Home / Romansa / Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan / Sudah Saatnya Kita Berjumpa

Share

Sudah Saatnya Kita Berjumpa

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2023-10-20 06:54:48

"Paman mau kan, jadi Papa pura-pura buat Lala? Janji deh, Lala setelah itu tidak minta yang aneh-aneh lagi. Kalau Paman tidak mau...."

Anak itu menggantung ucapannya sebelum ia menengok ke arah Sergio yang berdiri di belakang Aaron.

"Paman itu juga boleh," ujarnya.

Aaron mengembuskan napasnya pelan, ia membaca kertas itu dan melipatnya memasukkan ke dalam saku kemeja yang dia pakai.

"Ya, Paman mau," ujar Aaron, kali ini ia menekuk lututnya di hadapan Layla, Aaron tersenyum manis menatap anak itu.

Setiap kali melihat Layla yang tersenyum lebar dan bahagia seperti ini, dada Aaron terasa bergetar, anak ini mengobati rasa rindunya pada sosok Valia.

"Paman tidak bohong sama Lala, kan?! Paman Tampan benar-benar mau, kan?!" pekik anak itu histeris dan heboh seperti biasa.

Aaron mengangguk. "Ya, tapi dengan satu syarat!"

"Apa... Apa... Apa syaratnya!" Layla lompat-lompat kecil, anak itu kesenangan.

Sergio merotasikan kedua matanya. "Tuan, jangan pamrih dengan bocah," peringatnya.

Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Memeluk Papaku Erat-erat

    Hari ini semua teman-teman di sekolah Layla, juga para wali murid mulai berdatangan. Layla diam duduk di atas kursi yang berjajar di taman depan kelas, anak itu menunggu kedatangan Aaron. Sengaja ia tidak mengajak Mamanya karena kondisi Valia sering sakit-sakitan, Layla ingin menunjukkan pada semua temannya kalau dia punya Papa. "Layla, orang tuamu mana?" tanya seroang teman pada Layla. "Papa masih dalam perjalanan ke sini," jawab Layla tersenyum manis. "Papa? Kau mimpi ya, kau kan tidak punya Papa. Mamamu juga tidak pernah keluar, kau ini anak terlantar atau bagaimana hah?!" "Lucu sekali dia bilang katanya punya Papa. Dia kan tidak punya siapa-siapa. Ada yang bilang katamya dia anak haram!" bisik salah satu teman Layla ke teman yang lainnya. "Jangan dekati dia, jangan temani anak itu! Sini sama Mama!" Seorang wali murid menarik anak-anak mereka saat mendekati Layla. Wajah cantik Layla seketika murung, sampai akhirnya Madam Vivi yang memperhatikan anak itu merasa tersentuh. W

    Last Updated : 2023-10-20
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Pertemuan Penuh Cinta

    "Nyonya Valia, baru saja penjaga memberitahu saya kalau Nona Layla tidak mau pulang. Nona Layla menunggu Nyonya di dekat sungai." Valia yang sejak tadi berdiri di teras menanti Layla sampai sore, ternyata anaknya malah asik bermain di sana. "Layla di sana?!" pekik Valia menatap lekat pelayan itu. "Benar Nyonya, penjaga sudah mengajaknya pulang, tapi kataya Non Layla menunggu Mama." Helaan napas panjang terdengar dari bibir Valia. Ia langsung gegas melangkah menuruni anak tangga. Valia selalu mengeluh tentang kenakalan Layla, anak itu selalu bermain di luar. Sedangkan Valia mendapatkan peraturan ketat kalau dirinya tidak boleh pergi meninggalkan gerbang mansion, karena takut tersebar kabar buruk tentang keberadaannya sebagai keluarga Jazvier yang mempunyai anak tapi belum memiliki suami. "Anak ini ada-ada saja," lirih Valia berjalan cepat keluar dari dalam gerbang mansion. Matahari sore hari membuat kemerlapan cahaya pantulan air dan sinar matahari. Ia melangkah mendekati tepian

