Share

Bab 3

Penulis: Nietha_setiaji
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sekretaris Pete terlihat berjalan bersama seorang gadis, memasuki gedung perkantoran salah satu milik Hamzah Grup, yaitu tempat yang menjadi kantor tuan muda Reynold.

Dengan yakin sekretaris Pete meminta gadis itu untuk masuk ke ruangan tuan muda Reynold.

Reynold terlihat mengamati gadis itu dengan seksama.

Gadis itu adalah gadis pertama yang dibawa oleh sekretaris Pete di masa pencarian gadis perawan selama lima puluh hari.

Gadis lugu dengan penampilan apa adanya. Dari gaya berpakaiannya, sepertinya sekretaris Pete menemukan gadis itu di pinggiran kota.

Cukup lama Reynold mengamati gadis yang berusia sekitar sembilan belas tahun itu.

Reynold mengamati setiap detail yang ada pada gadis itu.

"Kau yakin masih perawan?" tanya Reynold menelisik.

Gadis muda itu mengangguk namun terlihat sedikit ragu.

Mendengar Reynold mulai berbicara, sekretaris Pete terlihat berjalan keluar,  memberikan ruang pribadi kepada Reynold, supaya lebih bisa menilai apakah gadis yang dibawanya adalah gadis perawan yang Reynold cari.

"Kau yakin?" tanya Reynold menelisik.

Gadis itu kembali mengangguk pelan.

"Sekarang, coba lepas semua pakaianmu dan mendekatlah," ucap Reynold.

Mendengar hal itu, dengan ragu gadis muda yang diketahui bernama Anna itu mulai melepas bajunya satu per satu.

Dia terlihat ragu-ragu, namun tetap menuruti apa yang diperintahkan kepadanya.

"Kemarilah," ucap Reynold seraya mengayunkan tangannya sebagai isyarat meminta gadis itu untuk mendekat.

Gadis itu mulai berjalan mendekat ke arah Reynold, pria tampan dengan setelan jas yang menawan.

Sisiran rambutnya begitu rapi dan berkilap, wangi aroma tubuhnya terkesan mewah, membuat setiap orang yang mencium aroma tubuhnya akan terpesona, siapapun yang melihatnya tidak akan mampu menolak apa yang menjadi kehendaknya, karna dialah sang kasanova.

Gadis muda itu mendekat perlahan hingga akhirnya sudah berada tepat di depan meja kerja Reynold.

"Mendekatlah," pinta Reynold.

Mendengar itu, sang gadis muda mulai melangkahkan kaki ke samping, melewati meja kerja dan akhirnya berdiri tepat di samping Reynold.

Gadis itu hanya memakai celana dalam dan bra yang terlihat sedikit kumal, tidak nampak seksi atau bahkan menarik, karna bentuk tubuhnya sangat biasa.

"Lepaskan penutup dadamu," pinta Reynold.

Gadis muda itu sempat menatap Reynold beberapa waktu, sebelum akhirnya menuruti apa yang Reynold perintahkan.

Sekarang, dia terlihat bertelanjang dada, memperlihatkan ukuran dadanya yang tidak terlalu besar.

Reynold mulai mendekat ke arah gadis itu, dengan cepat menyentuh dada tak berisi itu.

"Kau yakin masih perawan?" tanya Reynold. Gadis itu kembali mengangguk.

Reynold kembali terlihat mengelus lembut dada gadis muda itu. Tidak ada perlawanan, gadis muda itu terlihat menerima perlakuan Reynold.

Melihat itu, Reynold semakin berani, dia memainkan tangannya dengan begitu trampil. Dia meremas dada ranum dan kecil itu, tidak ada yang istimewa, ukurannya biasa dan tidak terlalu menggairahkan untuk sang casanova.

"Sekarang kau sudah tidak perawan," bisik Reynold tepat di sebelah telinga gadis muda itu, yang terlihat menikmati remasan pelan di dadanya.

