Home / Romansa / Gadis Kesayangan Sang Mafia / 37. Pembatalan Pertunangan

Share

37. Pembatalan Pertunangan

Author: rainaxdays
last update Last Updated: 2023-05-21 23:40:07

Bella terbangun ketika mendengar suara petir yang menggelegar di luar.

Ia menatap sekeliling ruangan, menyadari bahwa ia telah berada di kamarnya. Bella bangun dan duduk di tepi kasur, lalu kejadian sebelumnya seketika berputar-putar di kepalanya.

Kebersamaannya dengan Damian.

Ungkapan perasaan mereka.

Bella mengusap pipinya yang terasa dingin, tetapi hatinya menghangat oleh perasaan bahagia yang kembali datang menghampiri. Mereka berciuman, berdansa, dan mengingat momen lama yang tidak akan pernah terasa usang.

Di mana pria itu sekarang?

Bella melirik jam, sudah hampir tengah malam. Ia ketiduran di pangkuan Damian dan pria itu membawanya ke kamarnya.

Apakah Damian sudah tidur? Bagaimana dengan pertunangannya?

Bella menggigit bibir bawahnya, ada perasaan bersalah yang menelusup ke dalam hatinya, tetapi ia tidak mau memikirkan apa pun sampai Damian menjelaskan apa yang terjadi.

Damian mengatakan bahwa dia tidak pernah menginginkan pertunangan itu. Damian menyetujuinya semata-mata kare
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   38. Ketidaksetujuan Ibu Damian

    Bella duduk di tepi tempat tidur dengan bingung. Damian memberitahunya untuk tetap berada di kamarnya, sementara pria itu entah pergi ke mana. Bella tidak tahu apa yang terjadi di luar kamarnya. Terutama situasi para pelayan setelah pembatalan pertunangan Damian. Mereka sangat mendukung pertunangan Velvet dan Damian, entah apa yang mereka pikirkan. Ia tidak menampakkan diri sejak semalam, apakah Erina dan Verona mencarinya? Nyonya Mochelle? Bella melirik jam, sudah hampir pukul sembilan pagi. Damian pergi sejam yang lalu, dan ia bertanya-tanya apakah pria itu sebenarnya pergi menemui ibunya? Bella sangat khawatir. Ia takut Damian berselisih dengan ibunya karena pembatalan pertunangan itu. Ia tidak mau Damian bertengkar dengan ibunya. Dan alasannya karena dirinya. Hubungan mereka. Bella menatap pemandangan di luar jendela sambil meremat tangannya. Langit cerah dan matahari bersinar terik, tetapi hatinya dipenuhi oleh awan mendung yang penuh dengan kegelisahan. Mendadak, terdenga

    Last Updated : 2023-05-22
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   39. Percakapan Tengah Malam

    "Kau sangat suka minum alkohol?" Bella bertanya ketika Damian mengisi kembali gelas mereka. Ini yang ketiga kalinya. Damian bilang kadar alkoholnya sangat rendah, tetapi Bella mulai merasakan efeknya sekarang. Mungkin karena ia jarang minum alkohol. Damian sendiri terlihat tidak terpengaruh sama sekali. Dia duduk dengan tegak di sofa seberangnya, menatapnya dengan senyum kecil yang begitu menawan. Tidak seperti sebelumnya, kali ini mereka minum di kamar Damian. "Ya, tapi tidak sampai rutin juga," sahut Damian. "Aku hanya minum ketika pikiranku terasa penuh. Jadi ... bagaimana perasaanmu sekarang?" "Aku merasa melayang," jawab Bella jujur. Segala kekhawatiran yang bercokol di kepalanya entah menguap ke mana. Damian terkekeh dan menenggak alkoholnya dengan cepat. "Efeknya memang seperti itu," katanya. "Tapi jika kau tidak suka, kau bisa berhenti sekarang, Sayangku." Damian sudah mengatakan kata sayang itu berulang kali, tetapi Bella masih saja tersipu malu ketika mendengarnya. Ras

