Beranda / Romansa / Gadis Yang Dicari Direktur / Langit Malam Yang Menggambar Wajah Mereka

Share

Langit Malam Yang Menggambar Wajah Mereka

Penulis: Mayangnoura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 08:51:59

"Apa kamu sudah siap untuk menggantikan papa memimpin rumah sakit kita?" tanya Dewa pada putra semata wayangnya, Langit. Saat ini mereka sedang menikmati makan malam di meja makan rumah mereka yang megah dan mewah. Dewa memang kaya raya. Dia tidak hanya mempunyai rumah sakit tapi juga memiliki beberapa bisnis lain yang membuat uang dalam jumlah besar terus datang menambah kekayaannya.

Langit tak punya pilihan selain mengangguk. "Iya, pa. Aku siap."

"Bagus. Kalau begitu, besok pagi ikut papa ke rumah sakit."

Langit mengangguk lagi. Perintah papanya seperti tidak bisa dia tolak. Langit memang anak yang sangat patuh. "Baik, pa."

"Apa tidak bisa ditunda besok lusa, pa?" Senja urun suara dengan wajah prihatin. "Langit baru sampai tadi kemarin sore, lho. Mungkin dia masih capek dan ingin istirahat dengan berdiam diri di rumah untuk sehari lagi saja."

Dewa menoleh pada Senja yang duduk di sebelahnya. "Langit sudah beristirahat dari satu setengah hari. Itu cukup untuknya. Laki-laki itu, tidak boleh mudah mengeluh capek. Laki-laki itu harus giat bekerja. Semakin sukses seorang laki-laki, maka akan semakin dihormati. Langit bisa dikatakan belum punya pencapaian apa-apa karena di usianya sekarang, dia belum bisa membangun rumah sakit atau bisnis. Tidak seperti papa dulu. Di usia tiga puluh sudah banyak yang dicapai."

"Papa dan Langit beda, pa. Papa kan tidak sekolah kedokteran sehingga pendidikannya tidak serumit Langit, jadi bisa segera membangun ini dan itu. Sedangkan Langit menghabiskan waktunya untuk sekolah kedokteran yang lamanya tidak ketulungan. Bukannya papa sendiri yang merancang Langit untuk jadi seperti sekarang ini? Papa kan yang ingin Lamgit jadi dokter?"

"Ah, kau ini!" Nada bicara Dewa naik satu tingkat. "Kamu itu perempuan! Tidak perlu ikut bicara kalau yang kamu katakan bisa menghancurkan mental Langit sebagai seorang laki-laki! Cukup mendengar dan diam!"

Senja langsung tertunduk. Kedua mata beningnya berkaca-kaca. Dia merasa sakit hati setiap kali Dewa berkata seperti tadi. Melarangnya ikut bicara karena dirinya adalah seorang perempuan. Apakah suara perempuan memang tidak diperlukan dalam kehidupan pernikahan?

Langit yang melihat itu, mengepalkan jemari-jemarinya. Dia tidak pernah tega setiap kali Dewa merendahkan Senja. Rasanya ikut sakit hati. Tapi dia selalu menahan diri untuk menghentak Dewa karena baginya anak harus senantiasa berkata lembut dan menurut pada orangtua. Suara anak tidak boleh lebih tinggi daripada suara orangtua.

"Karena cara asuh kamu juga yang membuat aku menjauhkan Langit dari kamu dengan menyekolahkannya di luar negeri! Karena kalau terus bersamamu, Langit akan menjadi banci! Kamu terus memanjakannya seolah dia anak bayi! Kamu sadar tidak itu?! Hah?!"

Senja mengangguk tak berdaya. Matanya sudah mencair membentuk anak sungai di kedua belah pipinya yang mulus dan meskipun sudah berumur masih kencang.

Tapi Langit merasa tidak tahan. Dia pun memutuskan untuk tidak menyaksikan Dewa memarahi Senja lebih jauh dan lebih panjang.

