Alana dan Mark memulai honeymoon mereka dengan kapal pesiar yang lebih kecil-dari kapal yang mereka gunakan untuk pesta pernikahan.Dimulai dari negara-negara yang berseberangan dengan negara asal mereka.Setiap Alana bosan pada suatu negara-mereka akan kembali berlayar menyusuri negara lainnya.Begitu terus-hingga..., mereka sampai di di negara paling romantis sedunia..., Italia( Italy).Sebuah negara kesatuan republik di Eropa.Italia berbatasan dengan Prancis, Swiss, Austria, Slovenia, San Marino dan Vatikan.“ Sayang, apakah kau lapar?” tanya Mark.“ Erm.” Alana memilih hanya mengangguk-sebagai jawaban.“ Kita makan di luar, yuk. Aku sudah reservation di restaurant-yang menyediakan..., makanan khas negara ini.” ucap Mark-mengelus perut istrinya yang mulai membuncit.“ Tentu, Mark. Apapun, asal bersamamu aku menyukainya.” ucap Alana-menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya.Mark hanya terkekeh pada sikap istrinya yang semakin manja padanya.Mungkin..., karena, perantara calon
Tak butuh waktu lama bagi Mark untuk mengendarai mobilnya menuju restaurant yang telah pria itu reservation.Setelah mengkonfrimasi pada pihak restaurant-jika.., ia akan menambah orang, pihak restaurant akhirnya menunjukkan tempat untuk Mark, Alana dan Jean makan.Seperti biasa, Mark akan memfoto apa yang ada di hadapannya untuk di unggah di media social-tujuannya, jelas untuk membuat.., keluarga Kendrick iri.“ By the way, singatku.., saat di rumah sakit-kau memakai seragam kerja, bukan?” tanya Mark. Mungkin.., pria itu heran-karena, bisa menemui Jean di sini. Sedangkan, seingat Mark-ini belum waktunya libur kerja.“ Ya, Doc. Saat ini, aku memilih resign dari tempat ku bekerja, Doc.” jelas Jean.“ Kenapa?” heran Mark.“ Apakah.., pria yang menjadi ayah dari calon bayi mu-adalah teman kerjamu?” tebak Alana-yang hanya di angguki lirih oleh Jean.“ Be...,begitu? Ngomong-ngomong, teman ku juga bekerja di tempat kau bekerja. Maksudku, tempat kau pernah bekerja.” jelas Mark.“ Siapa?” hera
“ Ia..., sedang mengandung anakku.” ucap Steven lirih.“ Ia benar-benar mengandung anakmu? Bukankah..., setahuku..., kau ini gay, Stev?” heran Mark-membuat, Steven hanya tersenyum dengan mata yang menyiratkan luka.“ Kau tahukan..., Mark? Aku ini menjadi Gay-karena trauma..” ucap Steven menggantung.Ya, Mark sendiri memang tahu tentang kisah Steven-karena..., Steven yang menceritakannya sendiri.“ Apakah..., sebelumnya, kau itu normal?” tanya Mark.“ Maybe..” ucap Steven ragu.“ Maybe?” heran Alana dan Mark.“ Karena, aku bahkan belum pernah memiliki kekasih wanita-sebelum akhirnya..., trauma ku ada.” jelas Steven.“ Maaf menyela.” ucap Alana.“ Sebelumnya, Mark pernah mengatakan..., jika, nona Jean dan anda bekerja di satu perusahaan..” ucap Alana menggantung.“ Ya, ia bahkan satu Devisi kerja denganku. Aku adalah manager dan ia adalah assistant manager yang bekerja di bawah Tim yang kupimpin ku.” jelas Steven.“...” Alana hanya terdiam-sambil menatap ke arah suaminya.“ Bagaimana ki
Setelah itu, tidak ada banyak yang berubah.Awalnya, Steven merasa takut. Takut, jika..., dirinya akan di bully di tempat ia bekerja-karena..., ucapan yang di lontarkan Mr Kim-saat masa pendekatan Karyawan baru dengan anggota satu Tim yang lain. Namun, karena Jean..., teman-teman kerjanya hanya mengira-jika..., Mr Kim salah sangka pada Steven.Beberapa waktu mulai bekerja di perusahaan-Steven menyadari-jika, Jean adalah orang yang pintar.Wanita itu selalu dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat-bahkan, terkadang membantu para karyawan yang masih kebingungan dengan pekerjaannya. Entah itu karyawan baru atau karyawan yang lebih dulu bekerja di devisi mereka.Tak sampai setahun bekerja-Steven akhirnya naik pangkat menjadi manager-menggantikan Mr Kim yang di pindah tugaskan ke cabang perusahaan yang lain.Dan Jean menjadi Assistant manager.Saat Steven naik pangkat-jujur, pria itu merasa..., Jika, Jean lah orang yang paling pantas mendapatkan jabatan manager. Namun, wanita itu meya