    Last Updated : 2023-05-25
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   40. Velvet

    Bella merasa ragu untuk keluar kamar pagi ini, mengingat bagaimana Nyonya Mirabesy tidak menyukai hubungannya dengan putranya. Ia takut bertemu wanita itu dan tidak tahu bagaimana menghadapinya. Ia hanya membersihkan kamar Damian sebentar, karena pria itu melarangnya untuk bekerja terlalu keras. Padahal Bella tidak merasa lelah sedikit pun, tetapi ia tidak mau berdebat dengan Damian. Damian pergi menemui ayahnya di sayap barat, katanya ingin membicarakan perihal perekrutan anggota baru di organisasi mereka. Setelah beberapa saat berpikir, Bella akhirnya memutuskan untuk pergi ke taman. Ia tidak terlalu lapar, ia bisa makan siang nanti. Mansion terasa begitu hening ketika ia melewati lorong menuju halaman belakang. Apakah semua pelayan ada di dapur? Sejenak, Bella menatap danau dan labirin tanaman, juga langit kelabu. Kepalanya lalu menoleh ke arah taman mawar, tetapi masih tidak ada satu pun pelayan yang terlihat sejauh mata memandang. Mungkinkah ada pertemuan penting di dapur? K

    Last Updated : 2023-05-26
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   41. Hinaan Nyonya Mirabesy dan Velvet

    "Bella? Nyonya Mirabesy memanggilmu di ruang tamu sayap utama."Bella merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat mendengar hal itu. Ia bergegas memperbaiki tatanan rambutnya yang sempat kusut karena ketiduran, lalu bergegas ke ruang tamu.Kenapa Nyonya Mirabesy memanggilnya? Apa yang ingin dia lakukan?Bella meremat tangannya dan menyusuri lorong dengan perasaan cemas dan takut.Nyonya Mirabesy tidak menyukainya, jadi kenapa ia mendadak memanggilnya?Ia tidak bisa berhenti mengulang pertanyaan itu dalam kepalanya.Begitu tiba di bukaan lorong, kecemasan Bella meningkat drastis saat bertemu pandang dengan Velvet yang duduk di sofa. Wanita itu dengan cepat tersenyum, tetapi ada sesuatu yang ganjil dari tatapan matanya.Bella membalas senyumnya dan buru-buru menunduk. Ia lantas mendekat ke arah Nyonya Mirabesy. "Anda memanggil saya, Nyonya?""Ya, aku ingin kau melayani kami," ucapnya datar."Bibi, bukankah dia terlalu muda untuk menjadi seorang pelayan?" Tanya Velvet, menatap Bel

    Last Updated : 2023-05-27
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   42. Jebakan

    "Damian?" "Ya?" "Apa kau baik-baik saja? Kau tidak terluka, 'kan?" Damian tidak bisa menahan senyumnya dan menunduk menatap Bella yang berbaring di atas kasur. "Aku baik-baik saja. Kau sendiri sedang sakit, tapi malah mengkhawatirkanku?" Bella menyentuh punggung tangan Damian dan tersenyum tipis. "Aku selalu khawatir jika kau pergi ke tempat-tempat yang berbahaya. Memangnya salah?" "Tidak salah, tapi perlakuanmu ini membuatku gemas ingin menciummu," katanya. Lalu mengikuti ucapannya, ia dengan cepat mencuri satu kecupan di bibir Bella. "Nah, seperti itu." Bella mencubit pelan punggung tangan Damian, sementara pria itu hanya terkekeh. Sedetik kemudian, dia pura-pura meringis kesakitan, dan ekspresinya membuat Bella tertawa. Bella membersihkan tenggorokannya dan terdiam menatap Damian. Sebenarnya, ia ingin bertanya mengenai kepergiannya ke penjara Alcatraz, tetapi diurungkan. Mungkin besok, pikirnya. Damian terlihat lelah dan ia tidak mau mendesak pria itu. "Semuanya baik-baik sa