"Aku sudah kenyang." Tanpa menunggu balasan dari kedua orangtuanya, Langit berdiri dan kemudian meninggalkan meja makan. Dia kembali ke kamarnya dan merenung di balkon. Di sana dia menatap langit malam yang berwarna hitam dengan bintik-bintik bintang. Lalu perlahan, secara samar-samar, hamparan langit menggambar wajah remaja perempuan pemberani yang menolongnya 15 tahun lalu.

'Di mana dirimu wahai gadisku? Aku sangat merindukanmu. Aku sangat ingin bertemu denganmu. Jangan kamu tanya bagaimana bentuk rinduku ini. Mungkin telah memekat karena terlalu lama dan sangat dalam. Tolong, aku meminta tolong padamu dengan amat sangat untuk jangan bersembunyi lagi. Muncullah dan tunjukkan wujudmu secara nyata di depan mataku,' ucap Langit dalam hati yang gerimis.

Sementara itu di tempat lain, Kahyangan menatap Langit yang sama. Langit malam yang berwarna hitam dengan bintik-bintik bintang. Tanpa dia inginkan, tiba-tiba langit itu memunculkan wajah remaja laki-laki yang pernah ditolongan. Wajah yang tampan dan memiliki kepribadian lembut.

Set!

Tapi Kahyangan memilih untuk menutupi hamparan langit itu dengan gordengnya yang berwarna putih. Dia tidak mau membayangkan wajah remaja laki-laki yang telah ditolongnya itu. Bukan karena benci. Akan tetapi setiap kali dia mengingat remaja laki-laki itu, rasa rindu yang begitu menyiksa muncul.

Dan Kahyangan tidak ingin lagi merasakan rasa rindu itu.

***

"Hari ini pimpinan baru kita akan datang ya?"

"Katanya sih begitu."

"Dia tunangan Dokter Mentari kan?"

"Sepertinya iya."

"Eh, dengar-dengar seorang dokter juga. Benar tidak ya berita itu?"

"Aku mendengarnya juga sama. Katanya dia seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Lulusan luar negeri."

"Wah, kedengarannya dia orang yang hebat ya?"

"Tentu dong. Kalau papanya punya rumah sakit, tentu anaknya harus menjadi dokter yang hebat."

"Beruntung sekali Dokter Mentari mendapatkan pria itu. Sudah dokter hebat, anak pemilik rumah sakit juga."

"Dokter Mentari kan juga hebat. Setahuku papanya memiliki perusahaan dan teman dekatnya Pak Dewa."

"Pantas saja mereka jadi tunangan. Jangan-jangan karena perjodohan."

"Bisa jadi. Tapi apa pun itu, aku berharap pimpinan baru kita sikapnya tidak sama dengan Dokter Mentari."

"Huss! Kita jadi membicarakan orang pagi-pagi begini."

Kahyangan menelan saliva setelah mendengar pembicaraan dua perawat itu tentang kepemimpinan yang akan berganti. Rasa khawatir langsung melandanya. Bukan tanpa sebab, saat pemimpin rumah sakit masih dipegang oleh Dewa saja, Mentari sudah mengancam akan memecatnya. Apalagi kalau pimpinan rumah sakit adalah tunangan Dokter itu. Mungkin dalam satu hari menjabat, Mentari sudah akan memecat dirinya.

Kahyangan belum siap untuk kehilangan pekerjaan ini. Dia masih ingin bekerja di rumah sakit ini karena bisa sambil mengawasi Purnama, adiknya. Berbeda jika dia bekerja di tempat lain, jangankan mengawasi, untuk mempunyai waktu mengobrol pun susah karena sama-sama sibuk.

Tapi Kahyangan segera membuang rasa khawatir itu karena tidak ingin larut di dalamnya. Lalu dia meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, Langit dan Dewa sudah tiba di rumah sakit. Kedatangannya disambut oleh Mentari dan beberapa staf penting rumah sakit. Dia disalami dan juga dihormati seperti juga papanya. Langit sendiri menerima penyambutan itu dengan ramah.

