“Angel,” panggil Arkana. Perempuan cantik itu menatap Arkana dengan wajah sembab, sepanjang malam ia menangis karena ucapan Arkana yang akan membatalkan pernikahannya.Tentunya Angel marah besar dan tidak terima akan hal itu, tetapi itu tetap tidak akan merubah keputusan Arkana, meskipun ia memaksanya. “Sekali lagi aku minta maaf,” ujar Arkana dengan pelan. Di bawah meja tangan perempuan itu mengepal dengan kuat, kekecewaan Angel masih membara, meskipun segudang penjelasan apapun tidak akan masuk ke dalam kepalanya. “Kamu bilang orang tuamu tidak merestui pernikahan kita, lalu kenapa waktu itu kamu diam saja. Kamu menyetujui semua persiapan pernikahan dan menyebarkan undangan, kamu ingin mempermalukanku?” Ujar Angel. “Tidak Angel, aku tidak pernah ada niatan seperti itu, ini demi kebaikan kita. Aku tidak ingin melakukan hal yang sama, menyakiti kamu hanya karena obsesiku.” Jawab Arkana menatap perempuan itu dengan lekat. “Oh, jadi selama ini kamu hanya terobsesi padaku? Kamu tid
Yasmin akan menunggu Arkana dan menjaga kandungannya dengan baik, ia tidak akan lagi sedih ataupun galau memikirkan Arkana, karena pria itu sudah berjanji akan menyelesaikan hubungannya dengan Angel mantan kekasihnya. Tinggal waktu dan kesabaran saat jarak harus memisahkan mereka. Jika Arkana tidak bisa menepati janjinya, maka tidak akan ada kesempatan kedua untuk pria itu. Secara resmi Arkana membatalkan pernikahannya dengan Angel, menjadikan dua Maya kembali heboh dan selalu trending setiap kali menyangkut kehidupan Tuan Muda Arkana Amijaya. Arkana begitu popularitas di kalangan kaum hawa, begitu banyak yang mengidolakan tuan muda satu itu, karena begitu perfeksionis. “Jika seperti ini aku bisa gila,” gumam Arkana tidak tahan hanya karena menunggu pesannya yang tidak kunjung dibalas.“Ayo dong sayang angkat, jangan bikin aku khawatir seperti ini.” Kata Arkana terus mengunjungi nomor Yasmin.Sejak tadi malam Arkana tidak bisa berhenti memikirkan istrinya, mengingat perkataan Ange
“Angel apa yang kamu lakukan hah? Kamu sudah gila?” Bentak Arkana menarik tubuh Angel dari bak mandi. Perempuan itu berusaha menenggelamkan dirinya di bak mandi dalam keadaan tubuh lemah dan pucat, untuk saja Arkana datang tepat waktu, jika tidak perempuan itu sudah kehilangan nyawa karena bunuh diri. Tubuh Angel yang basah kuyup di balut handuk dan menggendongnya ke atas ranjang. Angel hanya terdiam pasrah, ia sudah tidak memiliki tenaga selain kedua matanya sayu menatap Arkana yang sedang mengeringkan tubuhnya. “Aku tidak akan pernah memaafkanmu jika terjadi sesuatu,” kata Arkana memarahi Angel. “Arkana?” Panggil Angel begitu pelan. “Diamlah, aku akan memanggil dokter untuk memeriksa keadaanmu.” Katanya sambil mengeringkan rambut Angel dengan hair dryer.Arkana membungkus tubuh Angel dengan selimut tebal, setelah ia menganggukan pakaian basahnya dengan sebuah kaos.Tidak ada rasa canggung, Arkana berani menggantikan pakaian perempuan itu kecuali pakaian dalamnya. Air mata pere