"Kau ingin lebih? Berbaringlah, aku akan memetik bungamu," ucap Reynold sembari menjilat telinga kiri gadis muda itu.

Ada ketakutan mulai tergambar di wajah gadis muda itu. Dia melangkah mundur, berusaha menghindari Reynold.

"Keluar dari ruanganku!" teriak Reynold, disusul dengan langkah kaki penuh ketakutan dari gadis muda itu.

Rupanya sedari tadi Reynold berusaha memberi ujian kecil, melihat apakah gadis muda itu benar benar masih perawan seutuhnya atau bukan.

Dengan pengalaman yang panjang, tentu itu adalah hal yang sangat mudah bagi Reynold.

"Sekretaris Pete!" teriak Reynold memanggil sekretaris Pete yang sedari tadi berdiri di balik pintu ruang kantornya.

"Iya tuan muda," ucap sekretaris Pete gugup.

"Dari mana kau dapat penipu seperti itu, jangan kau ulangi kesalahan yang sama," ucap Reynold dengan nada yang cukup tinggi.

"Baik tuan muda. Keluarganya meyakinkan jika gadis itu masih perawan seutuhnya. Bagaimana tuan muda bisa tau jika dia bukan perawan yang tuan cari?" tanya sekretaris Pete menelisik ingin tau.

Mendengar pertanyaan itu, Reynold tertawa sejadi jadinya.

"Sekteraris Pete, itu mudah saja, dia tidak menolak sedikitpun ketika aku memintanya membuka pakaian, bahkan menyentuh dadanya. Itu bukan pengalaman pertamanya, dia sudah sering melakukan hal itu," ucap Reynold memberi penjelasan.

Jelas, tidak ada yang lebih faham mengenai seluk beluk wanita melebihi sang casanova ini. Pengalamannya sungguh tiada tanding. Dia bisa tidur dengan gadis manapun sesuka hati, tidak ada penolakan, bahkan sebagian gadis menyerahkan tubuhnya dengan cuma cuma.

"Cari yang lebih baik," perintah Reynold kepada sekretaris Pete.

"Baik tuan muda, saya akan berusaha."

Hari hari sekretaris Pete diisi dengan masa pencarian sang perawan. Banyak tempat yang didatanginya hanya untuk mencari perawan seutuhnya yang menjadi syarat mendasar dalam pencarian calon istri sang pewaris tunggal.

Sebelum lima puluh hari, dan itu sangat singkat sekali.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Happy Love
penasaran sih, aku semangat baca tuntas
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 4

    Sekretaris Pete terkejut ketika memasuki ruang kamar kakek Hamzah. Kondisinya sangat berbeda jauh dibandingkan dengan beberapa hari lalu. Kakek Hamzah berdiri dengan tegap, memakai setelan jas putih dengan tongkat andalannya yang dia gunakanan untuk membantunya berdiri lebih seimbang.Rambutnya memang sedikit memutih dan dia sama sekali tidak berniat untuk memolesnya dengan cat warna walau hanya untuk sekedar membuatnya lebih terlihat muda. Usiaya hampir delapan puluh tahun, namun pancaran ketampanananya tidak luntur sedikitpun.Wajahnya berkharisma, teduh dan enak dipandang. Ketampanan yang sudah mendarah daging, mungkin R

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 5

    Kantor tuan muda Reynold terlihat begitu ramai, ada beberapa orang berdiri di pojok ruang tunggu dan beberapa diantaranya bergerombol di beberapa sudut."Sekretaris Pete!" teriak seorang kariawan wanita yang melihat sekretaris Pete berjalan cepat menuju ke arah ruangannya. "Iya Maria, ada apa?" tanya sekretaris Pete pada wanita muda yang merupakan seorang resepsionis yang bekerja di gedung E, tempat di mana tuan muda Reynold berkantor. "To-tolong saya, beberapa gadis di luar ingin bertemu dengan tuan muda, saya tidak mengizinkanya karena mereka belum membuat janji." Mendengar itu, sekretaris Pete terlihat mengerutkan dahi."Baiklah, coba aku lihat mereka dulu." ucap sekretaris Pete, lalu di