"Kedatangan anda sudah ditunggu di ruang rapat," ucap wakil direktur bagian pelayanan. "Mari kita ke sana."

Langit mengangguk. Mereka semua kemudian meninggalkan lobby menuju ruang rapat yang dimaksud. Belum terlalu jauh kaki melangkah, seorang anak kecil berusia 4 tahunan yang membawa minuman berwarna ungu melintas di depan Langit. Tangannya yang lemah yang memegang minuman itu, tak mampu menahan getaran tubuh saat berlari. Alhasil minuman itu jatuh tepat di depan Langit. Bahkan airnya menyiprat hingga ke celana Langit yang sangat rapi itu. Otomatis, itu membuat langkah mereka semua terhenti seketika.

Pada saat bersamaan anak kecil itu menangis karena minumannya jatuh dan langsung digendong oleh ibunya.

Mendapati hal itu, Mentari geram. Andai saja anak kecil itu sepupunya, mungkin sudah habis dimarahi. Dia lalu celingukan mencari petugas kebersihan yang ada di sekitar tempat itu dan menemukan Kahyangan yang baru muncul dari belokan. Dia pun langsung memanggil petugas kebersihan itu. "Kahya! Tolong bersihkan air minuman ini!"

Kahyangan seketika menoleh ke arah suara berasal. Dia mendapati Mentari, Dewa, dan Langit yang sedang menundukkan kepala karena membersihkan cipratan air minuman yang ternyata sampai ke bajunya juga. Kahyangan pun langsung mengangguk. "Iya, dok!"

Tanpa pikir dua kali, Kahyangan berlari mendekati genangan air minuman milik anak kecil tadi yang berada tepat di ujung sepatu Langit.

Bersambung.

Bab terkait

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Mata Yang Saling Menatap

    Tepat saat Kahyangan sampai di samping Langit, pria itu melangkahkan kakinya lagi diikuti yang lainnya. Jadi dia tidak melihat wajah petugas kebersihan itu. Begitu pun sebaliknya. Dan yang masih tinggal di tempat hanyalah Mentari. "Pokoknya kamu harus bersihkan lantai itu sampai bersih sebersih-bersihnya. Jangan meninggalkan noda sedikit pun," ucap Mentari dengan suara tegas. Kahyangan mengangguk. "Baik, dok." Barulah setelah itu Mentari mengejar Langit dan yang lainnya. Setelah agak jauh, tiga staf berdiri membelakangi Kahyangan dengan pandangan mengarah ke arah perginya orang-orang itu tadi. "Itu ya calon pimpinan kita yang baru?" "Sepertinya iya." "Waw, tampan sekali. Kalau begini, aku bakal semangat berangkat kerja." "Percuma. Sudah tunangan orang." "Tidak masalah. Selama pernikahan belum terjadi, hati masih bisa berpaling." "Pelakor dong? Mau cari gara-gara sama Dokter Mentari?" Wanita itu menggendikan bahu. "Entahlah." Lalu tiga staf itu pergi dari sana dan kembali ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Dalam Gendongan Langit

    Rahang Mentari mengencang saat mendapati Langit justru terdiam usai mendapatkan pertanyaan barusan, seolah mengucapkan kata 'tidak' adalah sesuatu yang berat dan mengingkari hatinya. "Kenapa kamu diam Langit? Kenapa kamu seperti kesulitan untuk menjawab bahwa kamu tidak menyukainya? Apakah pertemuan tadi sudah memercikan rasa suka?"Langit menoleh pada Mentari. "Aku tidak ingin membahas ini lagi. Kamu terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil. Sampai-sampai menginterogasi aku seakan kamu baru saja melihat aku selingkuh. Tolong hentikan pembicaraan ini dan kembalilah bekerja."Mata Mentari melebar dan mulut membuka begitu mendengar jawaban Langit yang tidak menjawab pertanyaannya tapi justru malah mengusirnya. "Ka-kamu mengusirku? Kita belum selesai bicara.""Sudah aku bilang aku tidak mau membicarakan ini lagi Tari," sahut Langit. "Sudah aku bilang ini masalah sepele yang tidak perlu jadi panjang. Kalau begini, aku jadi pusing. Aku pusing melihatmu marah-marah begitu. J