Angel sudah sadar, namun keadaan psikologisnya belum pulih, dokter memintanya untuk tidak membuat kesalahan sedikitpun yang akan menyebabkan perempuan itu stress. Namun, Arkana harus selalu ada di samping Angel selama pemulihannya dan Arkana harus membantu kesembuhan Angle. “Arkana aku bosan makan obat terus, sampai kapan aku harus meminum obat ini? Kamu tidak lihat aku sudah sehat?” Ucap Yasmin menyingkirkan obat dari hadapannya. “Dokter memberikan obat, itu artinya belum sehat. Jika kamu ingin cepat keluar dari sini, ikuti perintah dokter, karena ini demi kesahan kamu.” Kata Arkana menasehatinya. Angel membuang nafas pasrah, ia pun menerima obat itu dan meminumnya. Rasa pahit obat tersebut memiliki efek samping mengantuk, hingga Angel sering terlelap setiap kali minum obat. Setelah makan malam dan minum obat, Angel menonton televisi ditemani Arkana, ia tidak diperbolehkan bermain ponsel oleh Arkana sehingga membuat perempuan itu cepat bosan. “Kamu mau kemana?” tanya Angel saat
“Kalian bagaimana sih, bagaimana bisa pasien hilang. Kalian benar-benar tolol hah.” Teriak Arkana marah. Bugh. Arkana menghajar anak buahnya yang tidak becus menjaga orang sakit seperti Angel. Ia tidak habis pikir Angel bisa menghilang dengan pengawasan kedua anak buahnya. Arkana semakin frustasi, ia stress memikirkan istrinya yang belum di temukan dan sekarang Angel juga menghilang.Rencana Arkana ke Swiss gagal karena mendapat laporan dari rumah sakit jika Angel melarikan diri, keduanya begitu penting bagi Arkana, namun ia harus mendahulukan mencari Angel karena kondisi kejiwaannya yang belum pulih.“Kerahkan semua anak buahmu, jika terjadi sesuatu padanya. Aku pecat kalian semua,” kata Arkana. “Baik tuan,” pria yang mendapat pukulan itu segera melaksanakan perintah tuan muda. Malam ini Arkana tidak bisa tidur, kantung matanya mulai terlihat gelap, wajahnya begitu lusuh dan berantakan.Faramita menangis memikirkan keadaan yang begitu genting, ia khawatir dengan Angel, tapi ia j
Terbit matahari Meli dan suaminya sudah bersiap untuk sarapan pagi. Mereka menunggu putrinya yang tidak kunjung datang ke meja makan, sehingga Meli merasa khawatir, dan Aditya sang suami memintanya untuk menyusulnya ke kamar. Meli pun meninggalkan suaminya untuk melihat keadaan putrinya, belum sampai Meli melihat putrinya keluar dari kamar dengan wajah sembab, tetapi masih memperlihatkan deretan giginya yang indah. “Maaf mi aku kesiangan,” katanya memeluk lengan Meli mengajak kembali ke ruang makan. “Tidak apa-apa sayang, mami pikir kamu tidak ingin sarapan.” Jawab Meli. “Aku sangat lapar, babyku juga pasti lapar.” Kata Yasmin mengusap perutnya. “Morning papi,” sapa Yasmin mencium pipi Aditya.“Morning princess papi,” jawab Aditya balas mencium pipi Yasmin. Yasmin duduk didepan kedua orang tuanya. Hanya sekedar menyapa papinya seperti biasa, ia langsung sarapan dengan wajah bengkak tanpa mengatakan apapun. Aditya memperhatikan putrinya begitu lekat, makannya begitu lahap, bicar
“Sayang, kenapa gak habisin makanannya? apa gak enak?” Tanya Angel menatap makanan Arkana masih banyak. Arkana tidak menjawabnya, ia sibuk bermain ponsel yang membuatnya terus fokus menunggu informasi dari anak buahnya. Angel berdiri dari kursinya, ia berdiri di belakang kursi Arkana, mengusap punggungnya dengan lembut membuat Arkana sadar. “Ada apa sayang?” Kata Yasmin. “Tidak ada, nafsu makan ku kurang baik. Aku akan ke kantor,” katanya mematikan ponselnya.“Aku ikut,” katanya. Arkana hanya menganggukan kepala tipis, kemudian berdiri dari duduknya dan Angel memberikan hadiah ciuman di pipinya.Perempuan itu begitu manja memeluk lengan Arkana, mengikuti langkahnya meninggalkan meja makan. Bibi Anna dan rekannya yang lain begitu kesal melihat tuannya kembali bersama Angel, mereka benar-benar kecewa karena Arkana telah mengabaikan perasaan Yasmin yang sedang mengandung putranya. Tetapi apa daya? Mereka tidak bisa berbuat apapun selain patuh dan mendoakan kebahagiaan tuannya, kar
