Masih POV Alana.Setelah sampai di Apartment Mark-aku melihat ke sekeliling ruangan Apartment.Apartment dengan satu ruang tidur-satu dapur-Sofa untuk menerima tamu dan kamar mandi.Sederhana-namun, juga menyiratkan kemewahan.Terutama...., pada kasur king size yang selimutnya...., tidak tertata rapi.Yah...., wajar saja-mengingat jika...., penghuni Apartment ini adalah laki-laki.Aku yang perempuan saja...., bebersih-jika hidung sudah tidak bisa di tolenrasi pada debu yang bertebaran.Yah..., aku memilih mengabaikannya-tidak ingin bersifat munafik. Di rumah sendiri jarang bebersih-tidak mungkin...., di tempat orang lain sok menjadi orang yang suka kerapian.Itu sebabnya...., aku memilih mendudukkan pantat ku di Sofa yang sepertinya...., di tujukan untuk tamu tersebut. Sementara...., Mark sudah langsung menuju ke arah dapur-untuk memasak sesuatu.Mungkin...., minuman. Terlihat dari...., Mark yang menaruh apa yang sudah di masaknya...., di dua gelas mug.“ Minumlah coklat hangat ini, i
POV Alana.Aku terbangun..., ketika matahari sudah tinggi di langit.Aku yang tidak bisa tertidur ketika ruangan tidak dalam keadaan gelap-mulai terusik ketika sinar matahari memenuhi kamar apartment Mark dan akhirnya menyadari jika..., pria yang kemarin mengakui jika..., ia adalah teman masa kecil yang berjanji padaku-masih setia memelukku.Ini hangat dan aku menyukainya.Dulu..., hanya ada dinding yang menyapa ketika aku terbangun dari tidurku-kini..., dada Mark lah yang kali pertama aku lihat-ketika aku pertama kali membuka mata.Dulu..., hanya sepi yang menyapa di pagi hari-kini..., suara detak jantung orang yang kudengarkan-entah mengapa membuat mood ku membaik di pagi hari-setelah sebelumnya berbagi peluh bersama.Bukankah aku ini wanita yang paling egoist?Kemarin malam..., aku seolah ragu menjawab ungkapan cinta Mark padaku-namun..., kini? Aku seolah menikmati apa yang di berikan Mark padaku. Aku mendekat ke dada Mark yang masih setia memelukku dan menciumi bau tubuhnya. Ia be
POV Alana.Setelah aku di restui oleh orang tua Mark-tampak jika pria itu mulai dengan terang-terangan menunjukkan kemesraannya padaku.Ia bahkan mulai memanggil panggilan mesra padaku dan memelukku dari belakang.Panggilan mesra? Dulu..., aku selalu merasa geli jika ada pria yang memanggilku dengan panggilan..., Sayang-atau panggilan mesra lainnya.Namun, setelah rasa enggan ku enyah dan ragu ku terjawabkan-aku mulai suka-ketika..., Mark memanggilku seperti itu.Itu sebabnya..., aku memilih menerima pelukan Mark.Ia adalah pria yang baik. Tidak mungkin kan aku menolak pria yang begitu baik dan peduli padaku.Dan..., aku juga kasihan padanya..., karena, ia terikat janji dan sumpah denganku.Bisa-bisa, ia akan menjadi gay selamanya-jika tidak menikah dengan ku bukan? Aku terkekeh mengingatnya.“ Apa maksudmu..., Gay? ” ucap Mark tidak terima.Oh! Ayolah! Bukankah sebelumnya..., ia sendiri yang mengakui jika ia adalah seorang dokter gay? Aku terkekeh mengingatnya.Ia sendiri yang mengak
Aku terlihat kuat-meski sebenarnya aku begitu rapuh. Orang mengira..., aku tak pernah menangis. Namun, hampir setiap malam..., Bantal dan guling selalu basah akan air mataku. Dinding kamar ku adalah saksi bisuSeberapa rapuhnya aku. Anak yang tak pernah meminta terlahir sebagai perempuan. Haus akan kasih sayang membuatku jatuh dalam dosaApapun, hanya agar aku mengerti arti akan kasih dan cinta. Namun, mengenalmu membuatku mengerti akan semua itu Tanpa membuatku kembali jatuh dalam dosa Kau yang selalu mengerti akan akuDan.., kau yang tak pernah mempermasalahkan masa lalukuTerkadang, aku merasa..., ini terlalu tak adil bagimuNamun, di sisi lainHadirmu adalah canduYang membuatku tak bisa lepas darimu-Alana Kendrick -“ Mark, untuk apa kau membelikan aku meja-meja itu?” tanyaku-ketika Mark membelikanku meja untuk mendesign. dan meja cosmetic.Awalnya..., aku tertarik ke toko alat-alat tulis..., karena, ingin membeli beberapa peralatan lukis-namun, Mark bukan hanya membeli
