Share

12. Semburat Rasa

Author: pramudining
last update Huling Na-update: 2024-12-25 08:18:48

Happy Reading

*****

Sejak kejadian hari itu, diam-diam Amir sering mengamati perilaku Kiran. Tiap hari, selalu ada waktu untuk mengintai si gadis dari layar CCTV. Seperti kali ini, sang putra mahkota menatap layar serius mengawasi gerak-gerik Kiran.

Suara ketukan beberapa kali dari luar sama sekali tak direspon. Amir menikmati senyum sang gadis yang tengah bersenda gurau dengan Fitriya. Terkadang, senyum itu menular padanya walau tidak tahu persis apa yang membuatnya tersenyum.

Di balik pintu ruangan Amir, Syaif berdiri. Menunggu sang empunya mempersilakan masuk. Tak ingin lagi kejadian beberapa waktu lalu terulang.

Namun, beberapa menit menunggu, membuatnya jenuh dan kesal juga. Pelan-pelan memutar knop pintu ke bawah, memajukan kepala sedikit untuk mengetahui aktifitas sang pemilik ruangan.

"Astagfirullah. Dari tadi aku ngetuk pintu nggak denger, ternyata lagi ngelamun," ucap Syaif mengagetkan si empunya ruangan.

Tangan Amir reflek memencet tombol off pada remot. Takut jika sa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
pramudining
Anu, Kak ......
goodnovel comment avatar
Ade Murti
kirani tu sebenarnya kenapa sih....
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   13. Merasa aneh

    Happy Reading*****Kembali ke ruangan setelah melaksanakan salat Zuhur. Kiran membayangkan wajah Amir dengan segala perlakuan anehnya tadi. "Kenapa aku merasa dia sedikit berubah, ya? Apa dia sakit? Biasanya, Pak Amir akan langsung marah pas tahu ada yang salah. Jelas-jelas aku yang nabrak dia, kok, malah dia yang minta maaf duluan.""Hayo ngelamunin apa?" Fitri menyentuh pundak sahabatnya."Siapa yang melamun, sih. Aku lho mikir anggaran ini. Kira-kira disetujui enggak ya, sama pihak keuangan." Alasan yang cukup masuk akal karena Kiran saat ini sedang memegang proposal anggaran produksi baru. "Hmm, mikir kerjaan saja segitunya. Asal angkanya masuk akal dan sesuai kebutuhan produksi kita, mereka pasti menyetujui. Emang, ya, kamu ini." Fitri memilih kembali ke meja kerjanya. Mengembuskan napas dalam-dalam, Kiran menutup proposal di depannya. Memilih keluar, daripada dia terus memikirkan tentang keanehan si bos. Lebih, baik dia mencari kesibukan dengan mengecek pekerjaan karyawan

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   14. Rencana Piknik

    Happy Reading***Pekerjaan Kiran hari ini terbilang cukup padat. Sejak pagi, gadis itu terjun langsung menyortir orderan yang akan dikirim ke luar pulau. Hampir-hampir tak ada waktu duduk. Tak beda jauh dengannya, Fitri juga merasakan hal sama. Deadline pengiriman semakin dekat membuat para karyawan bagian produksi bekerja ekstra. Mereka tentunya tidak mau dipotong gaji ketika ada kesalahan pada hasil produksi. Oleh karenanya, semua bekerja dengan ketelitian dan keseriusan penuh.Sementara di tempat berbeda, Amir sedang dilema. Janji mengajak Naumira piknik ke salah satu taman yang terdapat beraneka ragam satwa terancam batal. Baru saja, resepsionis mengabarkan jika tamu dari luar kota yang akan mengajak kerja sama meminta bertemu pada jam makan siang di Resto Tepi Sawah. Sementara putrinya sedang dalam perjalan ke kantor untuk menjemputnya menuju taman satwa. Mondar-mandir lelaki itu mencoba mencari solusi permasalahannya saat ini. Mencoba menghubungi klien itu, tetapi tak berhas

