“Yasmin, hey mau kemana?” panggil Meli mengikutinya. “Yasmin capek mom, papi bohong. Katanya papi gak akan pernah memaksa Yasmin tentang apapun, tapi papi sudah mengingkari janjinya.” Jawab Yasmin sambil menghentakkan kakinya kesal. Pembicaraan Aditya dan Dimas di pantai membuat Yasmin emosi, ia meninggalkan mereka karena jengkel mendengar papinya yang tidak berhenti menjodohkannya dengan Dimas. Meli juga sama kesalnya, makanya ia memilih mengikuti putrinya dan meninggalkan suaminya di pinggir pantai bersama Dimas. Tiba di penginapan Yasmin segera membersihkan diri dari pasir, merendam tubuhnya di bak mandi, ia memejamkan kedua matanya menenangkan pikirannya yang memanas karena papinya. Tok tok tok. “Nak, jangan lama-lama nanti ketiduran.” Kata Meli. “Iya mom,” jawab Yasmin dalam kamar mandi. Peringatan Meli pun Yasmin hiraukan, jika sudah nyaman dan tertidur pulas, ia sulit untuk bangun. Pintu kamar mandi yang tidak dikunci, membuat siapapun bisa masuk. Kamar yang begitu sep
Mata Arkana berkaca-kaca menatap janin kembar yang tumbuh dalam istrinya, pergerakan mereka membuat hati Arkana menghangat, memperhatikan tangan dan beberapa anggota tubuh yang mulai terbentuk. Tetesan air mata meluncur membasahi pipinya, pria itu menangis penuh haru dan bahagia untuk pertama kali melihat pertumbuhan buah hatinya, ia sampai tidak sadar Yasmin membuka kedua matanya. Air mata Arkana menyadarkan Yasmin yang ikut menatap monitor pergerakan janin dalam perutnya. “Ke kenapa ada dua?” Kata Yasmin. “Sayang, kamu sudah sadar.” Ujar Arkana mencium kening Yasmin. “Janin anda kembar,” ujar dokter. Tangan Yasmin mengusap perutnya, ia menangis bahagia, hal yang tidak pernah diharapkannya justru hadir memberikan harapan yang begitu luar biasa yang tidak pernah ia duga. Arkana mencium seluruh wajah istrinya yang basah dengan air mata, dan berkata. “Terimakasih sayang,” ujar Arkana. “Berterima kasihlah kepada tuhan hiks, tuhan sudah menitipkan mereka kepadaku, semoga aku bisa
Pulang dari pantai Yasmin tidaklah happy, ia justru memikirkan Arkana karena setelah pulang dari rumah sakit pria itu menghilang tanpa kabar. Yasmin begitu risau, ia merasa bersalah sudah menampar Arkana, tangan yang ia gunakan untung menampar Arkana menjadi bayang-bayang penyesalan. Dalam hati ia meminta maaf saat mengusap perutnya dan berkata. “Maaf, mommy sudah kasar kepada Daddy kalian, habisnya mommy kesal sudah fitnah mommy kayak gitu. Padahal mommy tidak memiliki hubungan apapun dengan Dimas,” gumamnya. Yasmin menghela nafas panjang, ia kembali menatap telapak tangannya dan merasa kesal tangan itu sudah menampar Arkana. “Pasti sakit,” ujarnya mengusap pipinya sendiri membayang pipinya setelah ditampar. “Hei ngapain melamun disini? Jangan kebanyakan melamun banyak setan,” ujar Meli menghampiri Yasmin yang bersantai di taman belakang.“Ihh mami jangan asal bicara, takut tahu.” Kata Yasmin. “Ya, makanya ayo masuk. Waktu berjemurnya sudah habis, di depan ada tamu.” Kata Meli.
