Beranda / Romansa / Gadis Pemuas Tuan Mahen / Habis sudah batas kesabaran Mahendra.

Share

Habis sudah batas kesabaran Mahendra.

Penulis: Kina nak kuningan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mahen menjatuhkan surat yang baru saja dia baca, Tanpa bicara apapun Mahen langsung bangun lalu menyambar kunci mobil Bas yang tergeletak di sofa.

“Tuan! Anda mau kemana?” Bas berlari menyusul Mahen ang sudah berjalan keluar terlebih dulu.

Mahen terus melangkah tanpa memperdulikan teriakan Bas.

Bas mencoba menyusul namun sayang Mahen susah lebih dulu menaiki mobilnya dan tancap gas.

“Akh!”

“Kamu pergi kemana Arleta!”

“Berani kau pergi! Tanpa seijin dariku!”

“Kamu pikir, kamu bisa menghindar dan pergi dariku? Hahaha…kamu salah Arleta! Kamu salah!”

“Kemanapun kamu pergi, aku pasti akan menemukanmu!”

Mahen terus berteriak sendiri. Ada sebuah penyesalan dalam dirinya. Jika waktu bisa diputar kembali Mahen tidak akan mengatakan hal yang mungkin bisa menyakiti hati Arleta.

Entah kenapa, Mahen bisa merasa gila seperti ini. Saat mengetahui jika Arleta memilih pergi darinya.

Padahal jika Mahen mau, mencari ganti sepuluh wanita yang lebih dari Arleta pun Mahen bisa!

Tapi tidak!

Mahen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Frustasi.

    “Maksud kamu, bicara seperti itu pada mama apa, mama tidak mengerti?” tanya Sonia dengan wajah di buat se sendu mungkin.“Sudahlah ma! Aku tahu maksud kedatangan mama kesini untuk apa.”“Mahen cape ma. Mau istirahat.” Mahen berbalik lalu melangkah masuk ke dalam kamar, lalu menguncinya dari dalam.“Mahendra tunggu! Mama ingin bicara!” Sonia mencoba membuka pintu kamar, namun tidak bisa.“Mahen! Buka!” teriaknya terus menggedor pintu.Merasa tidak ada respon, Sonya berbalik, lalu menatap Bas dengan sinis.“Asisten tak berguna!” sinisnya.Membuat Bas membulatkan matanya seketika mendengar ucapan Sonia.‘Eh! Kena juga’ Sonia melangkah keluar apartemen dengan menghentakan kaki saking kesalnya.Di dalam kamar,Mahendra duduk merenung di atas tempat tidur, pikirannya sedang kacau sekarang. Mahen sengaja tidak ingin berlama-lama bicara dengan mamanya. Dia tidak ingin semakin emosi dan melontarkan kata-kata kasar nanti.Pertengkarannya dengan Arleta berawal dari ulah Sonia, yang menganca

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Mendapat kabar baik.

    Dua hari telah berlalu Bas dan anak buahnya gencar mencari keberadaan Alana. Mulai dari perkotaan sampai ke pelosok pun semua mereka datangi.Bahkan anak buah Bas sampai berinisiatif untuk membuat selebaran dengan bermodalkan foto yang diberikan Bas pada mereka.Entah dari jam berapa mereka berkeliling tanpa rasa lelah demi menemukan Alana.‘’Permisi, apa kalian pernah bertemu dengan wanita ini?’’ tanya salah satu anak buah Bas pada seorang pejalan kaki, dengan menunjukan selebaran berisi foto Alana.Kali ini mereka menyasar daerah padat penduduk di pinggiran kota.Wanita itu menggeleng,” Maaf saya tidak pernah bertemu dengannya,’’ sahut si wanita.‘’Oh. Baiklah, terimakasih.’’Wanita itu menganggukan kepala sebagai jawaban setelah itu kembali melanjutkan perjalanan. Begitu pula dengan anak buah Bas.Terik matahari tidak lantas membuat mereka menyerah. Saat dua anak buah Bas sedang beristirahat di warung pinggiran jalan.‘’Bagaimana jika kita tidak menemukan wanita itu hari ini? P

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Setrategi Bas.

