Share

Gadis Kesayangan Boss
Gadis Kesayangan Boss
Penulis: Elpit

1. GADIS PUJAAN

Penulis: Elpit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Langkah kaki yang mengayun terdengar seperti irama yang indah bagi banyak pasang mata yang setiap harinya menanti pemiliknya melintas di hadapan mereka. Gadis dengan perawakan ramping nan tinggi, dengan rambut panjang bergelombang, serta penampilan yang modis, seolah telah menjadi magnet yang dapat menarik perhatian banyaknya pasang mata yang memuja.

Dia Jessica, Jessica Howard, anak angkat keluarga Howard yang sejak menjadi bagian dari keluarga Howard telah di gembleng untuk menjadi wanita tangguh yang akan menjadi pendamping penerus keluarga Howard.

Jessie adalah nama panggilannya. Hampir setiap pria tertarik dengan kecerdasan dan ketangkasannya, terlebih kecantikannya yang dibalut dengan sikap yang ramah serta ceria. Namun, tak satu pria pun yang dapat dengan mudah mendekati gadis itu meski sangat ingin. Itu karena Jackson, kakak angkat Jessie yang adalah penerus keluarga Howard, begitu membatasi interaksi Jessie dengan pria mana pun.

Tidak ada yang tahu bahwa Jessie adalah putri angkat keluarga Howard, karena sejauh ini telah terpublikasi bahwa Jessica Howard adalah putri keluarga Howard, tanpa embel-embel putri angkat. Hingga perlakuan Jackson yang begitu posesif dinilai berlebihan bagi sebagian pria yang berniat mendekati Jessie.

Namun Jackson tidak peduli dengan penilaian orang lain, dia tetap pada prinsipnya. Dia tidak peduli pada gosip yang mengatakan bahwa dirinya menyukai adiknya sendiri.

Meski merupakan putri angkat, namun keluarga Howard memperlakukan Jessie dengan amat baik, tanpa membedakan Jackson dan Jessie. Dengan adanya nama Howard di belakang nama Jessica, menandakan bahwa mereka telah menganggap Jessica sebagai keluarga yang sebenarnya, tidak ada istilah putri angkat.

Langkah Jessie berakhir di ruangan Jackson. Ketika memasuki ruangan tersebut, pemiliknya telah berada di sana dan duduk di kursi kebesarannya.

"Apa kau berada di sini semalaman, Tuan Jackson?" Jessie tak bisa membendung rasa ingin tahunya.

Meskipun merupakan keluarga, namun Jessie berusaha bersikap profesional di lingkungan kerja. Meskipun Jackson sudah melarang Jessie agar tidak memanggilnya dengan sebutan tuan, namun Jessie tetap keras kepala karena merasa dia adalah seorang bawahan Jackson jika berada di lingkup kerja.

"Begitulah," balas Jackson yang kemudian merenggangkan otot-ototnya sesaat. Sepertinya pria itu tidak tidur semalaman.

Pintu kembali terbuka dan masuklah seorang pria yang langsung menyapa Jessie.

"Good morning, Jessie," sapanya dengan senyum menggoda menghiasi bibirnya. Jessie hanya mengangguk menanggapi sapaan pria tersebut.

Dia adalah Mike, satu-satunya orang yang berani mendekati Jessie dan secara terang-terangan menggoda Jessie di hadapan Jackson. Mike adalah sahabat Jackson yang kemudian menjadi sahabat Jessie juga.

Meski bersahabat, namun tetap saja Jackson tidak membiarkan Mike terlalu dekat dengan Jessie, karena semua orang tahu bahwa Mike adalah seorang player. Dia tidak mengencani satu gadis pun namun ia meladeni semua gadis yang tergila-gila padanya. Karena itu pula Jackson khawatir Mike akan memperlakukan Jessie seperti gadis-gadis lainnya.

Namun sekeras apa pun Jackson berusaha membatasi kedekatan Mike dan Jessie, sekeras itu pula lah Mike melawan, hingga tak jarang terjadi perdebatan antara kedua pria tersebut.

