Share

54. Rencana Devan

Penulis: Aeris Park
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-05 23:38:32

Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat samping tempat tidurnya yang sudah kosong.

Devan pun memutuskan untuk bangun lalu mendudukkan diri di atas tempat tidur. Bunyi berisik yang berasal dari dapur memaksa Devan untuk keluar dari kamarnya. Dia bersandar di daun pintu dapur sambil melipat kedua tangannya di depan dada, memperhatikan Seika yang sedang sibuk memasak.

Aroma lezat yang menguar dari masakan Seika seketika menyeruak di indra penciumannya, membuat perutnya mendadak terasa lapar. Devan pun melangkah lalu memeluk tubuh Seika dari belakang.

"Selamat pagi," ucapnya sambil mengecup tengkuk Seika dengan lembut.

"Aduh, Mas! Geli ...." Tubuh Seika meremang hebat karena embusan hangat napas Devan yang menerpa kulit lehernya. Suaminya itu semakin bertambah mesum semenjak mereka menikah. Tidak jarang Devan mencium bibirnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   55. Honey Moon

    Seika menata nasi goreng dan telur dadar buatannya di atas meja makan. Setelah itu dia beranjak ke atas untuk membangunkan Cherry. Seika memutar kenop pintu kamar Cherry dengan pelan. Senyum tipis menghiasi bibirnya melihat Cherry yang masih tertidur lelap sambil memeluk boneka beruang kesayangannya. Pelan dia mendekat, lantas mengecup kedua pipi Cherry dengan penuh sayang."Sayang, bangun."Cherry menggeliat pelan, bukannya bangun anak itu malah mencari posisi tidur yang nyaman membuat Seika terkekeh pelan melihat tingkahnya karena Cherry benar-benar terlihat menggemaskan."Sayang, ayo, bangun. Kan, mau sekolah."Cherry mengerjapkan kedua matanya perlahan karena Seika mengusap pipinya dengan lembut. Dia tersenyum kecil membuat kedua mata sipitnya membentuk sebuah garis ketika melihat Seika. "Selamat pagi, Mama," ucapnya dengan suara serak."Selamat pagi juga sayangnya mama," balas Seika sambil mengecup kedua pipi Cherry dengan penuh sayang."Ayo, bangun."Cherry menyambut uluran tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   56. Malam Pertama 21+

    "Maafkan mas, Seika. Kamu boleh menghajar mas setelah ini."Devan mendekatkan wajahnya perlahan lalu mengecup bibir Seika dengan sangat lembut dan penuh perasaan.Ada gelenyar aneh yang menyelusup di dalam diri Seika ketika Devan mencium bibirnya. Tanpa sadar dia menggigit bibir bagian bawahnya kuat-kuat agar tidak mendesah ketika Devan menenggelamkan wajah di lehernya lalu menghirup aroma tubuhnya dalam-dalam seolah-olah lehernya adalah tempat yang menyediakan oksigen paling murni bagi paru-parunya.Rasanya Seika ingin sekali mendorong Devan agar menjauh darinya. Namun, dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau tubuhnya mendambakan sentuhan lelaki itu.Jantung Seika dan Devan berdetak tidak karuan. Napas keduanya pun mulai tersengal. Devan terus mengecup leher Seika hingga ke belakang telinga. Napas Devan yang terasa hangat membuat Seika nyaris kehilangan kendali."Jangan ditahan ...," bisik Devan terdengar lembut."Ohh ...." Pertahanan Seika hancur ketika Devan meremas dadanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   57. Perfect Honeymoon

    Seika mengerjapkan kedua matanya perlahan, gadis itu sedikit tersentak ketika mendapati dada bidang Devan saat pertama kali membuka mata. Suaminya itu bahkan sedang memeluk tubuhnya dengan erat.Wajah Seika tiba-tiba dijalari rasa panas, meninggalkan semburat merah di kedua pipinya ketika teringat dengan apa yang dia lakukan bersama Devan semalam. Setelah dua minggu lebih mereka menikah, akhirnya dia berani melakukan hubungan suami istri dengan Devan.Seika pikir, Devan akan memperlakukannya dengan kasar seperti adegan panas yang ada di film Fifty Shades Of Grey. Namun, Devan ternyata memperlakukannya dengan sangat lembut dan penuh perasaan hingga membuatnya melayang penuh kenikmatan. Sekarang dia tidak merasa takut lagi untuk melakukan hubungan suami istri dengan Devan. Jujur, dia juga menyukai sentuhan lelaki itu. Terlebih ketika Devan memasuki tubuhnya dan bergerak di dalamnya. Rasanya sungguh gila dan mendebarkan.Seika mengangkat kepalanya perlahan, iris hezel miliknya menatap De

