"Hey, Rain. Apa jangan-jangan bodyguardmu selingkuh dengan Adrian dan mereka tidur bersama melewati malam panas berdua, makanya mereka berdua menyembunyikan hal ini dari Rain?" Timpal Mikha yang ikut memanas-manasi Rain.Ashley dan Mikha tertawa terbahak-bahak, kedua wanita jahat itu sengaja ingin mengadu domba Rain karena mereka ingin membuat Rain menjadi down dan menginginkan musuhnya itu membenci Adrian."Tutup mulut kalian!! Chen tidak mungkin mengkhianatiku," sangkal Rain.Ashley berjalan mendekati ranjang Rain akan tetapi ia langsung dihadang oleh Erick. Mikha bereaksi cepat dengan memanggil pengawalnya untuk mengamankan Erick sehingga ia dan Ashley bisa leluasa menindas Rain."What the fuck!! Jangan cari gara-gara di sini atau kalian berdua akan menyesalinya," hardik Erick sambil memberontak.Ashley dan Mikha kembali mendekati Rain untuk memulai aksinya. Mikha memegangi tubuh Rain sedangkan Ashley mulai menyiksa dengan mencabut kasar jarum infus Rain."Akkkhh, sakiit!!" pekik R
"Hentikan," ucap Rain sembari memalingkan wajah dan menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang telah ditelanjangi oleh Christian."Kenapa?""A ... aku belum siap," jawab Rain.Christian mengusap lembut bibir Rain dengan ibu jarinya sambil menatap manik hazel indah yang kini terlihat basah oleh air mata, dahinya ia tempelkan ke dahi sang wanita sehingga kini tak ada lagi jarak antara wajah Christian dan Rain. Bibir Christian terus mengecup pipi putih mulus dan tangannya perlahan turun menangkup payudara indah yang baru saja ia nikmati, kepala dan emosinya hampir meledak menahan gairah yang sudah terlanjur bergelora.Namun, Christian rela mengalah dan menahan semua gairah serta buncahan perasaannya yang hampir meledak demi Rain. "Oke ... aku akan menunggu sampai kau siap dan mau menerimaku kembali," ucapnya."Christian ... maafkan aku," ucap Rain sambil menangis."Maaf untuk apa?""Richie. Aku akan mengubah namanya dan--""Ssssttt ...." Christian meletakkan ibu jarinya di
"Christian, kenapa kau bisa dengan mudahnya berpaling kepada wanita lain? Meskipun kau hanya memanfaatkan tubuh Ashley dan Mikha untuk memuaskan birahimu tapi tetap saja ini sangat menyakitkan untukku," lirih Rain sambil berlari masuk ke kamarnya.Rain menggendong putranya yang tengah tertidur pulas di ranjang lalu membawanya pergi dari kamar Christian, ia mengunci pintu kamarnya rapat-rapat dan mengganjal pintu dengan meja agar Christian tidak bisa menerobos masuk ke dalam kamarnya. Rain berjalan masuk ke dalam kamar mandi lalu menyalakan keran air di wastafel dan menangis sejadi-jadinya di sana untuk menumpahkan rasa sakit hatinya.Beberapa saat sebelumnya ....."Hall, cepat masukkan kedua pelacur itu ke dalam ruangan karena aku ingin bersenang-senang dengan tubuh seksi keduanya," titah Christian sambil melirik ke pintu tempat Rain bersembunyi.Hall dan anak buah Christian lainnya menyeret kursi yang diduduki oleh Mikha dan Ashley masuk ke sebuah ruangan lalu Christian masuk ke dala
