Share

Mulai Terbuka

Penulis: Dwrite
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Om Lian tersenyum.

Dia mulai membenahi posisi duduknya menghadapku dan memulai cerita panjangnya.

"Nita dan Diana memang dua wanita yang sangat kucinta. Mereka segalanya bagiku hingga mataku sempat buta oleh jurang yang membentang di hadapan. Namun, harus kutekankan di sini. Mereka berdua adalah masa lalu. Cintaku pada Ibumu sudah hilang bersama dengan semua kenangannya delapan belas tahun lalu. Meskipun sempat bimbang tapi aku sudah memastikannya. Bahwa perasaanku padanya hanya sebatas prihatin dan khawatir. Lalu pada Diana. Dia memang perempuan yang sempat membuatku hampir gila, Kepergiannya sepuluh tahun lalu juga masih membekas dalam ingatan meski perasaanku padanya telah lama padam bersama dengan jasadnya yang dikebumkan.

Sejak saat itu, aku takut memulai Lea. Terlepas dari neurosis-ku yang masih belum bisa dikendalikan aku takut jatuh untuk kesekian kalinya. Meskipun naluriku beberapa kali menentangkannya, tapi tubuhku tak mengizinkan. Aku bukannya nggak mau menyentuhmu, memelu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Saling Terbuka

    "Biasa aja kali, nggak usah pada salting kayak yang habis ketahuan mesum di tempat umum." Celetukan Kevin tanpa sadar membuat wajahku kembali menghangat. "Tapi kalau dipikir-pikir emang menjurus juga, sih. Udah cahayanya remeng-remeng, mana sosor-sosoran. Untung cuma aku yang mergokin. Gimana kalau satpam rumah sakit ... abis kel--""Kebiasaan kalau ngomong sembarangan." Kevin terbungkam saat Om Lian lebih dulu menoyor kepalanya, sebelum ucapan Kevin semakin ngelantur. "Lagian terserah kitalah mau ngapain juga. Udah sah ini.""Idih, idih ... mentang-mentang udah sah jadi boleh tebar kemesraan sana-sini. Mana depan jomblo lagi," balas Kevin tak kalah sengit. Sementara aku yang hanya bisa memperhatikan perdebatan Om dan keponakan ini hanya bisa terdiam sembari mengompres luka di wajah Om Lian menggunakan es batu. "Lagi pula siapa yang suruh kamu ngintilin orang tengah malam? Nggak sopan! Itu bisa kena pasal 335 ayat (1) KUHP," nasehat Om Lian semakin membuat Kevin tertekan."Iya, iya.

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Shock

    "Wah, baru kali ini bangsal Bu Nita rame banget, ya. Seneng liatnya," seru Suster Yuyun, setelah selesai memberi Mama obat.Aku tersenyum kecil. "Iya, Sus. Tapi sayangnya sebentar lagi kita udah harus pulang," sahutku dengan sedikit sesal."Ah, iya, ya. Sekarang Mbak Lea statusnya udah beda. Nggak bisa pergi sembarangan lagi, karena udah ada suami." Suster Yuyun terkekeh geli. "Omong-omong Mas siapanya Mbak Lea? Baru liat saya." Suster Yuyun beralih pada Kevin yang semula asik dengan ponselnya.Lelaki itu tersenyum, lalu mengulurkan tangan. "Kenalin, Sus, Saya Kevin, keponakannya Om Lian."Mata Suster Yuyun tampak membulat takjub. "Wah ... pantes aja gantengnya sama.""Woiya jelas, ganteng boleh sama, tapi umur tetep jauh beda," timpal Kevin bangga sembari melirik Om Lian dan menyisir rambutnya ke belakang.Om Lian yang masih stay dengan sikap kalemnya hanya bisa mengedikkan bahu, lalu membalas cibiran kevin."Percuma muda, kalau cewek yang disuka malah lebih milih yang dewasa." Om Li

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Jatuh Hati

    Kami tiba di hotel bintang lima yang terletak sekitar dua kilometer dari kediaman utama. Sebelumnya Om Lian mengajakku berhenti di sebuah mall pusat kota untuk membeli beberapa potong pakaian dan dalaman untuk digunakan selama menginap di hotel. Jam besar yang ada di depan lobi terlihat sudah menunjukkan pukul dua siang. Bergegas kami check in dan memesan satu kamar suit room untuk ditinggali dalam beberapa hari.Kami berjalan berdampingan menuju kamar yang dituju. Terletak di lantai lima belas dengan view yang cukup indah. Fasilitas Suit room di hotel ini bisa dibilang hampir sama dengan hotel bintang lima lainnya. Ada kamar tidur berukuran king, dapur, ruang tamu, dan kamar mandi yang terpisah. Bonusnya ada spot khusus yang bisa digunakan sebagai tempat bekerja. Terletak di dekat balkon dengan kursi putar dan sebuah meja kaca. "Mau mandi duluan?" tanya Om Lian, saat aku tengah memindai keseluruhan ruangan. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian meraih beberapa helai dalam

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Kenapa?