    Last Updated : 2023-05-28
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   43. Velvet Menggila

    Bella menatap sekeliling gudang yang berisi tumpukan kardus-kardus bekas dan beberapa rak kayu yang tidak terpakai. Semuanya telah berdebu dan dimakan rayap. Tidak ada jendela atau pun celah di gudang ini. Pintu telah dikunci dan kuncinya ada di saku dress Velvet. Bella berusaha untuk tidak panik agar ia bisa berpikir, tetapi rasanya tidak ada jalan keluar. Bella tahu bahwa Velvet membencinya, tetapi ia tidak menyangka kebenciannya sebegitu besar sampai wanita itu ingin melenyapkannya. Velvet memiliki bisnis ilegal yang dikelola bersama pamannya. Dibalik wajah cantik dan penampilannya yang glamor, tidak bisa dipungkiri bahwa dia adalah seorang mafia. Jika Velvet ingin membunuhnya, maka dia bisa melakukannya dengan mudah. Velvet membawa pisau, jadi Bella kira wanita itu ingin menyiksanya secara perlahan. Ketakutan menguasai Bella sampai tubuhnya gemetar hebat. Kedua kakinya terasa seperti jeli dan ia merasa akan muntah lagi. Ia terus memutar otaknya dengan keras, berusaha mencar

    Last Updated : 2023-05-29
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   44. Waktu Berdua

    "Aku ingin belajar menembak." Damian menoleh mendengar ucapan Bella. Mereka sedang berada di perpustakaan dan tatapan Bella tertuju pada buku tentang 'Kehidupan Para Mafia di Sisilla'. Damian mendekat, melihat rasa penasaran yang terpancar di mata gadis itu. Setelah seharian murung, wajahnya tampak lebih cerah malam ini. "Setelah melihat beberapa buku, sepertinya sulit," ucap Bella, menatap Damian yang otomatis tersenyum kecil. Bella berusaha untuk bersikap normal sepanjang hari ini, seolah kejadian kemarin tidak pernah terjadi. Jadi, Damian tidak akan menghancurkan usaha gadis itu. Ia tahu bahwa masa lalu Bella di rumah Hugo tidak jauh dari siksaan, tetapi tetap saja apa yang dilakukan oleh Velvet telah mengukir luka baru di hati gadis itu. Damian tidak bisa memutar waktu untuk menyelamatkan Bella lebih awal, ia hanya bisa membuat kenangan baru untuk membahagiakan gadis itu. "Tidak juga. Ada orang yang hanya belajar tiga hari dan sudah mahir menembak. Tergantung usaha," ucap Da

    Last Updated : 2023-06-08
  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   45. Bella Melihat Ibunya

    Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, Bella telah bersiap. Sebenarnya, ia merasa gugup. Tetapi karena Damian akan bersamanya, ia mencoba untuk berpikir positif. Lagi pula, tidak mungkin juga selamanya ia akan tinggal di dalam ruangan. Mungkin suatu saat nanti, ia harus keluar sendiri untuk melengkapi kebutuhannya, jadi ia perlu membiasakan diri. Menarik napas panjang, Bella menatap refleksi wajahnya di cermin. Ia membubuhkan sedikit bedak untuk menutupi wajahnya yang pucat. Rambut panjangnya terurai di sisi wajahnya, menutupi sedikit bagian dari dahinya yang terluka. Iris hazelnya beralih menatap keluar jendela. Langit mendung dan angin kencang tidak henti-hentinya berembus. Damian memberitahu Bella untuk memakai dua lapis jaket karena udara dingin yang cukup ekstrim. Jika perhitungan Bella benar, maka besok, salju pertama akan turun. Bella sangat suka melihat salju turun. Meskipun dingin, tetapi di saat-saat seperti itulah ia memiliki banyak waktu bersama ibunya. Tuan Hugo d