"Ck! Kau masuk ke ruanganku tapi kau tidak menyapaku? Kau anggap apa aku ini?" Jackson mencibir.

Mike tersenyum miring. "Rupanya kau cemburu? Baiklah, akan aku ulangi. Kali ini aku akan menyapa dirimu. Jangan pasang muka masam seperti itu, mengerikan!"

Mike benar-benar mengulang adegan ketika ia masuk ke ruangan bossnya itu, dan kali ini dia menyapa si pemilik ruangan.

"Selamat pagi, Tuan Jackson. Bagaimana kabarmu hari ini?" Mike sengaja memasang senyum termanis namun itu justru terlihat menjijikkan di mata Jackson.

"Jangan memasang senyum bodoh itu di depanku! Aku bukan gadis bodoh yang akan terpesona dengan senyumanmu itu." Jackson kembali mencibir. "Basa-basimu payah! Untuk apa kau menanyakan kabarku sedangkan kita menghabiskan malam bersama!"

Mike mendengus kasar, kemudian ia duduk tanpa dipersilakan.

"Apa? Kalian tidur bersama?" Jessie menyela pembicaraan.

Baik Mike maupun Jackson sama-sama diam sesaat mendengar pertanyaan Jessie yang terdengar mengerikan di telinga kedua pria itu.

"Apa yang kau pikirkan, Jessie? Tentu saja tidak!" balas Jackson cepat.

"Buang jauh-jauh pikiran kotormu itu, Jessie! Aku tidak mungkin melakukan itu, kau tau? Aku normal, aku menyukai perempuan, jangan ragukan aku! Tapi kau mungkin bisa meragukan Jack karena kita sama-sama tahu dia tidak pernah jatuh cinta, bukan?" Jawaban yang keluar dari mulut Mike benar-benar membuat Jackson murka.

"Mike!" Satu kata yang keluar dari mulut Jackson terkesan seperti bom atom yang siap meledak. Mike seketika meringis sambil garuk-garuk kepala. Nyalinya menciut.

Jessie yang sudah biasa mendapati keduanya yang bersikap demikian, hanya bisa geleng-geleng.

"Mengapa kau tidak membagi pekerjaanmu padaku, Tuan? Aku bisa menebak, semalam kau tidak tidur, benar?" Jessie kembali bersuara ketika perdebatan tidak berfaedah itu sudah berakhir.

"Ini bukan pekerjaanku, tapi pekerjaan si Mike sialan itu!" Jack terlihat kesal ketika mengucapkan kalimat itu.

"Hei, aku bisa mendengarnya, Boss!" Mike melakukan aksi protes namun Jackson tidak peduli.

"Jessie, aku juga tidak tidur semalaman. Aku ini karyawan yang ditindas oleh boss yang kejam." Mike mengadu dan memelas pada Jessie, dan hal itu membuat Jackson geram.

Apa-apaan! Mike mengatakan Jackson boss yang kejam? Justru Jackson telah membantu membereskan pekerjaannya semalam, dan sekarang dengan tidak tahu terima kasih Mike mengatakan Jackson kejam?

Tanpa berpikir panjang, Jackson melempar pulpen dengan kuat hingga mengenai kening Mike yang disusul suara jeritan tertahan karena Mike merasa kesakitan.

"Kau pikir kepalaku ini apa? Seenaknya melempari kepalaku dengan benda keras!" Mike mengomel sambil sibuk menggosok-gosok bagian kepalanya yang sakit.

"Aku sedang berlatih melempar shuriken," ujar Jackson acuh.

Mike mendesis sinis. "Berlatih melempar shuriken di wajahku? Baiklah, kalau begitu aku akan mencabik-cabik wajahmu dengan kunai!"

"Kau memiliki benda itu?"

"Aku akan membelinya di toko senjata!"

"Cih, lupakan! Siapa yang kau maksud boss kejam, huh? Kau lupa? Jika pagi ini kita tidak memiliki dokumen ini maka kita akan melewatkan kesempatan emas. Aku berusaha membantumu menyelesaikan dokumen ini hingga aku rela melewatkan jam istirahatku dan sekarang kau mengatakan aku kejam? Dasar tidak tau diri!" Jackson mengomel panjang.