“Yasmin, hey mau kemana?” panggil Meli mengikutinya. “Yasmin capek mom, papi bohong. Katanya papi gak akan pernah memaksa Yasmin tentang apapun, tapi papi sudah mengingkari janjinya.” Jawab Yasmin sambil menghentakkan kakinya kesal. Pembicaraan Aditya dan Dimas di pantai membuat Yasmin emosi, ia meninggalkan mereka karena jengkel mendengar papinya yang tidak berhenti menjodohkannya dengan Dimas. Meli juga sama kesalnya, makanya ia memilih mengikuti putrinya dan meninggalkan suaminya di pinggir pantai bersama Dimas. Tiba di penginapan Yasmin segera membersihkan diri dari pasir, merendam tubuhnya di bak mandi, ia memejamkan kedua matanya menenangkan pikirannya yang memanas karena papinya. Tok tok tok. “Nak, jangan lama-lama nanti ketiduran.” Kata Meli. “Iya mom,” jawab Yasmin dalam kamar mandi. Peringatan Meli pun Yasmin hiraukan, jika sudah nyaman dan tertidur pulas, ia sulit untuk bangun. Pintu kamar mandi yang tidak dikunci, membuat siapapun bisa masuk. Kamar yang begitu sep
Yasmin akhirnya memiliki teman dalam keluarga Amijaya, yaitu Bela. Marcel mendapatkan restu setelah Arkana kembali dan resmi kembali menjadi Tuan Muda, meskipun kehamilan palsu Bela terungkap, Amijaya tetap merestui pernikahan mereka. Begitu bahagia, Marcel akhirnya bisa menikahi Bela, pria itu sampai mengajak Arkana berlomba untuk mendapatkan anak. Padahal Yasmin dan Bela tidak ingin terburu-buru memiliki anak. Namun harapan Yasmin telah hilang, karena perempuan itu telah hamil lebih dulu akibat Arkana termakan ucapan Marcel. “Sayang bangun yuk, kita berjemur.” Ujar Arkana membangunkan istrinya dengan lembut. “Aku masih ngantuk,” rengek Yasmin memeluk guling.Arkan menarik guling sang istri, kemudian mengangkat tubuh Yasmin ke dalam gendongannya, membawanya ke kamar mandi.Seperti anak kecil yang susah dibangunkan, Arkana membasuh wajah istrinya di kamar mandi, tidak lupa menggosok gigi dalam keadaan Yasmin yang masih memejamkan mata.Setelah itu Arkana mengikat rambut Yasmin, m
Satu minggu lagi Arkana dan Yasmin akan segera pindah, segala persiapan dan penyelesaian yang sudah Arkana mulai tinggal menunggu kabar Jessica yang belum memberikan keputusan apapun, bahkan kabarnya tiba-tiba menghilang setelah pembicaraan dengan Arkana.Yasmin berusaha menghubunginya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Arkana sangat berharap Jessica akan kembali saat perayaan sekaligus peresmian pergantian Arkana nanti.Disamping itu Yasmin tidak sabar ingin bertemu Bela dan juga mertuanya, yang sudah menghubunginya beberapa kali, sedangkan Meli merasa sedih karena mereka akan meninggalkan rumahnya.Sebetulnya, Meli sangat berat harus berpisah dengan putrinya, ia begitu takut kejadian dulu terulang kembali.Namun, melihat antusias dan keceriaan putrinya, ia merasa sedikit lega, berusaha membuang pikiran negatifnya.“Mami dan papi ikut Yasmin aja, pindah kesana.” Pinta Yasmin.“Nanti Mami dan Papi mau tinggal dimana? rumah yang dulu sudah dijual sama Papi,” kata Meli dengan wajah cemb