    Last Updated : 2023-10-21
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kehangatan Bersamamu

    Malam ini di rumah yang Valia tempati sangat ramai, candaan antara putrinya dan juga Aaron yang membuat Valia ikut tersenyum. Sifat ceria dan nakal Layla, juga rasa perhatian besar sang Papa pada putri kesayangannya. "Pokoknya Layla mau tidur di tengah, mau peluk Papa!" seru anak itu memeluk Aaron dengan erat. "Hem, sudah tidak mau peluk Mama lagi?" Valia mengerjapkan kedua matanya. Anak itu menoleh ke belakang, ia langsung menggulingkan tubuh kecilnya dan memeluk Valia. "Mau, juga mau peluk Mama juga," serunya menunjukkan senyumannya yang paling ceria."Layla tidur di pinggir, biar Papa peluk Mama," ujar Aaron terkikik geli menggoda putrinya. "Eumm, tidak boleh!" pekik anak itu malah berdiri di atas ranjang. "Papa tidur di sini, terus di tengah Layla, terus di sini Mama!" seru anak itu kembali berbaring. "Anak pintar...." "Aaaaa... Papa! Papa tidak boleh nakal! Haha... Papa!" "Monster besar akan memakan Layla!" seru Aaron sebelum ia memeluk anak itu dan membuatnya kegelian.

    Last Updated : 2023-10-22
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Melepaskan Rindu yang Terdalam

    Valia diam di dalam kamarnya, ia duduk di atas ranjang setelah kepalanya merasa pusing. Selama ini ia selalu sakit-sakitan, ada masalah dengan tubuhnya yang selalu Rosalia simpan dan sembunyikan dari Valia. Pintu kamar terbuka, nampak Aaron berjalan masuk ke dalam sana dan menatap Valia yang duduk tersenyum padanya. "Aku kira kau di tempat Kakek, Layla sedang di sana bersama Kevin," ujar Aaron melepaskan tuxedo hitam dan arloji yang dia pakai. Laki-laki itu mendekati Valia dan naik di atas ranjang. Ia menarik kedua kaki Valia dan menjadikan pangkuan Valia sebagai bantalnya. "Tubuhku sedang tidak enak, entah kenapa." Valia berkata, ia mengusap pipi Aaron dengan lembut. Seketika Aaron langsung tebangun, ia menatap kedua iris cokelat Valia dari jarak yang sangat dekat. "Apa kau sakit, hem?" Aaron mengusap pipinya. "Tidak. Tapi selama empat tahun ini aku selalu merasa tertekan hingga semua beban pikiranku mengganggu kondisi kesehatan tubuhku. Tapi kau jangan khawatir." Valia menang

    Last Updated : 2023-10-23
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Keras Kepala, Seperti Aaron

    Pergi jalan-jalan bersama Aaron dan Layla, itu semua bagai mimpi untuk Valia. Rasanya semua khayalan yang selama ini diam-diam ia rakit telah Tuhan kabulkan. Malam ini, mereka berdua berada di sebuah pasar malam yang sangat ramai dengan beberapa wahana dan para penjual dari makanan, sampai aksesoris, lapak permainan, dan banyak lagi."Waahh... Bagus. Layla suka!" pekik anak itu, ia lompat-lompat kesenangan di hadapan Aaron dan Valia. Layla sangat heboh, untung saja Valia dan Aaron menggandeng tangan mungil Layla, kalau tidak, mungkin dia sudah berlari ke sana kemari. "Layla mau main apa? Mau naik bianglala?" tawar Valia menunjuk sebuah bianglala di depan sana. "Mama, Layla mau itu! Mau beli itu!" pekiknya menunjuk ke arah sebuah wahana di depan sana. "Mau kuda yang berputar di sana, Ma!" Kedua mata Valia langsung terbeliak. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh gemas pada sang putri. "Sa-sayang... Itu tidak dijual, tidak boleh ya," seru Valia menatapnya. "Huuu... Pokok