“Menantu mami gak ikut?” Tanya Faramita dari tadi mencari Yasmin. “Tidak mom, aku gak mau dia kecapean.” Kata Arkana melepaskan jasnya.Arkana tiba dengan selamat, ia langsung istirahat di rumah orang tuanya, bukan rumahnya. Karena ia tahu Angel pasti sedang menunggunya, Arkana butuh waktu yang tenang.Faramita menatap putranya yang langsung memejamkan kedua mata, tampaknya begitu lelah sampai ke kamar mandi. “Mommy siapkan makanan ya,” katanya. “Heem,” dehem Arkana. Faramita menutup pintu kamar putranya, ia menaiki lift sampai di lobi ia meminta para pembantunya menyiapkan makan malam untuk Arkana dengan menu yang sudah ia berikan. Tidak lama suami dan putranya yang lain pulang dari kantor. Faramita menyambut suaminya dan memberitahukan kepulangan Arkana. Bara dan Marcel saling melemparkan tatapan, diam-diam mereka mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya. Tidak sabar Bara ingin menemui Arkana yang baru pulang menjenguk Yasmin. “Mikirin apa Lo?” Kata Marcel menegur saudaran
Sepasang hewan Alpaca pesanan Yasmin sudah tiba di pekarangan rumahnya, sekaligus petugas Yang akan merawatnya. Aditya menahan kesalnya saat kedua hewan itu tiba-tiba di taman depan rumahnya. Aditya tidak menyukai hewan berbulu itu, tetapi ia tidak bisa melarang keinginan putrinya, dengan terpaksa ia mengizinkannya dan merubah halaman rumahnya untuk tempat tinggal hewan tersebut. “Kenapa masih murung? bukannya menginginkannya?” Kata Aditya memperhatikan Yasmin yang hanya menatap hewan tersebut. “Aku merindukan Arkana,” ujarnya dengan wajah mulai berkaca-kaca sambil mengusap perutnya. Aditya membuang nafas pelan, menantunya itu belum ada kabar sudah dua hari ini, Arkana sudah mengingkari janjinya dan kembali membuat putrinya bersedih. “Sudah papi bilang, dia tidak akan sanggup melakukannya. Paling sekarang dia sedang senang-sedang dengan kekasihnya itu,” ujar Aditya.“Hiks, papi jahat, bukannya menghibur anaknya hiks. Malah bikin hati Yasmin panas,” katanya menangis. “Papi bicara
Yasmin merubah penampilannya mengenakan gaun mewah, dan elegan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah, tidak lupa riasan wajahnya menyatu dengan dress warna teal. Penampilan menjadi sorotan para tamu undangan, melebihi kecantikan sang pemilik acara ya itu Sarah teman Angel. Mereka begitu terpukau dengan kecantikan Yasmin, sampai banyak lelaki terpana pada pandangan pertama.Dimas yang berada di sampingnya merasa bangga berdampingan dengan teman sekolahnya yang sudah lama ditaksir, kini malam ini mereka jalan bersama seperti sepasang kekasih, ataupun suami istri. “Kemana perginya suamimu? Bukannya tadi dia ada disini?” Bisik Dimas. Yasmin mengedikan kedua bahunya tidak memperdulikan keberadaan suaminya, dadanya masih bergemuruh menahan emosi sejak tadi. “Dimas aku ingin makan cake itu,” ujar Yasmin tiba-tiba merengek menarik jas Dimas menunjuk hidangan yang dibawa pelayan. Dimas tersenyum sambil menganggukan kepala, ia segera mengikuti pelayan itu dan meminta cake yang sama yan