“Yasmin sudah aku bilang, aku gak ada hubungan apapun sama Emeli.” Ujar Arkana dengan nada tinggi. “Kalau gak ada hubungan apapun, kenapa kamu kemarin perhatian sama dia? Udah aku bilang jangan terlalu dekat sama dia,” teriak Yasmin membalasnya. “Kamu tahu dia rekan kerja satu kantor, bagaimana bisa aku tidak dekat dengannya? Kerjasama itu membutuhkan hubungan yang baik, selain karena pekerjaan aku tidak ada hubungan apapun dengannya.” kata Arkana berusaha menahan emosinya. Pagi hari Yasmin dan Arkana sudah memulai pertengkaran hebat, teriakannya sampai terdengar ke lantai bawah, kedua orang tua Yasmin sampai khawatir karena dari kemarin hubungan Yasmin dan Arkana tidak baik-baik saja. Belum lagi Yasmin sedang terbakar api cemburu yang belum reda, hati dan pikirannya masih terbakar karena kedekatan Arkana dan Emeli. Yasmin kembali menangis, ia masih belum terima dengan kejadian di restoran, ia masih marah diliputi kecemburuan yang hebat. Sudah beberapa kalinya Yasmin menangis, m
Api cemburu semakin membakar emosi Yasmin yang menyaksikan kedekatan suaminya dengan Emeli. Yasmin berusaha menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, jika saja tidak ditemani Jessica, mungkin Yasmin sudah membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, Yasmin tidak tahan untuk meluapkan emosinya dan menangis merasakan sakit dalam dadanya. Jessica mengantarkan Yasmin pulang dalam keadaan dibanjiri air mata, tangisannya berlanjut sampai rumah membuat Meli terkejut dan menanyakannya kepada Jessica. “Anak tante sedang dilanda kecemburuan, jangan terlalu khawatir nanti juga sembuh kalau sudah baikan dengan suaminya.” Kata Jessica. “Memangnya cemburu karena apa?” Kata Meli penasaran.“Tadi di restoran, saya dan Yasmin secara diam-diam mengikuti Arkana makan siang bersama Emeli dan juga salah satu klien perusahaan, entah itu disengaja atau tidak. Arkana terlihat perhatian dan begitu dekat dengan Emeli,” jawab Jessica. “Untung dia bisa menahan emosi, tidak melabrak perem
Semenjak Dimas datang, Yasmin sering bermain ponsel dan begitu sering mengabaikan kehadiran Arkana.Arkana begitu kesal setiap kali istrinya main ponsel saat bersamanya, bahkan sekarang pun perempuan itu masih bermain ponsel, tidak peduli suaminya memperhatikannya sejak tadi. “Iya halo, ada apa Emeli?” Ujar Arkana menjawab panggilannya. Pria itu berdiri melangkahkan kaki ke walk in closet melepas pakaiannya satu persatu, sambil membicarakan pekerjaan bersama Emeli. “Tidak perlu, besok Tomi yang akan menyiapkannya.” Ujar Arkana. Di balik cermin, bayangan Yasmin sedang mengintip di balik pintu, hal itu membuat senyuman di wajah Arkana. Ternyata panggilan Emeli bisa mengalihkan istrinya, yang tadi sibuk bermain ponsel dan mengabaikannya, kini perempuan itu penasaran dengan pembicaraannya dengan Emeli. “Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut makan siang bersama klien dari Inggris, kita bisa berangkat bersama setelah melakukan meeting.” Ujar Arkana dengan suara agak keras. Yasmin
Malam ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Bela, begitu banyak pelanggan yang datang memenuhi cafe tempatnya bekerja, tidak seperti malam biasanya Bela masih bisa bersantai.Pekerjaan baru di Cafe Starla cukup membantu perekonomian Bela untuk menambah pemasukan dan mencukupi keperluannya sehari-hari.Meskipun lelah bekerja, itu sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukannya, karena tidak hanya untuk mencukupi kehidupan pribadinya, Bela harus mengirim uang untuk adik-adiknya agar tidak putus sekolah.Bekerja keras memanglah tidak mudah, di usia muda Bela yang harus kuliah dan bekerja sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.Rasa sakit kepala atau demam tidak pernah Bela manjakan, apalagi cuti bekerja, Bela selalu masuk dan memaksakan diri untuk tetap kuat dan tegar.Namun, kali ini Bela tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya yang begitu melilit, wajahnya semakin pucat membuat rekan kerjanya khawatir dan meminta Bela untuk istirahat.“Bela lebih kamu istirahat, biar ak