"Ayolah, Jack, aku hanya bercanda tadi. Aku hanya ingin merayu Jessie saja. Mengapa kau jadi semarah ini?" Mike tiba-tiba memelas.

"Caramu merayu sangat payah! Merayu tapi menjatuhkan orang lain, cih! Lagipula bukankah sudah aku katakan, jangan coba-coba merayu Jessie! Kau tidak mengindahkan peringatan dariku?"

"Jack, kau tidak bisa membatasi interaksi Jessie dengan siapa pun! Kau mungkin tidak menyukai pria mana pun karena kau pria normal yang tidak mungkin menyukai pria, tapi siapa tahu ada seorang yang Jessie sukai, benar? Contohnya aku, mungkin?" Dengan penuh percaya diri Mike melontarkan kalimat itu.

Jackson tertawa sumbang. "Maksudmu, Jessie menyukaimu?" Kata-kata Jackson terdengar seperti ejekan. "Jessie, apa kau menyukai player satu ini?"

"Ehm, karena kau tidak tidur semalaman sedangkan sebentar lagi kita akan menghadiri pertemuan penting, sebaiknya aku buatkan kopi untukmu, Tuan." Jessie menghindar, tidak menanggapi pertanyaan Jackson yang menurutnya cukup sensitif karena itu menyangkut perasaan.

Jackson tersenyum tipis, cukup senang karena Jessie tidak menanggapi pertanyaannya, dan ternyata itu membuat Mike kecewa, karena sejujurnya Mike sangat ingin mendengar jawaban Jessie.

"Ya, pergilah!"

"Jessie, aku juga butuh kopi, kau akan membuatkan untukku juga, bukan?" Mike merengek sebelum Jessie pergi.

"Tolong tahu dirilah, Mike! Jessie adalah sekretarisku, bukan pesuruhmu! Jika kau menginginkan kopi maka pergi buatlah sendiri," ujar Jackson sinis.

"Dasar kejam!" Maki Mike semakin kesal.

Karena dirasa tidak ada yang perlu ditunggu lagi, Jessie segera berlalu dari ruangan itu. Namun sebelum pintu ruangan tertutup rapat, Mike berteriak keras.

"Jessie, aku tahu kau baik hati, tolong buatkan secangkir kopi untukku juga!"

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Boss   2. SEBUAH SYARAT

    Jack memutar bola matanya jengah ketika Mike terus mengomel karena Jessie tidak menanggapi seruannya."Bisakah kau diam? Suaramu membuat kepalaku semakin berdenyut. Lebih baik kau periksa sekali lagi dokumen yang akan kita gunakan pagi ini, jangan sampai ada yang terlewat dan jangan sampai ada kesalahan!""Jack, kau gila! Apa aku harus setiap saat memeriksa dokumen yang sama? Sepagi ini aku sudah memeriksanya sebanyak lima kali, dan sudah kukatakan semuanya sudah beres. Kau pikir aku sangat kurang kerjaan!" Mike mendengus dan matanya pun melotot amat kesal."Memangnya apa kesibukanmu? Merayu para gadis yang bisa kau bodohi? Itu tidak lebih baik daripada pekerjaan yang aku berikan.""Itu semua karena kau!" tukas Mike tiba-tiba, membuat Jack mengerutkan dahi tak mengerti."Aku?" Jack menunjuk pada dirinya sendiri, karena bingung dengan apa yang dibicarakan Mike."Ya, kau melarangku mendekati Jessie padahal kau tahu aku sangat tergila-gila padanya. Karena itulah aku melampiaskan kekesala