"Rain, pegang yang benar. Aku tidak bisa melihat luka di bibirnya Richie," protes Christian yang sejak tadi gagal mengobati luka putranya."Tidak mau, tidak mau!!" Richie menangis berteriak sambil memberontak saat kedua orang tuanya berusaha mengobati luka di bibirnya akibat terjatuh dari kamar mandi."Tenaga Richie besar sekali, aku lelah. Kau saja lah yang memegangi Richie biar aku yang mengobati lukanya," kesal Rain.Christian menggendong Richie dan bukannya mengobati luka di bibir putranya, ia malah membawa Richie pergi keluar kamar dan membawa putranya pergi ke kolam ikan untuk memberi makan ikan-ikan koi. Christian duduk di pinggiran kolam sambil memangku putranya, ia membuka tutup wadah pakan ikan dan mengarahkan tangan mungil untuk mencakup pakan ikan."Lemparkan ke air," titah Christian kepada sang putra."Uuuu .... aaahh!!" Pekik Richie saat melemparkan pakan ikan ke kolam, tangan mungilnya ia kibas-kibaskan ke udara karena butiran-butiran pakan ikan masih menempel di tangan
"Kenapa, Christian?!! Apa kau tidak terima karena aku mencambuk kedua pelacur yang kemarin sudah memuaskan birahimu?! Kau sangat menjijikkan, Christian!!" Teriak Rain."Oh yaa, kemarin Christian menyetubuhiku dengan sangat liar, Rain!! Pantas kau meninggalkan Adrian demi Christian karena kebutuhan seksmu bisa terpenuhi," ujar Mikha yang memas-manasi Rain."TUTUP MULUTMU, BITCH!! AKU AKAN MENGIRIMMU KE NERAKA MENYUSUL PAPA BERENGSEKMU," bentak Rain yang hendak mencambuk Mikha tapi langsung dihalangi oleh Christian.Christian membopong Rain ke atas pundaknya karena Rain semakin susah untuk dikendalikan. "Hall, tendang kedua pelacur itu ke jalanan karena aku sudah muak dengan wajah burik mereka," titahnya kepada Hall."Turunkan aku, Christian!! Biarkan aku membunuh kedua pelacur itu," teriak Rain sambil memukuli punggung kokoh sang billionaire.Christian membawa Rain ke kamarnya, tubuhnya langsung diserang begitu ia menurunkan Rain dari bahunya akan tetapi ia masih diam tidak melawan dan
"Apakah ini balasanmu kepadaku, Rain? Aku tahu kalau aku tidak sehebat Christian akan tetapi aku selalu berusaha memberikan semua yang aku miliki kepadamu," ujar Adrian."Maafkan aku, semua ini terjadi begitu saja tanpa aku sadari," jawab Rain.Adrian dan Rain sedang berbicara berdua di taman tanpa Christian akan tetapi ada Hall serta seorang bodyguard yang sedang menjaga Rain dari jarak beberapa meter. Awalnya Christian menentang keras saat Rain meminta izin untuk berbicara berdua dengan Adrian akan tetapi hati sang billionaire luluh ketika Rain memohon dan mengiba, Christian memang memberikan waktu tapi dengan kawalan dua bodyguard dan hal ini dilakukan oleh sang billionaire karena ia tidak mau melihat wanitanya berduaan dengan pria lain.Tatapan mata Adrian tertuju ke cincin yang terlingkar di jari manis Rain, matanya memicing tajam karena cincin yang menghiasi jari manis tunangannya bukanlah cincin pertunangan yang ia beli ulang untuk menggantikan cincin pertunangan mereka yang te
"Daddy ... Daddy," panggil Richie sembari menggelitik leher Christian dengan jari-jari mungilnya. Christian yang masih tertidur pulas kini telah bangun setelah putranya dengan sengaja membangunkannya, matanya memicing agar ia bisa melihat wajah putranya dengan jelas akan tetapi wajah mungil itu kini sedang bersembunyi di balik bantal lalu ia menangis. "Ada apa, Richie? Kenapa kamu menangis? Apa kamu bermimpi bu--" Ucapan Christian terhenti saat ia memegang tubuh putranya yang terasa dingin dan basah, bau pesing tercium dari tubuh sang bocah sehingga ia mengetahui alasan putranya menyembunyikan wajah di balik bantal lalu menangis kencang. "Daddy." "Richie, ada apa? Ada apa ini, Christian? Kenapa Richie menangis?" Tanya Rain yang juga ikut terbangun setelah mendengar tangisan putranya. "Richie mengompol dan aku rasa dia takut kena marah makanya dia menangis," jawab Christian yang langsung menggendong putranya dan mulai menenangkannya. "Tidak apa-apa, Sayang. Mommy dan Daddy tidak ak