“Istri tuan saat ini dalam keadaan baik, karena menahan rasa sakit dan emosi yang tinggi sangat menguras tenaganya, hingga ia begitu lelah kekurangan energi. Biarkan istri anda istirahat beberapa jam, jika sudah bangun berikan vitamin ini dan makan yang penuh akan nutrisi untuk mengembalikan energinya.” Ujar dokter. Arkana menghela nafas lega mendengarnya, ia sangat ketakutan saat Yasmin tidak merespon apapun, tubuhnya tidak bergerak dengan kedua mata tertutup. Kedatangan dokter yang terlambat, sempat membuatnya sangat emosi, tetapi ia lega setelah dokter itu memeriksa istrinya. Arkana merapikan rambut Yasmin yang menghalangi wajah cantiknya, ia mengusap pipinya dengan lembut, menatap lekat perempuan yang sedang terlelap itu. “Untuk pemeriksaan selanjutnya, supaya lebih detail dan lebih akurat hasilnya, datanglah ke rumah sakit. Karena perlengkapan di rumah sakit lebih lengkap, saya ingin melakukan pemeriksaan yang lebih jelas.” Ujar dokter memberikan saran. “Baiklah, Tomi akan m
“Tuan dan nyonya sedang pergi, jika ada keperluan bisa kembali lagi nanti sore.” Ujar penjaga Villa Arkana. “Jangan bohong ya kalian, saya tahu kalian sengaja menyembunyikan putri saya, awas minggir.” Ujar Aditya tidak mempercayainya. Kedua anak buah Arkana menahan Aditya dan istrinya yang memaksa masuk. “Tolong jangan membuat keributan, sebelum saya berbuat kasar.” Ujarnya marah. “Oh kalian berani sama saya? Ayo sini maju lawan satu persatu,” kata Aditya menantang kedua anak buah Arkana. “Heh dengar ya, kami ini mertuanya majikan kalian, jadi jangan macem-macem sama kami kalau tidak mau dipecat oleh menantu tampanku.” Kata Meli. Kedua penjaga itu saling melemparkan tatapan, kemudian mereka menertawakan Meli dan kembali menyeretnya keluar. “Kalian terlalu banyak bermimpi, mana mungkin tuan muda Arkana memiliki mertua seperti kalian, kalian itu tidak cocok jadi mertuanya, tampi pembantunya.” Ucapnya mengejek Meli dan Aditya.“Kurang ajar, sini kamu, berani-beraninya menghina kam
Yasmin akhirnya memiliki teman dalam keluarga Amijaya, yaitu Bela. Marcel mendapatkan restu setelah Arkana kembali dan resmi kembali menjadi Tuan Muda, meskipun kehamilan palsu Bela terungkap, Amijaya tetap merestui pernikahan mereka. Begitu bahagia, Marcel akhirnya bisa menikahi Bela, pria itu sampai mengajak Arkana berlomba untuk mendapatkan anak. Padahal Yasmin dan Bela tidak ingin terburu-buru memiliki anak. Namun harapan Yasmin telah hilang, karena perempuan itu telah hamil lebih dulu akibat Arkana termakan ucapan Marcel. “Sayang bangun yuk, kita berjemur.” Ujar Arkana membangunkan istrinya dengan lembut. “Aku masih ngantuk,” rengek Yasmin memeluk guling.Arkan menarik guling sang istri, kemudian mengangkat tubuh Yasmin ke dalam gendongannya, membawanya ke kamar mandi.Seperti anak kecil yang susah dibangunkan, Arkana membasuh wajah istrinya di kamar mandi, tidak lupa menggosok gigi dalam keadaan Yasmin yang masih memejamkan mata.Setelah itu Arkana mengikat rambut Yasmin, m
Satu minggu lagi Arkana dan Yasmin akan segera pindah, segala persiapan dan penyelesaian yang sudah Arkana mulai tinggal menunggu kabar Jessica yang belum memberikan keputusan apapun, bahkan kabarnya tiba-tiba menghilang setelah pembicaraan dengan Arkana.Yasmin berusaha menghubunginya, tetapi tidak mendapatkan jawaban. Arkana sangat berharap Jessica akan kembali saat perayaan sekaligus peresmian pergantian Arkana nanti.Disamping itu Yasmin tidak sabar ingin bertemu Bela dan juga mertuanya, yang sudah menghubunginya beberapa kali, sedangkan Meli merasa sedih karena mereka akan meninggalkan rumahnya.Sebetulnya, Meli sangat berat harus berpisah dengan putrinya, ia begitu takut kejadian dulu terulang kembali.Namun, melihat antusias dan keceriaan putrinya, ia merasa sedikit lega, berusaha membuang pikiran negatifnya.“Mami dan papi ikut Yasmin aja, pindah kesana.” Pinta Yasmin.“Nanti Mami dan Papi mau tinggal dimana? rumah yang dulu sudah dijual sama Papi,” kata Meli dengan wajah cemb
