Apa kamu bisa tenang membiarkan Emma membantumu mulai hari ini?” tanya Liliana meminta pendapat menantunya tersebut. Amora tertegun. Ia menatap Emma yang masih menunggu tanggapannya. “Tentu saja aku setuju,” sahutnya dengan mengulas senyuman lebar di bibirnya. Dibandingkan para pengasuh lain, Amora tentu saja akan lebih percaya dengan Emma. Dulu wanita paruh baya itu juga sering membantunya menjaga Rayden. “Tapi, apa Nyonya Adams tidak apa-apa? Aku tidak ingin terus-menerus merepotkan Anda. Apa Henry dan Hilde mengizinkannya?” tanya Amora dengan penuh selidik. Ia tidak ingin putra dan menantu Emma tidak menyetujui hal tersebut. Apalagi kondisi Emma yang pernah dirawat di rumah sakit dulu. “Tenang saja, Amora. Malah mereka memintaku untuk membantumu. Hilde malah lebih mendukungku,” terang Emma yang dapat memahami pemikiran Amora tersebut. “Nanti Tante akan sering-sering datang dan ikut membantu kok,” timpal Liliana yang mencoba meyakinkan menantunya itu. Amora tersen

  • Gairah Berbahaya sang Mafia   Bab 521 - Extra Part 4

    “Selamat pagi Anak Mama. Bagaimana tidurnya semalam, hm?”Amora berceloteh sendiri dengan Ryuji yang sedang duduk di dalam box bayinya. Amora baru saja bangun saat mendengar suara bayi bertubuh gembul itu.“Anak Mama sudah bangun saja pagi begini. Siapa yang sudah menggantikan popokmu, hm? Papa?” tanya Amora ketika melihat putranya telah berganti pakaian.Ryuji hanya menanggapinya dengan senyuman lebar dan menendang kedua tangan dan kakinya berulang kali. Ia asyik memasukkan teether ke dalam mulutnya dan menggigit-gigitnya dengan gemas.Amora pun menggendong Ryuji keluar dari tempat tidurnya dan mengelilingi kamarnya untuk mencari keberadaan Regis.“Sayang,” panggil Amora. Namun, tidak ada yang menyahutnya.“Ke mana dia?” gumam Amora yang akhirnya kembali ke kamarnya. Ia baru menyadari jika koper yang dipersiapkannya semalam untuk Regis sudah tidak ada di tempatnya.“Dia sudah pergi?” terka Amora dengan terheran-heran.Tidak biasanya Regis pergi tanpa berpamitan padanya. Biasanya Regi

DMCA.com Protection Status