    Last Updated : 2023-10-24
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Gaun Pengantin Tercantik

    "Di mana Valia? Nenek ingin mengajaknya sebentar!" Suara Caroline membuat Valia menoleh, Valia yang tadinya berada menemani Layla di ruang tengah, sontak ia langsung berdiri. "Oma," lirih Valia membuat wanita tua itu menoleh. Seketika wanita itu tersenyum manis, ia langsung mendekatinya dan menepuk pipi Valia. "Sayang, Oma mencarimu dari tadi," ujar Caroline."Ada apa Oma? Valia sedang menemani Layla mewarnai," ujar Valia menoleh ke arah Layla yang sedang asik sendiri. Anak itu menoleh ke arah Oma dan Mamanya. "Oma mau ngajak Mamaku ke mana? Jangan dibawa pergi ya, nanti Papa marah!" serunya dengan wajah cemberut, sangat mirip dengan Aaron. Hanya kekehan gemas dari Caroline. "Bilang ke Papa, kalau Oma pinjam Mama sebentar ya, Sayang," seru Caroline sebelum ia menarik lengan Valia. Layla cemberut tanpa mengeluarkan suaranya sedikitpun. Ia sudah tahu kalau dia menjerit maka Valia akan marah padanya, hingga anak itu memilih diam. Perlahan-lahan, Layla turun dari kursi kayu dan b

    Last Updated : 2023-10-25
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kau Paling Tahu Isi Hatiku

    "Mama cantik sekali dengan gaun ini, Mama. Seperti eum... Princess!" Valia tersenyum hangat, ia menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu Mama kembali masuk dulu ya, gaunnya akan dipakai lagi besok lusa, Sayang. Biar tidak kotor, ya?" "Iya Mama!" Acungan jempol Layla berikan pada sang Mama. Di sana, Layla menolah pada sang Papa dan memberikan tatapan kesal. Marahnya ternyata belum hilang. Sedangkan Aaron ia berdehem, berpura-pura biasa saja. Meskipun marahnya Layla juga cukup menakutkan untuknya, anaknya itu berpengaruh besar di rumah ini. Bisa-bisa Aaron akan dimarahi habis-habisan oleh Rodrick. Layla keluar dari dalam mansion, anak itu membawa burung kecil malang yang mati tadi di tangannya, ia duduk di bawah ujung anak tangga dan cemberut menatap 'bird' berwarna cokelat yang dia sukai. "Bird, sudah bertemu dengan Tuhan ya? Tuhan bilang apa? Papaku nakal ya, Bird? Maaf ya..." Layla mengusap bulu-bulu hewan itu. "Nanti Layla akan aduin Papa ke Mam-"Tiba-tiba saja Layla tersungku

    Last Updated : 2023-10-25
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Bertampang Dingin Berhati Hangat

    "Layla, kau kenapa? Manyun terus? Kau kan sudah punya Papa. Kenapa masih cemberut?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Leo, Cucu dari Tuan Oktav, penasihat keluarga Jazvier. Anak laki-laki itu diperintah oleh Kakeknya menemani Layla, baik di sekolah, maupun di mansion. Dan mereka saat ini bermain dekat sungai. Leo memperhatikan Layla yang tidak cerewet seperti biasanya, bahkan pertanyaan Leo pun juga tidak dijawab. "Layla," panggil Leo lagi, anak laki-laki itu menekan pipi bulat Layla dengan jari telunjuknya. "Batraimu lobath hah? Kok diam saja? Aku pergi nih!" "Jangan! Jangan pergi!" Layla menarik lengan Leo. "Kalau Leo pergi, Layla adukan ke Opa, biar Leo dipecat jadi bodyguard-nya Layla!" Anak laki-laki kecil itu merotasikan kedua matanya. "Ya, memang lebih baik dipecat saja," lirih Leo. "Itu... Leo, Papanya Layla mau pergi. Mama sedih kalau Papa pergi," ujar Layla. "Sedih kenapa? Papaku juga pulang pergi setiap bulan, Mamaku biasa saja." Leo membeo. "TAPI INI BEDA!" teria