    Emp!....empt!Arleta meronta memberontak ketika dua orang pria yang tiba-tiba membekap mulutnya dengan sebuah sapu tangan. Berteriak minta tolong pun dia tidak bisa.Tubuh Arleta semakin lemah, matanya tidak kuat lagi terbuka, tidak lama Arleta benar-benar memejamkan mata.Dua orang pria anak buah Bas itu langsung menghubungi temannya untuk membawakan mobil.Tidak lama sebuah mobil hitam mendekat. Kedua pria itu langsung gerak cepat ketika mobil sudah berhenti di dekat mereka.“Ayo jalan.” titah salah seorang yang baru masuk.Si pengemudi mengangguk tanpa kata dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sebelum ada yang melihat keberadaan mereka.Keadaan sore itu yang cukup sepi karena gerimis memuluskan mereka dalam menangkap Arleta. Siang tadi setelah mendapatkan kabar dari Pras tentang lokasi yang diduga menemukan wanita yang mirip dengan Arleta. Bas langsung mengirimkan banyak anak buahnya untuk menyisir seluruh kawasan tersebut.Usaha mereka tidak sia-sia setelah sal

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Jangan pergi lagi!

    Brak!Mahen mendobrak salah satu pintu yang ada di gudang itu, pintu itu satu-satunya pintu yang di kunci.Di ruangan yang pengap dan gelap ini Mahen melihat wanita yang begitu dikenal terikat di sebuah kursi, dengan mulut, tangan dan kaki yang terikat.Mata bulat Arleta membola kala mendengar pintu didobrak namun yang membuatnya lebih terkejut pria yang ada di balik pintu yaitu seorang Mahendra..Empt….!Empt….!‘Tuan Mahen!’’‘Tolong saya tuan!’ jerit Arleta dalam hati,‘’Arleta!’’ teriak Mahen sambil berlari menghampiri gadis yang membuatnya hampir gila dalam beberapa minggu ini.Air mata Arleta jauh seketika begitu melihat Mahen dari dekat yang sedang berusaha membuka satu persatu ikatan tali dari tubuh Arleta.Sedangkan diluar,Mahen mendengar adanya keributan mungkin Bas sedang melawan para penjahat yang menculik Arleta. Dan untuk hal itu Mahen mempercayakan hal itu pada Bas.‘’Ahk!’’Bugh!Bugh!Suara kayu yang dipukulkan ke tembok dan teriakan anak buah Bas yang seolah sed

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Perhatian Mahendra.

    Mahen baru melepas pelukannya ketika bel berbunyi. “Sepertinya dokter Rian yang datang. Tunggulah dulu, aku akan membukakan pintu,”ucap Mahen dengan lembut, pria itu mengusap sisa air mata di pipi Arleta sebelum beranjak pergi.Hati Arleta menghangat mendapat perlakuan lembut dari Mahen, pria yang dikenalnya dengan panggilan Mr. G pria berwajah datar dan dingin, tapi sekarang Arleta melihat sisi lain dari pria itu.Kali ini Arleta melihat sisi lembut yang penuh dengan perhatian, membuatnya terbuai.“Sadar Arleta! Sadar. Jangan mudah baper jadi cewek,” ucap Arleta memperingati dirinya sendiri.Ya, Arleta tidak boleh terbawa perasaan, dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu. Tapi perkataan Mahen tadi masih terngiang-ngiang di telinga.Benarkah apa yang dikatakan pria itu?Atau hanya emosi sesaat saja? Entahlah Arleta tidak tahu dan belum yakin jika yang keluar dari mulut Mahen adalah sebuah kebenaran. Yang jelas saat ini hutang Arleta bertambah pada pria itu, kali ini Arle

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Ciuman kening.

    Pagi menjelang, Arleta mulai mengerjap membuka mata, gadis itu merasakan tangannya terasa kelu dan berat ketika ingin digerakan. Arleta menoleh, ketika matanya sudah benar-benar terbuka. “Astaga tuan Mahen,” ucap Arleta pelan, gadis itu sungguh terkejut melihat pemandangan yang tidak biasa ini. Arleta menatap wajah tampan yang sedang tertidur pulas berbantalkan tangannya. Ya, Mahen ketiduran ketika menunggui Arleta, sampai-sampai pria itu ketiduran dengan posisi duduk di sisi ranjang. Bibirnya mengukir senyum indah, mengagumi keindahan di depan matanya dengan nyata. Jantungnya menjadi berdetak tidak beraturan, Arleta segera memalingkan pandangan ke arah lain, untuk mengusir rasa aneh dalam dada. Panggilan alam membuat Arleta mau tidak mau harus membangunkan Mahen yang masih tertidur pulas. Arleta tidak dapat menarik tangannya yang digunakan Mahen sebagai bantal, terlalu berat dan kelu rasanya. “Tuan.” panggil Arleta pelan, gadis itu menyentuh bahu Mahen menggunakan t

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Untukmu.