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Aku Yakin Petugas Kebersihan Itu Tidak Bersalah

    "Karena petugas kebersihan itu tidak mungkin dengan sengaja menumpahkan minyak di sana, pa. Untuk apa dia melakukan itu?" jawab Langit dengan nada yang terkontrol. Dia selalu menghormati kedua orangtuanya."Kata Mentari petugas kebersihan itu sengaja ingin menjebakmu. Papa rasa itu perkiraan yang masuk akal.""Itu tidak masuk akal, pa," sahut Langit. Mentari terbakar oleh rasa cemburunya yang tidak bisa dikendalikan."Pandangan Dewa menyipit. "Bagaimana kamu bisa berkara seperti itu?""Kalau petugas kebersihan itu ingin menjebakku, bagaimana caranya dia bisa tahu kalau aku yang akan lewat? Apakah dia punya kemampuan super yang pandangannya dapat menembus berlapis-lapis dinding?"Dewa membisu merenungi penjelasan Langit."Tidak mungkin kan, pa? Itulah yang ada dalam pikiranku. Agar masalah ini tidak jadi berlarut-larut dan menjadi salah sangka, aku meminta bagian operator untuk mengecek rekaman cctv di sana agar kita tahu apa yang sebenarnya terjadi di sana. Nanti operator itu akan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Dia Gadis Temperamental

    Langit memperhatikan rekaman cctv yang dikirimkan oleh operator ke ponselnya. Di sana tampak jelas ada orang dapur yang membawa keranjang yang berisi minyak-minyak dalam kemasan plastik. Karena keranjang itu diisi terlalu penuh, satu minyak kemasan jatuh tepat di lantai di dekat anak tangga terakhir. Tapi petugas dapur hanya mengambil plastik bungkus minyak yang jatuh itu dan memasukkannya ke kotak sampah. Namun, cairan minyaknya sendiri dibiarkan tetap tergenang di sana tanpa dibersihkan.Beberapa detik kemudian, muncul Kahyangan yang membawa alat kebersihan di tempat itu. Gadis itu sendiri nyaris kepeleset karena menginjak genangan minyak tersebut. Untungnya tangan gadis itu sigap memegang pegangan tangga sehingga tidak jatuh. Selanjutnya, baru saja Kahyangan mengeluarkan kaki dari genangan minyak itu dan belum sempat membersihkannya, muncul dirinya dari atas. Akhirnya peristiwa itu pun terjadi. Dimana dirinya yang nyaris kepeleset dipeluk oleh Kahyangan sehingga tidak jadi jatuh.L

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Apakah Dia Remaja Laki-laki 15 Tahun Lalu?

    "Bapak memanggil saya?" tanya Purnama langsung. Pandangan Langit menyipit. Dia mencoba mengingat--ingat siapa saja hari ini yang dia minta untuk menghadap. Selain Mentari adalah adiknya Kahyangan. "Adiknya... Kahyangan ya?" tanyanya kemudian. Purnama mengangguk. "Iya, pak." Wajah Langit langsung sumringah meskipun itu hanya adiknya Kahyangan dan bukan Kahyangan itu sendiri. Dia kemudian berdiri dari duduknya sembari menunjuk sofa. "Kalau begitu silahkan duduk." Purnama kembali mengangguk. "Terima kasih, pak." Dengan langkah perlahan, Purnama meninggalkan pintu dan melangkah ke arah sofa. Saat dia melewati Mentari, dia sedikit membungkukkan badan tanda hormat pada wanita itu sembari sedikit memberikan senyuman. Tapi Mentari tidak membalas senyumnya itu. Wanita itu justru melihatnya seperti seorang musuh. Karena sudah mengenal watak Mentari, itu tidak membuatnya aneh. Kalau Mentari bukan atasannya dan calon istri pimpinan rumah sakit, tentu sudah dia pelototi. Inilah beda dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Satukan Mereka, Tuhan

