Share

6. MENAGIH JANJI

Penulis: Elpit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Jessie sudah sampai di rumah sakit, dan Leon yang sudah dihubungi sebelumnya, sudah siaga di sana. Leon segera menangani luka tembak yang diderita Mike.

"Ck! Apa kau tidak bosan terus menjadi sarang peluru? Katanya penembak jitu, tapi kau selalu terkena peluru!" Sambil berusaha mengeluarkan peluru dari lengan Mike, Leon mencibir demikian.

"Akh! Sakit, Bodoh! Tidak bisakah kau pelan-pelan? Perlakukan aku dengan lembut!" Mike melancarkan aksi protes karena merasa Leon sengaja menekan luka tembak yang dideritanya.

"Cih! Kau bahkan tidak pernah memperlakukan para gadis itu dengan lembut, dan sekarang kau ingin diperlakukan dengan lembut seperti aku memperlakukan seorang gadis, begitu?" tukas Leon dibarengi dengan memutar bola matanya jengah.

"Hey, apakah kau pernah memperlakukan seorang gadis dengan lembut, seperti yang kau katakan itu? Kau bahkan tidak pernah jatuh cinta, kau adalah kaum jomblo abadi!" balas Mike mencibir.

"Kau berisik!"

"Siapa yang berisik lebih dulu?" balas Mike lagi, tak mau kalah.

"Dasar pria ceroboh! Kau selalu saja terluka seperti ini. Jika kau tidak bisa melindungi dirimu sendiri, bagaimana kau akan melindungi Jessie dan Jack? Kau payah, Mike!" tukas Leon lagi, sambil tangannya terus bergerak mengobati luka bekas tembak di lengan Mike.

"Kali ini bukan karena aku ceroboh, kau tau? Itu terlalu mendadak dan tidak terduga. Kami tidak menyangka akan ada orang lain yang membantu Matthew di sana!" Mike menyangkal.

"Mike benar, Leon, kali ini bukan karena kecerobohan dia, tapi kedatangan orang itu benar-benar tidak kami duga." Jessie yang sejak tadi hanya diam, kini angkat bicara. Dan Mike merasa berbunga karena Jessie ternyata membelanya.

Mike melebarkan senyum sambil terus menatap Jessie, wajahnya pun sedikit memerah.

"Aku tidak sedang membelamu! Aku hanya mengatakan yang sebenarnya," ujar Jessie seperti tahu apa yang ada di dalam pikiran Mike.

Seketika Mike mendengus sambil membuang pandangan, dan Leon tertawa mengejek.

"Jangan terlalu percaya diri, Bung!"

"Berisik!"

"Aku mengkhawatirkan Jack, apakah dia sudah selesai?" Jessie gusar di tempatnya.

"Coba saja kau hubungi dia," balas Mike yang sebenarnya sama khawatirnya dengan Jessie.

"Dia tidak akan menjawab panggilan jika sedang bertarung, bukan? Atau aku kembali saja ke sana, untuk memastikannya?"

"Aku di sini!" bersamaan dengan suara itu terdengar, pintu terbuka dari luar dan Jack muncul dari balik pintu.

"Jack! Syukurlah kau sudah kembali dengan selamat." Jessie dapat bernapas lega sekarang.

"Tentu saja! Memangnya siapa yang bisa melukaiku?" balas Jack membanggakan diri.

"Cih, sombong!" Mike langsung mencibir.

"Dia pantas untuk sombong, tapi kau tidak! Apa yang bisa kau sombongkan?" Leon menambahi dan Mike seketika melotot tajam.

Jessie hanya geleng-geleng kepala, dan Jack terkekeh pelan.

"Bagaimana lukanya? Peluru itu tidak beracun, bukan?" Jack bertanya pada Leon yang sudah hampir menyelesaikan pekerjaannya.