    Hari menjelang malam, Mahen baru saja keluar dari gedung perusahaan miliknya bersama dengan Bas. Saat ini keduanya sedang berjalan menuju parkiran. “Bas, apa kau sudah memberikan apa yang aku minta?” “Sudah tuan. Ada di mobilku,” sahut Bas.Terlihat Mahen mengangguk, kemudian berjalan cepat menuju mobil. Bas berjalan lebih dulu agar lebih cepat tiba di parkiran, pria itu terlebih dulu mengambil hadiah untuk Arleta yang dibeli siang tadi. Kemudian menghampiri Mahen yang sedang menunggu di dalam mobilnya. Pagi tadi Mahen dan Bas berangkat dengan mobil masing-masing, karena letak apartemen mereka berbeda. “Ini tuan. Semoga nona menyukainya,” ucap Bas. “Ya, semoga saja,” sahut Mahen sambil mengambil bingkisan itu dari tangan Bas. ___sesampainya di apartemen Bas segera naik ke unit miliknya.“Leta! Arleta!” Mahen memanggil Arleta dengan sedikit berteriak. Langkahnya semakin cepat setelah tidak mendapat sahutan dari wanita itu. Brak! Mahen mendorong keras pintu kamar,

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Ini aku!

    Ketika hari hampir malam, Mahen baru tiba di apartemen. Sedangkan Bas pria itu langsung pulang ke apartemen miliknya yang tidak jauh dari tempat Mahen saat ini. Baru saja masuk melangkahkan kaki di pintu, Mahen sudah disambut dengan wangi masakan yang begitu menggugah selera. Terlihat Arleta sedang fokus memasak bahkan sampai tidak tahu jika Mahen datang. Entah apa yang dimasak gadis itu? Mahen melangkahkan kali perlahan menghampiri Arleta, dan… Grep! Mahen memeluk Arleta dari belakang, dan itu membuat Arleta terkejut dan hampir memukul Mahen dengan spatula. “Ini aku,” ucap Mahen pelan sambil menahan spatula yang hampir mengenai kepalanya. Setelah pelukan di pinggangnya berkurang Arleta kemudian berbalik. “Ya ampun, maaf. Aku kira siapa. Lagian tuan sih! Kenapa tidak bilang kalau sudah pulang. Jadinya kan tidak begini.” celoteh Arleta menyalahkan Mahen. “Memang kamu kira siapa.” goda Mahen dengan menaik turunkan alisnya. “Aku kira ada penculik lagi,”sahut Arleta d

Bab terbaru

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Kebahagian sebagai orang tua baru

    Bab Selanjutnya: Kebahagiaan Sebagai Orang Tua BaruHari-hari awal bersama Mahesa dipenuhi dengan keajaiban dan kekacauan. Mahen dan Arleta, sebagai orang tua baru, merasakan cinta dan kebahagiaan yang tak terlukiskan saat mereka menyaksikan tumbuh kembang bayi mereka.Setiap pagi, suara tangisan Mahesa menjadi alarm alami yang menyentak mereka dari tidur. Meskipun terkadang membuat mereka kelelahan, suara itu selalu diiringi dengan senyuman dan rasa syukur. Mahen sering bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan bagi Arleta, sementara Arleta bersiap untuk menyusui Mahesa."Selamat pagi, bintang kecil kita," Mahen sering menyapa Mahesa dengan lembut saat mengganti popoknya. Mahesa, dengan matanya yang besar dan ceria, seolah memahami setiap kata yang diucapkan ayahnya.Arleta tidak pernah lelah mengagumi betapa cepatnya Mahesa tumbuh. "Lihat, Mahen! Dia sudah mulai tersenyum!" serunya suatu pagi saat Mahesa mengeluarkan senyum pertamanya."Mungkin dia merasakan cinta kita," jawab Mahe

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Lahirnya Mahen junior.

    Matahari terbenam dengan indah di cakrawala, memberikan cahaya keemasan yang menyejukkan. Di tengah kota yang sebelumnya dilanda ketegangan, kini terhampar suasana harapan dan kebahagiaan. Mahen berdiri di balkon rumahnya, mengamati langit yang berubah warna, merasakan damai yang telah lama ditunggu. Setelah berbulan-bulan berjuang melawan Ganesha Corporation dan para anteknya, kini semua itu telah berakhir.Kabar penangkapan Alexander dan seluruh jaringan kejahatan Ganesha Corporation menyebar cepat. Media melaporkan detail demi detail tentang bagaimana bukti yang mereka kumpulkan akhirnya membawa keadilan bagi semua korban. Mahen dan Bas, bersama dengan Inspektur Raka, telah bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa semua yang terlibat dibawa ke pengadilan.Kini, dengan kasus yang hampir sepenuhnya terpecahkan, Mahen merasakan beban yang selama ini menggelayuti pundaknya perlahan-lahan sirna. Dia tidak hanya merasa lega, tetapi juga bersyukur. Dalam kekacauan yang telah mengha

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Akhir dari peperangan.