"Tuan Christian!! Ada penyusup di kapal yang telah membunuh awak kapal kita," lapor seorang pria yang berpakaian setelan jas lengkap dan bertubuh tinggi kekar."Richie, cepat ke sini." Rain langsung menggendong putranya dan memeluknya erat begitu mengetahui ada yang tidak beres."Dimana?" Tanya Christisn dengan ekspresi wajah dingin."Jenazahnya ditemukan di tempat penyimpanan dan sekarang sedang diselidiki oleh tuan Kiehl," jawab sang pria."Hall, jaga Rain dan Richie. Aku akan pergi sebentar melihat situasi," titah Christian."Jangan pergi, aku takut." Rain meraih lengan kekar Christian sembari mencengkeramnya erat-erat dengan tangan yang tampak gemetaran.Situasi di kapal pesiar mewah milik Christian Abraham menjadi semakin tegang terlebih saat ini ada Richie, seorang penyusup telah berani membunuh seorang awak kapal dan tentu saja hal itu tidak bisa dianggap hal remeh karena mungkin saja ada masalah besar yang akan terjadi setelah ini."Jangan takut, aku hanya pergi sebentar untuk
Gerimis turun mengiringi upacara pemakaman Adrian yang baru saja selesai dilaksanakan, para pelayan yang memakai baju serba hitam satu per satu mulai pergi meninggalkan area pemakaman setelah meletakkan sekuntum mawar putih di atas pusara Adrian. Kini hanya ada Christian, Rain, Erick dan Lucy yang masih meratapi kematian Adrian."Kenapa harus Adrian? Kenapa? Aku bahkan belum meminta maaf kepadanya karena sudah mengkhianatinya," tangis Rain di atas gundukan makam Adrian."Karena Tuhan lebih mencintai Adrian makanya Tuhan mengambilnya," jawab Christian sambil menatap nanar nisan Adrian."Kak Adrian. Maafkan aku karena selama ini aku sudah sangat mengecewakanmu," ucap Lucy sambil menangis tersedu-sedu dan langsung ditenangkan oleh Erick."Erick, bawa Lucy ke mobil. Dia sedang mengandung dan dia bisa sakit kalau terus terkena guyuran hujan," titah Christian kepada Erick.Erick mengangguk cepat, ia berdiri cepat lalu memapah Lucy meninggalkan makam Adrian."Rain, kita juga harus pergi dari
"MIKHA!!" Pekik Christian ebgitu ia mengenali wanita yang tengah terbaring sekarat di pinggir jalanan dengan tubuh telanjang dan kondisinya sangat mengenaskan. "CEPAT PANGGIL AMBULANCE," titahnya kemudian kepada anak buahnya.Christian melepaskan jasnya yang ia gunakan untuk menutupi tubuh telanjang Mikha, ia sangat prihatin dengan tubuh Mikha yang dipenuhi luka serta cairan putih pekat yang melumuri paha sang wanita yang dulunya suka menyiksa Rain tersebut. Apakah ini semacam karma yang diterima oleh Mikha karena dulu suka menyiksa Rain?Mungkin saja iya karena semua yang hidup di dunia pasti akan mendapatkan karma dari tiap-tiap perbuatan yang mereka lakukan di dunia ini."Hall, antar Rain dan Richie pulang ke rumah. Aku akan menunggu dan mengantar Mikha ke rumah sakit," titah Christian kepada sang anak buah andalannya."Baik, Tuan." Hall bergegas masuk ke dalam mobil seperti yang diperintahkan oleh sang billionaire.Beberapa bodyguard Christian tampak sibuk mengamankan lokasi sekit