Setelahnya, semua kembali seperti semula.Yang berbeda adalah...,Jean yang benar-benar tidak lagi datang ke ruangan Steven.Sekedar ngobrol-atau memberi bekal pun tidak.Jean benar-benar menepati janjinya...,Tidak pergi keruangan Steven-jika, tidak ada hal yang penting.Jujur, Steven merasa ada yang hampa di hatinya.Seolah..., ada yang hilang.Padahal, saat ibunya mengkhianati keluarganya dan memilih meninggalkannya-atau..., kakaknya yang memilih mempercayai kekasihnya..., Steven tidak pernah merasa-seperti..., yang pria itu rasakan saat ini.Ia memang merasa kesal-namun, hanya kesal-pria itu tidak merasa kehilangan-seperti yang ia rasakan..., ketika Jean memutuskan menjauh dari pria itu.Steven mengira...,Jika, dirinya hanya merasa bersalah pada jean.Pria itupun berusaha meminta maaf pada Jean.Namun, ketika..., wanita itu sudah memaafkan Steven.Pria itu tetap merasa ada yang mengganjal di hatinya-karena, Jean yang berusaha menjaga jarak pada pria itu.Tanpa pria itu sadari...,
Suara kamar mandi yang terbuka membuyarkan lamun steven-membuat...,Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara-setelah sebelumnya menutup kembali pintu kamar tempatnya menginap.Dan saat itu pula..., dada Steven kembali memanas-sepanas wajahnya saat ini.Tak heran!Jean..,Baru saja keluar dari kamar mandi.Wanita itu memang memakai bathrobe.Namun, tubuh yang masih di biarkan basah-membuat..., bathrobe itu mencetak sempurna tubuh Jean.Apa lagi..., bathrobe yang tidak di pasang dengan benar. memperlihatkan dada indah seorang Jean.Dengan..., wajah Jean yang masih memerah seolah menahan gairah yang butuh di salurkan.Saliva Steven seolah berat karena enggan masuk ke kerongkongan pria itu.padahal, pria itu meyakini..., dirinya tak terkena Aphrodisiac-lantas..., mengapa, nafasnya pun tampak memberat saat ini?wajahnya panas.Dan jantungnya berdebar 2 kali lebih cepat melihat penampilan Jean yang menggoda dan menggairahkan.Menggairahkan? Steven?Bergairah kepada jean?Seor
Ya, setelah apa yang Steven lakukan malam itu.Jean kembali bekerja seperti biasa.Kenapa?Karena Jean tidak tahu siapa yang bercumbu dengannya?Atau..., karena, Jean mengira jika..., Mr Calvin lah yang telah bercumbu dengannya?Entahlah! Yang pasti adalah...,Jean yang tetap tidak menyapa Steven.Marah tidak!Protes atas yang Steven lakukan pun tidak!Jujur, hati kecil Steven selalu merasa bersalah atas apa yang pria itu lakukan.Apa lagi..., saat ingat..., jika, apa yang mereka lakukan kemarin adalah yang pertama bagi Jean.Ya.Jean...,She's still a Virgin.Dan Steven adalah pria pertama yang merengut mahkota berharga milik wanita tulen itu.Senang?Entah mengapa..., pria itu begitu senang-bukan hanya senang, bahkan, bahagia dan..,Bangga. Bangga, karena ia adalah pria pertama di hidup Jean.Namun...,Di sisi lain...,Steven terlalu kalut.Ya, itulah alasan mengapa..., pria itu meninggalkan Jean-saat pria itu terbangun di pagi hari dan mendapati dirinya dalam keadaan tidak mengena
Alana hanya menatap ke arah kedua pasangan di hadapannya ini." Lalu? Apa keputusan kalian?" tanya Alana mulai membuka suara." ..." kedua pasangan ini tampak terdiam.Jean yang masih sakit hati atas apa yang Steven lakukan, sementara..., pria itu sendiri juga bingung harus melakukan apa.Di sisi lain, ia masih belum dapat menyatakan apapun perihal dirinya yang bisa menyentuh Jean-namun, pria itu juga mengakui-jika..., ia juga tak mau kehilangan wanita itu." Nona Jean..." panggil Alana akhirnya." Ya?" tanya Jean dengan mata yang masih tampak sembab." Apa anda tahu..., dulu, Mark juga mengira dirinya Gay-pria itu bahkan adalah kekasih dari pria yang ada di sebelah anda." ucapan dari istrinya itu jelas ingin membuat Mark ingin protes-namun, mengingat..., jika, Alana sedang mencoba menasehati pasangan di hadapan mereka ini-membuat pria itu memilih diam." Namun, pada akhirnya..., setelah nya, ia bisa sembuh-bahkan, akan menjadi seorang ayah." jelas Alana sambil mengelus perutnya yang