Tak selang beberapa lama; Mark kembali menghubungi Alana.“ Aku di depan kampungmu.” ucap Mark.“ What?” heran Alana.“ Bukankah, kau bilang..., kau belum makan?” tanya Mark.“ Ya.., tapi..” ucap Alana-yang sudah melihat jam dinding di kamarnya. Tampak jika jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Mark mengajaknya makan di luar? Heran Alana.“ Tenang saja. Aku hanya membawakanmu..., makanan.” jelas Mark- yang seolah tahu keheranan Alana.“ What..? Wait minute.” ucap Alana memilih bersiap.Jangan tanya kenapa. Tak heran, ia tidak sedang memakai pakaian dalam. Ia hanya berencana untuk menyelesaikan tulisannya dan ia memang lebih suka tidur tanpa pakaian sama sekali. Dengan lampu yang di matikan tentu saja.-Setelah memakai pakaian dalamnya-Alana memilih memakai pakaian yang lebih sopan. Dan penampilannya?Biasanya, Alana malas berdandan jika hanya bertemu dengan seseorang sebentar saja. Namun, kali ini Alana memilih memakai riasan tipis yang akan hilang..., jika wanita itu mencuci mukanya
Aku lelah.Sangat lelah.Terkadang.., aku pernah berpikir.Apakah aku tidak di takdirkan bahagia?Aku juga sudah berusaha.Tidak kalah dari yang lain.Namun..., Dunia seolah tidak pernah berpihak padaku.Entah berapa banyak malam yang kuhabiskan sendirian.Berapa banyak air mata yang kutumpahkan tanpa suara.Rasa kecewa dan luka yang ada tanpa sebab.Keluarga yang kumiliki...., Hanya bisa menuntut-tanpa mengerti.Hanya bisa marah-tanpa tahu rasa sakitku.Aku bukan wanita nakal.Aku hanya menikmati nicotine untuk mengobati laraku.Menjaga diriku agar tetap waras.Entah berapa banyak luka yang kutorehkan di kulitku.Apapun...., hanya agar aku tidak jatuh dalam tangis.Aku pernah menenggak obat.Aku hanya ingin tidur.Tidur dan melepas lelahku.Namun..., bahkan, sampai detik ini aku masih ada di sini.Menunggu dia yang berjanji menemaniku.***Beruntung, karena hari ini cerah-sehingga, Mark bisa melakukan seminarnya di ruangan terbuka.Ia ingat--jika Alana memiliki claustrophobia-sehin
Aku sudah terlalu lelah berjuang.Dan bertemu denganmu mengembalikan semangatku.Terkadang.., aku sendiri heran padamu.Mengapa kau bisa mencintaiku-wanita yang penuh dengan sejuta luka dan kelemahan.*** Alana Kendrick ***“ I’m Hungry.” keluh Alana.“ Sus, bisa aku minta tolong? Tolong belikan makanan.” tanya Mark lagi.“ Eh? O..., okay.” ucap perawat yang menjadi Assistant Mark.“ Nah! Tunggu suster Annisa! Dia akan membawakanmu makanan. Jadi, bersabarlah menungguku di sini.” jelas Mark mengelus rambut Alana.***Para mahasiswa yang mengikuti seminar hanya bisa menelan Saliva nya melihat--Alana yang dengan lahap memakan makanan yang di bawakan oleh perawat yang menjadi assistant Mark.Tentu saja para mahasiswa peserta seminar.., sempat protes-karena, dalam peraturan seminar.., di sebutkan, tidak boleh membawa makanan ke dalam acara seminar-namun, dengan cepat-Mark menjawab--jika Alana bukan peserta seminar. Wanita itu ada di dalam kursi seminar-karena, Mark yang menahannya di sin
Setelah mengantar Alana kembali kerumahnya...., Mark memilih kembali ke Apartment milik pria itu.Mark memang memutuskan untuk beristirahat. Selain karena tidak ada jadwal operation-Mark dibiarkan beristirahat-karena telah menjadi dokter yang mengantar jalannya seminar tentang penyuluhan kesehatan.Atau mungkin..., karena Mark adalah anak dari pemilik rumah sakit-yang membuat pria itu lebih sering di beri tugas soal seminar dari pada Operation di rumah sakit milik keluarganya sendiri.Abaikan!Mark baru saja membersihkan tubuhnya dan memilih berbaring untuk istirahat.Pria itu tampak membaringkan tubuhnya sambil melihat ke arah langit-langit.Mengingat Alana membuat pria itu teringat gadis kecil yang menangis di pojok rumahnya-saat kehilangan salah satu keluarga yang di cintainya.Keluarga yang di cintainya?Karena..., gadis itu memang mengatakan.., jika, nenek yang merupakan teman dari grandma Mark itu-adalah satu-satunya keluarga yang mencintainya.Awalnya, Mark tidak percaya-namun,