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   58. Kissing In Bungee Jumping

    Seika mendengkus kesal karena tidak menemukan satu pun pakaiannya di dalam koper. Padahal dia sudah merasa kedinginan dan ingin memakai baju."Kamu masih lama, Sayang?"Suara Devan yang berasal dari luar kamar mandi membuat Seika tergagap. Dia pun cepat-cepat membalut tubuh polosnya dengan bathrobe setelah itu membuka pintu kayu yang ada di hadapannya."Kenapa kamu lama sekali? Mas pikir kamu ketiduran di kamar mandi," kelakar Devan ketika Seika sudah keluar dari kamar mandi. Aroma stroberi yang menguar dari tubuh gadis itu seketika menyeruak di indra penciumannya. Aromanya sangat menyegarkan."Aku ada sedikit masalah, Mas.""Apa?" Devan menatap Seika dengan lekat.Seika menghela napas panjang lalu menunjukkan kopernya ke Devan. "Sepertinya ada yang sengaja menukar koperku. Coba Mas lihat, isinya lingeri semua."Devan pun melihat koper milik Seika, padahal kemarin dia melihat sendiri Seika memasukkan beberapa buah baju miliknya ke dalam koper untuk dipakai bulan madu di Bali. Namun, k

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-20
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   59. Pulang

    "Mmhh ...." Tubuh Seika meremang hebat. Wajahnya semakin memerah ketika suara ciumannya dan Devan tertangkap oleh indera pendengarannya. Dia ingin segera dipuaskan oleh Devan yang sekarang sedang menindih tubuhnya.Lenguhan Seika yang tertelan dalam ciuman membuat suasana semakin terasa panas. Devan bahkan tidak bisa menahan tangannya untuk memberikan sentuhan lembut pada paha mulus Seika yang tertutupi gaun tidur."Erngh ...." Devan melepas pagutan bibirnya ketika mendegar erangan halus yang keluar dari bibir mungil Seika. Seika pun segera menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya. Devan kembali mendekat, menepis jarak di antara mereka lantas menyatukan kembali bibir mereka. Seika memejamkan kedua matanya perlahan ketika Devan menyusupkan lidah ke dalam mulutnya. Mengobrak-abrik dan menginvasi seluruh bagian dari mulutnya dengan begitu lembut dan penuh perasaan. Lenguhan itu lolos begitu saja dari bibirnya karena Devan tiba-tiba meremas dadanya denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-21
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   60. Cemburu

    "Cherry mau masak apa?""Susu.""Susu tidak dimasak dong, Sayang."Seika tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari bibir mungil Cherry. Ternyata menemani Cherry yang sedang bermain masak-masakan rasanya cukup menyenangkan, apalagi mainan yang Devan beli untuk Cherry mirip sekali dengan alat-alat dapur yang asli. Ukurannya bahkan sesuai dengan tubuh Cherry yang kecil.Devan mematikan laptopnya, kemudian meletakkan benda itu di atas meja. "Kalau tidak dimasak, harusnya diapakan?""Silly questions!" Seika refleks melempar bantal yang ada di dekatnya ke arah Devan. Untung saja Devan berhasil menangkapnya."Mas kan, tanya serius.""Ish! Nyebelin!" Seika mengerucutkan bibir kesal.Devan terkekeh pelan melihat semburat merah yang menghiasi wajah cantik Seika. Sepertinya menggoda Seika akan menjadi hoby barunya mulai sekarang."Cherry, susunya sudah jadi belum?""Sebentar lagi, Pa."Devan mengembuskan napas panjang. Akhir-akhir ini dia jarang sekali menghabiskan waktu bersama Seika karena

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   61. Siapa Flora?

