“Ya, tapi dia melecehkan Melya.”
“Dia hanya menceritakan kenyataan. Melya memang pernah menggodaku juga. Tapi karena aku hanya menyukai bau dan aroma Sarah maka aku tidak pernah menyentuhnya.
“Dia memang lebih berani,” lanjut Luca.
Bram terdiam berusaha mengingat Melya yang memang sering meminta duluan untuk berhubungan.
“Kamu masih disana?” tanya Luca karena Bram terdiam cukup lama.
“Ya, Apa yang harus kulakukan?” giliran Bram yang bingung.
“Sesuai dengan kemauan Kakek saja. Bawa Wisnu pulang ke New York. Pastikan dia mencari informasi tentang keberadaan Deon juga setelah dia bisa mengambil hati Kakek sesuai dengan apa yang kita bahas.”
“Baiklah.”
Mereka memutuskan hubungan percakapannya.
“Pasien harus menginap dua hari karena pemulihannya,” ucap seorang perawat.
Bram menganggukkan kepalanya.
“Lakukanlah y
“Saya tidak tahu, Mama, sepertinya sebuah pulau. Deon melihat laut.”Luca buru – buru mengambil alih ponsel Sarah dan menekan tombol speaker sehingga suara dapat didengar dengan jelas, ia juga merekam supaya lebih jelas.“Katakan kepada Papa, apa yang kelihatan di depan jendela,” ujar Luca.“Ada pantai dan laut…, ada pepohonan. Dan ada sebuah kapal kecil,” jawab Deon.Selain itu ada apa lagi? Sesuatu tulisan atau apapun.”“Tidak ada apa – apa. Ohya, Papa... Deon melihat logo teratai di kapal.”“Teratai?”“Ya..., Aduh,…” Suara Deon terdengar terkejut dan terdengar suara seperti barang jatuh.“Deon…,Deon…?”Hubungan telepon sudah dimatikan. Deon dipukul di tengkuknya sehingga ia tidak sadar.“Gawat,” seru Lily, pengasuh yang diutus oleh Kakek untuk menjaga Deon kemudian menghu
Dengan kesal Bram menutup handphonenya. Berpikir sejenak.“Robert, Kamu pergi sendiri saja. Laporkan semua yang kamu dapatkan. Anak itu harus ditemukan. Buru mereka yang menculiknya. Yakinlah Saya akan membayarmu lebih dari yang kamu pernah dapatkan,” ujar Bram kemudian melangkah pergi kembali ke mobil untuk diarahkan ke Rumah sakit..Robert terbengong sendiri karena harus naik pesawat pribadi sendirian saat itu.“Astaga, mendadak Sultan,” guman Robert sesaat setelah masuk ke dalam pesawat yang mewah. Tapi Robert sadar akan hal besar yang ditugaskan kepadanya.Robert pun menghubungi semua orang yang dia kenal untuk mencegah kapal berlogo teratai melarikan diri.Sementara Bram menghubungi Luca dan menceritakan segalanya.“Kita bersama semua bergerak ke Thailand saat ini juga,” ucap Luca.“Bagaimana dengan Wisnu?”“Tarik saja. Hanya hidungnya yang terluka, bukan masalah besar.
Deon memiringkan kepalanya, "Namaku Deon? ""Ya sayang, namamu ElDeon artinya kekuatan pejuang. Apakah kamu mengingat sesuatu? ""Tidak sama sekali, " Deon menggelengkan kepalanya."Kamu mamaku? "Lily tertawa, "Bukan, tapi Deon boleh menganggapku Mama bila suka," ucapnya sambil mengelus kepala Deon."Enngg, dimana Mamaku?" tanya Deon dengan polos."Bagaimana bila Deon makan dulu, Tante Lily akan menceritakan segalanya sambil menemanimu makan? ""Tante Lily? ""Ya, namaku Lily dan aku adalah pengasuhmu sejak kecil. ""Hmm... , maaf ..., saya tidak bisa mengingatnya sama sekali, " Ucap Deon dengan lesu.Deon menundukkan kepalanya."Tidak apa - apa, pelan - pelan saja. Yang penting Deon menjaga kesehatan. Kita makan dulu ya? "Deon menganggukan kepalanya pelan.Mendapat respon yang bagus dari Deon, Lily menepuk kedua tangannya. Sesaat kemudian pintu terbuka dan beberapa pelayan masuk membawakan
Dengan suapan yang berirama, akhirnya Deon menghabiskan semua makanan yang ada di meja. "Oke, perutku sudah kenyang. Sekarang katakan, dimana saya? ini kota apa? negara apa? saat ini tanggal berapa? Dan apa tugas saya di sini? ""Tunggu tungguuu... Satu persatu dong nanyanya, " Jawab Lily dengan kebingungan akibat pertanyaan yang bertubi - tubi di lontarkan Deon yang mulai saat ini bernama ElDeon. Dengan panggilan Deon.Lily menarik nafas kemudian menjawab, " Kamu di rumah kakek Kakek Castello. Ini di kota Kyoto, Jepang. Saat ini tgl 23 Januari 2023 dan kamu masih kecil jadi tidak mempunyai tugas apapun selain belajar. Dan jadwal les kamu dan pelajaran kamu sudah di email. ""Email? Apa email saya? ""Nanti tante bantu buka emailnya. "Deon mengangguk kepalanya kemudian berdiri."Saya butuh mandi, sediakan semua kebutuhan pelajaran saya. Saya akan mempelajari bagian yang saya lupakan atau tinggalkan," ucap Deon melang
