“ Minumlah coklat hangat ini, ini akan membuatmu tenang.” jelas Mark-ketika mereka telah sampai di Apartment pria itu.“ Terima kasih.” ucap Alana menerima coklat pemberian Mark.“...” Mark memilih diam dan menunggu Alana menyesap coklat hangat pemberiannya.“ Ada apa.” tanya Mark tak lama setelah Alana menyesap coklat pemberian pria itu.“ Tidak ada apa-apa, Mark.” jelas Alana sambil menyesap coklat hangat yang di berikan Mark.“ Kalau begitu.., mengapa, tiba-tiba kau mengajakku keluar? Hanya agar..., tidak kembali kerumahmu?” tanya Mark. Alana memilih diam sambil terus menyesap coklat hangatnya.“ Alana.” panggil Mark membuat Alana menatap pria di hadapannya itu-meski masih menyesap coklatnya.“ Apa aku masih belum cukup dekat denganmu-sehingga, kau masih ragu untuk menceritakan masalahmu?” tanya Mark lagi membuat Alana mengalihkan perhatiannya pada pria di hadapannya ini.Lama, Alana menatap ke dalam pelupuk mata Mark-mencari kebenaran di dalam mata bewarna blue Diamond milik pria
“ Apakah tidak apa- apa, jika kita masuk ke apartment Mark-tanpa menghubungi Mark terlebih dahulu, honey? Ini sungguh tidak sopan.”“ Diamlah, El! Kau tidak tahu-bagaimana khawatirnya aku! Selama hampir 34 tahun, anak kita tidak memiliki kekasih! Aku takut.., jika anak kita G, El.” keluh Esther menekan dial kunci apartment Mark.“ Tapi, bukan berarti--kita bisa seenaknya memasuki Apartment putra kita.” jelas Elder.Ya, Elder adalah ayah Biologis Mark dan Esther adalah ibu kandung dari Mark.“ Diamlah, El! Aku curiga pada putra kita! Aku takut.., jika, alasan ia lebih memilih pulang ke Apartment dari pada rumah kita-adalah karena berkencan dengan kekasih pria nya. Itu sebabnya.., aku harus memastikannya dan memarahi Mark-jika itu benar terjadi.” kesal Esther yang sudah berhasil masuk ke apartment milik Mark. Jelas terlihat jika.., pakaian Mark tercecer dari pintu masuk menuju kasur tempat Mark menikmati tidurnya saat ini.“ Esther! Tampaknya, ia memang berkencan di apartment ini. Lihat
Setelah Esther dan Elder pulang--Mark lantas menemui Alana yang sedang mencuci piring bekas mereka makan.“ Kau butuh bantuan, sayang?” ucap Mark memeluk Alana dari belakang.“ Sayang?” kekeh Alana membalik tubuhnya dan menerima pelukan Mark.“ E hem. Kau bahkan sudah di restui menjadi menantu oleh mommy ku.” kekeh Mark.“ Aku pikir--kita hanya bersandiwara. Jadi.., aku benar-benar menjadi kekasih dari dokter G ini?” kekeh Alana memainkan dagu Mark.“ Apa maksudmu G? ” kekeh Mark membuat Alana tertawa.“ Kau lupa? Kau sendiri yang mengatakan kepadaku; jika kau G, doc?” kekeh Alana.“Dan apakah kau lupa? Jika pria yang kau katai.., G ini-adalah satu-satunya pria yang bisa membuatmu merasakan nikmat, hem?” ucap Mark sambil menangkup wajah Alana.Entah siapa yang memulai-yang pasti, entah bagaimana.., kini, bibir mereka kembali bertautan. Dan tanpa banyak kata..., mereka telah kembali bertukar Saliva dan berbagi udara.*Sementara itu.., Esther tidak benar-benar pulang dan hendak kembali
Warning konten!!! 21++Karena sebelumnya.., Mark hanya berpikir untuk menyewa Apertment hanya untuk menghindari ibu kandungnya itu--bertanya soal kekasih atau teman kencan Mark-pria itu hanya memilih Apartment yang tidak terlalu besar. Karena memang tujuan Mark menyewa Apartment-awalnya hanya untuk tidur saja.Namun, jika Mark akan menampung Alana di Apartment nya-pria itu juga harus menyiapkan beberapa perlengkapan untuk Alana- karena memang.., Alana yang masih mengambil study nya.Itu sebabnya, setelah membelikan Alana meja khusus untuk menggambar Design dan beberapa barang belanjaan lainnya-Mark memilihkan menyewakan satu unit lagi untuk ruang menggambar Alana.“ Kenapa tidak ada kasur di Apartment ini, Mark?” tanya Alana yang melihat ruang Apartment yang hampir sama dengan milik Mark-namun, tidak ada perabotan- kecuali wardrobe yang memang menyatu dengan dinding Apartment. Setahu wanita itu.., Mark hanya membelikannya meja khusus untuk menggambar, dan meja rias-itu sebabnya, Alana