    "Ge-gelang anda bagus," ucap Purnama kemudian. Dia sangat penasaran dengan jawaban Langit. Langit melirik gelangnya sekilas sebelum tersenyum dan memokuskan pandangan ke jalanan. "Gelang ini pemberian seseorang di masa lalu. Tepatnya lima belas tahun lalu." Purnama menelan saliva mendengar jawaban Langit. Jawaban yang seolah memberitahu bahwa pria itu memang remaja laki-laki yang pernah ditolong Kahyangan.'Oh, Tuhan.... Apakah Pak Langit memang remaja laki-laki itu? Kalau memang demikian berarti Kak Kahyangan telah bertemu dengan orang yang sedang dicarinya. Artinya, ini adalah saatnya Kak Kahyangan mengembalikan jaket coklat itu?' batin Purnama. 'Tapi tunggu! Kak Kahyangan masih menyimpan jaket coklat itu dan Pak Langit masih memakai gelang itu. Apakah salah jika aku menduga kalau mereka berdua sebenarnya saling berharap untuk bertemu kembali? Atau bisa jadi saling merindukan?'"Kok termenung?" tanya Langit karena Purnama mendadak terdiam. "Kamu tau dengan gelang yang kupakai ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-25
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Aku Ingin Memecatnya

    "Aku minta maaf karena telah menjadi beban pikiran bapak. Aku sungguh_""Tak ada yang harus kamu mintai maaf karena bukan kamu yang salah," sela Langit. "Jusru kamilah yang harus meminta maaf. Sebab itu, aku datang ke sini. Sebagai perwakilan rumah sakit, aku meminta maaf karena telah membuatmu harus mengalami kejadian buruk itu. Kami menganggapnya sebagai kecelakaan kerja. Karena itu_" Langit mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tas kecil dalam pangkuannya. Amplop itu lalu dia letakkan di hadapan Kahyangan. "_ terimalah ini sebagai ganti rugi atau jalan damai. Berharap kamu tidak melaporkan apa yang sudah terjadi padamu kepada kepolisian."Kahyangan melirik amplop itu sekilas sebelum mengalihkan pandang pada wajah Langit yang sangat tampan. Di masa lalu, wajah itu pernah terlihat sangat ketakutan dan basah dengan airmata karena nyaris jadi korban penculikan beberapa pria dewasa tak dikenal. Kalau tidak ada dirinya, entah bagaimana nasib Langit. Dia juga tidak yakin Langit masih ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Gadis Yang Dicari Direktur   Apakah Dia Orang Yang Sama?

    “Tadi siang Mentari menelpon papa. Dia panik karena kamu pergi mengunjungi gadis petugas kebersihan itu. Meskipun kamera cctv menunjukkan kalau gadis petugas kebersihan itu memang refleks menolong kamu, tapi dia tetap yakin kalau gadis petugas kebersihan itu mencari simpati kamu. Perasaannya mengatakan keberadaan gadis petugas kebersihan itu akan mengancam hubungan kalian. Karena itu, dia meminta diberi wewenang untuk memecat gadis petugas kebersihan itu.”Mendengar ucapan Dewa, Langit langsung menaruh sendoknya dan rahangnya mengencang. “Bagaimana dia punya niat memecat Kahyangan sementara Kahyangan mengalami memar-memar akibat ulahnya. Harusnya dia meminta maaf kepada Kahyangan dan bukan malah ingin memecatnya. Sungguh aku tidak mengerti dengan Mentari, pa.”“Mengapa kamu harus seemosi ini, Langit. Kamu boleh berpikir kalau gadis petugas kebersihan tidak bersalah berdasarkan cctv yang sudah kamu lihat. Tapi kan kamu belum mengenal gadis petugas kebersihan secara menyeluruh. Kamu bar

