"akhirnya kau mau mengunjungi kedua orang tuamu?" tanya Alana pada keponakannya. Keponakannya? Felicia? Ya! Karena memang....., disinilah kedua wanita itu sekarang. Seingat Alana...., wanita itu memang berniat mengunjungi makam sang kakak.Edward yang memiliki kebudayaan Jawa Bali memang sama-sama memiliki kebudayaan mengkremasi mayat dari ayah kandung Alana. Namun, berbeda dengan kebudayaan asli mereka yang seharusnya melabuhkan abu mayat ke laut..., keluarga mereka memilih menguburkan abu mayat kedua orang tua Felicia di pemakaman Chinese yang berada di tanah kelahiran ipar dari Alana tersebut.Siapa yang menyangka, jika..., saat Alana akan memasuki wilayah makam..., ia akan melihat sang keponakan yang baru saja keluar dari wilayah pemakaman Chinese tersebut. "aunty..., sudah tahu?" tanya Felicia. "tentang kau yang berpura-pura Amnesia?" tanya Alana. "apakah Aunt tahu dari teman Aunty yang merupakan Psychologist itu?" tanya Felicia. "Tidak!" ucap Alana sambil menyesap Coffe
Hari ini hari senin. Dan sesuai saran dari Erika..., Angelina akhirnya memilih masuk kembali dan tak jadi memproses cuty nya. Kali ini...., melihat Frans yang memilih menghindar ketika Angelina akan duduk di sebelahnya..., wanita itu tak lagi memperlihatkan rasa keberatannya. Dengan perban yang masih menempel di kepalanya..., Angelina mulai mengikuti kelasnya lagi. Perban yang di gunakan Angelina bukanlah sandiwara! Kenyataannya..., luka Angelina memang belum sepenuhnya mengering. Meski begitu..., luka wanita itu sendiri bukan luka yang berat. Sehingga..., tidak akan menganggu kegiatan wanita itu. Hanya saja..., karena mobil yang sebelumnya di kendarai Angelina mengalami kerusakan..., membuat, wanita itu sementara harus di antar jemput karena mobilnya masih dalam proses perbaikan. Dan..., tanpa sadar kelas telah selesai. Selain untuk mengejar Frans...., kebetulan, Angelina sendiri memang pandai. Tak susah bagi wanita itu mengikuti kelas-bahkan..., meski me
"Logan...,boleh aku bertanya sesuatu." Tanya Hazel. "Ya, sayang?" heran Logan yang baru saja pulang ke rumah. Berbeda dengan Logan yang memilih langsung bekerja. Hazel memilih tetap menggunakan cuty nya sebagaimana mestinya. Apa lagi.., wanita itu melupakan..., jika ia sedang berhadapan dengan seorang pria berdarah campuran asing. Yang pastinya memiliki tenaga ekstra di ranjang. Padahal..., wanita itulah yang pertama kali berinisiatif...., namun, wanita itu juga yang kelelahan di atas kasur. Abaikan itu. "Kau tahu Helena?" Tanya Hazel. "Siapa?" heran Logan. "dia adalah karyawan yang pernah bekerja di tempatmu dan dulu juga adalah teman kuliahku." jelas Hazel. "Oh? Ada apa dengannya?" heran Logan yang melepas jazz nya dan segera di ambil oleh Hazel untuk di hanger dan di taruh di gantungan baju. "saat aku mau mengucapkan..., selamat ulang tahun kepadanya karena..., kebetulan ini adalah hari ulang tahunnya..., aku baru tahu, jika..., ia sudah menjadi guru dan juga sudah menikah
"Papa...,boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Angelina yang sedang bersantai di ruang keluarga bersama dengan satu keluarga yang lain...., karena..., kebetulan Steven telah pulang kerja. "iya..., apa yang ingin di tanyakan putriku ini." kekeh Steven. Pria yang tak lagi muda itu masih saja menggoda putrinya yang telah beranjak dewasa. Apa lagi melihat putrinya itu yang akan merajuk ketika di goda oleh ayah kandungnya sendiri. " sudahlah, Steve! Jangan goda putri mu terus! "keluh Jean yang datang membawakan makan malam yang telah di hangatkan untuk di santap Steven. " baik-baik! Apa yang ingin kau tanyakan, An? "tanya Steven. " setelah papa menjadi direct.... "ucap Angelina mengantung. " ehem? " heran Steven mulai menyuap makanannya. " apa tidak ada yang menggodamu. " tanya Angelina membuat Steven tersedak mendengar penuturan putrinya. " Ada, ya? " heran Angelina melihat reaksi sang ayah. " kenapa kau bertanya seperti itu, An?" tanya Jean membantu mengelap sisa makanan yang baru
