“Jangan sakiti Adrian!! Erick, hentikan mereka!! Aku mohon, jangan sakiti Adrian!!” Rain berteriak, meronta dan menangis kencang saat melihat anak buah Christian mulai menghajar Adrian tanpa ampun.“Kalau kau ingin Adrian selamat, kau harus menuruti semua perintahku tanpa ada bantahan sama sekali!! Nasib Adrian berada di tanganmu,” ujar Christian.“ADRIAN!!” Rain berteriak kencang dengan air mata yang terus berlinang. “Hentikan mereka, jangan sakiti Adrian. Aku akan melakukan semua yang kau minta,” pintanya kepada Christian.“Apa? Katakan sekali lagi,” titah Christian.“Aku akan menuruti semua perintahmu tapi tolong hentikan mereka, jangan sakiti Adrian. Aku mohon, Christian.”Christian tersenyum penuh kemenangan karena telah berhasil menundukkan Rain dengan cara kotornya, ia tahu betul titik kelemahan wanita yang sangat ia cintai dan menggunakannya sebagai senjata untuk menindas Rain. “Erick, stop!!”Erick mengangguk lalu ia menurunkan titah kepada bawahannya. “Berhenti dan cepat per
“Christian ….” Rain terdiam ketika melihat pisau lipat yang tertancap di perut Christian. Erick berlari mendekati Christian dan memegangi tubuh sang billionaire agar tidak terjatuh. “Tuan Christian!! Anda baik-baik saja?” “Rain, kau menusukku?!” “Ya!! Itu karena kau terus memaksaku untuk mengikuti semua perintahmu seperti anjing peliharaan dan kau terus memperlakukanku seperti tawanan,” jawab Rain dengan suara bergetar. Christian mencabut pisau lipat dari perutnya lalu membuangnya ke tanah, sorot matanya memancarkan kemarahan saat ia menatap wajah Rain. Sang billionaire berjalan mendekati Rain lalu mencengkeram erat pergelangan tangan sang wanita, Christian menyeret Rain kembali ke mansion. “Christian, lepas!! Biarkan aku pergi, aku tidak mau kembali denganmu!!” Rain memberontak dan ia memegangi semua benda yang bisa ia raih untuk bisa terlepas dari cengkeraman Christian. “Apa kau pikir bisa lepas dariku begitu saja setelah kau menyerahkan tubuhmu kepadaku?! Tidak, Rain!! Itu ada
“Aku tahu kalau kau yang telah menculik Rain dan membawanya ke sini, aku juga tahu kalau kau hari ini akan menikahi Rain secara paksa. Jadi, jangan berkelit lagi dan katakan dimana kau menyekap Rain,” ujar Adrian. “Apa kau memiliki bukti kalau aku telah menculik Rain? Kalau kau tidak memiliki bukti apapun lebih baik kau tutup mulut atau aku akan menuntutmu atas tuduhan pencemaran nama baik,” jawab Christian dengan ekpresi wajah dingin. Semua personil kepolisian serta anak buah Adrian saat ini sedang melakukan penggeledahan di mansion megah tanpa melewatkan satupun ruangan, Chen secara random masuk ke dalam kamar yang kebetulan ditempati oleh Rain dan ia mulai memeriksa kamar dengan sangat teliti. Sang bodyguard berkulit kuning langsat berjalan mendekati ranjang sembari melihat ke sekeliling ruangan, mata elangnya berhasil menemukan suatu benda berkilauan yang terjatuh di bawah ranjang. "Kalung ini ....? Berarti kamar ini adalah yang digunakan untuk menyekap nona Rain," gumam Chen.
