“Tanyakan apakah keputusannya masih bisa dirubah dengan cara dan syarat yang dia kehendaki,” seru Luca yang kemudian diteruskan Bram kepada Wisnu melalui earphone yang terpasang di telinga Wisnu.
Wisnu pun mengatakan sesuai arahan.
“Ohh, mohon maaf sekali lagi, Sungguh saya sangat berharap dapat bekerjasama dengan Anda kembali, akan tetapi saya juga sudah telanjur menandatangani kontrak kerjasama dengan Miss Aurel. Ohh iya… mari kuperkenalkan Anda dengan Miss Aurel kita yang cantik,” ucap PIC sambil menggandeng Wisnu menuju ke dalam pesta sambil mencari keberadaan Miss Aurel.
Bram menegakkan posisi duduknya karena sangat penasaran dengan kecantikkan Miss Aurel yang digaung–gaungkan. Bram menfokuskan kedua matanya melihat ke kamera yang terpasang di kantong Wisnu.
Luca yang melihat tingkah Bram hanya menggeleng–gelengkan kepalanya sedikit.
Berhubung karena kameranya kecil dan kondisi Wisnu sedang berj
“Miss Aurel, jangan takut, saya tidak akan mencelakai kamu, malah saya akan mengobati Anda,” ucap Wisnu sambil mengendong Sarah menuju ke mobil yang sudah mengikuti mereka dari tadi.Sarah merangkul tangannya ke bahu Wisnu, dalam hati penuh perasaan yang tidak jelas.Dengan perlahan Wisnu memasukkan Sarah ke dalam mobil.“Ke rumah sakit,” ucapnya ke Supir.“Eh, tidak usah, kakiku hanya sedikit luka, nanti bisa kuobati sedikit. Mungkin hanya terkilir,” seru Sarah.“Tidak, Kamu harus diperiksa, kalau wanita secantik kamu menjadi pincang, maka Saya tidak akan memaafkan diri saya,” Wisnu berkata sambil tersenum.Sarah melirik ke arah Pengawal yang duduk di samping Supir dan sebuah mobil di belakangnya yang mungkin juga pengawal.“Mengapa banyak sekali pengawal yang mengikutimu?” tanya Sarah dengan heran.“Ya, mereka menjagaku dari musuh. Pria setampan diriku me
Awalnya koki tidak setuju, tapi Wisnu yang lihai menjelaskan dan menarik simpati sang koki dengan menceritakan bahwa hubungan mereka dilarang oleh orang tua mereka, sehingga ia melancarkan aksi membius pengawal yang menjaganya supaya bisa berpacaran dan menikmati malam bersama kekasihnya.Sang koki yang pernah mengalami kisah cinta yang hampir sama pun menyetujui untuk membantu Wisnu.Wisnu mengacungkan jempol dan mengedipkan matanya kepada sang koki saat balik kembali ke tempat duduknya.Luca dan Bram tidak dapat melihat ataupun mendengar apapun melalui media earphone dan kameranya, karena sedang berada di dalam pesawat yang melakukan perjalanan udara ke Perancis saat itu.Dengan lahap semua orang menikmati makan malamnya, masakan sang koki memang sangat handal.Wisnu menunggu dengan gelisah karena mereka belum tidur juga, Sebentar–sebentar melirik ke arah sang koki yang mungkin belum bertindak.“Apakah dia tidak bersedia memban
“Kamu ingin pergi kemana?” tanya Wisnu kembali dengan tersenyum namun mata hanya menatap ke jalan.“Pulang sajalah, Sarah sudah capek dan Pengasuh pasti menunggu cukup lama.”“Bukanlah masih jam 10, belum terlalu malam untuk usia Sarah keluar mencari angin dan pasangan,” jawab Wisnu masih tetap melihat ke jalan.Sarah tidak tahu pikiran Wisnu ingin menyembunyikan dirinya. Hanya merasa tidak ingin menyingung Luca.“Bukankah besok – besok kita masih bisa bertemu kembali?” tanya Sarah.“Memang benar, tapi malam ini Saya masih ingin bersamamu. Bagaimana bila Kamu menemaniku mengunjungi kerabatku yang tinggal tidak jauh dari sini?” tanya Wisnu kemudian.Sarah terdiam, memikirkan jawabannya.“Kerabatku itu adalah seorang Ibu yang sudah tua, mendiang anaknya adalah teman baikku. Luca sempat berjanji untuk bertemu dengannya bila mempunyai kesempatan berkunjung