  • Gadis Kesayangan Boss   3. SUKSES

    Jessie baru saja akan masuk ke dalam ruangan miliknya yang berseberangan dengan ruang milik Mike, ketika Mike menarik lengan gadis itu dan memaksanya masuk ke dalam ruangan Mike.Jessie tersentak hingga mendorong tubuh Mike sekuat tenaga untuk melepaskan cekalan Mike pada lengannya ketika mereka sudah masuk ke dalam ruang kerja Mike."Tuan Michael, apa yang kau lakukan?" pekik Jessie dengan suara tertahan."Aku ingin bicara denganmu, Jessie. Dan panggil aku Mike saja, oke?""Kau bisa bicara baik-baik tanpa menyeretku seperti tadi, bukan?" kata Jessie kesal."Oke-oke, aku minta maaf. Jadi, kau mau duduk sebentar, bukan?" bujuk Mike dengan wajah serius.Jessie membuang napas sesaat, kemudian duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan Mike yang tidak sebesar ruangan Jack. Meski begitu ruangan mereka dibuat eksklusif, karena hanya ada ruang kerja Mike, Jessie, dan Jack di lantai tersebut. Tidak ada ruangan lain. "Baiklah, apa yang ingin kau katakan? Kebetulan aku juga diminta oleh Tua

  • Gadis Kesayangan Boss   4. MIKE KEPAYAHAN

    "Jessie, kau pindah tempat dan bersiaga di balik kemudi. Aku akan turun untuk meladeni pria itu!" ucap Mike tajam dan penuh penekanan, terdengar seperti perintah yang tidak terbantahkan."Aku tidak akan membiarkanmu bertarung sendiri, Mike. Kau sadar kau ini ceroboh! Aku akan ikut turun." Jessie menolak pada apa yang diperintahkan Mike."Tolong patuhlah! Aku sudah berjanji pada Jack akan melindungimu, memastikan kau aman. Jadi bantu aku menepati janjiku itu, tolong." Nada bicara Mike terdengar sangat serius.Jessie menghela napas mendengarnya. Dia mengalah, namun tetap akan memasang sikap waspada."Kembalilah dengan selamat. Selagi bisa, hindari pertarungan. Jika terpaksa bertarung, jangan gunakan sikap cerobohmu itu!" pesan Jessie tak kalah serius."Akan aku usahakan." Tanpa banyak kata, Mike langsung keluar dari mobil dan menghadapi pengemudi mobil yang menghadangnya."Aku pikir kau pria yang memiliki etika, namun dengan caramu menghadang mobilku seperti ini, kau tidak terlihat memil

  • Gadis Kesayangan Boss   5. MIKE TERTEMBAK

    Jessie menyerang dengan sebuah tendangan yang dapat dengan mudah ditangkis oleh Matthew, satu kaki Jessie dicekal oleh lawan. Jessie membuat gerakan melompat kemudian satu kakinya yang bebas melayang hingga mengenai dada Matthew, dengan begitu Jessie terbebas dari cekalan Matthew dan kemudian mendarat dengan baik di atas aspal.Matthew terbatuk untuk sesaat, tak lama kemudian pria itu terlihat sudah berhasil menguasai dirinya kembali."Kau cukup kuat, Nona! Aku rasa aku salah karena telah meremehkan dirimu. Sekarang, aku akan serius menghadapimu.""Itu lebih baik! Kau telah melukai temanku, jadi aku tidak akan mengalah denganmu, Tuan!" Tepat setelah menyelesaikan kalimatnya, Jessie melesat menyerang Matthew. Menggunakan tinjunya, Jessie memberikan pukulan bertubi-tubi yang cukup berarti, karena Jessie cakap memberikan pukulan yang berarti, bukan hanya membuang tenaga dengan sia-sia.Matthew mengambil langkah mundur ketika Jessie kembali menendangnya. Dia berhasil menghindar dan kaki J