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   15. Bahasa Kalbu

    Happy Reading ***** Indera Kiran dan Amir bertemu, keduanya diam beberapa saat, menyelami keinginan masing-masing. Si gadis ingin menolak karena tak ingin terlibat lebih jauh dengan urusan atasannya, tetapi sorot mata sang lelaki mengisyaratkan sebaliknya. Cukup lama keduanya terdiam hingga tarikan tangan untuk masuk mobil oleh si kecil terasa pada pergelangan Kiran. "Ayo masuk, Tan. Temen Papi udah jalan," pinta Naumira. Rupanya, gadis kecil itu tak sabar melihat adegan saling diam dua orang dewasa di sampingnya. Mau tak mau Kiran mengikuti ajakan bocah itu. Duduk di samping lelaki yang mati-matian dihindari. Walau enggan, Kiran harus melakukannya. Amir menoleh sebentar ke arah si gadis yang lebih banyak menunduk tersebut. "Pakai sabuk pengamannya, Ran," peringat Amir sebelum menjalankan kendaraan roda empatnya. Kiran meraih sabuk pengaman di kursinya dan menyilangkan ke depan. Melihat begitu paruhnya gadis itu, Amir menambahkan satu poin plus. Sepanjang perjalanan menu

    Huling Na-update : 2025-01-17
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   16. Ulat Bulu

    Happy Reading*****"Makanya, Ayah harus peka. Ayo kita ke sana!" ajak Hani pada mereka. Dia juga memanggil anak-anak untuk berhenti main. Di depan pasangan itu, Amir menggendong Naumira berjalan di belakang bersama dengan Kiran. "Pi, ngapain kita ke rumah kaca lagi?" tanya Naumira lucu. Keringat membasahi seluruh wajah padahal Kiran sudah membersihkan dengan tisu tadi. "Tantenya mau beli bunga, Sayang.""Tante Kiran mau beli bunga apa? Sekalian beliin Nenek juga, ya, Pi. 'Kan Nenek suka banget sama bunga.""Bukan Tante yang mau beli, Ra. Tuh, Tante Hani." Kiran menunjuk istri Ridho dengan mata. "Kalau kamu mau, beli aja sekalian, Ran," kata Amir sepelan mungkin, persis seperti orang berbisik. Sepertinya, lelaki itu mulai belajar memahami ketakutan karyawannya.Kiran menggeleng. Dia tetap memegang prinsip. Tak mau menerima apa pun yang diberikan seorang cowok. Katanya, supaya hal itu tidak membuat terikat.Banyak contoh yang sudah Kiran lihat. Ketika seorang perempuan menerima mau

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   17. Perkataan Asal

    Happy Reading*****Pulang dari kafe tepi sawah, Kiran minta kembali ke kantor, sedangkan Amir memilih mengantarkan putrinya ke rumah. Sebenarnya, lelaki itu ingin sekali mengantar pulang Kiran karena jam kantor hampir selesai. Namun, si gadis menolak keras. Alasannya karena motor Kiran masih berada di kantor. "Terima kasih, Pak," ucap Kiran sebelum keluar mobil untuk kembali ke kantor. "Aku yang seharusnya berterima kasih. Kamu sudah banyak membantu hari ini.""Sudah kewajiban saya sebagai seorang karyawan. Membantu atasan sebisa mungkin. Saya, permisi." Kiran memutar handle pintu. Bersiap turun, tetapi Naumira memanggilnya. "Ada apa, Sayang?"Cup ...Gadis kecil itu mencium pipi Kiran. "Terima kasih, Tante Kiran. Rara bahagia banget ini. Walau nggak jadi pergi ke tempat yang sudah dijanjikan Papi, tapi Rara tetap bisa piknik apalagi ada Tante yang nemenin," ucap Naumira penuh semangat. "Sama-sama, Sayang." Kiran membalas ciuman si kecil pada puncak kepala. Dia begitu gemas deng

    Huling Na-update : 2025-01-18
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   18. Pengakuan Sepihak