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 6

    Masih di hari hari pencarian.Sekretaris Pete berusaha sekuat tenaga untuk menemukan gadis itu, dia berusaha mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai gadis istimewa yang mungkin saja ada di sudut negeri. Dia tidak ingin salah memilih, memberikan undangan pada gadis yang tidak tepat, yang berakibat akan ada amarah dan gertakan dari tuan muda yang begitu dia jaga.Di dalam kantornya, Reynold terlihat begitu sibuk dengan pekerjaannya, beberapa kali dia melirik ke arah jam tangan mahal yang melingkar di tangan kirinya. Siang ini dia ada janji dengan sekretaris Pete, ada tiga gadis yang harus ditemuinya. Reynold sejatinya adalah sang casanova,

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 7

    PencarianSetelah Natasya keluar dari kantor tuan muda Reynold, sekretaris Pete sudah bisa menebak apa yang telah terjadi, bagaimana situasi di dalam, sama seperti halnya kemarin, tidak ada yang bisa diperjuangkan. Sekretaris Pete berusaha mempersiapkan gadis kedua. Mungkin saja akan lebih beruntung. Dia adalah Diana, anak seorang pemilik perkebunan di pinggiran kota Jakarta. Penampilannya cukup menarik, itu menurut sekretaris Pete. Kulit putih bersih bak keramik bening yang menyilaukan mata, rambut sebahu yang terurai bergelombang. Wajah oval dengan mata bulat yang berhias bulu mata lentik, hidung mancung dan bibir merah, cukup seksi dan menggairahkan bagi siapa saja yang melihat. Usianya masih sekitar dua puluh tahun, jiwa muda yang bergairah penuh semangat yang membara, kekuat

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 8

    Matahari Sore"Bagaimana sekretaris Pete, sudah ada perkembangan?" tanya kakek Hamzah kepada sekretaris Pete yang berdiri di belakangnya."Maaf tuan, saya belum menemukan gadis itu," ucap sekretaris Pete seraya menunduk.Seperti biasa setiap sore, kakek Hamzah berdiri di jendela kaca yang berhadapan langsung dengan taman indah, taman indah peninggalan menantunya yang begitu dia sayangi, mennggu matahari terbenam yang nampak menyejukkan hati. Dia berdiri, dengan tangan di belakang, berusaha menegakkan tubuhnya yang mulai rapuh karena tua. "Berusahalah sekretaris Pete, bantu aku sebisa mungkin," ucap Tuan Hamzah tanpa membalikkan tubuh."Saya akan berusaha sebisa mungkin tuan

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 9

    Takdir Reynold terlihat sibuk di kantornya, pekerjaan seolah tak ada habisnya, begitu banyak hal yang harus dia kerjakan. Beberapa kali sekretaris Pete membantu Reynold menyiapkan beberapa berkas yang harus dia tanda tangani. Mereka berdua sama sibuknya, tidak ada waktu sedikitpun untuk sekedar menenggak secangkir kopi yang sudah tersaji di meja, masih utuh dan sudah menjadi dingin. "Tuan muda, hari ini ada meeting dengan pak William di Hotel Graha jam 11 siang, lalu saya ingatkan lagi nanti sore ada peringatan meninggalnya nyonya Elle dan tuan Alex," sekretaris Pete mengingatkan beberapa jadwal yang hari ini harus dikerjakan oleh Reynold. "Iya, aku sudah ta

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 10

    Si cantik"Aldo, jemput saya sekarang," Reynold terlihat berbicara dengan seseorang di telephone, dia adalah Aldo supir pribadinya yang sedang tidak di tempat karena mengantar Monalisa."Baik tuan," jawab Alno singkat.Beberapa menit setelahnya Mobil mewah berwarna biru tua itu telah sampai di depan lobby hotel. Melihat mobilnya sudah siap, Reynold segera melangkahkan kaki menuju ke arah mobil dan bergegas memasukinya. Aldo terlihat mendongakkan kepala, memandang ke kiri dan ke kanan seolah mencari sesuatu."Apa yang kau cari Aldo?" tanya Reynold setelah melihat prilaku aneh Aldo."Sekretaris Pete tuan muda,"