    Last Updated : 2023-06-09

Latest chapter

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   135. Fluctuat Nec Mergitur

    Ya Tuhan.Apa yang selama ini telah terjadi pada Bella sampai dia tidak yakin eksistensi Damian sebagai sesuatu yang nyata?Air mata Damian tumpah, tangisnya mengencang dan wajah Bella berubah menjadi sendu.“Damian... jangan... menangis,” ucap Bella susah payah. Ia mencoba mengangkat tangannya, tetapi nihil. Ia tidak memiliki secuil pun tenaga untuk mengelap air mata di wajah Damian. Hatinya hancur melihat Damian yang selalu terlihat kuat, kini rapuh layaknya kaca.“Aku nyata, Sayang. Aku di sini, aku di sini untuk menyelamatkanmu. Aku minta maaf karena tidak bisa datang lebih cepat.” Damian terisak lebih keras dan menciumi wajah Bella. Bibirnya bergetar. “Bertahanlah Sayangku, kita akan ke rumah sakit. Semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi yang akan menyakitimu.”Rasanya seperti mimpi.Bella menatap wajah Damian, tetapi sulit. Pandangannya terkadang jelas, terkadang buram. Setiap kali ia mencoba membuka matanya lebih lebar, rasanya ada paku yang menusuk-nusuk matanya. Ia ingin men

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   134. Pertemuan dengan Bella

    “Wajahmu tertembak?”Martinez buru-buru mendekat melihat Damian yang muncul di lorong. Dia terus memegangi rahang kanannya yang telah dibalut kain secara asal-asalan. Tangannya berlumuran darah.“Ya, peluru Van. Kukira... kukira lidahku terpotong.” Damian meringis. Rasa sakitnya membuat wajahnya seolah akan terbelah. Ia tidak bisa berbicara tanpa denyutan nyeri yang mengikuti di belakang. “Tapi ternyata masih utuh. Tidak apa-apa, bukan organ vital. Bagaimana dengan yang lain? Apa masih ada yang tersisa?”Martinez menghela napas. “Semuanya sudah dibereskan. Tinggal Ymar dan Lester. Ymar pasti masih berada di rumah ini, dan Andrius sedang mencarinya. Soal Lester, kita akan menemukannya nanti,” jelasnya dengan suara serak. Ia kelelahan, pakaiannya compang-camping terkena tembakan, dan lorong itu tidak memiliki penghangat yang memadai. “Aku akan meminta para anggota untuk membersihkan rumah ini. Yang lain sudah berpencar untuk memeriksa semua ruangan. Bagaimana dengan Van?”“Sudah tewas.

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   133. Serpenquila VS Uncamord

    “Sial, sensornya bagus juga. Di mana dia mendapatkannya?”“Bukan saatnya untuk menanyakan itu, brengsek,” dengus Tyson pada Bogdan yang masih sempat-sempatnya bertanya tentang sensor yang Van gunakan di rumahnya.Setelah melumpuhkan dua penjaga yang berjaga di gerbang depan, Damian, Tyson, dan Bogdan menunggu aba-aba dari Martinez dan Andrius. Beberapa menit telah berlalu, tetapi tidak ada tanda apa pun yang terlihat. Damian berdiri dengan cemas, sudah tidak sanggup menahan diri lebih lama untuk menemukan gadisnya.Ia bersumpah akan membunuh mereka semua, jika ia sampai menemukan Bella dalam keadaan yang tidak ia inginkan.“Ck, kenapa lama sekali?” Bogdan menatap bingung. “Apa sebaiknya aku menyusul?”Damian hendak membantah ketika suara tembakan menggelegar mendadak terdengar. Mereka tersentak dan menatap ke dalam rumah Van.“Sepertinya mereka telah ketahuan. Ayo.” Damian membuka pengaman pistolnya dan bergegas berlari menuju pintu depan. Tyson segera mengikuti di belakang, sementar