“Maag ku kambuh karena telat makan, bukan karena aku hamil.” Ujar Yasmin. Awalnya Yasmin terkejut saat Arkana mengatakan dirinya sedang hamil, namun setelah dipikir-pikir lagi itu tidak mungkin karena baru saja kemarin Yasmin datang bulan.Mual dan sakit kepala memang sering terjadi saat maag kambuh, ditambah datang bulan, emosi juga tidak terkontrol karena hormon perempuan saat datang bulan tidak stabil. Wajah Arkana berubah, ia nampak kecewa mendengarnya.“Kamu marah, karena aku tidak hamil?” Ujar Yasmin saat Arkana meninggalkannya. “Tidak,” jawab Arkana. Yasmin merasa tidak enak, ia mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya di tempat semula, ia menyusul suaminya yang berubah murung. Arkana duduk di sofa masih menggunakan handuk, berelanjang dada sambil memeriksa laptopnya. Yasmin menghampirinya lalu duduk di samping suaminya dan berkata. “Jangan terlalu dekat dengan perempuan itu, apalagi kamu bertemu tanpa mengajakku.”Arkana justru tersenyum melihat istrinya mem
“Gimana? semua yang aku suruh kamu lakukan kan?” kata Jessica.Yasmin menganggukan kepala, kemudian ia menyeruput minuman coklate hangatnya penuh kenikmatan.Secara diam-diam Yasmin kembali bertemu dengan Jessica di apartemen pria berkedok perempuan itu, hubungan Yasmin dan Jessica semakin dekat semenjak perempuan itu mengundurkan diri dari perusahaan Arkana.Yasmin tahu Arkana sedang mencari Jessica, tetapi perempuan muda itu sengaja tidak memberitahukan untuk memberikan pelajaran, jika Jessica sangatlah penting bagi Arkana.Rencana yasmin berhasil, suaminya kewalahan menangani masalah di kantor saat Jessica pergi, pria itu bahkan terlihat stres dan sering sakit karena tidak ada yang membantunya.Meskipun Yasmin selalu ada dan mensupportnya, tentu saja Arkana sangat membutuhkan sekretaris seperti Jessica, karena yasmin tidak bisa membantu Arkana dalam menangani perusahan.“Udahlah kamu cepetan balik lagi, kasihan suamiku sering begadang.” kata Yasmin membujuk Jessica.“Gak semudah i
Matahari mulai muncul dari ufuk timur, semua burung diatas ranting berkicauan bak bersiul menyambut pagi. Air embun membuat tanaman tumbuh segar dan sehat. Yasmin dan keluarga menikmati embun pagi di taman, sambil melakukan peregangan otot dengan olahraga seperti menggerakkan tubuh, ataupun berlari mengelilingi taman. Tubuh yang tidak biasa melakukan olahraga pagi memang berat, belum sampai satu putaran saja Yasmin dan Aditya sudah merengek meminta minum. “Papi ngapain sih ikut-ikutan,” kesal Yasmin karena Aditya merebut minumannya. “Papi haus, seret banget nih tenggorokan.” Katanya meneguk minuman Yasmin sampai habis.Tidak lama Meli juga datang meminta minum, dengan nafas ngos-ngosan, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tikar. “Papi ambilin minum,” ujarnya. “Iya Papi ambilin,” katanya segera berdiri. “Mami kepala aku pusing,” ucap Yasmin memegang kepalanya.Meli langsung duduk mendekati putrinya, dilihat dari wajah Yasmin pucat, Meli memeriksa suhu tubuhnya.“Badan kamu