”Tapi Sarah tidak diculik siapapun, Sarah hanya pergi bersama Matteo dan Michael yang kebetulan mengalami kecelakaan dan diselamatkan oleh Sarah.”Luca dan Bram terkejut mendengar pernyataan Sarah.Menyadari kesalahan dalam perkataannya, Sarah menjadi panik dan canggung."Luca, maafkan aku," ucapnya sesaat kemudian."Bagaimana semua ini bisa terjadi? Kamu tahu, Matteo dan Michael bukan orang baik!" seru Luca mulai terlihat marah.Sarah pun menceritakan kronologis pertemuannya dengan Matteo dan Michael sampai dengan mereka tidak menawan Sarah, tetapi malah membantu Sarah dengan memberikan pekerjaan yang sesuai kemampuannya.Berakhir sampai Sarah yang membangun karirnya dengan sukses dan mereka akhirnya bertemu di acara fashion show.Luca menganggukkan kepalanya sesekali, sementara Wisnu yang duduk agak jauh hanya melihat ekspresi mereka tanpa mendengar dengan jelas. Sesekali ia melihat ke arah Luca asli yang ternyata memang
Sesampainya di mansion Kakek, Melya dan Andrew sudah berdiri di depan halaman. “Suamiku,” sambut Melya berlari kecil memeluk Wisnu sementara Andrew kecil berlari memeluk Bram, “Papa…,” ucap mulut kecil Andrew. “Ya sayang, papa membelikan banyak hadiah untukmu.” “Ohya, ada robot?” tanya Andrew dengan manja. “Ada dong, itu tidak akan pernah papa lupakan dong…,” jawab Bram sambil memutar badan Andrew sehingga ia tertawa kegirangan. Melya dan Wisnu hanya tertawa mengikuti gerak Andrew yang bahagia. “Oh ya sayang, katanya kamu hamil ya?” tanya Wisnu sambil mengelus lembut perut Melya yang masih rata. “Iya, Sayang, anak kita,” jawab Melya dengan tersenyum manja. Bram yang mendengar merasa jijik dan mau muntah, namun ditepisnya perasaan itu jauh – jauh dan berusaha menfokuskan diri kepada Andrew. Mereka pun berjalan bersama menuju ke dalam mansion Kakek. Kakek dan Melya sudah menunggu, makanan dan minuman serba mew
Sarah melangkah dengan pelan. Melihat kondisi yang tidak sehat, Luca lantas menggendong Sarah kemudian membaringkannya dengan perlahan ke ranjang.Minumlah air hangat ini terlebih dahulu. Dokter akan datang sebentar lagi untuk memeriksamu.Sarah menurut dengan pandangan yang sudah lelah sekali. Luca memberikan aroma minyak terapi supaya meringankan keadaan Sarah yang mual.Tak lama kemudian Sarah tertidur. Suara dengkuran halus terdengar lemah. Luca sangat khawatir dengan keadaan Sarah yang sedang sakit seperti itu. Semalam mereka masih makan malam bersama di pinggiran kota Thailand yang indah suasanan nite marketnya. Sepulangnya mereka masih berpelukan tidur.Pagi saat bangun, tiba – tiba Sarah sudah pucat dan muntah – muntah. Luca khawatir ada yang memasukkan racun pada makanan mereka semalam. Atau apapun itu.Tok tok tok….“Masuk”“Halo, saya Dokter yang diutus dokter keluarga Anda,” ucap
Sementara di sebuah pulau pribadi milik Kakek di Jepang. Deon sedang memandang ke lautan di depan balkon tempat ia berdiri.“Deon, apakah kamu ingin makan sesuatu?” tanya Lily dengan sopan.Deon menggelengkan kepalanya pelan.” Saya harus menjaga porsi stamina dan bentuk tubuh saya supaya tidak kelelahan pada saat ujian Taekwondo nanti bulan Desember. Jangan selalu menawari makanan kepada saya,” ucap Deon tanpa melihat ke arah Lily yang selalu menemaninya di belakang sebagai pengawal pribadinya.Lily hanya terdiam dan berkata dalam hati, “ Sungguh anak ini sangat mirip dengan Luca. Seandainya Luca tahu anaknya berada disini. Mungkin aku orang pertama yang dibunuhnya setelah menemukan Deon,” gumamnya dalam hati.“Apa yang kamu pikirkan Deon sayang? Apakah mau menceritakannya kepada tante?” sapa Lily kembali.Deon terdiam sesaat kemudian berkata,” Jangan memanggilku sayang bila kamu bukan orangtua