  • Gadis Kesayangan Boss   6. MENAGIH JANJI

    Jessie sudah sampai di rumah sakit, dan Leon yang sudah dihubungi sebelumnya, sudah siaga di sana. Leon segera menangani luka tembak yang diderita Mike."Ck! Apa kau tidak bosan terus menjadi sarang peluru? Katanya penembak jitu, tapi kau selalu terkena peluru!" Sambil berusaha mengeluarkan peluru dari lengan Mike, Leon mencibir demikian."Akh! Sakit, Bodoh! Tidak bisakah kau pelan-pelan? Perlakukan aku dengan lembut!" Mike melancarkan aksi protes karena merasa Leon sengaja menekan luka tembak yang dideritanya."Cih! Kau bahkan tidak pernah memperlakukan para gadis itu dengan lembut, dan sekarang kau ingin diperlakukan dengan lembut seperti aku memperlakukan seorang gadis, begitu?" tukas Leon dibarengi dengan memutar bola matanya jengah."Hey, apakah kau pernah memperlakukan seorang gadis dengan lembut, seperti yang kau katakan itu? Kau bahkan tidak pernah jatuh cinta, kau adalah kaum jomblo abadi!" balas Mike mencibir."Kau berisik!""Siapa yang berisik lebih dulu?" balas Mike lagi,

  • Gadis Kesayangan Boss   7. KELUHAN JACK

    Jack sengaja mengantar Jessie sampai ke apartemennya, namun Jessie tidak menyangka ternyata Jack mengikutinya sampai masuk ke apartemen miliknya.Jessie masuk, dan ketika ia berbalik untuk menutup pintu, lebih dulu Jack menerobos masuk dan tanpa menunggu dipersilakan Jack langsung duduk di sofa.Jessie mendesah pelan, menutup pintu dan kemudian menyusul Jack."Kau tidak mengusirku? Tidak biasanya," kata Jack merasa heran. Karena memang biasanya Jessie tidak akan membiarkan Jack masuk ke apartemennya tanpa Mike, begitu pula sebaliknya. Jessie hanya tidak ingin berdua saja dengan lawan jenis di dalam satu ruangan yang sama, di luar urusan pekerjaan."Sebenarnya aku ingin menyeretmu keluar, tapi aku urungkan.""Kenapa?""Karena ada yang ingin aku tanyakan padamu.""Apa yang ingin kau tanyakan?" Jack melempar tubuhnya ke belakang hingga punggungnya bersandar pada sandaran sofa, kemudian melonggarkan dasi."Tentang janji," balas Jessie to the point. "Aku rasa kau berbohong saat mengatakan

  • Gadis Kesayangan Boss   8. MIKE SALAH PRINSIP

    Jessie merasakan jantungnya berdegup kencang, dan juga ada perasaan aneh yang seperti membakar dirinya. Menanti Jack berkata, Jessie justru sibuk dengan ekspektasinya sendiri yang terkesan konyol jika dipikir secara logika.Kenapa Jack tidak kunjung berkata-kata? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan? Batin Jessie berbicara, masih dengan posisi yang tidak berubah dan tatapan mereka tetap beradu pandang seperti tadi. Jessie meneguk salivanya susah payah, ketika semakin memandang Jessie justru mengagumi Jack hingga tanpa disadari gadis batinnya memuji Jack tampan."Jessie, bisakah kau bangun dari atas tubuhku? Kau kecil, tapi lama-lama aku merasa berat juga," ujar Jack dengan ekspresi yang sangat sulit diartikan bagi Jessie.Malu setengah mati, seketika itu juga Jessie langsung bangkit dan menjauh dari Jack, menggeser tubuhnya hingga ujung sofa yang lain. Jessie merasakan perasaannya semakin tak karuan. Antara kesal, malu, dan ... kecewa? Entahlah, Jessie sekarang tidak tau harus berbu

  • Gadis Kesayangan Boss   9. AWKWARD

    Sejak petang, Jessie sudah sibuk di dapur untuk membuat beberapa menu makanan yang kemudian akan dia bawa untuk Mike. Meski ditugaskan untuk mengurus makanan untuk Mike, Jessie tetap tidak ingin terlambat datang ke kantor. Rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan sangatlah besar. Meski mengurus Mike juga merupakan salah satu tugas yang diberikan Jack, namun Jessie tetap berusaha untuk mengerjakan semua pekerjaan, termasuk pekerjaan kantor, dengan disiplin waktu.Jessie membuka pintu apartemennya ketika ia sudah siap untuk pergi ke tempat tinggal Mike, dengan membawa rantang berisi makanan untuk laki-laki itu.Betapa terkejutnya Jessie, ketika pintu terbuka, Jack berdiri tepat di depan pintu, dan Jessie hampir saja menabrak tubuh Jack yang berdiri mematung tepat di depan pintu."Jack, kenapa kau ada di sini sepagi ini?" Jessie mengernyitkan dahi. Rasa canggung yang kemarin tercipta, kini masih sedikit tersisa dialami gadis itu."Aku tahu kau tidak nyaman jika datang ke apartemen Mike