    Happy Reading*****"Bener, Ma," ucap papinya Naumira.Laila terdiam, sejak kapan Amir memiliki seorang calon pendamping, sedangkan dekat dengan cewek saja tidak pernah kecuali Rosa. Laila menyenggol lengan putranya. "Jangan main-main dengan perkataan itu. Pernikahan bukanlah sebuah lelucon. Kamu nggak boleh sembarangan ngomong seperti itu lagi. Kalau nggak mau sama Rosa, tinggal bilang. Nggak perlu ngaku-ngaku sudah ada calon pendamping," bisik Laila meyakinkan diri sendiri bahwa yang dikatakan Amir tadi benar. Sang putra, hanya mengangguk dan tersenyum. Laila tak meneruskan pertanyaannya, biarlah nanti sampai di rumah saja. Berunding dengan sang suami terlebih dulu. Jika memang benar pengakuan putranya, maka dia akan segera melamar gadis tersebut. Masih penuh dengan ketegangan antara Rosa dan Ernanda, Laila pamit pulang terlebih dahulu. "Papanya Amir pasti udah nunggu di rumah. Aku pulang dulu, ya, Er. Maaf, bukan aku nggak mau jadiin Rosa menantu. Cuma anakku udah ada calon send

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   19. Mengorek Informasi

    Happy Reading*****Laila menatap suaminya dengan aneh. "Pa, kenapa sama cewek yang disebutkan Amir tadi?" tanya untuk kedua kali."Nggak ada apa-apa sama dia, Ma. Iya, kan, Pa? tanya Amir. Wijananto mengangguk, tetapi pikirannya masih berputar-putar. Antara percaya dan tidak jika Amir menjalin hubungan dengan Kiran. "Syukur, deh. Kalau memang nggak ada apa-apa. Mama sampai berpikir negatif, melihat reaksi Papa tadi.""Iya, nih. Biasa aja kali, Pa," kata Amir menambahkan perkataan sang mama. "Masalahnya Papa tahu betul Kiran itu nggak mau deket-deket cowok. Terus kenapa kamu bilang dia calonmu? 'Kan aneh. Ya, Papa kaget. Kamu nggak sedang mengarang bebas, kan?" Wijananto duduk di sofa kamar Amir bersama sang istri, sedangkan Amir duduk di kursi kerjanya menghadap kedua orang tuanya. "Ngarang gimana, sih, Pa?" tanya Amir santai, "Kiran memang nggak mau dekat-dekat sama cowok, tapi bukan berarti dia nggak mau Deket sama aku, kan? Nyatanya, aku bisa ngomong seperti itu. Memangnya, s

    Huling Na-update : 2025-01-19
  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   20. Modus Baru

    Happy Reading*****"Nggak usah melibatkan Rara, deh, Pa," sara Laila, "gimana kalau Papa menggunakan alasan pekerjaan saja untuk memintanya datang.""Ya, nggak bisa, Ma. Kiran, kan, susah nggak kerja sama Papa lagi. Apa nggak aneh kalau Papa memintanya dengan alasan pekerjaan." "Iya, juga, ya," timpal Laila, "dipikir nanti saja, Pa. Mama mau nyiapin makan malam dulu." Perempuan paruh baya itu meninggalkan sang suami sendirian di kamarnya.*****Kiran bekerja seperti biasanya, tidak begitu menghiraukan apa yang dilakukan Amir, meskipun sedikit aneh baginya. Namun, gadis itu mencoba bersikap biasa saja. "Ran, ayo siap-siap. Udah mau JM pulang," ucap Fitri menghentikan semua aktifitas yang dilakukan sahabatnya. "Kamu, Fit. Masih kurang lima belas menit lagi.""Halah, kamu ini. Nggak perlu terlalu rajin, kita nggak kerja di kantor pusat.""Hmm." Baru akan melanjutkan perkataannya, menjawab sang sahabat, ponsel Kiran berdering. "Siapa?" tanya Fitri, kepo."Big Father," bisik Kiran seo