“RAIN!! Buka matamu, Rain!!” Adrian mencoba menyadarkan Rain akan tetapi tunangannya tidak kunjung membuka mata. “Oksigen!! Chen, ambilkan tabung oksigen portable di kapal,” titahnya kepada sang bodyguard wanita ketika melihat Rain kesulitan bernapas. “Ya, Tuan.” “Tunggu!! ini, tabung oksigen. Rebahkan tubuhnya dan jangan sembarangan menyentuhnya karena kemungkinan besar tulang dadanya mengalami cedera dan menekan paru-parunya,” ujar dokter Megan. “Apakah anda memiliki brankar atau tandu untuk membawa nona Rain ke kapal?” Tanya Chen kepada Adrian. “Kita butuh helikopter untuk membawa Rain karena dia butuh penanganan medis secepatnya,” jawab Adrian. “Erick, siapkan helikopter untuk Rain,” titah Christian. “Aku tidak butuh helikoptermu!! Aku yang akan menjaga Rain dan aku tidak butuh bantuanmu,” tolak Adrian dengan sangat tegas. “Apa kau ingin menunggu sampai keadaan Rain memburuk?! Rain harus dibawa ke rumah sakit sekarang juga,” timpal Christian. Adrian berdiri lalu ia berjalan
“Tuan Christian, anda sudah duduk di sini seharian penuh. Anda harus pulang dan beristirahat, anda akan kelelahan dan jatuh sakit kalau terus menunggu seperti ini tanpa makan ataupun beristirahat,” ucap Erick,“Aku akan tetap menunggu di sini sampai aku tahu keadaan Rain, dia terluka parah karena kecerobohanku,” balas Christian.Erick menghela napas panjang lalu ia ikut duduk tepat di samping Christian. “Rain sudah dipindahkan ke ruang perawatan tapi Adrian menutup semua akses pintu masuk sehingga anda ataupun orang asing tidak ada yang bisa masuk,” ungkapnya.“Cari jalan lain agar aku bisa masuk dan bertemu dengan Rain,” titah Christian kepada Erick.“Saya akan upayakan yang terbaik untuk anda, tapi saya mohon kepada anda untuk pulang lalu beristirahat. Saya janji, saya akan mendapatkan izin kunjungan untuk anda besok pagi begitu anda tiba di sini,” bujuk Erick.“Tidak. Kalau aku pergi dari sini, aku khawatir Adrian akan memindahkan Rain ke suatu tempat dan aku tidak bisa lagi melih
NGIK NGIK NGIK!! Ranjang yang terbuat dari besi terus mengeluarkan suara yang terdengar sangat menggelikan di telinga, Christian bahkan menarik bantal lalu menggunakannya untuk menutupi telinganya.“Ssstt, paman itu sedang sakit. Tolong jangan berisik ya, paman akan memberimu cokelat yang banyak kalau kau jadi anak yang pintar dan penurut,” bujuk Erick sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir.Tapi, sang bocah berambut cokelat keemasan itu masih terus bergerak heboh dan tak mau berhenti. Christian semakin terganggu hingga Ia langsung terduduk di ranjang dan menunjukkan ekspresi wajah kesal saat menatap wajah lugu sang bocah.“Hei, bocah!! Stop it, berhenti, jangan bergerak!!” Christian kembali menyemprot bocah laki-laki yang terus saja membuat keributan dan menyebabkan kepalanya terasa sakit.“Uncle, kalau aku berhenti bergerak nanti aku bisa pipis di celana,” jawab sang bocah dengan polosnya.“Apa? Pipis di celana?” Erick dan Christian terkejut dan keduanya saling menatap, entah
“Adrian, kau sudah gila!! Kenapa kau malah membawa Richie kemari padahal di luar ada Christian dan ada puluhan atau bahkan ratusan mata-mata pria kejam itu,” amuk Rain.“Rain, maaf. Aku tidak tega melihat Richie menangis karena sudah lebih dari sebulan tidak bertemu denganmu,” ucap Adrian.“Mommy, apakah Mommy dan Daddy bertengkar?” Richie mendongakkan kepalanya agar ia bisa menatap wajah ibunya lalu ia kembali meletakkan kepalanya di perut sang ibu yang terasa sangat hangat, wajahnya terlihat sedih dan ia hampir menangis karena mendengar pertengkaran Adrian dan Rain.“Tidak, Sayang. Mommy dan Daddy tidak sedang bertengkar tapi kami berdua sedang membicarakan kapan Mommy bisa pulang,” bohong Adrian seraya mengusap lembut kepala mungil sang bocah.“Benar. Mommy sudah bosan tidur di sini makanya Mommy mengatakan kepada Daddy untuk membawa Mommy pulang ke rumah,” timpal Rain.“Lalu kapan Mommy akan pulang? Aku ingin makan pancake blueberry buatam Mommy,” tanya Richie.“Dua hari lagi Momm
“KA … KAMUU?! Kenapa si bocah blueberry bisa ada di dalam mobil?!” Pekik Christian.“Tidak tahu, Tuan. Apa yang harus kita lakukan? Gawat!! Orang tuanya pasti sedang panik sekarang,” jawab Erick sembari memegangi kepalanya.Kehebohan pun terjadi, tak hanya di dalam mobil limousin milik Christian saja tapi juga di rumah sakit. Akan tetapi kehebohan di dalam mobil sang billionaire lebih hebat ketimbang di rumah sakit, kedua pria yang tidak pernah berurusan dengan anak kecil kini dibuat pusing tujuh keliling dengan kelakuan random sang bocah yang usianya belum genap 3 tahun.“Astaga!! Kenapa hari ini aku sangat sial karena terus diganggu oleh bocah blueberry,” ujar Christian.“Uncle, ini apa? Aku mau minum,” tanya Richie sembari menunjuk sebuah botol yang ada di dalam sebuah box.“Jangan!! Itu wine, rasanya tidak enak dan pahit seperti obat sakit kepala,” larang Erick.“Uncle, aku mau nonton Barney and friends. Mau nonton Tyrex dan dinosaurus yang besar.” Richie menunjuk tv sambil melomp
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me