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 11

    Perbincangan serius "Kakek, aku sudah mengambil bunganya," ucap Reynold ketika memasuki rumah dan bertemu dengan kakeknya. Reynold terlihat meraih tangan kakeknya itu dan menciumnya lembut. "Bisakah aku meminjam seratus lima puluh ribu? Aku naik taxi dan aku tidak memiliki uang cash," lanjut Reynold. "Minta bik Inah untuk membayar tagihan Taximu," perintah kakek Hamzah. "Baiklah kek," ucap Reynold singkat lalu dia berlalu untuk mencari bik Inah. Reynold me

Bab terbaru

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 245

    Semuanya MembaikSatu tahun berlalu, sepertinya semuanya membaik. Aron sudah sehat, menjadi anak yang ceria, namun dia tetap harus mendapatkan terapy untuk tumbuh kembangnya. Benturan di kepala ketika kecelakaan yang dia alamai setahun yang lalu menyisakan masalah yang harus diseleseikan, tubuhnya harus banyak dilatih supaya bisa tumbuh dengan normal, namun semuanya bisa diatasi, dia tumbuh dengan baik. Aron memiliki sumber daya, dia menjadi putra tertua Reynold Hamzah.Tuan Domani mendapatkan hukumannya, sesuai dengan kejahatan yang dia lakukan. Dia akan lama berada di penjara, lebih dari sepuluh tahun. Dia dan istrinya memutuskan untuk berhenti memperjuangkan Aron, menyerahkan Aron pada tangan yang tepat. "Ayah pulang," ucap Reynold ketika masuk ke dalam kamar anak anaknya. Di sana terlihat Aron sedang bermain dengan perawat Susi, sedangkan Arion, putra keduanya yang berusia lima bulan berada di gendongan Devanka. Mendengar suaminya datang, Devanka memberi isyarat kepada Reynold un

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 244

    Tabir Rencana PembunuhanTuan Domani masuk ke dalam kamarnya, dia mulai duduk di tempat tidur. Dia terlihat menghela nafas panjang, lalu mulai menangis sejadi jadinya, dia tidak menyangka apa yang direncanakannya justru menyebabkan penyesalan yang mendalam. Tuan Domani mengingat waktu ketika dia bertemu dengan dua orang kepercayaannya.Di ruang kunjungan penjara, terlihat tuan Domani sedang menemui pengunjung yang merupakan dua orang anak buahnya, anak buah kepercayaannya."Semua sudah siap tuan, kami akan melaksanakan semua perintah tuan," ucap salah seorang. "Baiklah, lakukan dengan baik, saya tidak ingin ada kesalahan sekecil apapun," ucap tuan Domani. "Baik tuan, kami akan mulai mengintainya, dan ketika ada kesempatan, kami akan segera melaksanakan rencana itu," ucap orang yang lain. Dua orang dengan pakaian serba hitam itu terlihat begitu serius dan menakutkan. Sepertinya ada rencana jahat yang serang mereka rencanakan. Satu jam sebelumnya, tuan Domani sudah bertemu dengan asi

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 243

    Tersandung RasaDevanka dan Reynold sudah berada di rumah sakit tempat pembacaan hasil tes DNA, di sana sudah ada cukup banyak wartawan, perwakilan dari rumah sakit, dan beberapa orang yang memiliki kepentingan. Dari pintu terlihat seorang wanita yang tidak asing bagi Reynold."Kenapa dia ada di sini," bisik Reynold seraya melihat ke arah wanita bertubuh tambun itu. Terlihat elegan, berkelas dengan dress warna putih, membuat penampilannya menarik walaupun berbobot lebih dari delapan puluh kilogram."Siapa Rey?" tanya Devanka."Dia," ucap Reynold seraya melihat ke arah wanita itu. Devanka mengarahkan matanya, terlihat mengerutkan dahi, lalu dia menyakini bahwa belum pernah melihat wanita itu sebelumnya. "Dia nyonya Domani, istri dari presdir Domani. Untuk apa dia datang, dia juga di temani pengacara," ucap Reynold."Apa jangan jangan," ucap Reynold terhenti ketika melihat seseorang mulai berbicara dari alat pengeras suara.Salah seorang perwakilan dari rumah sakit terlihat sudah menai