    Huling Na-update : 2025-01-19

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   151. Keanehan Lainnya

    Happy Reading*****Melihat kepergian Amir, Kiran mulai panik. "Mas, maaf. Aku beneran enggak ingat di tanggal sepuluh, dua bulan lalu. Tapi, bukan berarti aku enggak sayang sama njenengan. Jangan kekanakan, dong, Mas," ucapnya supaya sang suami tidak marah lagi. Amir tidak menggubris perkataan Kiran, dia memilih melanjutkan langkahnya ke kamar mandi. Sengaja memang, supaya sang istri menyadari kesalahannya dan tidak mengatakan hal-hal yang tidak mengenakkan lagi.Bukankah pernikahan itu adalah ibadah terpanjang. Jadi, mana mungkin Amir akan dengan mudah melupakan ikrar suci yang sudah diucapkannya. Baru juga dua bulan pernikahan, tetapi Kiran sudah menuduhnya sembarangan. "Mas, kamu marah sama aku?" tanya Kiran, sedikit berteriak. Amir tak menjawab bahkan tidak menoleh pada Kiran sama sekali. Namun, bahunya sempat terangkat ke atas. "Mas, ih. Maafin aku," ucap Kiran sekali lagi. Tak tahan dengan sikap diam suaminya, perempuan itu turun dari ranjang walau tanpa menggunakan sehelai

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   150. Membalas Kemarahan Kiran

    Happy Reading*****Sang sopir menatap Amir dengan ketakutan. Tangannya bahkan bergetar ketika berusaha menghentikan sang tuan rumah. "Pak, tolong maafkan sikap istri saya. Dia mungkin lagi banyak pikiran, makanya ngomong kasar seperti tadi. Padahal Bapak kan tahu sendiri kalau Kiran itu nggak pernah suka jika ada suara keras," kata Amir.Sopir yang bernama Widodo itu mengangguk. "Sebenarnya, saya juga salah, Pak. Nggak seharusnya menuruti semua keinginan Mbak Rara. Benar kata Mbak Kiran," ucap lelaki paruh baya itu dengan suara bergetar dan kepala menunduk."Jadikan pelajaran saja, ya, Pak. Lain kali, sekiranya menurut Bapak permintaan anak saya agak keterlaluan, tolong ingatkan saja. Kalau Rara ngeyel, njenengan bisa menelpon saya. Biar saya yang menasihatinya. Mungkin itu saja, Pak. Njenengan boleh melanjutkan pekerjaan lainnya." Amir berusaha tersenyum walau pikirannya masih terus berputar pada perubahan sikap sang istri. Sepeninggal sopir tersebut, Amir menyusul istrinya ke kam

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   149. Serba Salah

    Happy Reading*****Tak mau masalahnya dengan sang istri membesar, Amir kembali melakukan panggilan pada Kiran. Namun, perempuan itu selalu menolak panggilannya. "Dia ini kenapa, sih?" tanya, menggerutu sendirian. "Nggak biasanya Kiran rewel gini. Apa aku melakukan kesalahan padanya, ya?""Dih, ngomong sendiri kayak orang gila. Kenapa?" Syaif sudah duduk di hadapan sahabatnya tanpa diketahui kedatangannya.Amir melirik sahabatnya yang kini sudah tidak bekerja di bawah kepemimpinannya. Lelaki itu saat ini sudah menjadi pemimpin di perusahaan papanya sendiri. "Kapan datang kok, aku nggak tahu?""Ya, karena kamu fokus sama ponsel dan ngomel sendiri. Makanya, pas aku buka pintu ruangan nggak denger. Kenapa, sih? Ada masalah sama Rara?"Amir menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. "Terus?" tanya Syaif, penasaran. "Nggak mungkin kamu ada masalah sama Kiran?""Nggak ada masalah sama dia juga. Cuma, hari ini sikap Kiran tuh aneh banget. Dari pagi, dia kayak emosian terus. Barusa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   148. Aneh