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27

Bab terbaru

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Obrolan Pasangan Pengantin

    Kahyangan langsung berdiri dari duduknya. "Maaf jika bapak tersinggung dengan percakapan kami. Kami tidak bermaksud_""Tidak masalah," sela Dewa sembari tersenyum. Senyum yang pertama kali dia perlihatkan untuk kakak beradik itu. "Justru aku ingin tahu banyak bagaimana kalian menilaiku. Selama ini, aku memang terlalu egois dan selalu merasa benar. Sampai akhirnya orang-orang terdekatku yang meninggalkan aku menyadarkan aku kalau aku benar-benar sosok orang yang buruk. Dan aku bertekad untuk mengakhirinya. Aku ingin menjadi orang yang baik sekarang."Kahyangan tersenyum samar. "Syukurlah kalau anda punya keinginan seperti itu. Aku turut senang mendengarnya."***Beberapa jam setelah pernikahan yang penuh kesederhanaan dan makan-makan, Dewa dan rombongan berpamitan pulang. Mereka cukup tahu diri tidak ingin mengganggu malam pertama pasangan berbahagia yang baru saja sah menjadi suami istri."Kapan rencananya kalian akan kembali ke kota?" tanya Dewa dengan wajah penuh harap. Dia bukan s

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Tamu Tak Terduga

    "Mama? Purnama? Pa...." Langit baru akan menyebutkan kata 'papa' ketika dia menggantungnya. "Kenapa kalian bisa ada di sini?" tanyanya meskipun dia tahu bagi papanya tidak akan sulit mencari keberadaannya.Senja memaksakan senyum. "Untuk bertemu kamu dong. Tapi kami datang ke sini dalam keadaan hati yang tenang dan baik.""Oya?" Langit melirik Dewa. "Mama yakin?"Senja mengangguk. "Yakin." Wanita itu lalu menoleh pada Dewa. Dengan kedipan matanya, dia memberi kode. Karena kode itu, Dewa yang semula berdiri tak jauh dari supirnya, melangkah maju mendekati Langit. "Sebelumnya papa minta maaf karena telah mengganggu ketenangan kamu. Tapi papa tidak bisa menahan keinginan untuk segera bertemu kamu. Papa mau meminta maaf atas semua kesalahan papa padamu dan Kahyangan. Papa sudah sadar bahwa tidak seharusnya papa memaksakan kehendak. Kamu bebas menjalani hidup yang kamu inginkan. Dan yang terpenting adalah papa sudah mengakhiri kesepakatan perjodohan kamu dengan Mentari. Kamu bebas mau men

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Meminta Kesempatan

    Guruh tersentak seketika. Matanya sampai membuka begitu mendengar ucapan Dewa. "Ke-kenapa kamu berkata seperti itu?""Kenapa? Apa perlu aku menjelaskan secara rinci apa yang telah kamu lakukan lima belas tahun yang lalu pada Langit? Aku khawatir kamu jadi tidak bisa tidur malam ini."Guruh menelan saliva. Dia mencubit tangannya berharap ini hanyalah sebuah mimpi. Tapi nyatanya dia merasakan sakit."Aku tidak menyangka sama sekali kalau kamu pernah melakukan itu pada putraku, putra sahabat sendiri. Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu sampai bisa memiliki pemikiran untuk menghabisi Langit? Apa salah Langit yang waktu itu masih berusia lima belas tahun? Atau... kamu melakukannya karena dendam padaku? Katakan! Apa yang membuatmu memiliki dendam itu karena seingatku aku tidak pernah dengan sengaja mau menyakiti kamu?"Guruh membisu. Dia tidak berani untuk menjawab. Dia tidak menyangka kalau Dewa telah mengetahui rahasia ini. Rahasia yang telah disembunyikan selama lebih dari lima belas t

