Setelah sebelumnya.., Mark memperkenalkan kepada semua orang jika Alana adalah kekasih hatinya-sebenarnya, wanita itu telah mempersiapkan dirinya untuk segala kemungkinan yang terjadi.Dan benar saja;Ada yang bertanya dengan penuh keantusiasan dan ada yang dengan jelas memendam iri.Antusias?Jika iri adalah hal yang biasa.Bagaimanapun, Mark termasuk pria yang tampan dan meski-kebanyakan dari mereka tidak tahu-jika, Mark adalah anak pemilik rumah sakit-mereka pasti tahu jika.., pendapatan sebagai dokter tidak bisa di remehkan.Tapi antusias?Ya, dari yang mereka bicarakan-Alana yakin.., jika mereka penasaran;Bagaimana seorang Alana bisa berkenalan dengan Mark.Beruntung, karena dosen.., masuk-bertepatan dengan para mahasiswa yang masih penasaran akan kisah Alana dan mengerubungi wanita itu dengan beribu pertanyaan. Kedatangan dosen itu jelas membuat Alana terlepas dari teman-temannya yang penasaran akan kisah wanita itu dengan Mark.Hari ini Alana mengambil kelas teory-jadi, suasan
Mark ingin bertanya pada Steven.., perihal wanita yang Mark tabrak tadi. Namun, mengingat jika.., perpisahan mereka terakhir kali-bukanlah perpisahan terbaik- membuat Mark memilih mengabaikannya.*Sementara itu, di lain tempat.Alana yang hendak memasuki flat apartmentnya-mendapati bingkisan di depan kamar Mark.“ Dari mommy?” maksudnya.., adalah Esther.‘ Hadiah untukmu. Pakailah.’ begitu bunyi tulisan dari Esther tersebut.Alana yang paham maksud jahil calon ibu mertuanya-memilih untuk membuka paket itu di dalam kamar Mark. Dan benar saja.Lingerie transparant?‘Sebenarnya, tanpa memakai inipun..,Mark tetap akan semangat menyentuhku.’ batin Alana.Namun, tak enak rasanya..,jika tidak memakai barang pemberian calon ibu mertuanya. Itu sebabnya,Alana tetap akan memakainya.‘ Tapi, setelah memasak makan malam untuk Mark tentu saja.’ batin Alana.Tidak butuh waktu lama bagi Alana memasak makan malam-tentu karena, kemarin.., Alana sudah memotong semua bumbu yang harus ia masukkan. Itu se
POV Alana.setelah Mark mengantarku pulang dari acara seminarnya di campusku-sekali lagi..., hanya ada angin yang menyapaku ketika aku kembali ke rumahku.Namun..., entah mengapa..., kali ini, aku seolah tidak memper-masalhaknnya-karena, hatiku yang tak lagi merasa sepi.Itu sebabnya..., setelah kembali kerumah..., aku memilih untuk mengistirahatkan badanku-setelah sebelumnya..., membersihkan badanku.Entah mengapa..., setelah bertemu dengan Mark-aku selalu memimpikan mimpi yang sama...,Di rumah nenekku dengan aku yang masih kecil sedang membuat janji dengan seorang anak laki-laki-yang berjanji menikahiku.‘ Mark, it’s You?’ batinku bertanya-tanya. Tak heran..., karena, aku selalu merasa jika..., orang yang ada di mimpiku adalah..., Mark-pria yang mengaku Gay-padahal..., bisa mencumbuku-bahkan, pria pertama yang dapat membuatku mengerti..., arti nikmatnya bercinta-hal yang sama dengan apa yang di janjikan pria kecil dalam mimpiku itu.*Aku terbangun..., ketika hari sudah gelap.Jika
Masih POV Alana.Setelah sampai di Apartment Mark-aku melihat ke sekeliling ruangan Apartment.Apartment dengan satu ruang tidur-satu dapur-Sofa untuk menerima tamu dan kamar mandi.Sederhana-namun, juga menyiratkan kemewahan.Terutama...., pada kasur king size yang selimutnya...., tidak tertata rapi.Yah...., wajar saja-mengingat jika...., penghuni Apartment ini adalah laki-laki.Aku yang perempuan saja...., bebersih-jika hidung sudah tidak bisa di tolenrasi pada debu yang bertebaran.Yah..., aku memilih mengabaikannya-tidak ingin bersifat munafik. Di rumah sendiri jarang bebersih-tidak mungkin...., di tempat orang lain sok menjadi orang yang suka kerapian.Itu sebabnya...., aku memilih mendudukkan pantat ku di Sofa yang sepertinya...., di tujukan untuk tamu tersebut. Sementara...., Mark sudah langsung menuju ke arah dapur-untuk memasak sesuatu.Mungkin...., minuman. Terlihat dari...., Mark yang menaruh apa yang sudah di masaknya...., di dua gelas mug.“ Minumlah coklat hangat ini, i
