***Waktu terus berlalu, perasaan Turiah semakin mendalam kepada Aldo. Perlahan gerak-geriknya mulai terbaca oleh Ayu. Turiah sering ketangkap basah sedang menatap Aldo dalam-dalam lalu tersipu.Ayu mengerutkan alis sembari berpikir panjang. Ia tak mau mengambil kesimpulan terlalu cepat. Namun, Ayu juga tak mau menyesal kemudian hari."Mas," lirih Ayu di dalam kamar."Iya, sayang. Katakan ada apa? Dari tadi Mas perhatikan dirimu sangat gelisah," ujar Aldo sembari membelai rambut Ayu mesra."Seandainya ada wanita lain yang mencintaimu bagaimana? Seperti Jasmin dan Marsha yang mencintai Arya."Aldo menautkan alisnya heran. Kemudian ia tergelak."Pertanyaan macam apa itu sayang? Mas bukan labil seperti Putra kita. Di usia yang sekarang ini Mas hanya ingin hidup tenang dan bahagia bersamamu saja. Tak pernah terlintas sedikit pun tentang wanita lain," papar Aldo.Ayu menghela napas lega. Setidaknya ia tak perlu khawatir akan kesetiaan Aldo."Syukurlah, Mas. Jujur aku tak suka berbagi.""M
***Rencana Marsha untuk menyingkirkan Jasmin dimulai.Ia mengintai langkah Jasmin saat pulang kerja. Jasmin yang tinggal sendirian tentunya membuat Marsha mudah bertindak. Orang-orang suruhan Nadin pun ikut membantu.Saat Jasmin sudah berada di dalam rumah. Pesuruh Nadin mulai beraksi dengan hati-hati.Ia menyiramkan bensin ke area rumah Jasmin dengan menggunakan topeng. Suasana yang sepi di malam hari memang waktu yang pas untuk mereka melancarkan rencana jahat itu.Dari sore Marsha sengaja mengintai. Hingga malam harinya barulah anak buah sang Mama menjalankan perintahnya.Marsha hanya berdiam di dalam mobil. Dalam hitungan detik rumah Jasmin sudah dipenuhi api.Mereka semua segera kabur. Suasana yang sunyi akan membuat Marsha dan yang lain aman."Selamat jalan, Jasmin yang malang! Ini akibatnya jika kau berani masuk dalam kehidupan cintaku," ujar Marsha tertawa puas.Dua orang bayarannya itu pun ikut tertawa..Di sisi lain, Arya merasa gelisah malam ini. Padahal jam sudah menunj
***POV Jasmin.Malam ini aku terbangun karena mencium bau asap. Seketika aku tatap jam dinding, ternyata pukul 2 pagi.Aku melangkah keluar kamar dan aku sangat terkejut. Ruangan depan sudah dipenuhi dengan kobaran api. Aku cemas dan langsung menghubungi Arya. Namun, api merambat begitu cepat.Aku mulai merasa sesak dan teleponku terlepas dari genggaman. Aku berlari mencoba menyelamatkan diri.Kaca jendela kamar aku pecahkan, dan kobaran api pun sudah memakan separuh kamarku. Kakiku terkena jatuhan bara api, tapi aku berhasil keluar walau terluka.Sekuat tenaga aku berjalan hingga seseorang menolongku.Aku dibawa pergi jauh dari rumah. Sementara lelaki bernama Husain yang menolongku itu mengatakan hal ini sudah direncanakan.Aku menceritakan tentang kisah pribadiku. Terlibatnya aku dalam cinta segitiga antara aku dan Marsha. Lalu Husain memutuskan untuk mengintai gerak-gerik Marsha.Sedangkan aku disuruh sembunyi untuk sementara waktu sampai semua ini jelas terungkap."Saya berjanj
Garis takdir.Part: 1***Naya Raisya Putri, seorang wanita dewasa yang seharusnya sudah sangat matang untuk berumah tangga. Namun, karena kegagalannya pada kisah cinta lima tahun silam, membuat Naya enggan mengenal sosok laki-laki baru.Zacky Eza, seorang laki-laki tampan dan baik menurut Naya. Keduanya menjalin hubungan cukup lama. Yaitu, sekitar enam tahun.Ketika jenjang pernikahan hampir saja diraih keduanya, tiba-tiba takdir tak berpihak pada mereka.Naya dan Zacky putus. Hubungan mereka kandas hanya karena masalah sepele saja.'Hari ini, tepat lima tahun kita berpisah, Za. Apa kabar kamu di sana? Rasanya ingin aku menyapa, walau sekali saja. Namun, kalimat terakhirmu membuatku kehilangan nyali,' gumam Naya memandangi sebuah gambar sang mantan.Air mata Naya mengalir deras, sederas rindu yang tak pernah terbayar lunas. Zacky telah beristri, usia pernikahan mereka mamasuki tahun ke-empat. Melati nama wanita yang kini menjadi jodoh mantan Naya itu.Seorang wanita karir yang sukse