“Yasmin sudah aku bilang, aku gak ada hubungan apapun sama Emeli.” Ujar Arkana dengan nada tinggi. “Kalau gak ada hubungan apapun, kenapa kamu kemarin perhatian sama dia? Udah aku bilang jangan terlalu dekat sama dia,” teriak Yasmin membalasnya. “Kamu tahu dia rekan kerja satu kantor, bagaimana bisa aku tidak dekat dengannya? Kerjasama itu membutuhkan hubungan yang baik, selain karena pekerjaan aku tidak ada hubungan apapun dengannya.” kata Arkana berusaha menahan emosinya. Pagi hari Yasmin dan Arkana sudah memulai pertengkaran hebat, teriakannya sampai terdengar ke lantai bawah, kedua orang tua Yasmin sampai khawatir karena dari kemarin hubungan Yasmin dan Arkana tidak baik-baik saja. Belum lagi Yasmin sedang terbakar api cemburu yang belum reda, hati dan pikirannya masih terbakar karena kedekatan Arkana dan Emeli. Yasmin kembali menangis, ia masih belum terima dengan kejadian di restoran, ia masih marah diliputi kecemburuan yang hebat. Sudah beberapa kalinya Yasmin menangis, m
Api cemburu semakin membakar emosi Yasmin yang menyaksikan kedekatan suaminya dengan Emeli. Yasmin berusaha menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, jika saja tidak ditemani Jessica, mungkin Yasmin sudah membuat kesalahan untuk kedua kalinya. Walaupun begitu, Yasmin tidak tahan untuk meluapkan emosinya dan menangis merasakan sakit dalam dadanya. Jessica mengantarkan Yasmin pulang dalam keadaan dibanjiri air mata, tangisannya berlanjut sampai rumah membuat Meli terkejut dan menanyakannya kepada Jessica. “Anak tante sedang dilanda kecemburuan, jangan terlalu khawatir nanti juga sembuh kalau sudah baikan dengan suaminya.” Kata Jessica. “Memangnya cemburu karena apa?” Kata Meli penasaran.“Tadi di restoran, saya dan Yasmin secara diam-diam mengikuti Arkana makan siang bersama Emeli dan juga salah satu klien perusahaan, entah itu disengaja atau tidak. Arkana terlihat perhatian dan begitu dekat dengan Emeli,” jawab Jessica. “Untung dia bisa menahan emosi, tidak melabrak perem
Semenjak Dimas datang, Yasmin sering bermain ponsel dan begitu sering mengabaikan kehadiran Arkana.Arkana begitu kesal setiap kali istrinya main ponsel saat bersamanya, bahkan sekarang pun perempuan itu masih bermain ponsel, tidak peduli suaminya memperhatikannya sejak tadi. “Iya halo, ada apa Emeli?” Ujar Arkana menjawab panggilannya. Pria itu berdiri melangkahkan kaki ke walk in closet melepas pakaiannya satu persatu, sambil membicarakan pekerjaan bersama Emeli. “Tidak perlu, besok Tomi yang akan menyiapkannya.” Ujar Arkana. Di balik cermin, bayangan Yasmin sedang mengintip di balik pintu, hal itu membuat senyuman di wajah Arkana. Ternyata panggilan Emeli bisa mengalihkan istrinya, yang tadi sibuk bermain ponsel dan mengabaikannya, kini perempuan itu penasaran dengan pembicaraannya dengan Emeli. “Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa ikut makan siang bersama klien dari Inggris, kita bisa berangkat bersama setelah melakukan meeting.” Ujar Arkana dengan suara agak keras. Yasmin