    Last Updated : 2023-10-26

Latest chapter

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    AKHIR YANG BAHAGIA

    Pemandangan yang indah saat Valia menatap anak dan menantunya tengah menikmati hari yang indah di taman mansion pagi ini. Waktu berjalan dengan cepat, Valia percaya dengan adanya cinta sejati dan ia tidak salah menempatkan hatinya sejak awal pada orang yang mau menjadi sandarannya hingga kini. "Sedang apa, Sayang?" sapa Aaron mendekati Valia. "Hem, tidak ada. Senang sekali melihat mereka, dan tempat ini...." Valia mendongak menatap seisi mansion yang tidak berubah sama sekali. Tempat itu sangat terawat dan juga bersih bahkan beberapa barang-barang yang dulu Valia tinggalkan masih di tempat. Betapa membekas kuat semua kepingan-kepingan ingatannya dari kisah cinta hingga kebenciannya kepada Aaron yang kini sudah tertutup rapat. "Tempat ini masih khas dengan segala hal yang menyangkut kita," ujar Aaron menatap Valia dan memeluknya. "Dan aku merasa bahagia bisa menua bersamamu." Valia tidak yakin mendengar apa yang suaminya katakan barusan, tapi ia merasa tersentuh begitu Aaron men

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Ceritakan Pertemuan Mama dan Papa

    Trieste, Italia. Seperti masa kecil Mamanya, shopie terlihat sangat heboh saat dia telah sampai di Trieste. Tepatnya di mansion milik sang Opa. Bangunan super megah yang dikelilingi pemandangan laut yang indah. Tidak ada yang berubah di sana, Layla dan Nathaniel juga sangat menikmati keindahan tempat itu. "Wahh... Bagus sekali, kenapa aku dulu tidak betah tinggal di sini Ma? Padahal bagus sekali!" Layla memeluk lengan Valia dan mereka berjalan di teras samping samping mansion."Entah karena apa dulu, mungkin karena kita kasihan pada Kakek," jawab Valia. Ia tidak mau mengingatkan masa lalu yang cukup buruk pada Layla. Nathaniel bersama Aaron di depan sana, laki-laki itu menggendong Shopie yang sudah bingung ingin pergi mengelilingi mansion. Sementara Valia masih bersama dengan Layla. Valia merasa ada sesuatu yang menyentuh hati terdalamnya, tempat ini mempunyai ribuan kisah Valia dan Aaron, dari benci, marah, ambisi, obsesi, hingga cinta yang sangat tulus. Sosok Aaron yang sama

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kembali Untuk Berlibur

    Lima Tahun Kemudian..."Shopie! Jangan lari-lari nanti jatuh..." Suara teriakan keras itu berasal dari bibir Layla yang berdiri di dalam rumah memperhatikan putri kecilnya yang terlihat begitu kesenangan. Shopie Tan Ferdherat, gadis cantik yang memiliki wajah sangat mirip dengan Mamanya. Dia juga sangat keras kepala seperti Papanya, dan Sopie anak yang manja, seperti Mamanya. "Mi, katanya nanti malam mau pergi sama Opa dan Oma, ayo... Sopie bantu-bantu Mami!" seru anak itu lompat-lompat kesenangan. "Iya, tapi nanti dulu, Sayang... Sekarang Shopie naik ke atas yuk, jangan lari-larian di bawah. Mami mau ke atas." Layla mengulurkan tangannya pada Shopie. Anak itu pun seketika mengangguk antusias, mereka berdua langsung berjalan ke lantai atas dan Sophie berjinjit membuka pintu kamarnya. Di dalam sana, anak itu menatap Papanya yang masih tertidur dengan santai dan nyenyak. Shopie tersenyum tipis, ia berjalan perlahan-lahan naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Papanya. "Papi... Ay