    Happy Reading*****"Hei, belum juga dia membuka cadar. Kenapa kamu sudah mengucap alhamdulillah seolah pilihanmu itu benar Fitri," sahut Wiranto."Pa, aku kenal betul suara istriku," sahut Syaif yang langsung mengarahkan tangannya membuka cadar si perempuan."Hei!" teriak semua orang."Aduh, maaf," ucap Syaif ketika mengetahui siapa perempuan di balik cadar tersebut."Kenapa? Apa dia istriku?" tanya Agung dengan mata terbuka sempurna. "Kamu lihat sendiri, deh. Maaf, ya, Gung." Syaif memasang wajah sedih penuh penyesalan.Di saat Syaif terlihat sedih, semua orang malah tertawa. Mereka tidak menyangka jika perempuan yang dipilih sang pengantin adalah istri orang lain."Ish, dasar. Nggak bisa mengenali istri sendiri. Pantas saja kamu selalu kalah dari Amir," celetuk mamanya Syaif. Agung bahkan memukul pelan lengan Syaif. "Gimana ceritanya kamu bisa mengakui istriku?""Habisnya, istrimu Makai cincin sama kayak yang aku belikan untuk Fitri," alibi Syaif untuk menutupi kesalahannya. Pa

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   147. Tanda Pengenal

    Happy Reading*****"Kamu masih yakin kalau dia, Kiran?" tanya Laila seolah mengerti kegalauan putranya setelah mendengar dehaman perempuan bercadar yang dipilih Amir. Papinya Naumira terdiam. Sorot mata fokus mengamati perempuan yang telah dipilihnya. Semua mata ikut menatap dua orang tersebut. Kini, bukan Syaif yang menjadi pusat perhatian semua orang, tetapi Amir dan perempuan pilihannya. Setelah beberapa detik mengamati, Amir kembali berkata, "Aku yakin dia istriku, Kiran, Ma. Nggak akan kubiarkan dia mengecohku.""Kalau sampai salah gimana, Nak? Kiran pasti marah," peringat Nur. "Insya Allah, nggak akan salah, Bu. Ayo buka!" perintah Amir tak terbantahkan bahkan tangannya sudah bersiap untuk membuka cadar perempuan tersebut. "Tunggu, Mir. Jangan gegabah. Kalau sampai salah, kamu pasti malu," bisik Agung. Amir menarik garis bibirnya dan menggelengkan kepala. "Insya Allah, aku nggak akan salah. Cintaku akan selalu menuntunku untuk bisa mengenali Kiran. Di mana pun dia berada

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   146. Dibuat Bingung

    Happy Reading*****Amir langsung menepuk pundak sahabatnya. "Bakalan repot kalau para perempuan itu berulah, Sya," ucapnya.Agung juga menatap sang ipar. "Kayaknya, para istri lagi ngerjain kita ini, Mir," tambahnya."Ini, gimana ceritanya, aku bisa punya istri tiga?" celetuk Syaif yang langsung mendapat tawa dari semua orang yang hadir."Rasain, emang enak," sahut Wiranto.Para perempuan bercadar itu semakin dekat dengan Syaif. Mereka kini bahkan sudah berjajar di depan sang manajer HRD. "Kalau kamu memang mencintai Fitri, kamu pasti tahu dia yang mana," ucap perempuan yang telah melahirkan Syaif. "Ma, aku kan kemarin cuma mesan satu gaun pengantin. Kenapa sekarang ada tiga. Mana postur tubuh mereka sama semua. Alis juga sama bentuk. Duh." Syaif menepuk keningnya sendiri. "Masak, sih? Kamu pasti nggak teliti pas bayar," jawab wanita yang telah melahirkan Syaif dengan santai.Laila dan Wijananto makin mengeraskan tawa demikian juga Nur. Perempuan yang telah melahirkan Kiran itu me