Seorang wanita yang memakai penutup kepala sedang mondar-mandir di depan mansion megah Abraham dan sesekali bersembunyi di balik pohon atau jajaran mobil yang diparkir di tepi jalan saat ada orang atau mobil yang melintas. Gerak-geriknya sangat mencurigakan seperti seorang penjahat yang sedang mengincar korbannya.Wanita bertubuh langsing yang memakai pakaian serba tertutup itu tampaknya sedang menunggu sang pemilik bangunan megah itu keluar akan tetapi sampai beberapa jam lamanya ia menunggu, tak ada satu mobil mewah pun yang keluar ataupun masuk. Wanita berhidung mancung itu pun tampak sangat cemas dan kecemasannya bisa terlihat dari tubuhnya yang tampak gemetaran seperti orang yang sedang ketakutan."Terbuka!! Akhirnya gerbang rumah Christian terbuka," pekik Mikha.Mikha berlari mendekati pintu gerbang kediaman Abraham akan tetapi saat ia hampir mencapai pintu tiba-tiba sebuah mobil van berhenti tepat di depannya dan beberapa pria bertubuh kekar keluar dari mobil tersebut. Mikha di
"Jadi, kita bertiga bisa kabur ke luar negeri kalau kita bisa mencuri jet pribadi milik Adrian. Dan aku butuh bantuan kalian berdua untuk melakukannya," usul Juan."Membunuh Adrian? Bagaimana caranya? Kau tahu sendiri kalau Adrian sedang dijaga oleh pengawal Christian, bukan?" Tanya Mikha."Betul sekali!! Kalau kita tidak hati-hati bisa jadi kita sendiri lah yang akan celaka," timpal Ashley."Tidak!! Aku tidak mau melakukannya karena itu terlalu berbahaya dan aku belum mau mati seperti Alex," tolak Mikha cepat."Jadi, kalian berdua tidak mau membantuku?! Fine!! Kalau begitu aku akan pergi sendiri dan jika aku berhasil mengambil jet pribadi milik Adrian, aku akan pergi sendiri tanpa kalian berdua." Ujar Juan."Fuck you, Juan!! Jadi seperti ini kah wajah aslimu?! Kau akan meninggalkanku sendirian dan kau hanya memikirkan dirimu sendiri padahal dulu kau berjanji akan menjadikanku ratu," protes Mikha cepat sambil menggebrak meja."Ya, benar!! Ini wajah asliku dan aku berhak berbuat sesuka
"Cepat tangkap dia dan jangan sampai lolos," titah sang pimpinan tim SWATT setelah melihat Erick membunuh Alex dengan kejam.Pistol Erick dijatuhkan paksa, kedua kakinya ditendang hingga ia terjatuh bersimpuh dan kedua tangannya diborgol. Mata Erick memerah dan ia tampak hancur saat melihat jenazah Chen sedang dipindahkan ke brankar oleh tim medis lalu dibawa masuk ke dalam ambulance kemudian dibawa pergi ke rumah sakit."Tunggu!! Cepat lepaskan tuan Erick," titah jaksa Harry kepada sang pimpinan SWAT."Jangan halangi pekerjaan kami, dia telah membunuh pria ini dengan sangat kejam dan sudah menjadi tugas kami untuk menangkap penjahat yang telah membunuh banyak orang yang tidak berdosa," tolak sang pimpinan tim SWAT yang malah mengacuhkan perintah dari jaksa Harry.Perdebatan dimulai dan jaksa Harry tampak sangat sangat emosi karena pimpinan tim SWAT tidak mengindahkan ucapan sang jaksa, ia langsung menghentikan sang pimpinan arogan yang hanya bisa menangkap saja tanpa mau mencari tahu
Rain malam ini tidak bisa tidur, ia terus menunggu di ruang depan sambil berjalan mondar-mandir. Sebentar duduk lalu berdiri, sebentar berbaring di sofa sambil memejamkan mata lalu di detik berikutnya matanya kembali terbuka kemudian turun dari sofa dan kembali berjalan mondar-mandir.Hati dan perasaan Rain terus saja gelisah memikirkan sang bodyguard wanitanya yang sudah ia anggap sebagai kakak perempuannya sendiri sehingga ia tidak bisa tenang selama Chen masih belum pulang."Rain, kau tidak tidur? Sekarang sudah larut malam, udara di sini sangat dingin dan tidak bagus untuk kesehatanmu, kau bisa sakit kalau menunggu di sini." Ujar Christian sambil meletakkan baby monitor di atas meja lalu ia memakaikan mantel hangat di tubuh Rain agar wanitanya tidak kedinginan."Bagaimana mungkin aku bisa tidur kalau Chen masih belum memberiku kabar, Christian?!! Apa kau sudah mendapatkan kabar dari Erick atau siapapun?" Tanya Rain."Belum, aku juga sedang menunggu kabar dari Erick. Kau tidur saja