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Boss   22. RESTU

    Kedua orang tua Jack sudah mengerahkan banyak orang untuk mempersiapkan pesta pernikahan Jack dan Jessie dan harus selesai dalam waktu yang singkat. Bukan hanya itu saja, mereka juga menginginkan pesta yang meriah untuk putra putri mereka.Disisi lain, Jack yang sebenarnya memang sudah memesan gaun pengantin dari jauh-jauh hari, kini pria itu sangat puas dengan hasilnya. Selama ini Jack terlihat diam dan tenang, tapi sebenarnya Jack juga merasa khawatir Jessie akan jatuh ke pelukan pria lain. Jack sengaja mempersiapkan segala hal dan dia akan melamar gadis yang dicintainya itu pada waktu dan situasi yang tepat. Jack tidak pernah mengira dia akan dipaksa untuk segera menikahi Jessie oleh ibunya. Beruntung Jack sudah memiliki persiapan yang tersusun rapi sehingga dia tidak perlu kalang kabut sekarang.Usai menyelesaikan konferensi pers, kedua orang tua Jack segera menuju gedung dimana akan diadakannya pesta pernikahan, untuk melihat bagaimana dekorasi yang mereka inginkan, apakah bisa s

  • Gadis Kesayangan Boss   21. SEMUA MENGHILANG

    Pagi hari, Jessie bangun dan langsung memeriksa seantero kamarnya. Dia khawatir Jack berada di kamarnya semalaman, dan ternyata Jack tidak ada di sana. Jessie bernapas lega.Menyibakkan selimut, Jessie turun dari tempat tidur kemudian keluar dari kamarnya. Jessie belum bertemu dengan ibunya sejak semalam. Setidaknya Jessie juga harus meminta maaf pada ibunya karena bukan hanya Jack saja yang bersalah, namun dirinya juga bersalah.Jessie mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Caroline, James, dan juga Jack, namun Jessie tidak bisa menemukan mereka di mana pun.Jessie kembali ke kamarnya, mencari ponselnya dan segera menghubungi Jack. Tanpa menunggu lama, Jack telah menjawab panggilannya."Kau baru bangun, Jessie?""Jack, kau ada di mana? Di mana semua orang? Kenapa rumah begitu sepi? Aku tidak bisa menemukan Mom dan juga Dad. Kalian pergi ke suatu tempat dan aku tidak ikut? Apa kau sedang diberikan hukuman oleh Mom? Katakan sesuatu, Jack! Mengapa kau diam saja?"Jack sampai sedik

  • Gadis Kesayangan Boss   20. CINTA YANG TAK DIRESTUI

    Melihat pintu yang setengah terbuka, Jack mengetuknya dan Caroline segera meminta putranya masuk. Dengan langkah yang dipaksakan untuk berani, Jack masuk sesuai perintah sang ibu."Tutup!"Jack menutup pintu dan segera mendekati ibunya sesuai perintah.Jack berdiri di belakang ibunya yang sengaja membelakangi putranya. Kepalanya menunduk. Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun, menunggu ibunya berbicara lebih dulu."Apa yang kau lakukan?" tanya Caroline masih tetap memunggungi."Ap-apa?"Caroline berbalik badan dan memasang wajah garangnya. Jack tercekat, dia benar-benar siap jika ibunya memenggal kepalanya. Tatapannya yang begitu tajam melebihinya ketajaman sebilah pedang yang baru saja diasah membaut Jack tak bisa berkutik."Apa yang kau lakukan selama kami pergi? Kalian berkencan?" Caroline lebih menyeramkan daripada Jessie. Suaranya yang datar seolah mampu meremukkan tulang-tulang Jack."Ti-tidak, itu tidak benar.""Lalu tadi itu apa?"Jack terperanjat ketika tiba-tiba suara Carol