POV Alana.Aku terbangun..., ketika matahari sudah tinggi di langit.Aku yang tidak bisa tertidur ketika ruangan tidak dalam keadaan gelap-mulai terusik ketika sinar matahari memenuhi kamar apartment Mark dan akhirnya menyadari jika..., pria yang kemarin mengakui jika..., ia adalah teman masa kecil yang berjanji padaku-masih setia memelukku.Ini hangat dan aku menyukainya.Dulu..., hanya ada dinding yang menyapa ketika aku terbangun dari tidurku-kini..., dada Mark lah yang kali pertama aku lihat-ketika aku pertama kali membuka mata.Dulu..., hanya sepi yang menyapa di pagi hari-kini..., suara detak jantung orang yang kudengarkan-entah mengapa membuat mood ku membaik di pagi hari-setelah sebelumnya berbagi peluh bersama.Bukankah aku ini wanita yang paling egoist?Kemarin malam..., aku seolah ragu menjawab ungkapan cinta Mark padaku-namun..., kini? Aku seolah menikmati apa yang di berikan Mark padaku. Aku mendekat ke dada Mark yang masih setia memelukku dan menciumi bau tubuhnya. Ia be
POV Alana.Setelah aku di restui oleh orang tua Mark-tampak jika pria itu mulai dengan terang-terangan menunjukkan kemesraannya padaku.Ia bahkan mulai memanggil panggilan mesra padaku dan memelukku dari belakang.Panggilan mesra? Dulu..., aku selalu merasa geli jika ada pria yang memanggilku dengan panggilan..., Sayang-atau panggilan mesra lainnya.Namun, setelah rasa enggan ku enyah dan ragu ku terjawabkan-aku mulai suka-ketika..., Mark memanggilku seperti itu.Itu sebabnya..., aku memilih menerima pelukan Mark.Ia adalah pria yang baik. Tidak mungkin kan aku menolak pria yang begitu baik dan peduli padaku.Dan..., aku juga kasihan padanya..., karena, ia terikat janji dan sumpah denganku.Bisa-bisa, ia akan menjadi gay selamanya-jika tidak menikah dengan ku bukan? Aku terkekeh mengingatnya.“ Apa maksudmu..., Gay? ” ucap Mark tidak terima.Oh! Ayolah! Bukankah sebelumnya..., ia sendiri yang mengakui jika ia adalah seorang dokter gay? Aku terkekeh mengingatnya.Ia sendiri yang mengak
Aku terlihat kuat-meski sebenarnya aku begitu rapuh. Orang mengira..., aku tak pernah menangis. Namun, hampir setiap malam..., Bantal dan guling selalu basah akan air mataku. Dinding kamar ku adalah saksi bisuSeberapa rapuhnya aku. Anak yang tak pernah meminta terlahir sebagai perempuan. Haus akan kasih sayang membuatku jatuh dalam dosaApapun, hanya agar aku mengerti arti akan kasih dan cinta. Namun, mengenalmu membuatku mengerti akan semua itu Tanpa membuatku kembali jatuh dalam dosa Kau yang selalu mengerti akan akuDan.., kau yang tak pernah mempermasalahkan masa lalukuTerkadang, aku merasa..., ini terlalu tak adil bagimuNamun, di sisi lainHadirmu adalah canduYang membuatku tak bisa lepas darimu-Alana Kendrick -“ Mark, untuk apa kau membelikan aku meja-meja itu?” tanyaku-ketika Mark membelikanku meja untuk mendesign. dan meja cosmetic.Awalnya..., aku tertarik ke toko alat-alat tulis..., karena, ingin membeli beberapa peralatan lukis-namun, Mark bukan hanya membeli
POV Alana.Mark bertanya padaku-karena..., Aku memilih bersembunyi di kamar mandi dan menunggu..., para kurir itu pergi.Ia memang peka akan kebutuhanku-namun, untuk hal ini..., kuakui ia kurang peka.Bahkan, tadi wajah para kurir itu..., jelas berwajah merah-benarkah, Mark tidak menyadari jika..., kurir itu pasti telah mendengar apa yang terjadi di Apartment?Aku memilih kembali ke Apartment Mark karena..., hanya di sana-terdapat kasur.Aku lelah dan mengantuk. Lagi pula..., besok, aku masih harus kuliah.Setelah sampai kamar Apartment Mark..., aku melihat kasur yang berantakan.Aku memang jarang membersihkan rumahku-namun, saat ini..., aku tidak sedang berada di rumah dan Mark telah memberiku banyak sekali.Tenagaku tidak terlalu besar terbuang hanya untuk membersihkan satu kasur-itu sebabnya..., aku memilih membersihkan kamar Mark terlebih dahulu-baru tidur di kasur milik Mark.Kasur milik Mark ini empuk-sama empuknya dengan yang biasa di rasakan di hotel-pasti, ini bukan kasur seh