Garis takdirPart: 2***"Nay, berhenti menyalahkan dirimu sendiri! Zacky tidaklah sesempurna tanggapanmu," ujar Santi, teman baik Naya."Stop berkata buruk tentang Zacky, San!" sanggah Naya."Aku tidak berkata buruk, hanya saja sedari lima tahun lamanya kau selalu larut dalam perasaan bersalahmu. Perpisahanmu dengan Zacky kau jadikan dosa terbesar dalam hidupmu. Sadarlah, Nay! Zacky sudah bahagia, dan kau masih ingin larut dalam cinta yang tak mungkin kembali ini?"Naya bergeming, air mata tertahan di pelupuk mata indahnya."Nay, usiamu sudah menginjak kepala tiga. Mau sampai kapan menyendiri dan terus merindukan sosoknya Zacky? Aku berkata begini karena aku sayang padamu, Nay. Aku peduli," ujar Santi dengan binar mata yang berkaca-kaca.Naya tahu Santi menyayanginya. Namun, di hatinya tak bisa sedetik saja menepis bayangan Zacky walau sudah berlalu sangat lama."Nay," lirih Santi lagi.Naya yang tadinya hanya diam saja mendengarkan nasihat Santi, kini menoleh dan menatap serius saha
Garis takdir.Part: 3***"Lin, kenapa kamu berbohong pada orang itu?" tanya Mila heran.Linda yang tengah sibuk membersihkan dapur masaknya menanggapi dengan santai."Disuruh, Buk Naya.""Hem, kenapa ya?" Mila semakin penasaran."Bukan urusan kita, Mil. Jangan terlalu banyak bertanya," ujar Linda.Mila berdehem pelan dan turut membantu pekerjaan Linda.Sedangkan Naya, ia sudah duduk kembali di kursi goyangannya. Sambil merenung, Naya tersenyum-senyum senang.'Terima kasih, ya Allah. Akhirnya setelah sekian lama, Engkau membawanya sendiri ke sini untuk dapat aku lihat. Sekali lagi terima kasih, dan maaf. Maaf karena aku yang belum mampu menghilangkan perasaanku,' gumam Naya.--Di sisi lain, Zacky sampai di rumah mewah yang berhasil ia beli dengan uang kerja kerasnya selama ini.Ya, Zacky adalah sosok laki-laki yang penuh tanggung jawab. Walau memiliki istri seorang wanita karir yang kaya raya. Namun, Zacky tak pernah bergantung pada harta Melati. "Tuan sakit?" tanya Bik Atun ketika
Garis takdirPart: 4***Setelah menunggu cukup lama, akhirnya hasil tes Zacky keluar.Semua terkejut mendapati kenyataan bahwa Zacky mengidap penyakit serius. Yaitu, ada tumor yang bersarang di kepalanya. Melati mengusap sudut mata, menghapus tangisnya diam-diam. Sedangkan Bik Atun memalingkan muka, tak sanggup menatap wajah tampan Tuannya."Papa akan baik-baik saja, Ma. Jangan cemas begitu. Lagian tumor ini tidak terlalu ganas," ujar Zacky tersenyum tenang.Sebisa mungkin Melati juga ikut tersenyum. Ia tak mau memperlihatkan kesedihannya di depan suami tercinta."Papa memang harus baik-baik saja. Mama akan mengupayakan pengobatan terbaik untuk kesembuhan Papa.""Papa percaya, dan Papa sangat beruntung memilikimu, Ma."Keduanya saling menguatkan. Padahal di hati masing-masing ada ketakutan yang sama.--Sementara Naya tak tenang. Sejak melihat wajah pucat Zacky, Naya menjadi gelisah.Tak ingin berdiam diri saja dengan sejuta tanda tanya. Naya pun mencoba meminta bantuan Santi untuk
Garis takdirPart: 5***Setelah satu jam berlalu, Zacky dan Melati melangkah bersama untuk pulang. Sedangkan Santi beralasan menunggu suaminya.Ketika Melati masuk duluan ke dalam mobil, Zacky melihat bayangan Naya dari balik kaca restoran yang ada di sampingnya.Namun, Zacky tidak terlalu yakin. Ia berpikir kalau saat ini dirinya sedang berhalusinasi saja."Pa, pulang bareng yuk!. Nanti mobil Papa biar dijemput Anak buah Mama.""Iya deh, Ma. Papa juga mulai pusing nih."Zacky masuk ke dalam mobil istrinya.--Dua puluh menit berlalu, mereka sampai di rumah. Zacky mulai kembali merasakan nyeri dibagian kepalanya.Melati panik, seketika ia memberikan obat dan mencoba memijat pelan kepala sang suami."Pa, boleh Mama bertanya sesuatu?" "Tentu saja boleh, Ma."Melati menarik napas panjang sebelum melanjutkan pertanyaannya."Apa cinta Papa untuk Mama utuh? Apa di hati Papa hanya ada Mama saja?"Zacky yang tengah memejamkan mata karena menahan sakit kepalanya, kini menjadi tegang. Debar