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   145. Sah

    Happy Reading*****"Papa?" Syaif menoleh, di belakangnya ada Wijananto dan lelaki paruh baya yang sangat dia hormati."Apa?" sahut lelaki paruh baya yang menggunakan kemeja batik senada dengan gamis yang dikenakan mamanya Syaif. "Malu-maluin aja pertanyaanmu. Masak iya, Papa harus selalu kalah dari Om Wijananto bahkan sampai anak keturunan Papa juga kalah dari anaknya."Orang yang disebut namanya itu tersenyum, merangkul sahabatnya yang sejak dulu memang ingin selalu unggul di atasnya. "Udahlah, Wir. Kamu dan anakmu nggak akan pernah bisa mengalahkan aku dan Amir," kata Wijananto."Papa," peringat Amir sambil tersenyum."Nggak usah ngejek gitu, Mir. Kebetulan saja, kalian berdua lebih dulu nikahnya. Jadi, untuk pengalaman yang begituan, kami harus belajar dari kalian," kata Wiranto, papanya Syaif."Nah, itu dia, Pa. Nanti, kita pasti bakalan menang, Pa," sahut Syaif. "Memang apaan?" timpal Amir agak terkejut. "Memang dalam hal anak. Pokoknya, begitu kata sah sudah terdengar, aku m

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   144. Sebuah Rahasia

    Happy Reading*****Kiran menatap Fitri dan Syaif bergantian. "Hmm, anu, Tan," ucapnya tak tahu harus menjelaskan bagaimana pada perempuan paruh baya yang telah melahirkan Syaif."Anu apa, Ran?" tanya perempuan paruh baya tersebut. Fitri menarik ujung lengan kemeja kekasihnya. Wajahnya kini mulai dipenuhi keringat. Bukan cuma di dahi, tetapi seluruh wajah. Apa yang dia takutkan, terjadi. Kiran sudah mengetahui keberadaan Syaif di ruang pas tadi. "Itu, lho, Tan. Tadi, saya bertaruh dengan suami kalau Pak Syaif bakalan datang ke sini karena nggak bakalan bisa tahan untuk ketemu Fitri yang cantiknya kebangetan. Malah saya sengaja mengirimkan foto Fitri pada Pak Syaif supaya beliau cepat datang. Terbukti, beliau langsung datang ke kamar pas tanpa menyapa kita dulu," alibi Kiran. Dalam hati, dia merutuki dirinya sendiri. Akibat mulutnya yang tidak di rem, perempuan itu malah berbohong besar. "Iya, Ma, begitu," sahut Syaif. "Dasar kalian, ya, sahabat sendiri dipakai taruhan.""Sudah ...

  • Gadis Lugu Penakluk Bos Galak   143. Asal Nyeplos

    Happy Reading*****Syaif salah tingkah, wajahnya tegang mendengar kalimat sahabatnya tadi. "Kok, kamu tahu, sih?""Nggak usah macam-macam, Sya. Fitri belum halal kamu sentuh-sentuh seenaknya. Apa susahnya nunggu besok," nasihat Amir. Jelas, dia tidak ingin sahabatnya salah jalan seperti kejadian lalu."Ish, aku nggak sentuh kok. Aku cuma pengen foto bareng dia yang make gaun pengantin saja, masak nggak boleh?" gerutu Syaif dengan wajah cemberut."Kamu itu kalau dibilangin kok ngeyel, sih. Lagian, cuma nunggu beberapa jam lagi masak nggak nahan." Amir benar-benar dibuat geram dengan tingkah sahabatnya. "Elah, Mir. Kamu juga pasti sering ngerasain kayak aku ke Kiran. Nggak bisa nahan pas lagi kangen banget. Solusinya, ya, cuma ketemuan walau cuma sebentar." Syaif menaikkan garis bibirnya. Sesaat kemudian, terlihat Fitri yang keluar dari kamar pas dengan gaun penganti. "Ish, aku sama Kiran udah halal. Kalau kamu sama Fitri belum ada segel itu. Jadi, jangan sembarangan."Syaif tidak be

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status