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Menarik Kesepakatan

    “Pa, lebih baik kita hentikan pemaksaan ini. Tak akan baik akhirnya. Ya, mungkin sekarang kita bisa mendapatkan Langit seperti keinginan kita. Tapi nantinya tetap akan kehilangan. Mentari akan kembali berusaha untuk bunuh diri ketika Langit meninggalkannya. Mama lebih setuju kalau kita benahi anak kita, Mentari. Menguatkan mentalnya dan memberinya banyak pandangan tentang kehidupan. Mama merasa itulah yang diperlukan Mentari daripada apa yang kita perbuat sekarang ini,” ucap Cahaya dengan penuh kesadaran. Terus menerus memaksa orang telah membuatnya lelah."Mama sudah gila apa punya usul seperti itu?! Dewa sudah setuju untuk memaksa Langit menikah dengan Mentari secepatnya malah ingin digagalkan. Sia-sia saja kalau begitu usiaku selama lima belas tahun ini," balas Guruh."Ini bukan soal masalah ke sia-siaan atau apa. Tapi mengenai masa depan Mentari juga. Kalau pun kita berhasil menikahkan mereka berdua, nantinya bakal cerai mengingat Langit tidak pernah memiliki rasa suka pada Mentar

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Menikah Dengan Sukarela

    "Aku belum bicara. Tapi kamu sudah menjawab seperti itu. Kamu tidak punya sopan santun sama sekali," ucap Dewa kemudian. Sedikit marah."Maaf kalau anda menganggap saya tidak sopan. Tapi saya hanya mempercepat menuntaskan keingintahuan anda," balas Purnama lagi. Dewa mendengkus kesal. "Jadi apa yang kamu tahu tentang kakakmu sekarang? Mustahil kakakmu tidak memberitahu keberadaannya.""Anda boleh percaya boleh juga tidak. Tapi inilah kenyataannya. Saya bukan seorang pembohong.""Lalu kenapa kamu tidak panik kehilangan kakakmu?" "Karena kakakku bersama orang yang sangat mencintainya. Saya yakin dia akan baik-baik saja di sana."Dewa menyeringai. "Bagaimana kamu bisa memastikan kakakmu baik-baik saja kalau kakakmu ada kemungkinan diculik? Hilang tanpa ada pemberitahuan.""Apakah anda ingin mengatakan kalau putra semata wayang anda seorang penculik?"Pertanyaan yang cukup menyudutkan. Dewa pun langsung mengubah dugaan. "Bukan putraku yang seorang penculik. Tapi kakakmu yang seorang man

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Mencari Tahu Keberadaan Langit

    "Ini hanya untuk sementara, Dokter Purnama. Kamu tidak perlu panik. Kakakmu baik-baik saja. Nanti setelah Langit mengganti nomer ponselnya, pasti dia akan menghubungi kita. Dia terpaksa melakukan hal ini karena tidak memiliki pilihan. Keadaan sangat sulit untuk menyatukan cinta mereka. Papanya, Mentari, dan kedua orangtua Mentari, terus mendesaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak dia inginkan. Jadi terpaksa dia melarikan diri sementara dengan membawa Kahyangan. Memang Langit sedikit melakukan pemaksaan pada Kahyangan. Tapi jika tidak begitu, kakakmu tidak akan pernah mengutamakan kebahagiaan sendiri. Saya menjamin keselamatan mereka. Jika ada sesuatu pada Kahyangan, saya akan bertanggung jawab. Saya harap, kamu bisa mengerti dan paham dengan situasi ini."Tak langsung menjawab, Purnama termenung sejenak sebelum akhirnya mengangguk-angguk kecil. "Saya mulai paham, nyonya. Memang Kak Kahyangan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Dia selalu memikirkan orang lain. Mungkin karena i