    "Oh iya, Pak. Tolong koordinasikan waktu dengan tim managemen proyek, kita kontrol pembangunan gedung baru setelah makan siang.""Baik, Tuan." Pramudya dengan setia mengekori Devan yang berjalan meninggalkan ruang rapat. "Saya juga ingin memberitahu Anda kalau data analisis untuk retargeting marketing sudah saya kirim ke email Anda.""Terima kasih, Pak. Apa ada hal lain lagi?""Tidak ada, Tuan."Devan hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan Pramudya barusan. Sejak pagi dia sudah sibuk memeriksa laporan dan memimpin rapat sampai jam sebelas siang. Dia bahkan tidak sempat memeriksa ponselnya.Devan terkejut karena seorang office boy tiba-tiba menabrak tubuhnya hingga membuat minuman yang dibawa office boy tersebut tumpah, mengotori kemeja mahal milknya."Ma-maaf, Pak. Saya tidak sengaja. Tolong jangan pecat saya," ucap office boy tersebut takut-takut. Sumpah demi apa pun dia tidak sengaja menabrak Devan hingga membuat minuman yang dibawanya tumpah dan mengotori kemeja lelaki itu.Beber

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-27
  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   62. Haruskah?

    Flora mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat hingga buku jarinya terlihat memutih. Iris hitamnya tidak berpaling sedikit pun hingga mobil yang dikendarai Noah sudah tidak terlihat lagi oleh pandangannya.Flora merasa sangat kecewa sekaligus sakit hati setelah tahu kalau Devan sudah menikah dan memiliki anak, padahal dia kembali demi lelaki itu.Ini tidak adil. Dia harus bisa membuat Devan kembali ke pelukannya bagaimana pun caranya karena dia yakin sekali kalau Devan masih memiliki perasaan yang sama dengannya."Tunggu saja, Devan! Aku pasti akan membuatmu jatuh ke pelukanku lagi!" desisnya terdengar tajam lalu pergi meninggalkan sekolah Cherry.Sementara itu Noah berusaha fokus mengendarai mobilnya walaupun pikirannya sedang melayang ke mana-mana. Memikirkan Flora tepatnya. Noah akhirnya berhasil mengingat wanita bergaun hijau muda yang bertemu dengannya di sekolah Cherry tadi. Dia, Flora, cinta pertama Devan.Devan dulu menjalin hubungan yang cukup lama dengan Flora ketika duduk di b

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29

Bab terbaru

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 2

    Devan mengerjapkan kedua matanya perlahan ketika cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika melihat Seika yang masih tertidur lelap di dalam dekapannya.Waktu ternyata berjalan dengan begitu cepat. Tidak terasa sudah dua tahun lebih dia menjalani hidup rumah tangga bersama Seika. Devan pikir dia akan merasa jenuh, tapi perasaannya pada Seika ternyata tidak berubah, malah tumbuh semakin besar.Devan mendekap Seika semakin erat lalu mendaratkan sebuah kecupan manis di bibir gadis itu. Sebuah rutinitas yang selalu dia lakukan setiap pagi."Kamu udah bangun, Mas?" "Iya."Tumben banget Mas udah bangun. Memangnya sekarang jam berapa, sih?"Devan melirik jam yang menempel di dinding kamar sebelum menjawab pertanyaan Seika."Hampir jam tujuh."Kedua mata Seika sontak terbuka, dia ingin bangun karena harus menyiapkan sarapan untuk Devan dan Cherry, tapi kepalanya mendadak terasa pusing."Kamu baik-

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   Ekstra Part 1

    Devan terpaksa menunda bulan madunya yang kedua bersama Seika karena Bara tidak memberinya waktu untuk beristirahat sedikit pun semenjak menggantikan Pramudya menjadi sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Sejak pagi dia harus memeriksa laporan, lalu meninjau proyek pembangunan hotel baru miliknya setelah itu bertemu dengan beberapa investor dari luar negri sampai sore. Rasanya benar-benar melelahkan.Devan melonggarkan dasi yang terasa seperti mencekik lehernya setelah itu menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku. Helaan napas panjang lolos dari bibirnya setelah melihat tumpukan berkas yang ada di atas meja. Entah kenapa berkas tersebut masih banyak padahal dia sudah memeriksanya sejak tadi."Aku sudah selesai merevisi perjanjian kerja sama dengan CT Corp. Jangan lupa baca berkas perjanjian itu dengan teliti sebelum tanda tangan." Bara meletakkan berkas yang dibawanya tepat di depan Devan."Apa kamu tidak lihat sekarang jam berapa?"Bara melihat benda mungil bertali yang m