"Peluru itu menembus cukup dalam, kurasa jarak tembakan itu lumayan dekat. Tapi beruntung, peluru itu tidak beracun. Aku sudah mengobatinya dengan maksimal, jika Mike patuh pada aturanku dan rutin mengkonsumsi obat yang aku berikan, lukanya akan bisa cepat sembuh," jelas Leon dan Jack mengangguk mengerti. "Lagipula dia mungkin tidak merasakan sakit lagi karena dia sudah terlalu sering tertembak di antara kalian bertiga."

"Tetap saja aku bisa merasakan sakit, Bodoh! Memangnya aku mayat, tidak bisa merasakan sakit lagi?" Mike mendengus mendengar ucapan Leon.

"Oh, jadi kau bisa merasakan sakit? Baik, kalau begitu kau harus patuh padaku! Kau harus bedrest paling tidak selama satu minggu penuh. Minggu berikutnya kau diperbolehkan beraktivitas tapi kau tetap harus membatasi gerakanmu. Jangan lupa rutin minum obatmu untuk membantu penyembuhan lukamu, patuhlah dan jangan membantah! Atau aku tidak akan peduli lagi padamu!" Panjang sekali ucapan Leon, dan berhasil membuat Mike mengeluh.

"Ayolah, Leon, kau ini seperti ibu-ibu, sangat cerewet. Kau tau aku bisa tetap beraktivitas meskipun hanya menggunakan satu tangan saja, bukan?"

"Itu terserah padamu, tapi kau juga tidak bisa memaksaku untuk menanganimu jika terjadi apa-apa. Aku angkat tangan!" ucap Leon tegas sambil mengangkat tangannya ke udara.

"Baiklah, karena kau sudah mendengar aturan dari Leon, jadi bersikap baiklah! Kau tidak perlu berangkat ke kantor dulu selama satu minggu penuh, aku akan menghandle semua pekerjaan, termasuk proyek yang baru saja kau menangkan!" perintah Jack.

"Apa? Tidak, enak saja! Aku sudah susah payah mendapatkannya, dan sekarang kau yang mengambil alih? Tidak, aku tidak mau!" protes Mike cepat.

"Kau lebih mementingkan proyek itu daripada kesehatanmu?" tukas Jack dengan tatapan serius.

"Aku lebih peduli pada janjimu!" kata Mike dengan suara ditekan dan dibuat pelan, namun tetap saja Jessie dapat mendengarnya.

"Baiklah, kau urus saja pekerjaanmu sendiri, tapi dari rumah saja, tidak perlu pergi ke kantor!"

"Tidak! Itu lebih menyiksaku, Jack, tolong jangan lakukan itu padaku." Mike memelas.

"Aku tidak mengerti, jadi apa maumu, Mike?"

"Biarkan aku tetap berangkat ke kantor. Aku tidak bisa jika sehari saja tidak bertemu Jessie, kau tau?" Pada akhirnya Mike mengutarakan tujuan utamanya yang tidak mau mengambil libur.

"Cih! Bilang saja kau tidak bisa tebar pesona jika tidak berangkat ke kantor. Lalu kau akan dilupakan dan kau tidak akan bersinar lagi." Leon menyela pembicaraan.

"Diam! Tidak ada yang mengajakmu bicara!" tukas Mike pada Leon.

"Sudah, tidak perlu berdebat lagi. Aku sudah memutuskan, kau tetap di rumah sampai kau sembuh!"

"Tapi, Jack—"

"Aku belum selesai bicara! Dengarkan dulu dan jangan menyela!" kata Jack mulai geram. "Kau tidak perlu ke kantor, dan kau tetap bisa melihat Jessie. Karena kau tinggal sendiri di apartemenmu maka aku tugaskan Jessie untuk mengurus makanan untukmu. Dengan begitu kau tetap akan bertemu Jessie setiap harinya. Tapi ingat, kau tidak perlu merepotkan Jessie dan jangan banyak menuntut! Kau paham sekarang?" tutur Jack panjang.

Mike tersenyum sumringah. "Terkadang kau bersikap layaknya manusia dengan sikap manusiawimu, Jack. Tapi kau sangat menyebalkan jika kau sudah berubah kejam seperti iblis!"