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 242

    Upacara PemakamanSemua orang mengantar kepergian Monalisa, dengan tatapan kesedihan, hati yang lara, menyakitkan, seorang ibu harus meninggalkan anaknya yang masih berusia tiga bulan bulan. Bayi kecil itu bahkan belum mengenal ibunya dengan baik, belum belajar memanggilnya, mengenali suaranya dengan jelas, belum meraba raba wajahnya, banyak hal yang belum dilakukan dan itu sangat menyayat hati.Semua orang memakai pakaian serba hitam, menandakan hati yang sedang kelam. Devanka terus menangis, menempel di dada suaminya, mencari perlindungan dari rasa sakit kehilangan. Monalisa di makamkan di area pemakaman elit untuk kelas atas, yang memiliki harga hampir setengah miliar per kaplingnya. Tuan besar Hamzah mengatur semua upacara pemakaman dan Monalisa mendapatkan penghormatan terakhirnya dengan layak.Di dalam penjara, ayah Monalisa menatap tembok, menyembunyikan kepedihannya. Dari punggungnya terlihat bahwa dia sedang menangis, tersedu sedu, seorang pria yang sangar akhirnya bisa tumba

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 241

    Cinta MembaraJaksa Putri sampai di rumah sakit, dia dan Evo segera berlari masuk. Di depan pintu unit gawat darurat ada tuan muda Reynold, inspektur Yusuf, sekretaris Pete dan juga beberapa anak buah dari inspektur Yusuf.Langkah Evo terhenti, dia terdiam sejenak."Itu inspektur Yusuf?" tanya Evo."I-iya, kau mengenalnya? tanya jaksa Putri."Ayo kita segera mendekat ke sana," ucap Evo yang kemudian melanjutkan langkahnya mendekat ke arah ruang unit gawat darurat."Selamat malam," sapa jaksa Putri pada semua orang yang ada di sana."Oh, jaksa Putri, kau juga ada di sini?" tanya inspektur Yusuf."Jaksa Putri menangani kasus Monalisa," ucap sekretaris Pete."Oh begitu rupanya, bagaimana kelanjutan kasusnya?" tanya inspektur Yusuf."Hasil tes DNA akan diumumkan besok pagi, kasus ini mendekati akhir," ucap inspektur Yusuf."Walaupun dia sudah tidak ada, kau harus menuntaskan kasusnya, hingga selesei," pinta inspektur Yusuf."Ti-tidak ada?" tanya jaksa Putri yang belum mengerti dengan situ

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 240

    Debaran Hati Sang JaksaTiba tiba seolah awan mendung berkumpul di langit, sunyi sepi, dengan hembusan angin dingin. Sebentar lagi badai kepedihan akan menerjang. Kabar duka ini sungguh sangat mengerikan.Devanka terhuyung, pandangannya gelap, lalu tidak sadarkan diri."Rey," bisiknya setelah tersadar dan dia mendapati dirinya sudah berada di sebuah ruang perawatan."Dev, kau sudah siuman," bisik Reynold seraya mendekat ke arah Devanka, menggenggam tangannya lalu memeluknya erat untuk sekedar menyalurkan perasaan."Aku sungguh tidak menyangka Monalisa akan seperti ini," ucap Devanka, lalu dia kembali menangis. "Tenanglah," bisik Reynold. "Ada Aron yang harus kau pikirkan, kau harus bangkit dan kuatkan hatimu," bisik Reynold."Anak sekecil itu Rey, dia harus kehilangan ibunya," ucap Devanka dalam tangis."Rey, kakek sudah meminta orang untuk menyiapkan prosesi pemakaman, kita urus saja," ucap kakek Hamzah seraya memegang bahu Reynold."Baik kek," ucap Reynold. Devanka melepaskan pel