“ Minumlah coklat hangat ini, ini akan membuatmu tenang.” jelas Mark-ketika mereka telah sampai di Apartment pria itu.“ Terima kasih.” ucap Alana menerima coklat pemberian Mark.“...” Mark memilih diam dan menunggu Alana menyesap coklat hangat pemberiannya.“ Ada apa.” tanya Mark tak lama setelah Alana menyesap coklat pemberian pria itu.“ Tidak ada apa-apa, Mark.” jelas Alana sambil menyesap coklat hangat yang di berikan Mark.“ Kalau begitu.., mengapa, tiba-tiba kau mengajakku keluar? Hanya agar..., tidak kembali kerumahmu?” tanya Mark. Alana memilih diam sambil terus menyesap coklat hangatnya.“ Alana.” panggil Mark membuat Alana menatap pria di hadapannya itu-meski masih menyesap coklatnya.“ Apa aku masih belum cukup dekat denganmu-sehingga, kau masih ragu untuk menceritakan masalahmu?” tanya Mark lagi membuat Alana mengalihkan perhatiannya pada pria di hadapannya ini.Lama, Alana menatap ke dalam pelupuk mata Mark-mencari kebenaran di dalam mata bewarna blue Diamond milik pria
“ Apakah tidak apa- apa, jika kita masuk ke apartment Mark-tanpa menghubungi Mark terlebih dahulu, honey? Ini sungguh tidak sopan.”“ Diamlah, El! Kau tidak tahu-bagaimana khawatirnya aku! Selama hampir 34 tahun, anak kita tidak memiliki kekasih! Aku takut.., jika anak kita G, El.” keluh Esther menekan dial kunci apartment Mark.“ Tapi, bukan berarti--kita bisa seenaknya memasuki Apartment putra kita.” jelas Elder.Ya, Elder adalah ayah Biologis Mark dan Esther adalah ibu kandung dari Mark.“ Diamlah, El! Aku curiga pada putra kita! Aku takut.., jika, alasan ia lebih memilih pulang ke Apartment dari pada rumah kita-adalah karena berkencan dengan kekasih pria nya. Itu sebabnya.., aku harus memastikannya dan memarahi Mark-jika itu benar terjadi.” kesal Esther yang sudah berhasil masuk ke apartment milik Mark. Jelas terlihat jika.., pakaian Mark tercecer dari pintu masuk menuju kasur tempat Mark menikmati tidurnya saat ini.“ Esther! Tampaknya, ia memang berkencan di apartment ini. Lihat
Setelah Esther dan Elder pulang--Mark lantas menemui Alana yang sedang mencuci piring bekas mereka makan.“ Kau butuh bantuan, sayang?” ucap Mark memeluk Alana dari belakang.“ Sayang?” kekeh Alana membalik tubuhnya dan menerima pelukan Mark.“ E hem. Kau bahkan sudah di restui menjadi menantu oleh mommy ku.” kekeh Mark.“ Aku pikir--kita hanya bersandiwara. Jadi.., aku benar-benar menjadi kekasih dari dokter G ini?” kekeh Alana memainkan dagu Mark.“ Apa maksudmu G? ” kekeh Mark membuat Alana tertawa.“ Kau lupa? Kau sendiri yang mengatakan kepadaku; jika kau G, doc?” kekeh Alana.“Dan apakah kau lupa? Jika pria yang kau katai.., G ini-adalah satu-satunya pria yang bisa membuatmu merasakan nikmat, hem?” ucap Mark sambil menangkup wajah Alana.Entah siapa yang memulai-yang pasti, entah bagaimana.., kini, bibir mereka kembali bertautan. Dan tanpa banyak kata..., mereka telah kembali bertukar Saliva dan berbagi udara.*Sementara itu.., Esther tidak benar-benar pulang dan hendak kembali
Warning konten!!! 21++Karena sebelumnya.., Mark hanya berpikir untuk menyewa Apertment hanya untuk menghindari ibu kandungnya itu--bertanya soal kekasih atau teman kencan Mark-pria itu hanya memilih Apartment yang tidak terlalu besar. Karena memang tujuan Mark menyewa Apartment-awalnya hanya untuk tidur saja.Namun, jika Mark akan menampung Alana di Apartment nya-pria itu juga harus menyiapkan beberapa perlengkapan untuk Alana- karena memang.., Alana yang masih mengambil study nya.Itu sebabnya, setelah membelikan Alana meja khusus untuk menggambar Design dan beberapa barang belanjaan lainnya-Mark memilihkan menyewakan satu unit lagi untuk ruang menggambar Alana.“ Kenapa tidak ada kasur di Apartment ini, Mark?” tanya Alana yang melihat ruang Apartment yang hampir sama dengan milik Mark-namun, tidak ada perabotan- kecuali wardrobe yang memang menyatu dengan dinding Apartment. Setahu wanita itu.., Mark hanya membelikannya meja khusus untuk menggambar, dan meja rias-itu sebabnya, Alana