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Pesan Dari Langit

    Senja sedang menikmati sarapan bersama Lili ketika ponselnya berdenting tanda sebuah pesan masuk. Senja mengambil benda pipih itu dan melihat layarnya tanpa berpikir yang baru saja masuk adalah sebuah pesan yang penting. Tapi begitu melihat notifikasinya dan mengetahui itu adalah pesan dari Langit, dia pun menaruh garpunya dan memilih untuk memegang ponselnya dengan kedua tangannya. Dengan pandangan yang sangat fokus, dia membaca pesan itu.‘Ma, saat menulis pesan ini, aku tidak lagi berada di kota ini melainkan di luar kota. Aku pergi karena tak sanggup lagi menjalani kerumitan hidupku di kota itu. Jadi, pimpinlah rumah sakit oleh mama.’Senja menelan saliva membaca sepenggal pesan Langit itu. Dia menduga sang putra sudah membuat keputusan yang besar. Senja pun kian fokus membaca pesan dari Langit.‘Tapi aku pergi tidak sendiri. Aku pergi dengan membawa Kahyangan. Lebih tepatnya aku menculik Kahyangan karena aku membawanya secara paksa. Aku melakukan ini karena aku tahu dia mencintai

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Pilihan Atau Ancaman

    Tak ada jawaban apalagi seseorang yang membukakan pintu untuknya. Yang kahyangan dapati hanyalah sebuah keheningan yang sama sebelum dia berteriak minta dibukakan pintu. Kahyangan pun memutuskan untuk kembali balkon. Dia memperhatikan sekitarnya. Sejauh dia memandang, dia hanya melihat hamparan tanaman teh. Dengan keadaannya yang seperti itu, jika dirinya berhasil kabur dari rumah ini, kemana dia harus melangkahkan kaki? Lagian, lantai dua tempatnya sekarang berada cukup tinggi dari tanah. Kalau dia nekad melompat, dipastikan kakinya akan patah. Atau... bisa jadi dia kehilangan nyawa.Kahyangan lemas menyadari hal itu. Dia sangat tidak menyangka kalau Langit, seorang yang berpendidikan dan seorang lulusan universitas luar negeri biasa melakukan perbuatan bodoh seperti ini. Ini adalah sebuah kriminal. Langit bisa dipenjara.Klak.Suara pintu yang terbuat mengejutkan Kahyangan. Wanita itu pun menoleh dan mendapati Langit masuk dengan baki berisi makanan. Tapi belum sempat Kahyangan me

  • Gadis Yang Dicari Direktur   Menculik Kahyangan

    Kahyangan dan Langit sudah berada di dalam mobil. Langit yang mengemudi dan Kahyangan duduk di kursi sebelah kursi pengemudi. Mobil berjalan tanpa arah tujuan. Yang penting bisa berbicara dengan Kahyangan."Jadi apa yang ingin anda bicarakan denganku untuk yang terakhir ini?" tanya Kahyangan karena sedari tadi Langit belum juga berbicara. Padahal mobil sudah meninggalkan rumah sakit sejak 5 menit yang lalu.Langit menghela nafas berat mendengar pertanyaan Kahyangan. "Sebelum aku mengatakan apa yang ingin aku katakan kepadamu, aku mau kamu menjawab dulu pertanyaanku. Tapi tolong jawab dengan jujur. Apakah kamu tidak pernah mencintaiku? Sekali lagi tolong jawab dengan jujur."Kahyangan menggigit bibir bawahnya mendengar pertanyaan itu. Apakah dia harus menjawab jujur pertanyaan itu seperti permintaan Langit?"Aku adalah orang yang tidak memperdulikan perasaanku sejak kedua orangtuaku meninggal. Yang penting amanah ibuku untuk menjadikan Purnama orang yang sukses menjadi kenyataan.""Dan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status