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   100. Perfect Happines

    "Jadi gimana? Mas udah dapat izin dari Bara buat ajak aku tinggal di rumah lagi?" Seika meletakkan sendoknya karena es krim-nya sudah habis.Mereka mampir ke sebuah toko es krim setelah menjemput Cherry di sekolah. Devan seperti seorang pengasuh yang sedang menjaga dua bayi sekarang, sejak tadi yang dia lakukan hanya diam memandangi Seika dan Cherry yang begitu lahap menyantap es krim mereka."Mau tambah lagi?"Seika refleks mengangguk mendengar pertanyaan Devan barusan karena satu gelas es krim tidak akan bisa membuatnya kenyang. Namun, sedetik kemudian dia menggelengkan kepala. "Ish ... jawab dulu pertanyaanku. Bara ngasih Mas izin nggak buat bawa aku?"Devan mengangguk lalu mencomot satu buah cookies milik Cherry yang ada di atas meja. Rasanya ternyata terlalu manis dan Devan kurang menyukainya, kecuali bibir Seika. Entah kenapa bibir gadis itu seperti candu yang membuatnya selalu ketagihan."Sungguh?" Seika menatap Devan dengan pandangan tidak percaya."Iya ...," jawab Devan sambi

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   99. Syarat

    Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam ruangan serba putih itu tidak berhasil mengusik sepasang sejoli yang sedang tidur di atas ranjang. Seika tidur begitu nyenyak dalam dekapan Devan. Dia bahkan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Devan seolah-olah dada lelaki itu adalah tempat paling nyaman baginya.Devan semakin mempererat dekapannya ketika merasakan pergerakan kecil dari Seika. Senyum tipis menghiasi bibirnya ketika teringat dengan kejadian yang dialaminya semalam. Devan tidak pernah menyangka kalau Seika akhirnya mau memaafkan semua kesalahannya dan memberi kesempatan. Padahal kesalahan yang dia lakukan sangat fatal. Dia benar-benar beruntung.Devan bersumpah, dia akan berusaha untuk membahagiakan Seika dan tidak akan pernah menyakiti hati gadis itu. Itu janjinya."Terima kasih sudah memberi saya kesempatan, Seika. I love you ...." Devan mengecup puncak kepala Seika dengan begitu dalam seolah-olah mencurahkan seluruh perasaannya pada gadis itu.Apa yang

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   98. Love Began

    "Seika."Seika tergagap ketika Bara menyentuh lengannya pelan."Kita sudah sampai."Seika mengedarkan pandang ke sekitar. Dia tidak menyadari jika mobil yang membawanya berhenti di depan rumahnya karena terlalu memikirkan Devan.Bara melepas sabuk pengamannya, setelah itu turun dan membukakan pintu mobil untuk Seika. "Hati-hati," ucapnya sambil menaruh telapak tangannya di atas puncak kepala Seika untuk melindungi gadis itu.Seika mengangguk, dia turun dengan hati-hati dari mobil Bara. Namun, dia nyaris terjatuh karena kedua lututnya terasa gemetar, untung saja Bara dengan cepat menahan tubuhnya."Kamu baik-baik saja?" Raut cemas tergambar jelas di wajah tampan Bara. Kedua tangannya melingkar di pinggang Seika dengan erat."Kepalaku pusing."Tanpa banyak kata Bara menggendong Seika ala brydal style masuk ke dalam rumahnya. Seika menyandarkan kepalanya di dada bidang Bara, tubuhnya terasa sangat lemas karena kebanyakan menangis. Apa lagi tidak ada makanan apa pun yang masuk ke dalam pe

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   97. Apa Ini Akhir?

