Garis takdir.Part: 1***Naya Raisya Putri, seorang wanita dewasa yang seharusnya sudah sangat matang untuk berumah tangga. Namun, karena kegagalannya pada kisah cinta lima tahun silam, membuat Naya enggan mengenal sosok laki-laki baru.Zacky Eza, seorang laki-laki tampan dan baik menurut Naya. Keduanya menjalin hubungan cukup lama. Yaitu, sekitar enam tahun.Ketika jenjang pernikahan hampir saja diraih keduanya, tiba-tiba takdir tak berpihak pada mereka.Naya dan Zacky putus. Hubungan mereka kandas hanya karena masalah sepele saja.'Hari ini, tepat lima tahun kita berpisah, Za. Apa kabar kamu di sana? Rasanya ingin aku menyapa, walau sekali saja. Namun, kalimat terakhirmu membuatku kehilangan nyali,' gumam Naya memandangi sebuah gambar sang mantan.Air mata Naya mengalir deras, sederas rindu yang tak pernah terbayar lunas. Zacky telah beristri, usia pernikahan mereka mamasuki tahun ke-empat. Melati nama wanita yang kini menjadi jodoh mantan Naya itu.Seorang wanita karir yang sukse
Garis takdirPart: 2***"Nay, berhenti menyalahkan dirimu sendiri! Zacky tidaklah sesempurna tanggapanmu," ujar Santi, teman baik Naya."Stop berkata buruk tentang Zacky, San!" sanggah Naya."Aku tidak berkata buruk, hanya saja sedari lima tahun lamanya kau selalu larut dalam perasaan bersalahmu. Perpisahanmu dengan Zacky kau jadikan dosa terbesar dalam hidupmu. Sadarlah, Nay! Zacky sudah bahagia, dan kau masih ingin larut dalam cinta yang tak mungkin kembali ini?"Naya bergeming, air mata tertahan di pelupuk mata indahnya."Nay, usiamu sudah menginjak kepala tiga. Mau sampai kapan menyendiri dan terus merindukan sosoknya Zacky? Aku berkata begini karena aku sayang padamu, Nay. Aku peduli," ujar Santi dengan binar mata yang berkaca-kaca.Naya tahu Santi menyayanginya. Namun, di hatinya tak bisa sedetik saja menepis bayangan Zacky walau sudah berlalu sangat lama."Nay," lirih Santi lagi.Naya yang tadinya hanya diam saja mendengarkan nasihat Santi, kini menoleh dan menatap serius saha
Garis takdir.Part: 3***"Lin, kenapa kamu berbohong pada orang itu?" tanya Mila heran.Linda yang tengah sibuk membersihkan dapur masaknya menanggapi dengan santai."Disuruh, Buk Naya.""Hem, kenapa ya?" Mila semakin penasaran."Bukan urusan kita, Mil. Jangan terlalu banyak bertanya," ujar Linda.Mila berdehem pelan dan turut membantu pekerjaan Linda.Sedangkan Naya, ia sudah duduk kembali di kursi goyangannya. Sambil merenung, Naya tersenyum-senyum senang.'Terima kasih, ya Allah. Akhirnya setelah sekian lama, Engkau membawanya sendiri ke sini untuk dapat aku lihat. Sekali lagi terima kasih, dan maaf. Maaf karena aku yang belum mampu menghilangkan perasaanku,' gumam Naya.--Di sisi lain, Zacky sampai di rumah mewah yang berhasil ia beli dengan uang kerja kerasnya selama ini.Ya, Zacky adalah sosok laki-laki yang penuh tanggung jawab. Walau memiliki istri seorang wanita karir yang kaya raya. Namun, Zacky tak pernah bergantung pada harta Melati. "Tuan sakit?" tanya Bik Atun ketika
Garis takdirPart: 4***Setelah menunggu cukup lama, akhirnya hasil tes Zacky keluar.Semua terkejut mendapati kenyataan bahwa Zacky mengidap penyakit serius. Yaitu, ada tumor yang bersarang di kepalanya. Melati mengusap sudut mata, menghapus tangisnya diam-diam. Sedangkan Bik Atun memalingkan muka, tak sanggup menatap wajah tampan Tuannya."Papa akan baik-baik saja, Ma. Jangan cemas begitu. Lagian tumor ini tidak terlalu ganas," ujar Zacky tersenyum tenang.Sebisa mungkin Melati juga ikut tersenyum. Ia tak mau memperlihatkan kesedihannya di depan suami tercinta."Papa memang harus baik-baik saja. Mama akan mengupayakan pengobatan terbaik untuk kesembuhan Papa.""Papa percaya, dan Papa sangat beruntung memilikimu, Ma."Keduanya saling menguatkan. Padahal di hati masing-masing ada ketakutan yang sama.--Sementara Naya tak tenang. Sejak melihat wajah pucat Zacky, Naya menjadi gelisah.Tak ingin berdiam diri saja dengan sejuta tanda tanya. Naya pun mencoba meminta bantuan Santi untuk