    Pagi itu, matahari bersinar terang, seakan memberi pertanda baik setelah malam penuh ketegangan yang Mahen dan Bas lalui. Di dalam kantor polisi, Mahen duduk bersama Inspektur Raka dan Bas, di depan mereka terbentang dokumen-dokumen penting.Bukti yang selama ini mereka kejar untuk menghancurkan Ganesha Corporation dan Alexander.Mahen menghela napas dalam, mengingat peristiwa di apartemen Sandi. Meskipun mereka lolos dari cengkeraman anak buah Alexander, rasa gentar tidak sepenuhnya hilang. Waktu semakin sempit, dan mereka harus bergerak cepat sebelum Ganesha melakukan langkah besar untuk menutup mulut mereka.“Kita punya semuanya di sini,” ujar Inspektur Raka, membuka pembicaraan dengan nada penuh keyakinan. “Bukti bahwa Ganesha Corporation tidak hanya terlibat dalam kebakaran bisnis kamu, Mahen, tapi juga dalam jaringan kejahatan terorganisir yang lebih luas. Uang gelap, penyuapan pejabat, dan perdagangan ilegal. Semuanya terhubung melalui berbagai perusahaan cangkang, dan Alexa

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Bayangan di tengah bahaya.

    Ketika malam mulai menyelimuti kota, Mahen duduk di ruang kerjanya, memandangi berkas-berkas yang berserakan di atas meja. Di balik dokumen itu, ada kenyataan yang semakin terang, seiring dengan ancaman yang semakin membayang. Alexander, Ganesha Corporation, Aditya. Semuanya terhubung dalam jaringan yang rumit, dan Mahen tahu, langkah berikutnya akan menentukan segalanya. Di satu sisi, ada keluarganya, terutama Arleta, yang kini sedang mengandung. Di sisi lain, perang ini menuntut lebih banyak pengorbanan.Namun, di tengah ketegangan itu, kabar baik tetap datang. Arleta masuk ke ruang kerja, senyumnya yang menenangkan langsung membuat suasana berubah. Perutnya semakin membesar, tanda bahwa bayi mereka tumbuh sehat. Ada keajaiban dalam kehadirannya, meski bayang-bayang ketakutan terus mengepung mereka."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Arleta sambil mendekat, merasakan kelelahan yang tak bisa disembunyikan dari wajah suaminya.Mahen tersenyum, meskipun lelah. "Ada banyak yang harus

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Perang di balik bayang-bayang.

    Ketika Mahen keluar dari ruang pertemuan, udara terasa menyesakkan. Pembicaraan dengan Alexander tidak berjalan seperti yang dia harapkan. Pria itu bukan sekadar musuh, melainkan cerminan dari segala kekuasaan gelap yang siap menelan siapa pun yang berani menentangnya. Mahen tahu, semakin dia menggali lebih dalam, semakin berbahaya posisinya. Alexander bukan sekadar lawan yang bisa dia kalahkan dengan cara biasa, pria itu adalah monster yang siap melahap seluruh hidup Mahen dan keluarganya.Bas menunggu di dekat mobil, wajahnya menampakkan kekhawatiran. "Bagaimana, Tuan?" tanyanya pelan ketika Mahen mendekat.Mahen menarik napas panjang, membiarkan udara mengisi paru-parunya sebelum berbicara. "Alexander tidak akan menyerah begitu saja. Dia tahu apa yang kita lakukan. Tapi kita berhasil mengguncangnya. Dia tahu kita punya bukti."Bas mengangguk, meskipun matanya tetap waspada. "Itu kabar baik, tapi saya rasa kita harus lebih hati-hati sekarang. Alexander punya sumber daya yang sa

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Terjepit, antara dendam dan harapan.

    Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Mahen duduk di depan komputer, jari-jarinya mengetik dengan cepat, mencoba menggali informasi lebih dalam tentang Alexander dan koneksinya dengan Ganesha Corporation. Di layar, nama Alexander terus muncul, melibatkan pria itu dalam berbagai transaksi gelap yang melibatkan pengiriman barang ilegal, suap politikus, hingga proyek yang tampak bersih di permukaan namun penuh dengan korupsi di dalamnya.Bas berdiri di belakang Mahen, menatap layar dengan sorot mata tajam. "Ini lebih besar dari yang kita kira," katanya sambil melipat tangannya di dada. "Ganesha dan Alexander tidak hanya menyerang bisnis kita. Mereka menguasai segalanya, politik, hukum, bahkan aparat keamanan. Kalau kita salah langkah, kita bisa lenyap tanpa jejak."Mahen tidak menjawab, matanya masih tertuju pada layar, mencoba menemukan pola di balik semua transaksi ini. Satu hal yang jelas baginya adalah Alexander bukan sekadar musuh bisnis. Ini adalah serangan pribadi

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Langkah di tengah ancaman.

    Matahari pagi menyembul di antara kabut tipis, menyinari rumah kecil yang kini menjadi tempat perlindungan Mahen dan keluarganya.Cahaya itu membawa sedikit kehangatan, namun ketegangan yang menggantung di udara masih belum hilang. Mahen duduk di meja kayu kecil di ruang tamu, matanya terfokus pada peta yang terbentang di depannya. Pria itu sedang mempelajari setiap sudut jalan, setiap celah yang mungkin bisa mereka manfaatkan untuk melarikan diri atau bersembunyi lebih baik. Namun di kepalanya, Mahen tahu bahwa lari bukanlah solusi selamanya.Bas muncul dari dapur, membawa dua cangkir kopi. "Saya sudah berbicara dengan kontak kita tadi malam," katanya sambil meletakkan cangkir di depan Mahen. "Mereka setuju untuk membantu kita, tapi kita harus bergerak cepat. Ganesha semakin kuat."Mahen mendengarkan dengan seksama, namun pikirannya terus berputar. Di satu sisi, Mahen tahu bahwa musuh mereka semakin mendekat. Di sisi lain, pikirannya kembali pada Arleta dan kabar kehamilan yang ba

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Diantara Kehidupan dn Ancaman.

    Mobil Mahen melaju kencang di bawah langit malam yang kelam, meninggalkan jejak di jalanan sepi. Di belakangnya, bahaya yang tak terlihat terus membayangi. Bas, yang duduk di kursi pengemudi, sesekali melirik spion, memantau jalan di belakang mereka dengan kecemasan yang tak tersuarakan. Arleta, yang duduk di kursi belakang, menggenggam erat tangannya di atas perutnya. Ada ketegangan di setiap sudut mobil itu. Namun dibalik ketakutan yang menyelimuti mereka, ada sesuatu yang lain yang mulai tumbuh dalam hati Arleta, sebuah kehidupan yang baru.Mahen tahu bahwa ini lebih dari sekadar melarikan diri. Di balik setiap rencana jahat Ganesha, ada sesuatu yang lebih besar yang harus Mahen lindungi sekarang, keluarganya. Ancaman yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya kini tidak hanya menyasar dirinya atau bisnisnya, tapi orang-orang yang dia cintai.Bas menoleh ke arah Mahen, memecah keheningan yang menyesakkan. "Tuan, kita harus mencari tempat yang aman untuk sementara waktu. Ganesha m

  • Gadis Pemuas Tuan Mahen   Bayang-bayang penghancuran.

    Malam di pelabuhan telah berlalu, tapi suasana tegang itu belum memudar dari benak Mahen. Perburuan mereka terhadap Alexander hanya memberikan sepotong kecil dari teka-teki besar yang belum terselesaikan. Meski pria itu telah ditangkap, perasaan bahwa ada kekuatan yang lebih besar masih bersembunyi di balik kegelapan terus menghantui Mahen. Ganesha Corporation masih di luar sana, merancang sesuatu yang lebih berbahaya.Pagi itu, Mahen duduk di ruang kerjanya, memandangi catatan yang berserakan di mejanya. Tumpukan dokumen, laporan, dan catatan dari polisi seolah menatapnya dengan ancaman yang tak tersuarakan. Di tengah lautan informasi itu, ada satu nama yang kini menghantui setiap langkah penyelidikannya, Indra Jaya Trading. Perusahaan cangkang itu mungkin tampak kecil, tapi dibalik dindingnya tersembunyi kekuatan yang lebih besar dari yang bisa dibayangkan.Mahen meraih secangkir kopi yang sudah mendingin di meja, menghela nafas panjang. Malam yang tidak tenang dan pikiran yang t

DMCA.com Protection Status