“Ya, Saya akan memasak untuk Wanita cantik itu. Mrs. Smith menyungging senyumnya.“Usahakan dia tidak pergi sendiri ya, dia tidak mengerti jalan kembali ke kota. Bibi bisa menghubungi saya diam–diam bila diperlukan.”“Baik, pergilah. Dia bukan anak kecil. Amanlah…”“Baik Bibi, saya akan membawa ponselnya untuk tahu lokasi ke Kota karena handphone saya sudah habis baterainya.”Seusai Wisnu mengatakan demikian, Ia langsung pamit dengan mobilnya menuju kembali ke Hotel tempat ia menginap dengan wajah tak berdosanya.Ia membasuh wajahnya di toilet dan mengganti pakaian tidur. Wisnu berjalan melewati para pengawalnya yang memandangnya dengan raut wajah tidak enak.“Kemana kamu, dan dimana Sarah?” tanya seorang yang merupakan ketua pengawal.“Sudah kuantar pulang,” jawab Wisnu dengan ketus.“Apa sih yang kalian lihat? Bukankah Wisnu sudah
Sarah melihat kembali jam di dinding.“Mengapa Luca belum menjemputku dan mengapa dia membawa ponselku?” tanyanya kepada Mrs. Smith dengan heran.“Ohh itu, Ia mengatakan pinjam ponselmu karena miliknya sedang low battery dan karena sudah malam dan perjalanan membutuhkan lebih kurang dua jam, maka lebih baik Ia meminjam ponselmu karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi selama dalam perjalanan,” jawab Bibi.“Betul juga.” Sarah menganggukkan kepalanya tanda setuju.“Bagaimana bila Sarah membantu Bibi di kebun belakang? Kebun Bibi banyak bunga dan sayur yang bisa dipetik.”“Benarkah? Sarah suka bunga, Ayo….”Mereka pun menghabiskan waktu memberesi kebun belakang. Sarah mengagumi kebun Bibi yang tertata dengan rapi. Ia pun memetik beberapa bunga untuk dirangkai dalam sebuah vas bunga.“Petiklah seporsi kangkung untuk nanti kita masak dan makan siang bersama Luca,&
“Bukankah Saya masih berada dalam gengamanmu? Pengawal itu hanya mengisi perutnya sebentar, Saya yakin bila Luca menyuruh mereka mengigitku, maka itu tetap akan terjadi,” jawab Wisnu.Luca hanya diam memikirkan sesuatu.“Lepaskan adiknya, lakukan seperti kemauannya, Kamu seharusnya mengerti Bram, gerak cepat,” ucap Luca sambil menatap Bram dengan tajam.“Baik.” Bram melangkah keluar untuk membuat beberapa panggilan.Tak lama kemudian waktu menunjukkan pukul 11 siang, Bram membuka layar laptopnya menampilkan Adik dan Ibu Wisnu sedang berada di sebuah bandara.“Lihat mereka sudah pergi ke daerah yang kita tidak tahu, sekarang dimana Sarah?” tanya Luca.Wisnu memberikan sebuah denah melalui ponselnya. “Kamu pergi sendiri Luca, jangan sakiti Bibik yang sudah tua itu. Sarah baik – baik saja. Saya meninggalkannya tidur di sana karena Dia kecapekkan semalam. Tidak ada hal yang
Dengan kecepatan tinggi Luca menyalip mobil di depannya, tujuannya satu, yaitu menuju lokasi yang sudah dibagikan tadi.Dia tidak ingin terlambat lagi.***Sarah buru – buru melihat ke jendela saat mendengar suara deru mobil masuk ke halaman rumah Mrs. Smith.“Luca sudah tiba,” serunya dengan penuh kegirangan seolah bertemu dengan pacar yang diundang untuk makan bersama.“Bukalah pintunya, makanan juga sudah siap,” Mrs. Smith tersenyum karena seolah mendapatkan seorang putri yang sedang berbahagia.Luca keluar dari mobil melihat Sarah yang sudah membuka pintu dan menunggu dengan senyumnya, membuat hati Luca merasa seperti sedang melayang dan bermimpi.Ia pun berlari kecil memeluk Sarah mendekapnya dengan erat. Sudah hampir 6 tahun Luca mencarinya.“Akhirnya kutemukanmu,” gumam Luca dalam hatinya kemudian meneteskan airmata tanpa sadar.Luca menatap wajah Sarah yang tidak berubah,
Bram yang masih kesal kepadanya langsung menghajar perut Wisnu. Wisnu kembali memuntahkan darah segar dari mulutnya.“Uhukkk…”“Apa sih masih pukul – pukul,” seru Wisnu setelah membersihkan mulutnya.“Kamu mau saya mati di sini?”“Ya, kalau bisa mati aja. Saya lebih mudah menjawab Luca nanti bila Kamu memutuskan bunuh diri,” jawab Bram dengan ketus.Wisnu yang kalah perkataan pun hanya memilih diam.***Sarah membantu Bibi membersihkan meja dan piring sementara Luca menatap kegiatan mereka dari ruang tamu. Sebentar – sebentar Sarah melirik dan memberikan senyuman manisnya.Sungguh hati Luca sangat bahagia.Setengah jam kemudian, Luca bangkit dari tempat duduknya karena merasa Sarah sudah cukup lama sekali di dapur. Luca sudah tidak perduli pekerjaan mencuci yang belum selesai.Ia langsung menarik tangan Sarah sambil mengatakan ke Bibi, “ Bibi