    Suara pintu yang terbuka, diiringi derap langkah terdengar mengejutkanku dari lamunan. Refleks aku melempar ponsel Om Lian hingga terjatuh tepat di atas jaketnya. Seperti maling yang ketangkap basah, aku salah tingkah sampai berdeham beberapa kali hingga membuat Om Lian yang baru saja kembali, terlihat keheranan. Dia menatap ponsel sejenak, lalu mengernyitkan dahi. Setelah itu meletakkan lagi benda tersebut di sisi tubuhnya. "Kenapa? Makanannya pedes? Mukamu merah sekali, Lea," ujar Om Lian yang membuat perasaanku semakin tak menentu dibuatnya. "Iya, pedes dikit," dalihku dengan senyum yang kuyakin terlihat aneh. Om Lian manggut-manggut, lalu menyingkirkan piring kosong di atas meja, dan menggantinya dengan sebuah berkas tebal yang dia bawa entah dari mana."Makannya udah, kan?" Aku mengangguk setelah menenggak habis air dalam gelas ramping yang disediakan."Kalau begitu bisa kita mulai?" tanyanya lagi. "Om, nggak makan dulu? Atau mandi dulu?" Aku balik bertanya. "Nanti aja. I

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Mencoba Mengerti

    Tak ada yang lebih menyakitkan daripada sebuah penolakan yang dilakukan oleh pasangan. Niat hati hanya ingin lebih merekatkan hubungan, nyatanya malah makin meregangkan. Ternyata tak semua lelaki menyukai sisi wanita yang dominan. Khususnya Om Lian.Sikapnya yang pasif memang terkadang amat menjengkelkan. Setelah kejadian di kamar mandi, aku memutuskan untuk mulai membatasi interaksi kami. Sudah cukup rasanya mempermalukan diri. Meskipun aku tahu hak dan kewajiban sebagai seorang istri.Ini tak mudah, tapi tak terlalu susah. Hanya semesta yang tahu kapan sabarku berubah menjadi lelah.Malam ini, kami tidur dengan saling memunggungi. Aku di sisi kanan sementara Om Lian di sisi kiri. Sama-sama berpura-pura lelap dalam mimpi, nyatanya terjaga semalaman dengan lamunan tak bertepi. Aku memang tak tahu apa yang dia pikirkan, tapi pergerakan di sisi lain ranjang sudah cukup membuktikan bahwa kami hanyut dengan kegelisahan yang sama.Masih dengan posisi seperti ini, kuulurkan sebelah tangan u

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Kencan

    Kami mengawali kencan pasca pernikahan ini dengan berhenti di sebuah kafe. Tempat nongkrong yang cukup hitz di kalangan anak zaman sekarang. Memesan dua cup Capuccino dengan inisal nama kami. Double L.Om Lian menuntunku untuk duduk di meja luar, menikmati satu wadah kopi kesukaan kami ditemani kepadatan Jantung Kota Metropolitan."Setiap mampir ke kafe ini dan memesan minuman, aku selalu teringat--""Pertemuan pertama kita," potongku dengan seulas senyum simpul. "Dua tahun lalu, di kafe ini. Kita pesan kopi yang sama, inisial yang sama, dan tempat favorit yang sama." "Satu hal yang tak pernah kuragukan adalah ingatanmu yang tajam." Om Lian mencubit pipiku dengan gemas, lalu menyeka busa kopi yang tanpa sadar tertinggal di bibir atasku."Makanya jangan pernah macam-macam dengan ingatan perempuan. Sekali dia tersakiti, ngungkitnya bisa sampai tahunan." Om Lian terkekeh, entah kenapa tawanya justru menular."Aku percaya. Tabiat perempuan semuanya sama.""Begitu juga dengan tabiat lelak