  • Gadis Kesayangan Boss   19. BERTENGKAR

    Jessie mengetuk pintu dengan durasi cepat, menandakan bahwa dia tidak sabar ingin dibukakan pintu.Dari arah dalam Jack bergegas melangkah lebar menuju ke arah pintu dengan rasa penasaran, siapakah gerangan yang datang bertamu dan bersikap tidak sopan dengan mengetuk pintu tanpa jeda seperti itu?"Jessie?"Jessie menatap Jack sekilas, kemudian tanpa bicara apapun gadis itu menerobos masuk dan langsung duduk di sofa, melipat kedua tangannya di depan dada serta menyilangkan kaki. Ekspresinya datar dan gadis itu mengunci mulut rapat-rapat.Perasaan Jack tidak enak saat melihat keterdiaman Jessie yang justru membuatnya merinding. Jack tahu Jessie pasti marah besar sekarang. Dengan ragu Jack mendekati gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Kemarahan Jessie yang seperti ini lebih menyeramkan bagi Jack, dibandingkan kemarahan Jessie yang masih mau mengomel. Jack kebingungan, apa yang harus dia lakukan untuk membujuk Jessie agar gadis itu membuka mulut?"Jessie, kau sudah pul

  • Gadis Kesayangan Boss   18. CINTA YANG MENYESAKKAN

    Jessie membawa langkahnya memasuki area restoran yang begitu sepi, tidak ada seorang pengunjung pun di sana. Kecurigaan mulai dirasakan Jessie. Gadis itu pun memasang sikap waspada. Jessie hanya takut jika sesuatu terjadi pada Mike dan Jack.Seorang waiters datang menghampiri Jessie, menyampaikan pesan bahwa gadis itu diminta untuk langsung ke dalam, menuju meja yang telah didekorasi sedemikian rupa.Jessie bertanya pada waiters itu Mengapa restoran itu sama sekali tidak ada pengunjung, dan waiters itu mengatakan bahwa tempat ini sudah di booking oleh seseorang.Jessie berpikir bahwa Jack yang melakukan itu, sehingga ia menurut saja ketika waiters itu mengajaknya untuk segera menuju ke meja yang di sana sudah ada Mike.Namun kening Jessie berkerut ketika Jack tidak ada di sana. Bukan hanya itu saja, selain dekorasi yang tentu saja dapat Jessie tebak apa maksudnya, di sana juga hanya ada dua buah kursi yang salah satunya sudah ditempati oleh Mike."Kau sudah datang, Jessie.""Di mana J

  • Gadis Kesayangan Boss   17. PERMINTAAN MIKE

    Mike masih tetap berada di ruangan bossnya setelah Jack memintanya dan juga Jessie untuk kembali ke ruangan masing-masing, sedangkan Jessie sudah melangkah pergi."Kau ingin mengatakan sesuatu?" tebak Jack melihat gelagat Mike.Mike tersenyum tanggung. "Kau sangat peka, Boss.""Ck, cepat katakan dan pergilah dari sini. Aku malas melihat wajahmu."Jika saja tidak sedang butuh bantuan Jack, tentu saja Mike akan membalas ucapan pria itu dengan tak kalah tajam. Namun kali ini dia harus mengalah demi tercapainya sesuatu yang menjadi tujuannya."Aku membutuhkan bantuanmu," kata Mike tanpa basa-basi.Jack menghentikan kegiatannya sesaat, lalu menatap Mike dengan tatapan serius. "Apa ini menyangkut Jessie?""Kau sangat pintar, Jack!""Tidak!""Tidak? Maksudmu, kau tidak pintar?""Bukan itu. Aku tidak mau membantumu. Aku sudah berjanji pada Jessie untuk tidak membuat kesepakatan denganmu lagi, diluar sepengetahuan dia.""Jack, ayolah. Bantu aku sekali ini saja." Tidak mau menyerah begitu saja,