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 239

    Sebuah KehilanganReynold dan Devanka masuk ke dalam rumah sakit. Mereka terlihat gugup, mencari keberadaan Monalisa juga Aron."Nur, hubungi Aldo dan sekretaris Pete, minta mereka menghubungi inspektur Yusuf untuk mengurus masalah ini," pinta Reynold pada pengawal Nur."Baik tuan," ucap pengawal Nur yang kemudian segera menjalankan perintah tuan mudanya itu.Beberapa saat kemudian, Aldo dan sekretaris Pete sudah ada di gurun hijau, bersama dengan inspektur Yusuf dan tim investigasi. "Ini semua rekaman kamera pengawas yang ada di tempat ini, mereka benar benar sudah merencanakannya," ucap inspektur Yusuf yang terlihat mengecek hasil tangkapan kamera pengawas yang dia kumpulkan."Mereka mensabotase kamera pengawas, semuanya," ucap inspektur Yusuf. Mendengar hal itu, Sekretaris Pete terlihat berpikir."Bagaimana dengan kamera dashboard? mobil antik tuan besar Hamzah di pajang di gedung ini, berhadapan langsung dengan lapangan golf. Mobil itu dilengkapi kamera dashboard yang selalu meny

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 238

    Tragedi Pesta LampionDevaka terlihat begitu cantik, dengan gaun berwarna putih, transparan di bagian lengan dan punggung. Perutnya yang sudah terlihat lebih menonjol membuat penampilannya semakin menawan, ibu hamil yang mempesona. Kehamilannya memasuki usia tiga bulan, kehamilan yang sehat dan di dambakan hampir semua orang, karna Devanka sama sekali tidak merasa repot, mual muntah berlebihan, sakit di sana sini, dia tidak merasakan itu semua, perasaannya hanya sangat bahagia, menerima kehamilannya dengan perasaan luar biasa."Kau cantik," ucap Reynold."Terimakasih, apa tidak terlihat gendut? sepertinya berat badanku naik," ucap Devanka."Tidak dan tidak menjadi masalah, kau harus banyak makan, supaya kehamilanmu sehat," ucap Reynold yang terlihat memeluk Devanka dari belakang, tepat di depan cermin besar yang ada di kamarnya. "Semoga kau tidak melihat wanita lain setelah melihatku bertambah berat badan," ucap Devanka seraya tersenyum."Tidak mungkin, aku hanya jatuh cinta padamu,"

  • Gadis Perawan Untuk CEO   Bab 237

    Kasih Tulus Devanka pada AronDevanka dengan telaten mengurus Aron, terlihat seperti tidak merasa lelah sedikitpun. Monalisa melihat ketulusan itu, rasa kasih dan sayang itu, apa mungkin dia selama ini sangat keterlaluan pada Devanka, seperti duri di dalam daging, seperti bayangan buruk, seperti musuh dalam selimut, hatinya tidak benar benar tulus. Dia ingat ketika Miki atau lebih dikenal dengan Mike membuatnya jatuh dari tebing, walaupun bukan dia secara langsung, namun orang suruhan itu berhasil membuat Devanka dan Reynold melewati hari hari sulit di kota kecil.Devanka berusaha membuat Aron tersenyum, dengan senyumnya, ekspresi lucu wajahnya, nada suara lucunya, terlihat seperti seorang ibu yang sedang bermain dengan anaknya. Monalisa masih menatapnya dengan segala pandangan rasa, dia mulai merasa Devanka lebih pantas menjadi ibu Aron daripada dirinya."Ada apa?" tanya Devanka yang ternyata mengamati Monalisa sedari tadi."Ti-tidak, Aron beruntung memilikimu," ucap Monalisa."Apa

DMCA.com Protection Status