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Lebih Dekat

    "Ternyata Pak Wira berhasil melacak lokasi kita," ujar Om Lian, saat kami kembali ke kamar hotel dan menemukan sebuah bingkisan di depan pintu, "sebuah kiriman pakaian yang harus kamu kenakan untuk menemui Pak Hans besok siang," tambahnya."Bahkan sampai pakaian pun dia yang tentukan?" tanyaku spontan."Ya. Memang begini cara mainnya.""Sebenarnya Pak Wira itu pengusaha atau mucikari, sih? Aku bahkan nggak yakin dress yang dipilihnya bahkan sanggup menutupi seperempat pahaku." Aku mulai mondar-mandir di tempat. Antara bingung dan kesal menghadapi kenyataan yang ada."Tenang, Lea. Kamu nggak harus memakainya. Sekarang masuk duluan! Aku keluar dulu sebentar." Om Lian meletakkan sebelah tangannya di punggungku, lalu mendorongnya ke dalam setelah menggesek kartu untuk membuka pintu.Lelaki itu tersenyum kecil sebelum meraih bingkisan tersebut dan menghilang setelah pintu lift tertutup.Kuhela napas panjang, kemudian merobohkan diri ke ranjang, setelah melepas sepasang sepatu. Kuraih ponse

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Antara Cinta dan Dusta

    Sontak aku memutar tubuh dan menatap lekat mata pekatnya untuk mencari kebohongan di sana.Namun, nihil. Yang kutemukan hanya manik mata berkaca-kaca yang memancarkan sebuah ketulusan di sana.Om Lian merendahkan tubuhnya, hingga bisa kurasakan napas hangat itu membelai permukaan wajah. dengan jarak sedekat ini aku bahkan bisa melihat bagaimana keringat sebesar biji jagung mulai berguguran dari pelipisnya.Saat hidung kami bersentuhan, bisa kurasakan kedua tangannya yang melingkar di pinggangku mulai gemetar. Tatapan kami saling mengunci untuk beberapa saat, sampai akhirnya Om Lian menarik tubuhku semakin rapat. Dia memejamkan mata, lalu melabuhkan bibirnya di tempat yang seharusnya.Sebelah tangan kekar itu mulai beralih melepas satu per satu kancing blazer yang kukenakan. Sementara aku mengulangi hal yang sama sembari sesekali menyeka keringat yang berguguran dari pelipisnya.Suhu tubuh kami meningkat drastis dengan napas yang sama-sama berembus tak karuan, saat kulit kami melekat t

Bab terbaru

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Truth or Dare

    "Di sebelah, kok berisik banget, ya, Kak. Bahkan tembok kedap suara aja masih kedengeran." Delima bertanya karena mulai resah dengan kegaduhan di kamar sebelahnya. "Biasa, Del. Om sama ponakan lagi adu kekuatan. Mereka kalau lama-lama ditinggal berduaan mungkin bisa bunuh-bunuhan." Lea menanggapinya dengan santai sembari mengganti popok Lyla yang terlihat mulai mengantuk. Sayangnya candaan Lea tersebut tak ditanggapi baik oleh Delima. Alhasil mata gadis cantik itu membelalak sempurna. "Ya ampun. Sampe bunuh-bunuhan, Kak?" Lea tertawa melihat tanggapan serius Delima. "Bercanda, Sayang. Liat aja, sebentar lagi mereka juga bakal ke sini. Saling ngadu siapa yang salah duluan." Benar saja. Selang beberapa lama suara pintu yang dibuka terdengar tanpa ketukan terlebih dulu. "Aku tidur di sini aja, ya? Sumpah nggak tahan banget sama suami kamu." Kevin muncul lebih dulu sembari mendaratkan bokong di atas ranjang samping Delima, tepat berseberangan dengan pembaringan Lea. "Dia yang mulai

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Liburan

    "Tahanan nomor 1139 ada surat untuk Anda!"Seorang sipir penjara terlihat menghampiri ruang tahanan Lapas Kelas satu blok A yang menampung para narapidana dengan kasus kelas berat. Lelaki berusia empat puluh lima tahunan itu bangkit dan menghampiri sang sipir setelah mengucapkan terima kasih. Kemudian kembali ke tempatnya. Sorot mata itu berubah teduh saat melihat nama pengirim yang tertera. Dia usap lembut permukaan amplop cokelat tersebut dan begitu hati-hati saat membukanya. Sepucuk surat dengan wangi parfum yang khas tercium di sana membuat hatinya mencelos seketika. Apalagi saat melihat beberapa lempar foto yang dibubuhkan menunjukkan kebahagiaan yang kentara. Untuk Pak AdrianBukan perkara mudah menulis selembar surat ini, setidaknya aku butuh waktu sekitar satu tahun sampai akhirnya kertas ini sampai di tangan Anda. Ada ego yang harus dikesampingkan, ada rasa sakit yang susah payah diredam. Maaf kalau aku tak bisa berbasa-basi dengan menanyakan bagaimana kabar Anda di lapa