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   132. Penyusup

    Bella termangu menatap tembok pucat di hadapannya. Beberapa hari telah berlalu sejak Lester datang menemuinya waktu itu. Tetapi, ia tidak bisa berhenti memikirkan ucapannya. Ibunya ada di sini. Di rumah ini. Di tempat yang sama dengannya. Apakah itu mungkin? Entah Lester bicara jujur atau hanya mengatakan kebohongan semata, pikiran itu terus menghantuinya. Ia merindukan ibunya. Setiap malam, ia memimpikan sebuah tangan ringkih yang membelai kepalanya dengan lembut. Senandung yang terlontar dari bibir wanita itu terasa sangat nyata, sampai-sampai Bella kira ia tidak sedang bermimpi. Apakah ini semua hanya pengaruh obat-obatan? Mereka menyuntiknya setiap hari, nyaris tidak membiarkannnya untuk bergerak seinci pun dari tempat tidurnya. Bella terus bertanya-tanya apakah ia akan mati di sini? Tubuhnya lemas, nyeri, dan pucat seperti mayat. Matanya bahkan terasa sulit untuk dibuka lebar-lebar. Ia tidak bisa mengangkat tangannya, apalagi menggerakan kakinya. Mungkin, berat bada

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   131. ‘Ibumu ada di sini’

    “Hei Putri Tidur, sampai kapan kau akan terus menutup matamu?”Sebuah guncangan terasa di pundak Bella, disusul suara yang tidak asing. Aroma alkohol menerpa penciumannya dan membuat hidung Bella berkerut.“Putri Tidur? Apa aku perlu menciummu agar kau mau bangun? Atau kau ingin berhibernasi seperti seekor beruang bodoh?”Suara kasar itu kembali menyerbu pendengarannya. Bella berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat, rasanya seolah ada lem yang menempel di sana.“Akhirnya Putri Tidur kita bangun juga,” kata Lester dengan seringai tipis. Ia duduk di tepi ranjang dan menatap Bella dengan saksama.Bella terperanjat dari tempatnya dan hendak bangun, tetapi seluruh tubuhnya terasa lemas. Ia membuka mulut untuk bicara, tetapi hanya suara serak yang keluar.Ke mana suaranya pergi?Bella kira kondisinya telah membaik, tetapi mendadak saja ia merasa begitu lemas. Setelah pertemuan mengejutkannya dengan Van, ia sepertinya mengalami serangan panik dan pingsan.Ketika ia bangun, Lester

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   130. Hasil Tes DNA

    “Kau yakin ini hasilnya?”Van menatap hasil tes DNA dengan mata melebar tidak percaya. Ditatapnya Joseph yang mengangguk dengan ekspresi meyakinkan, sama sekali tidak ada keraguan di sana.Van tidak akan pernah meragukan Joseph, tetapi hasil di kertas ini...Bagaimana mungkin ini nyata?Van terduduk lemas di kursi dan menyentuh kepalanya yang terasa sakit. Dari semua hal yang telah ia usahakan setengah mati selama bertahun-tahum, bagaimana mungkin ia bisa melewatkan informasi sepenting ini?Bella adalah anaknya.Arabella Charlotte.Kekasih Damian, musuhnya. Bella yang telah ia siksa. Bella yang ia kira hanyalah bagian dari musuhnya. Bella yang ia jadikan sandera...Bagaimana mungkin dia adalah Bella yang selama ini ia cari? Malaikat kecilnya. Anaknya dengan Helena. Putrinya yang ia tinggalkan bertahun-tahun yang lalu...Bagaimana mungkin mereka adalah satu orang yang sama?Van memijat kepalanya dan terdiam untuk waktu yang lama. Fakta itu hanya membuatnya terguncang dengan perasaan ka