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Janji yang Tak Akan Diingkari

    "Mama dan Papa akan sering-sering ke sini untuk memantau Layla, karena Papa perhatikan akhir-akhir ini kau sangat sibuk sampai sering meninggalkan istrimu sendiri yang di rumah." Aaron mengatakan hal itu kepada menantunya, dan tentu saja nontonnya langsung mengangguk setuju disadarinya ia memang tidak pernah ada waktu untuk Layla. Bukan berarti Nathaniel merasa leluasa, ia juga berusaha mencari celah di mana ia bisa meliburkan diri dan menjaga Layla seperti suami-suami di luar rencana pada umumnya. "Iya Pa, aku juga mencari waktu yang tepat untuk libur. Aku terus kepikiran dan tidak bisa fokus saat bekerja," ujar Nathaniel. "Harusnya di saat usia kandungan istrimu sudah tua seperti ini kau libur rumah karena bayi lahir itu tidak tahu kapan dan juga sulit untuk diprediksi," jelas Aaron pada Nathaniel. Nathaniel diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Papa mertuanya, ia sadar kalau dirinya memang keliru. Aaron juga orang yang sangat gila kerja, sama seperti dirinya tapi beda

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Mencoba Untuk Menjadi Paling Pengertian

    "Kalian ini... Apa tidak bisa ditunda sampai besok pagi, hah?!" Nathaniel marah saat masuk ke dalam ruangannya, di dalam sana semua rekannya sudah menunggu. Laki-laki itu meletakkan dengan kasar kunci mobilnya di atas meja, karena ia sudah menduga kalau di rumah Layla pasti marah padanya. "Ya bagaimana lagi?!" sahut Regar frustrasi. "Huhh... Sialan kalian, jadi jadwal kemarin itu salah?!" Nathaniel menatap mereka semua. "Salah!" jawab keempat orang itu kompak. Helaan napas panjang terdengar dari bibir Nathaniel. Saat itu juga ia langsung duduk di kursinya dan mulai membuka laptopnya dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Namun tetap saja Nathaniel tidak bisa tenang memikirkan Layla yang ia tinggalkan di rumah sendirian. Laki-laki itu pun mengambil ponselnya dan ia menghubungi Papa mertuanya karena hanya Aaron yang bisa membantunya saat ini. "Halo Pa, Pa aku boleh minta tolong, tidak?" pinta Nathaniel. "Hem, ada apa jam segini kok menelepon Papa? Apa terjadi sesuatu pada Layl

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kapan Ada Waktu Untukku

    Beberapa Bulan Kemudian...Kandungan Layla sudah memasuki tujuh bulan. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan Layla menjalani hari-harinya dengan sangat bahagia besama suaminya. Nathaniel, menjadi suami super posesif dan selalu memantau Layla dari segala kondisi, bahkan mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. "Layla ke mana, Bi?"Suara Nathaniel di ruang tamu sore ini membuat Layla langsung menoleh, gadis itu tengah beduaan dengan Jeremy di dalam ruangan keluarga. Seketika Layla meminta Jeremy menutup pintu ruangan itu. Sehari saja, Layla ingin suaminya itu tidak terlalu posesif, Layla pusing dengan sifat Nathaniel yang sangat menyebalkan. "Sudah Kak," ujar Jeremy seraya terkikik geli anak itu berjalan mendekati Layla seraya membawa roti sus miliknya. "Sini-sini, duduk di samping Kakak. Biar saja Kak Nathan teriak-teriak di luar, Kakak pusing sekali dengannya," keluh Layla mendongakkan kepalanya. "Tapi kata Mami Valia, kalau dicereweti Papi Aaron, tandanya Papi Aaron i