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Kunjungan

    "Kami pamit pulang duluan, kebetulan masih ada urusan. Makasih buat semua jamuannya. Lain kali mungkin bisa disempatkan untuk menginap." Om Lian mewakiliku pamit pada semuanya. Setelah kejadian memalukan tadi aku benar-benar tak sanggup berada di sini lama-lama. Apalagi melihat tatapan penuh arti dari Bang Jojo, Yoga, dan Ilham. Belum lagi Kevin yang sejak terus saja menggoda kami. Memang benar-benar dia itu. "Gapapa sumpah, gapapa. Demi Alex kagak ngapa-ngapa. Daripada di sini lama-lama meresahkan kaum jomblo yang haus belai--aw, aw, aw." Kevin berhenti saat Mbak Lidia menjewer telinganya. "Nggak apa-apa. Pulang aja duluan, Mbak tahu dari sini kalian masih harus pergi ke yayasan. Nasi kotaknya udah kita siapkan di belakang tadi. Tinggal dimasukin ke bagasi." Wanita seumuran Mama itu tersenyum lembut. Seolah masih lekat dalam ingatan bagaimana dia bersujud di kaki Mama saat itu. Meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dia lakukan sembari menangis terisak-isak. Beruntung ko

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Awal Hidup Baru

    Satu tahun kemudian ....Tak ada luka yang benar-benar abadi. Waktu selalu punya cara untuk menyembuhkan nyeri yang ditanggung diri, hingga tiada keresahan merajai hati. Obat paling ampuh untuk menyembuhkan luka masa lalu adalah menciptakan kebahagiaan baru, bersama orang-orang baru, dan dalam circle lingkungan yang baru. Namun, sejauh apa pun kita berkelana mengarungi setiap kehidupan untuk mencari arti sebuah kebahagiaan. Keluarga tetaplah tempat terbaik untuk kembali. Mereka ada, mereka tinggal, dan mereka mengerti, konflik apa pun yang mewarnai lingkaran persaudaraan selalu ada celah untuk memaafkan. Tanpa sadar sembilan belas tahun sudah aku menghabiskan waktu mengejar sesuatu hanya berdasarkan emosi. Mengorbankan harga diri untuk tujuan yang tak pasti. Beruntung, dalam perjalanan yang menyesatkan aku menemukan orang-orang yang tepat untuk mencari jalan keluar dari lingkaran setan. Menerima uluran tangan para pahlawan tanpa tanda jasa yang bukan hanya mengorbankan waktu dan

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Selamat Datang

    Kurang dari sepuluh menit kami sudah sampai, karena kebetulan rumah sakit ini berada di pusat Kota tak jauh dari apartemen tempat tinggal kami. Om Lian kembali menggendongku keluar dari mobil dan langsung disambut perawat yang mengiringku untuk duduk di kursi roda.Kami masuk ke ruang persalinan. Para perawat membantuku berbaring di brankar lalu mulai menyiapkan alat-alat. Bisa kudengar beberapa kali bibir Om Lian bergumam, melafalkan do'a-do'a memohon pada Tuhan untuk mempermudah proses persalinan. Sesekali dia mengecup puncak kepalaku dan berbisik lirih agar aku tak lupa untuk berdo'a juga.Tak lama ... dokter Zayn masuk diikuti satu asisten yang sering kulihat di ruangannya. Dia adalah dokter yang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Beberapa kali aku sempat check up dan USG dengannya, berdasarkan saran dari salah sati teman."Baru pembukaan sembilan, kita tunggu sebentar lagi, ya!" Dokter Zayn memulai sesi, dengan hati-hati dan lembut. Dia beralih menatap Om Lian. "Jadi, ini suam