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   129. Pengkhianat Harus Dibungkam

    Damian menegakkan tubuhnya dan menoleh ke luar jendela. Matanya dengan awas meneliti sekitar.Ada sesuatu yang tidak beres.Intuisinya mengatakan bahwa ada seseorang yang tengah mengawasinya. Ia hanya berhenti untuk menerima telepon dari Andrius, tetapi rasanya seolah ada yang sedang mengintainya sekarang.Angin dingin berembus dari arah timur, menerbangkan rambutnya hingga jatuh ke dahi. Damian hanya terus menatap kaca spion mobil selama beberapa detik, kemudian kembali mengawasi sekitar dengan saksama.Pohon dan bangunan tua terbengkalai. Rainelle terlihat sepi tanpa penghuni, tetapi Damian yakin ada sesuatu yang tengah menunggunya jika ia melajukan mobilnya sekarang.Ia baru saja mengambil senjata di markas, dan berniat kembali ke mansion. Ia harus memberitahu ayahnya terlebih dahulu sebelum menyerang ke tempat Van. Waktunya semakin menipis, tetapi pergi tanpa persiapan apa pun sama saja dengan membunuh dirinya sendiri dan Bella.Damian tidak ingin membiarkan semuanya berakhir sia-

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   128. Kesepakatan

    “Anda tahu saya tidak akan memberikan informasi apa pun, bukan?” Valeriy bersandar di mobil rongsokannya dan menatap Damian. “Informasi yang kuberikan waktu itu sudah cukup. Sekalipun Anda memberikan senjata rakitan lagi, saya tetap tidak bisa.”Damian tahu bahwa Valeriy memegang teguh peraturan dalam organisasinya, tetapi ini tentang hidup dan matinya. Damian akan melakukan apa pun, meskipun itu berarti ia harus melanggar kode etik yang sepatutnya ia taati. Ia tidak peduli apa pun lagi selain menyelamatkan gadisnya.“Baiklah, saya harus pergi.” Valeriy sudah hendak berbalik ketika Damian melontarkan seutas kalimat yang membuatnya membeku di tempat.“Adikmu berada di penjara Alcatraz, bukan?”Valeriy berbalik dengan mata menyipit. Mulutnya terbuka, uap berembus keluar, tetapi dia seolah kehilangan kata-kata.“Aku bisa mengeluarkannya dari sana,” lanjut Damian.Valeriy terlihat goyah dan matanya menatap Damian dengan saksama. Ekspresi Damian keras dan tatapannya yang tajam menunjukkan

  • Gadis Kesayangan Sang Mafia   127. Pencarian Damian

    Damian terus mondar-mandir dengan gusar. Ia merasa akan meledak saat ini juga. Khawatir, tegang, takut, cemas, ngeri, marah, kesal, sedih, semuanya bercampur menjadi satu. Ia tidak bisa duduk diam, sementara gadisnya entah berada di mana dan dalam keadaan apa.Damian menggeram. “Apa komputer sialan itu sudah terhubung dengan pelacaknya?!”“Diam brengsek! Aku sedang berusaha!” Bogdan balas berteriak. Wajah memerah murka dan Martinez akhirnya bangkit berdiri.“Duduk, Damian.”Damian berdecak dan melemparkan tubuhnya ke kursi. Ia memijat sisi kepalanya yang berdenyut sakit dan menghela napas keras.Stres berat. Itulah yang ia rasakan. Ia tegang dan cemas sepanjang waktu. Ia tidak bisa berhenti memikirkan hilangnya Bella dan bagaimana ia bisa menemukan gadisnya. Sudah tiga hari berlalu, tetapi mereka belum mendapatkan lokasi pasti tempat di mana Bella berada.Tiap detik yang berlalu terasa membunuhnya. Tiap detik yang terbuang dan Damian merasa akan menggila. Bella masih berada di sana, d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status