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Rumah Megah untuk Istriku

    Setelah acara pernikahan, Layla dan Nathaniel pulang ke rumah mereka sendiri. Nathaniel adalah laki-laki mapan yang sudah mempersiapkan segalanya sebelum menikah. Ada dua pembantu di rumahnya yang akan mengerjakan pekerjaaan rumah dan membantu Layla. Dan Nathaniel memberikan rumah itu pada Layla untuk hadiah pernikahan mereka. "Rumahnya bagus sekali," cicit Layla seraya menoleh dan menatap wajah tampan Nathaniel. "Kau suka?" Nathaniel mengusap pucuk kepala Layla. Layla pun mengangguk dengan mantap. "Sangat! Ini rumah paling bagus yang pernah Layla lihat. Seperti istana kalau dilihat dari luar, ada kerucutnya di atas sana!" seru Layla tersenyum. "Ya, memang desain awalnya aku buat seprti itu, agar tidak ada yang menyamainya." Layla hanya mengangguk saja, dan ia berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Tangga melengkung dan lebar, lantai mengkilat dari marmer berwarna cream, dan beberapa pilar besar di dalam ruangan, serta lampu kristal besar yang menggantung di langit-lan

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kita Telah Resmi

    Pernikahan yang dimimpikan selama ini oleh Layla benar-benar terlaksana. Dalam hitungan detik demi detik pernikahan mereka sudah resmi.Dan begitu pula yang dirasakan oleh Nathaniel. Memiliki Layla seutuhnya dan ke mana-mana bisa ia jaga dan ia bawa, adalah cita-cita Nathan sejak dia masih kecil. Layla dan Nathaniel kini tengah sibuk dengan para tamu, tak lain adalah para teman-teman Nathaniel, karena Layla sendiri tidak memiliki teman. "Selamat ya kalian berdua, wahhh... Kapan ya aku nyusul?" seru Vargo menepuk pundak Nathaniel. "Mulutnya!" sinis Caley merangkul dan memukul punggung Vargo hingga laki-laki dengan tuxedo abu-abu itu tertawa. "Ya... Siapa tahu saja yang kedua kalinya." Vargo menjawab dengan sangat santai. Seketika Nathaniel terkekeh, ia menggenggam tangan Layla dan mengecupnya dengan lembut. "Jangan mendengarkan Sayang, mereka ini laki-laki gila!" sinis Nathaniel seraya menatap aneh pada semua temannya. "Iya, mereka lucu," ujar Layla. Layla merasakan ia seperti

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kesayangannya Layla

    Hari yang dinanti-nanti oleh Layla dan Nathaniel esok pagi akan terlaksana. Mereka semua keluarga kini berada di sebuah hotel milik keluarga Ferdherat. Hotel bintang lima yang berada di tengah-tengah kota Berlin. Laila Tengah berada di dalam kamarnya bersama Sarah, Caroline, Rosalia dan juga Valia. Keluarga Jazvier yang datang jauh-jauh hanya ingin melihat Layla menikah dengan Nathaniel. "Tidak terasa kita sudah tua ya Sarah, Cucu kita besok sudah mau menikah," ujar Caroline pada Sarah. "Iya, aku merasa seperti kemarin kita mengasuh anak-anak, tapi sekarang mereka sudah menikah saja. Ini waktu yang terlalu cepat atau apanya yang salah?" gumam Sarah seraya duduk bersandar. Valia bersama Rosalia duduk di atas ranjang bersama Layla yang berbaring bersama Jeremy. "Sepertinya tidak ada yang salah, Nenek saja yang menolak tua," sahut Jeremy tiba-tiba, anak itu sangat cerdas. Mendengar apa yang dikatakan bocah itu sontak membuat semua orang di dalam ruangan tersebut langsung tertawa.

DMCA.com Protection Status