"Kau masih berani mengatakan hal buruk tentangku? Mau aku mengubah—"

"Tidak tidak! Jangan! Aku berjanji akan bersikap manis mulai sekarang," balas Mike dengan mata mengerjap-ngerjap.

"Menjijikkan!" Jack mencibir. "Jessie, kau sudah dengar, bukan? Jadi lakukan tugas itu untuk pria manja ini!"

"Aku mengerti!"

"Leon, tolong lakukan pengecekan rutin, dan laporkan perkembangannya padaku. Sejujurnya jika tidak ada dia di kantor aku merasa ada yang kurang karena tidak ada yang bisa aku bully!" kata Jack lagi, memberikan perintah pada Leon.

"Sebenarnya aku malas terlalu sering bertemu dengannya, namun mau bagaimana lagi?"

Mike ingin membalas ucapan Jack dan juga Leon yang terkesan merundungnya, namun dia urungkan. Khawatir Jack justru akan mengubah aturan lagi.

"Baiklah, karena semua sudah aku atur sebaiknya kita pulang, Jessie. Leon, tolong atur kepulangan Mike dan antar dia pulang. Aku tidak yakin dia aman berada di rumah sakit."

"Baik!"

Jack mengajak Jessie untuk pulang, namun Mike menahan.

"Tunggu sebentar, Jack!"

Jack berbalik dan mengernyit menatap Mike yang melambaikan tangan, memberi isyarat agar Jack mendekat.

Tanpa banyak kata, Jack menurut. "Apa?"

"Kau tidak akan mengingkari janji, bukan?" tanya Mike dengan suara berbisik.

"Sebaiknya kau pikirkan kesehatanmu, Mike! Bukankah kau juga tidak menepati janjimu? Jessie mendapat tendangan si bagian perutnya, itu artinya kau tidak menjaga dia tetap aman. Jadi apa kau pantas menagih janji dariku?"

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Boss   7. KELUHAN JACK

    Jack sengaja mengantar Jessie sampai ke apartemennya, namun Jessie tidak menyangka ternyata Jack mengikutinya sampai masuk ke apartemen miliknya.Jessie masuk, dan ketika ia berbalik untuk menutup pintu, lebih dulu Jack menerobos masuk dan tanpa menunggu dipersilakan Jack langsung duduk di sofa.Jessie mendesah pelan, menutup pintu dan kemudian menyusul Jack."Kau tidak mengusirku? Tidak biasanya," kata Jack merasa heran. Karena memang biasanya Jessie tidak akan membiarkan Jack masuk ke apartemennya tanpa Mike, begitu pula sebaliknya. Jessie hanya tidak ingin berdua saja dengan lawan jenis di dalam satu ruangan yang sama, di luar urusan pekerjaan."Sebenarnya aku ingin menyeretmu keluar, tapi aku urungkan.""Kenapa?""Karena ada yang ingin aku tanyakan padamu.""Apa yang ingin kau tanyakan?" Jack melempar tubuhnya ke belakang hingga punggungnya bersandar pada sandaran sofa, kemudian melonggarkan dasi."Tentang janji," balas Jessie to the point. "Aku rasa kau berbohong saat mengatakan

  • Gadis Kesayangan Boss   8. MIKE SALAH PRINSIP

    Jessie merasakan jantungnya berdegup kencang, dan juga ada perasaan aneh yang seperti membakar dirinya. Menanti Jack berkata, Jessie justru sibuk dengan ekspektasinya sendiri yang terkesan konyol jika dipikir secara logika.Kenapa Jack tidak kunjung berkata-kata? Apa yang sebenarnya ingin dia katakan? Batin Jessie berbicara, masih dengan posisi yang tidak berubah dan tatapan mereka tetap beradu pandang seperti tadi. Jessie meneguk salivanya susah payah, ketika semakin memandang Jessie justru mengagumi Jack hingga tanpa disadari gadis batinnya memuji Jack tampan."Jessie, bisakah kau bangun dari atas tubuhku? Kau kecil, tapi lama-lama aku merasa berat juga," ujar Jack dengan ekspresi yang sangat sulit diartikan bagi Jessie.Malu setengah mati, seketika itu juga Jessie langsung bangkit dan menjauh dari Jack, menggeser tubuhnya hingga ujung sofa yang lain. Jessie merasakan perasaannya semakin tak karuan. Antara kesal, malu, dan ... kecewa? Entahlah, Jessie sekarang tidak tau harus berbu