"apakah...., aku mengambil cuty terlalu lama?" tanya Hazel yang akhirnya kembali bekerja di perusahaan suaminya. "kenapa kau bertanya seperti itu?" tanya Logan. "Wajah assistant Lucas sedikit menakutkan. Apakah ia kesal karena harus menangani tugas yang harusnya aku kerjakan?" tanya Hazel yang melihat Lucas terlihat kesal. "sepertinya..., tidak." jelas Logan masih sibuk mengurus berkas. Ia memang sedikit sibuk karena banyak apoteker yang menawarkan product obat-obatan baru dan meminta kerja sama perusahaan Logan untuk memasarkannya. Namun, sebagai perusahaan Farmasi yang bekerja sama langsung dengan rumah sakit keluarganya..., Logan jelas harus benar-benar menyeleksi jenis-jenis obat yang masuk. Jangan sampai..., obat yang di edarkan perusahaannya adalah obat yang akan merugikan masyarakat atau mungkin..., nama rumah sakit keluarga Dawson. "tidak?" ucap Hazel membuyarkan lamun Logan. "ya! Aku sudah mengenalnya sejak kecil karena orang tua kami juga bersahabat. Jika..., ia kes
Orang cenderung menjugde para pelaku ONS, menyamakan mereka sama rendahnya dengan pelaku Sex commercial. Tanpa menyadari..., jika, mereka memiliki alasan menjadi pelaku ONS. Economic adalah yang paling utama. Adapun yang di paksa karena di perjual belikan. Bahkan, oleh orang yang menjadi bagian dalam keluarganya sendiri. Entah itu bibi, paman, orang tua, bahkan pasangan mereka sendiri. Namun, kisah ini berbeda. Seorang wanita yang menjadi pelaku ONS karena ingin memulai petualangan liarnya dan juga karena ingin mencari pria yang bisa membuatnya menemukan kenikmatan cinta. Tak heran! Memiliki seorang kekasih yang berbeda usia yang cukup jauh, membuat ia tidak bisa mencapai kepuasan karena sang kekasih yang memiliki stamina yang terbatas. Atau mungkin... , ia saja yang memiliki keinginan dan gairah yang tinggi, maybe? Entahlah! Dari sekian banyak pria yang pernah bermain dengannya. Tak ada satupun pria yang dapat membuat nya menemukan titik puncak kenikmatan dalam bercinta.
Pov Alana" Al, kapan kamu akan menikah dengan Jun?" tanya ayah kandungku. Ya, itulah yang selalu di katakan ayah kandungku ketika ia sedang berada di rumah.Padahal, aku sendiri selalu mengatakan;' Jika aku ingin putus dari kekasih tuaku.' Entah ayahku ini yang sudah mulai pikun karena umur atau sengaja, maybe. Yang membuat ia selalu bertanya padaku." Jangan tanya padaku, tanya saja pada Jun." jawabku Asal.Meski kenyataannya, Ini memang benar. Dulu, saat aku masih menghormatinya- aku pernah bertanya tentang perihal masa depan dan pernikahan. Namun, ia terlihat sibuk pada hal gilanya, yaitu..., Bermain menebak angka. Yang benar maka ia akan mendapat untung 10 kali lipat dari harga yang ia keluarkan. Semacam judi. Meski kerap kali beruntung..., aku tidak pernah setuju yang namanya Judi." Kata bibi pemilik toko mebel, kau ingin putus dari Jun, Al? Apakah itu benar?" tanya ayah kandung Alana.' Bukankah aku juga pernah mengatakan padanya?' batinku.Ternyata, ayahku ini memang su
Namaku adalah Alana Kendrick.Aku seorang Novelis atau bisa di bilang penulis. Dulu, aku memang pernah bersekolah di study seni untuk gelar Sarjana. Namun, semua itu terhenti ketika ibuku tiada dan ayahku beralasan.., ' Jika ia tidak lagi memiliki uang untuk menyekolahkanku.' ' Cih, tidak punya uang untuk menyekolahkan anaknya- tapi memiliki uang untuk bersenang- senang.' batin ku.Karena, memang itulah yang terjadi. Ayahku, hanya memikirkan dirinya sendiri. Melarangku menjual barang warisan mendiang ibuku. Namun, tak jarang.., ia juga juga menjual barang warisan ibuku yang berharga lebih mahal dari yang aku jual. Untuk apa uang yang di jual ayahku? Jawabannya..., Tentu saja untuk senang-Senang.Bukan untukku tentu saja. Mungkin, untuknya sendiri? atau mungkin, membaginya untuk putra bungsu kesayangannya itu, maybe? Tak heran..., Karena pada akhirnya, aku masih harus menghidupi diriku sendiri tanpa bantuan ayahku. Belanja sendiri, membayar tagihan air dan listrik pun sendi