Malam ini terasa begitu panjang dan melelahkan bagi Bela, begitu banyak pelanggan yang datang memenuhi cafe tempatnya bekerja, tidak seperti malam biasanya Bela masih bisa bersantai.Pekerjaan baru di Cafe Starla cukup membantu perekonomian Bela untuk menambah pemasukan dan mencukupi keperluannya sehari-hari.Meskipun lelah bekerja, itu sudah menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukannya, karena tidak hanya untuk mencukupi kehidupan pribadinya, Bela harus mengirim uang untuk adik-adiknya agar tidak putus sekolah.Bekerja keras memanglah tidak mudah, di usia muda Bela yang harus kuliah dan bekerja sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.Rasa sakit kepala atau demam tidak pernah Bela manjakan, apalagi cuti bekerja, Bela selalu masuk dan memaksakan diri untuk tetap kuat dan tegar.Namun, kali ini Bela tidak bisa menahan rasa sakit di perutnya yang begitu melilit, wajahnya semakin pucat membuat rekan kerjanya khawatir dan meminta Bela untuk istirahat.“Bela lebih kamu istirahat, biar ak
“Maag ku kambuh karena telat makan, bukan karena aku hamil.” Ujar Yasmin. Awalnya Yasmin terkejut saat Arkana mengatakan dirinya sedang hamil, namun setelah dipikir-pikir lagi itu tidak mungkin karena baru saja kemarin Yasmin datang bulan.Mual dan sakit kepala memang sering terjadi saat maag kambuh, ditambah datang bulan, emosi juga tidak terkontrol karena hormon perempuan saat datang bulan tidak stabil. Wajah Arkana berubah, ia nampak kecewa mendengarnya.“Kamu marah, karena aku tidak hamil?” Ujar Yasmin saat Arkana meninggalkannya. “Tidak,” jawab Arkana. Yasmin merasa tidak enak, ia mengurungkan niatnya dan meletakan kembali ponselnya di tempat semula, ia menyusul suaminya yang berubah murung. Arkana duduk di sofa masih menggunakan handuk, berelanjang dada sambil memeriksa laptopnya. Yasmin menghampirinya lalu duduk di samping suaminya dan berkata. “Jangan terlalu dekat dengan perempuan itu, apalagi kamu bertemu tanpa mengajakku.”Arkana justru tersenyum melihat istrinya mem
“Gimana? semua yang aku suruh kamu lakukan kan?” kata Jessica.Yasmin menganggukan kepala, kemudian ia menyeruput minuman coklate hangatnya penuh kenikmatan.Secara diam-diam Yasmin kembali bertemu dengan Jessica di apartemen pria berkedok perempuan itu, hubungan Yasmin dan Jessica semakin dekat semenjak perempuan itu mengundurkan diri dari perusahaan Arkana.Yasmin tahu Arkana sedang mencari Jessica, tetapi perempuan muda itu sengaja tidak memberitahukan untuk memberikan pelajaran, jika Jessica sangatlah penting bagi Arkana.Rencana yasmin berhasil, suaminya kewalahan menangani masalah di kantor saat Jessica pergi, pria itu bahkan terlihat stres dan sering sakit karena tidak ada yang membantunya.Meskipun Yasmin selalu ada dan mensupportnya, tentu saja Arkana sangat membutuhkan sekretaris seperti Jessica, karena yasmin tidak bisa membantu Arkana dalam menangani perusahan.“Udahlah kamu cepetan balik lagi, kasihan suamiku sering begadang.” kata Yasmin membujuk Jessica.“Gak semudah i
Matahari mulai muncul dari ufuk timur, semua burung diatas ranting berkicauan bak bersiul menyambut pagi. Air embun membuat tanaman tumbuh segar dan sehat. Yasmin dan keluarga menikmati embun pagi di taman, sambil melakukan peregangan otot dengan olahraga seperti menggerakkan tubuh, ataupun berlari mengelilingi taman. Tubuh yang tidak biasa melakukan olahraga pagi memang berat, belum sampai satu putaran saja Yasmin dan Aditya sudah merengek meminta minum. “Papi ngapain sih ikut-ikutan,” kesal Yasmin karena Aditya merebut minumannya. “Papi haus, seret banget nih tenggorokan.” Katanya meneguk minuman Yasmin sampai habis.Tidak lama Meli juga datang meminta minum, dengan nafas ngos-ngosan, ia langsung membaringkan tubuhnya di atas tikar. “Papi ambilin minum,” ujarnya. “Iya Papi ambilin,” katanya segera berdiri. “Mami kepala aku pusing,” ucap Yasmin memegang kepalanya.Meli langsung duduk mendekati putrinya, dilihat dari wajah Yasmin pucat, Meli memeriksa suhu tubuhnya.“Badan kamu