"Apa yang harus aku lakukan?" Tatapan mata Erick tertuju ke layar monitor yang sedang merekam kondisi di dalam van milik anak buah Juan dan Alex.Erick mendengarkan sambil menyaksikan anak-anak buah musuhnya yang sedang tertawa senang karena telah berhasil menculik beberapa wanita muda yang akan menjadi korban sindikat perdagangan organ tubuh manusia yang salah satunya adalah Chen. Rasa khawatir dan panik bercampur menjadi satu hingga membuat kepala Erick ingin meledak karena semua rencana yang telah ia susun tiba-tiba buyar karena kesalahan teknis."Apakah ada yang melihat arah mobil Van hitam itu pergi?" Tanya Hall melalui alat komunikasinya."Mereka menuju ke hutan, tim 5 sedang membuntuti di belakang.""Thanks God," ucap Erick penuh syukur. "Kita pergi ke sana sekarang," titah Erick kemudian."Aku mengerti," sahut HarryMobil Van yang ditumpangi oleh Erick dan juga beberapa tim lainnya yang langsung menuju ke hutan, mereka memarkir mobil agak jauh dari gudang tempat anak buah Juan
"Apa kau benar-benar yakin, Harry? Apa yang membuatmu begitu mantap untuk menerima usulanku?" Tanya Christian memastikan."Karena sudah terlalu banyak korban berjatuhan dan aku tidak memiliki cara lain untuk bisa menjerat kepala jaksa dengan hukuman yang setiimpal karena kekuasaan serta jabatan yang dimiliki oleh pimpinanku," jawab Harry yang tampak tidak berdaya.Christian menghela napas panjang dan ia berkata. "Tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh hukum karena di dunia ini masih banyak sekali ketidakadilan serta kejahatan yang dilakukan oleh para penegak hukum.""Ya, anda benar, Tuan.""Dan karena itulah kita akan melakukan hal ekstrem agar kita bisa menjerat dan mengadili para penjahat yang sudah membunuh banyak manusia tidak berdosa itu dengan hukum yang kita ciptakan sendiri," ujar Christian."Cara ekstrem? Apa maksud anda? Saya tidak mengerti," tanya Harry yang tampak kebingungan."Dengan cara membuat jebakan kematian dimana seluruh dunia bisa menyaksikan secara langsung
"Aku merasa sangat lega dan aku bisa mati dengan tenang kalau aku ditakdirkan mati malam ini juga," ucap Adrian lega."Diam, jangan bicara omong kosong lagi, Kak!! Aku tidak akan pernah mau memaafkanmu kalau kau terus bicara sembarangan seperti tadi," amuk Lucy, netranya menatap tajam wajah kakaknya lalu ia berjalan pergi meninggalkan kamar perawatan kakaknya dengan penuh kekesalan."Lucy," panggil Erick yang terlihat kebingungan, ia ingin mengejar wanitanya akan tetapi di sisi lain dirinya sungkan untuk meninggalkan Christian dan Adrian makanya ia akhirnya memilih untuk diam di tempatnya."Erick, susul Lucy dan tolong bawa Richie keluar. Aku ingin bicara empat mata dengan Adrian," titah Christian."Baik, Tuan.""Richie, ucapan selamat tinggal pada Daddy Adrian," pinta Christian kepada sang putra, ia mendekatkan putranya ke arah Adrian sehingga sang bocah tampan bisa mencium kening Adrian."Bye, Daddy. Ummmaaah," ucap Richie sambil mencium kening dan pipi Adrian."Daddy akan selalu me