POV Alana.Mark bertanya padaku-karena..., Aku memilih bersembunyi di kamar mandi dan menunggu..., para kurir itu pergi.Ia memang peka akan kebutuhanku-namun, untuk hal ini..., kuakui ia kurang peka.Bahkan, tadi wajah para kurir itu..., jelas berwajah merah-benarkah, Mark tidak menyadari jika..., kurir itu pasti telah mendengar apa yang terjadi di Apartment?Aku memilih kembali ke Apartment Mark karena..., hanya di sana-terdapat kasur.Aku lelah dan mengantuk. Lagi pula..., besok, aku masih harus kuliah.Setelah sampai kamar Apartment Mark..., aku melihat kasur yang berantakan.Aku memang jarang membersihkan rumahku-namun, saat ini..., aku tidak sedang berada di rumah dan Mark telah memberiku banyak sekali.Tenagaku tidak terlalu besar terbuang hanya untuk membersihkan satu kasur-itu sebabnya..., aku memilih membersihkan kamar Mark terlebih dahulu-baru tidur di kasur milik Mark.Kasur milik Mark ini empuk-sama empuknya dengan yang biasa di rasakan di hotel-pasti, ini bukan kasur seh
Pov Alana.., Pagi hari.Biasanya.., hal pertama yang kulihat-ketika bangun di pagi hari-adalah.., sebuah dinding kamarku.Sekarang?Ada otot-otot yang menyerupai dinding-karena.., sama-sama kerasnya. Namun, ini adalah dinding terhangat dalam hidupku.Jika tidak ingat.., jika aku masih harus kuliah-aku akan memilih bergelung di dalam selimut.Dan menikmati dinding hidup di hadapanku.Namun, sekali lagi.., aku ingat tujuanku kuliah.Dulu.., aku kuliah, karena sangat susah mendapatkan pekerjaan dengan hanya berbekal title.., senior High School. Aku harus bekerja.., karena, aku yang sudah tidak bisa lagi hanya mengandalkan pekerjaan ku sebagai penulis-apa lagi, setelah tak ada lagi Event.Dengan adanya.., Mark-aku memang tak lagi di pusingkan soal uang, kebutuhan sandang dan pangann tentu saja.Namun, aku tidak merasa pantas-bersanding dengannya-dengan hanya title Senior High School. Sementara dia? Seorang dokter berbakat dan orang tuanya bahkan.., pendiri rumah sakit yang terkenal di ko
Saat ini...., Mark sedang membawa Alana ke rumah sakit dan meminta Catherine memeriksanya.Tak heran, belakangan ini...., Alana selalu lemas seharian-bahkan, bisa tidur seharian. Beruntung...., karena, saat ini sedang libur semester.“ Siapa dia, Mark?” heran Catherine.Tentu Catherine akan heran pada wanita yang di bawa teman seasrama nya dulu.Setahu dirinya...., pria itu adalah Gay-sehingga, wanita itu tidak memiliki pikiran jika...., Alana adalah kekasih Mark.“ She is my Fiance.” jelas Mark.“ What?” ucap Catherine tidak percaya-bahkan, matanya, tampak membulat penuh-ketika...., mendengar penuturan Mark.“ Ada beberapa alasan-yang membuatku tidak bisa menyentuh wanita.” ucap Mark memilih menjelaskan masalahnya...., pada Catherine-agar, wanita itu...., tidak berasa di bohongi-karena, selama ini...., Mark dan Catherine adalah teman seasrama.“ Aku sendiri...., awalnya, mengira-jika aku ini Gay.” jelas Mark lagi.“ Jadi......., karena sebuah janji. Oh..., so sweet.” jawab Catherine.
“ Oh! Astaga! Aku akan menjadi seorang nenek.” ucap Esther dengan antusias.“ What? Mom? Kau tidak marah?” heran Mark.“ Oh? Untuk apa aku harus marah, sebentar lagi..., aku akan menjadi nenek!” ucap Esther dengan senang.“ Apa itu berarti..., aku juga akan menjadi kakek?” jawab Elder.“ Tentu saja..., kau akan menjadi kakek jika aku juga menjadi nenek, sayang.” ucap Esther dengan senangnya.“ Okay..., kalau begitu, setelah ini..., aku akan segera menemui kalian.” jelas Mark mematikan telephone nya.“ Bagaimana, Mark?” tanya Alana.“ seperti yang kau dengar..., mereka malah senang ketika mendengar kabar kehamilanmu.” jelas Mark.“ Begitu.” ucap Alana mengelus perutnya yang masih sedikit rata.“ Kenapa?” heran Mark.“ Aku takut.” ucap Alana-tidak berani menatap Mark.“ Apa yang kautakutkan?” tanya Mark.“ Kau lupa? Dulu..., aku adalah pemain ONS, anak ini belum tentu anakmu, Mark.” jelas Alana.“ Benarkah itu? Ia adalah seorang pemain ONS?” tanya Catherine yang masuk kembali ke ruangan