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Kontraksi

    Tak terasa waktu sudah sampai di penghujung bulan Oktober. Hari ini usia kandunganku sudah memasuki 39 minggu. Rasa mulas, kram perut, lalu sakit pinggang dan kontraksi palsu sudah kurasakan akhir-akhir ini. Tak bisa tidur nyenyak karena perut yang membesar juga sudah kulewati beberapa bulan terakhir. Di kala aku terjaga di tengah malam, sudah di pastikan Om Lian juga terkena imbasnya. Tanpa diminta dia sering kali bangun dan memijat pinggangku untuk meringankan rasa pegal hingga tubuhku menjadi rileks dan terlelap kembali. Alhasil, dia terbangun dengan wajah kusut dan mata panda di keesokan harinya.Di dalam kamar apartemen yang sudah dua bulan terakhir ini aku dan Om Lian tempati, kulipat beberapa pakaian bayi ke dalam tas berukuran sedang untuk persiapan persalinan nanti.Di kamar ini, kami juga sudah mempersiapkan tempat tidur bayi. Benda itu Om Lian letakkan di pojok ruangan, samping ranjang kami. Supaya mempermudah bila di kecil rewel nanti.Beberapa hari yang lalu kamar ini

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Ejekan

    Saat ini kami tengah berkumpul di rumah Mbak Amira. Dalam formasi yang cukup lengkap. Hanya kurang beberapa orang yang masih belum berkenan untuk berbaur, setelah apa yang terjadi di masa lalu. Kami tengah Menikmati jamuan yang wanita baik hati itu sediakan sebagai bentuk rasa syukur karena kami berhasil melewati semua rintangan yang ada."Halah, masih gedean juga punya Bang Al, tapi kagak pernah, tuh dia pamerin. Itu baru otot bisep, loh. Belon nyang laen--""Jojo!" Mbak Zara memukul pelan lengan Bang Jojo. Wanita yang tengah hamil muda itu melotot."Iye, iye punya elu, Zar! Nggak akan ada yang gondol juga," cetus Bang Jojo dengan delikan mata khasnya.Sementara dua orang yang bersangkutan masih saja terlihat santai menanggapinya. Bang Alby, suami Mbak Zara yang juga paman Mbak Amira tentara berpangkat dua itu sejak tadi hanya tersenyum kecil. Sementara Om Lian tampak tak peduli dengan ocehan keponakannya, dan masih terjaga menggenggam tanganku."Oh, iya, Lea! Bulan ini kandungan kam

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Pelangi Setelah Badai

    Awalnya aku sudah pasrah dengan semua. Masuk perangkap Pak Wira, mengetahui fakta bahwa Kevin berkhianat, dan menyaksikan Om Lian dalam keadaan yang begitu mengenaskan. Kupikir saat itu azal kami akal segera tiba, tapi nyatanya takdir Tuhan adalah misteri yang tak pernah bisa disangka-sangka oleh manusia. Ternyata Kevin memenuhi janjinya. Dia datang di waktu yang tepat dan membawa serta semua Tim Mbak Amira. Keadaan pun berubah jauh lebih baik dari yang kukira. Dua bulan bahkan sudah berlalu dan semua mulai berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pak Wira ditemukan polisi dengan kondisi yang jauh lebih mengenaskan daripada Om Lian. Meskipun begitu dia tidak bisa lepas dari jeratan hukum setelah Delima dan teman-temannya mulai angkat bicara tentang bisnis perdagangan anak di bawah umur yang digawanginya. Pihak kedokteran juga mengatakan bahwa kondisi mental Pak Wira dalam keadaan sehat. Dengan kata lain dia tidak mengalami gangguan kejiwaan hingga membutuhkan rehabilitasi. Semua

  • Gadis Peliharaan Sugar Daddy   Kevin : Sebuah Rencana (2)

    "Ma."Mama menghentikan elusan tangannya di kepalaku."Hmm?""Kenapa saat itu Mama bersikukuh mempertahankan kehamilan padahal udah jelas aku anak haram."" .... "Mama tak menjawab. Keheningan panjang yang memuakkan memaksaku untuk bangkit dari posisi berbaring di pahanya. "Kalau saja saat itu aku nggak dilahirkan, kalau aja nggak bertahan dan tumbuh besar, aku nggak perlu menyaksikan semua kekejaman ini, Ma. Kalian nggak perlu menghancurkan rumah tangga orang lain, nggak akan ada dendam dan penderitaan atau lebih banyak pengorbanan. Lihat sekarang! Keegoisan Mama dan kakeklah yang menyebabkan semua kehancuran ini terjadi. Keegoisan kalianlah yang mengantarkan begitu banyak kebencian pada keluarga ini!" Akhirnya air mataku tak lagi bisa dibendung setelah berbulan-bulan hanya bungkam menyaksikan begitu banyak ketidakadilan. "Aku yakin Lea juga nggak akan bertindak sejauh ini kalau Mama berani bersikap tegas sejak awal. Sudah dua puluh tahun, Ma. Dua puluh tahun sejak Mama merampas a

DMCA.com Protection Status