    Bara menghela napas panjang, padahal tadi siang langit terlihat begitu cerah. Namun, sekarang malah turun hujan, bahkan sangat deras. Cuaca akhir-akhir ini memang sulit diprediksi, apa lagi di pergantian musim seperti sekarang. Saat siang cuaca terasa sangat panas, tapi bisa sangat dingin ketika malam.Bara melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. Ternyata sekarang sudah jam delapan malam. Entah kenapa perasaan Bara sejak tadi tidak tenang. Dia terus kepikiran dengan Seika padahal gadis itu pasti sedang bersenang-senang bersama Cherry dan Devan.Jujur saja Bara sampai sekarang masih memiliki perasaan pada Seika. Namun, dia akan berusaha keras melupakan perasaannya karena bagaimana pun juga Seika sudah menjadi milik Devan."Anak ibu kenapa? Ibu perhatikan kamu melamun terus dari tadi."Bara sontak menoleh, menatap sang ibu yang sedang menyentuh lengannya dengan lembut. "Bara baik-baik saja, Bu," jawabnya sambil mengulas senyum pada wanita yang sudah melah

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   96. Pupus

    Suasana Univers Cafe pagi ini tidak begitu ramai, mungkin karena tempat makan itu baru saja dibuka. Biasanya Devan selalu datang tepat pukul sembilan. Namun, lelaki itu belum kelihatan batang hidungnya sampai sekarang.Apa mungkin Devan tidak datang?"Ini pesanan Anda, Nona. Selamat menikmati." Seika menaruh sepiring nasi goreng sea food di atas meja sambil melirik ke arah pintu. Raut kecewa tergambar jelas di wajah cantiknya karena lelaki yang dia tunggu sejak tadi tidak kunjung datang.Kenapa Devan tidak datang? Apa lelaki itu sudah lelah memperjuangkannya?"Maaf, saya tidak pesan nasi goreng sea food, Mbak."Seika tergagap, dia pun buru-buru mengambil nasi goreng tersebut dan meminta maaf. "Maaf, saya salah meja.""Tidak apa-apa, Mbak."Seika tersenyum sungkan pada pelanggan tersebut lalu mengantar nasi goreng sea food yang dibawanya ke meja nomor empat."Salah nganter pesanan lagi?" tanya salah satu temannya ketika dia kembali ke belakang."Enggak.""Bohong. Aku tadi lihat sendiri

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   95. Kode

    Seika mengusap rambutnya yang sedikit basah dengan handuk kecil sambil melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja. Tanpa sadar dia mendengkus kesal karena tidak ada notifikasi masuk di ponselnya padahal Devan biasanya selalu memberi kabar jika sudah tiba di rumah.Kenapa Devan tidak memberi kabar sampai sekarang? Apa lelaki itu belum tiba di rumah?"Ish! Aku kenapa, sih?" Seika refleks memukul kepalanya sendiri setelah menyadari apa yang baru saja dia pikirkan. Seharusnya dia tidak perlu merasa cemas karena dia masih marah dengan Devan. Namun, Seika tidak bisa membohongi perasaannya sendiri kalau dia khawatir dengan lelaki itu.Haruskah dia menghubungi Devan lebih dulu?Seika pun mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Selama tiga puluh detik yang dia lakukan hanya diam sambil memandangi layar ponselnya. Rasanya Seika ingin sekali mengirim pesan pada Devan. Namun, dia terlalu gengsi untuk melakukannya. Lagi pula dia seharusnya tidak perlu mengkhawatirkan lelaki itu.Seika me

  • Gadis Lugu Milik CEO Duda   94. One Step Closer

    "Seika, aku pulang dulu, ya?""Iya," sahut Seika sambil menyeret satu kantong plastik sampah berukuran besar ke belakang untuk dibuang. Gadis itu menjadi orang terakhir yang berada di Univers Cafe karena mendapat tugas untuk menutup kafe hari ini."Butuh bantuan?"Seika mendongak agar bisa menatap wajah temannya yang berdiri tepat di hadapan sebelum membuang kantong sampah terakhir yang dia bawa ke tempat pembuangan sampah."Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri," tolaknya halus."Jangan lupa periksa kembali bahan makanan yang ada di kulkas dan oven sebelum pulang.""Iya."Selesai membuang sampah, Seika bergegas memeriksa bahan makanan di kulkas untuk besok. Tidak lupa dia memeriksa oven apakah sudah dimatikan dengan benar agar tidak terjadi kebakaran. Setelah selesai dia segera bersiap untuk pulang dan mengunci pintu kafe.Seika duduk sendirian di depan kafe menunggu ojek online yang dia pesan datang karena Bara tidak bisa menjemputnya. Lelaki itu sedang menunggu sang ibu yang m

DMCA.com Protection Status