  • Gadis Kesayangan Boss   16. SERANGAN TELAK

    Jack menggedor pintu apartemen Josh. Cukup lama menggedor, pintu tak kunjung dibuka. Entah apa yang sedang dilakukan pemilik apartemen itu sepagi ini. Apa mungkin masih tidur?"Josh, buka pintunya! Ini aku!""Hei, apa begitu caramu bertamu?" Josh mencibir sesaat setelah membukakan pintu untuk tamunya."Ada apa dengan kalian? Tahukah, wajah kalian sangat terlihat suram, dan itu menakutkan!" lanjutnya."Jangan banyak bicara!" balas Mike sinis. Pikirannya sedang kacau hingga dia tidak bisa memasang sikap manis."Kami butuh bantuanmu, Josh," kata Jack dengan suara lebih rendah. Setidaknya Jack tahu caranya meminta bantuan."Aku tahu, kedatangan kalian pasti untuk meminta tolong. Masuklah!"Josh mempersilakan mereka untuk duduk kemudian memberikan minuman kaleng untuk ketiganya."Apa yang membawamu kemari, Tuan Jackson?" tanya Josh to the point. Kedatangan mereka tentu bukan untuk sekedar bersilaturahmi, meskipun mereka sudah lama tidak saling sapa.Namun, tidak saling sapa bukan berarti s

  • Gadis Kesayangan Boss   15. KABAR BURUK

    Jessie yang mengira Jack tidak ikut turun dan langsung pulang ketika telah mengantar dirinya sampai ke apartemen, lagi-lagi pria itu nyelonong masuk mendahului Jessie ketika pintu itu terbuka."Jack, apa yang lakukan? Pergilah! Aku ingin segera istirahat dan tidak ingin berdebat denganmu!""Jika aku pulang maka kau harus denganku," balas Jack acuh tak acuh."Aku akan pulang ketika orang tua kita datang. Jadi sekarang pergilah!""Kalau begitu biarkan aku di sini untuk malam ini saja." Jack sudah membaringkan tubuhnya di atas sofa."Apa? Tidak!""Kau lupa?" Jack kembali duduk kemudian menatap Jessie serius. "Kau bilang tidak akan menolak permintaanku agar aku memaafkanmu karena kau telah merusak gaun itu, bukan?""Ta-tapi bukan—""Tidak ada tapi! Ayolah, Jessie, aku sangat lelah. Kau tahu, mengatasi diriku yang terkena obat terkutuk itu sangat melelahkan dan hampir membuatku gila!" ada raut frustasi saat Jack mengucapkan kalimat itu. Ya, Jack pasti kesulitan untuk lepas dari pengaruh ob

  • Gadis Kesayangan Boss   14. PENGEROYOKAN

    Tanpa sempat berpamitan pada Christina selaku pemilik acara, Jack menyeret Jessie untuk segera masuk ke dalam mobil. Dengan tergesa Jack menstater kemudian mobil melaju dengan kencang tanpa aba-aba."Jack, kau sedang dalam pengaruh obat, sebaiknya aku saja yang menyetir," kata Jessie yang masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, hingga membuat Jack begitu tergesa meninggalkan pesta yang bahkan belum sampai ke acara inti."Aku baik-baik saja, aku bisa mengatasi," balas Jack, yang fokus pada jalanan di depannya."Baik, tapi apa yang terjadi? Bisakah kau jelaskan? Kau pergi tiba-tiba dari pesta, ini tidak seperti dirimu!""Seseorang mengancam keselamatan kita, mereka mencoba mengeroyokku di koridor, tapi aku mencoba melarikan diri karena aku khawatir mereka menangkapmu.""Mengeroyok? Siapa mereka?" Jessie langsung meningkatkan radar kewaspadaan."Aku tidak tahu! Aku belum bisa mendeteksi karena aku hanya memikirkan dirimu dan berusaha kabur dari kejaran mereka."Jessie bi

DMCA.com Protection Status