Setelah para kurir menaruh semua paket milik Mark itu di tempatnya.., Alana memilih keluar setelah sebelumnya--memastikan jika., para kurir itu telah pergi meninggalkan Apartment mereka.“ Mereka sudah pergi?” tanya Alana.“ Sudah! Mengapa, kau harus bersembunyi di kamar mandi, Alana. Kau kan memakai kaos dengan leher yang tinggi. Semua kissmark di tubuhmu, jelas tidak akan di lihat para kurir itu.” heran Mark.“ Kau pikir, aku tidak malu-setelah semua suara aneh kita-terdengar oleh orang lain, hem?” kekeh Alana mencubit pipi kekasihnya ini.“ Apa maksudmu dengan suara aneh? Suaramu adalah suara yang paling sexy yang pernah aku dengar.” kekeh Mark menelusupkan wajahnya di bahu Alana.“ Dasar.” keluh Alana mengelus rambut Mark..“ Aku akan kembali ke kamar dan tidur, ya. Karena, esok.., aku ada jam pagi.” jelas Alana.“ Hei! Kau tidak mau melihat posisi meja nya dulu? Karena, kau terus di kamar mandi.., aku tidak sempat bertanya-tentang, posisi meja yang kau inginkan.” jelas Mark.“ se
Setelah sebelumnya.., Mark memperkenalkan kepada semua orang jika Alana adalah kekasih hatinya-sebenarnya, wanita itu telah mempersiapkan dirinya untuk segala kemungkinan yang terjadi.Dan benar saja;Ada yang bertanya dengan penuh keantusiasan dan ada yang dengan jelas memendam iri.Antusias?Jika iri adalah hal yang biasa.Bagaimanapun, Mark termasuk pria yang tampan dan meski-kebanyakan dari mereka tidak tahu-jika, Mark adalah anak pemilik rumah sakit-mereka pasti tahu jika.., pendapatan sebagai dokter tidak bisa di remehkan.Tapi antusias?Ya, dari yang mereka bicarakan-Alana yakin.., jika mereka penasaran;Bagaimana seorang Alana bisa berkenalan dengan Mark.Beruntung, karena dosen.., masuk-bertepatan dengan para mahasiswa yang masih penasaran akan kisah Alana dan mengerubungi wanita itu dengan beribu pertanyaan. Kedatangan dosen itu jelas membuat Alana terlepas dari teman-temannya yang penasaran akan kisah wanita itu dengan Mark.Hari ini Alana mengambil kelas teory-jadi, suasan
Mark ingin bertanya pada Steven.., perihal wanita yang Mark tabrak tadi. Namun, mengingat jika.., perpisahan mereka terakhir kali-bukanlah perpisahan terbaik- membuat Mark memilih mengabaikannya.*Sementara itu, di lain tempat.Alana yang hendak memasuki flat apartmentnya-mendapati bingkisan di depan kamar Mark.“ Dari mommy?” maksudnya.., adalah Esther.‘ Hadiah untukmu. Pakailah.’ begitu bunyi tulisan dari Esther tersebut.Alana yang paham maksud jahil calon ibu mertuanya-memilih untuk membuka paket itu di dalam kamar Mark. Dan benar saja.Lingerie transparant?‘Sebenarnya, tanpa memakai inipun..,Mark tetap akan semangat menyentuhku.’ batin Alana.Namun, tak enak rasanya..,jika tidak memakai barang pemberian calon ibu mertuanya. Itu sebabnya,Alana tetap akan memakainya.‘ Tapi, setelah memasak makan malam untuk Mark tentu saja.’ batin Alana.Tidak butuh waktu lama bagi Alana memasak makan malam-tentu karena, kemarin.., Alana sudah memotong semua bumbu yang harus ia masukkan. Itu se
POV Alana.setelah Mark mengantarku pulang dari acara seminarnya di campusku-sekali lagi..., hanya ada angin yang menyapaku ketika aku kembali ke rumahku.Namun..., entah mengapa..., kali ini, aku seolah tidak memper-masalhaknnya-karena, hatiku yang tak lagi merasa sepi.Itu sebabnya..., setelah kembali kerumah..., aku memilih untuk mengistirahatkan badanku-setelah sebelumnya..., membersihkan badanku.Entah mengapa..., setelah bertemu dengan Mark-aku selalu memimpikan mimpi yang sama...,Di rumah nenekku dengan aku yang masih kecil sedang membuat janji dengan seorang anak laki-laki-yang berjanji menikahiku.‘ Mark, it’s You?’ batinku bertanya-tanya. Tak heran..., karena, aku selalu merasa jika..., orang yang ada di mimpiku adalah..., Mark-pria yang mengaku Gay-padahal..., bisa mencumbuku-bahkan, pria pertama yang dapat membuatku mengerti..., arti nikmatnya bercinta-hal yang sama dengan apa yang di janjikan pria kecil dalam mimpiku itu.*Aku terbangun..., ketika hari sudah gelap.Jika