Garis takdirPart: 5***Setelah satu jam berlalu, Zacky dan Melati melangkah bersama untuk pulang. Sedangkan Santi beralasan menunggu suaminya.Ketika Melati masuk duluan ke dalam mobil, Zacky melihat bayangan Naya dari balik kaca restoran yang ada di sampingnya.Namun, Zacky tidak terlalu yakin. Ia berpikir kalau saat ini dirinya sedang berhalusinasi saja."Pa, pulang bareng yuk!. Nanti mobil Papa biar dijemput Anak buah Mama.""Iya deh, Ma. Papa juga mulai pusing nih."Zacky masuk ke dalam mobil istrinya.--Dua puluh menit berlalu, mereka sampai di rumah. Zacky mulai kembali merasakan nyeri dibagian kepalanya.Melati panik, seketika ia memberikan obat dan mencoba memijat pelan kepala sang suami."Pa, boleh Mama bertanya sesuatu?" "Tentu saja boleh, Ma."Melati menarik napas panjang sebelum melanjutkan pertanyaannya."Apa cinta Papa untuk Mama utuh? Apa di hati Papa hanya ada Mama saja?"Zacky yang tengah memejamkan mata karena menahan sakit kepalanya, kini menjadi tegang. Debar
Garis takdirPart: 6***Santi sontak menoleh ke arah wajah Naya. Ia juga heran, apa iya Naya bertemu dengan Zacky, tapi tak ada cerita padanya."Dimana? Tanggal berapa?" tanya Melati beruntun.Naya tersenyum lagi. "Aku lupa tanggalnya, tapi mungkin kamu mengingatnya. Saat itu kamu pun ada di sana."Alis Melati bertaut. Ia mengingat-ngingat kembali.Kapan?"Jangan berbelit-belit. Katakan dengan jelas!""Di rumah sakit. Bukankah kamu juga ada waktu itu."Melati kena jebakan Naya. Ia semakin kesal dibuat gadis manis yang berhasil sukses dengan jerih payahnya sendiri itu."Konyol. Saya sedang serius," ucap Melati geram."Aku hanya berkata jujur. Itu pertemuanku terakhir dengannya. Lagi pula untuk apa kamu repot-repot ke sini hanya untuk menanyakan hal tak penting begini?"Santi tersenyum puas melihat perlawanan Naya yang elegan."Sa-ya ...." Melati tak mampu menjawab. Ia merasa tertampar-tampar dengan ucapan sinis Naya."Sudahlah! Tidak perlu khawatir, kamu tentunya lebih tahu bagaimana
Garis takdir.Part: 7***Semenjak Melati bertemu Naya, setiap detik perasaannya dilanda gelisah.Bik Atun yang sangat jarang mendengar keributan mereka. Kini hampir setiap malam terkejut saat suara lantang Melati meracau dengan segala tuduhannya.Seperti malam ini."Mama tidak mau Papa mengenang Naya walau hanya sekilas saja! Mama tidak akan rela!""Ma, stop membahas Naya! Papa sudah tak pernah berkomunikasi dengannya.""Ya, tapi Naya masih berusaha mendekati Papa.""Jangan bicara sembarangan, Ma! Naya tak pernah mengganggu Papa atau pun mencoba menemui Papa.""Saos durian yang digratiskannya itu apa, Pa? Naya memang belum menampakkan dirinya di hadapan Papa, tapi dia mencoba membuat ingatan Papa kembali tertuju padanya. Naya itu benar-benar munafik," cibir Melati.Kamar Bik Atun yang bersebelahan dengan kamar Melati membuat dirinya dapat mendengar dengan jelas.'Jadi Nyonya Melati sedang cemburu pada wanita yang bernama Naya itu,' gumamnya."Sudahlah, Ma. Papa tidak akan ke sana lag
Garis takdirPart: 8***Zacky meluahkan semua perasaannya di hadapan makam sang bunda.'Bun, dulu aku selalu ke sini bersamanya. Dia yang belum sempat Bunda lihat sosoknya. Namun, hari ini aku hanya seorang diri mengunjungi Bunda. Dia bukan takdirku, dia bukan jodohku. Aku sudah memiliki istri yang sempurna, tapi kenapa bayangannya tak pernah benar-benar sirna, Bun.'Zacky terisak sambil memeluk batu nisan. Kenangan demi kenangan selalu berdatangan seiring peristiwa yang dijalani mengingatkan lagi tentang kisah silam."Bunda, namaku Naya. InsyaAllah akan menjadi istri yang setia untuk Eza," ucap Naya lirih di samping batu nisan orang tua Zacky.Naya memang menyebut Zacky dengan nama panggilan Eza. Terkesan berbeda dari yang lainnya. Zacky tak pernah keberatan. Baginya sebutan Eza adalah lambang kasih sayang yang besar dan panjang. Karena kedua orang tuanya juga memanggil dengan nama Eza. Namun, kerabat dan yang lain tidak boleh memanggil dengan sebutan yang serupa.Hanya Naya, cuma