  • Gadis Kesayangan Boss   9. AWKWARD

    Sejak petang, Jessie sudah sibuk di dapur untuk membuat beberapa menu makanan yang kemudian akan dia bawa untuk Mike. Meski ditugaskan untuk mengurus makanan untuk Mike, Jessie tetap tidak ingin terlambat datang ke kantor. Rasa tanggung jawabnya terhadap pekerjaan sangatlah besar. Meski mengurus Mike juga merupakan salah satu tugas yang diberikan Jack, namun Jessie tetap berusaha untuk mengerjakan semua pekerjaan, termasuk pekerjaan kantor, dengan disiplin waktu.Jessie membuka pintu apartemennya ketika ia sudah siap untuk pergi ke tempat tinggal Mike, dengan membawa rantang berisi makanan untuk laki-laki itu.Betapa terkejutnya Jessie, ketika pintu terbuka, Jack berdiri tepat di depan pintu, dan Jessie hampir saja menabrak tubuh Jack yang berdiri mematung tepat di depan pintu."Jack, kenapa kau ada di sini sepagi ini?" Jessie mengernyitkan dahi. Rasa canggung yang kemarin tercipta, kini masih sedikit tersisa dialami gadis itu."Aku tahu kau tidak nyaman jika datang ke apartemen Mike

  • Gadis Kesayangan Boss   10. DI LUAR KESEPAKATAN

    Jack dan Jessie berjalan beriringan memasuki gedung Emperor, nampak begitu serasi dan anggun serta berkarisma. Setiap lapisan jabatan di gedung Emperor memuja kekompakan Jessie dan Jack, tak lupa Mike juga ikut menjadi pujaan bagi mereka dalam kekompakan, dan pujaan bagi para gadis tentunya.Bagi mereka yang tidak tahu mereka bersaudara, pasti sudah akan berasumsi mereka adalah pasangan yang serasi. Namun bagi mereka yang tahu mereka bersaudara, akan menilai Jack terlalu posesif menjaga adik perempuannya sampai-sampai membatasi Jessie agar tidak berinteraksi dengan sembarang pria.Mendapat perlakuan yang demikian posesif, bagi sebagian orang menganggap Jessie mungkin akan merasa tertekan. Namun bagi Jessie, itu justru sebuah hal yang dia sukai. Jessie menyukai perlakuan Jack yang demikian, karena sejujurnya Jessie tidak terlalu memikirkan untuk menjalin hubungan dengan seorang pria untuk saat ini.Jessie yang telah dibesarkan dan difasilitasi dengan amat baik oleh keluarga Howard, mem

  • Gadis Kesayangan Boss   11. GAUN PESTA

    "Tuan, pakaian yang kau mau untuk pesta nanti sudah siap. Aku akan meminta orang untuk mengirimkannya kemari." Jessie datang melapor, ketika ia telah menyelesaikan tugasnya, membatalkan meeting dengan Vincent dan menangani ocehan kliennya itu yang tidak terima karena Emperor menolak desian dari grup R&B mentah-mentah. Dan itu membuat Vincent murka.Jack bukan orang yang tidak mau menerima pendapat orang lain karena Jack selalu berpikiran terbuka, namun apa yang dilakukan R&B kali ini sangat membuat Jack kecewa. Dan Jack tidak mau menjalin kerjasama dengan orang yang egois."Tidak!""Tidak?" Jessie mengernyitkan dahi, tidak mengerti mengapa Jack berkata tidak."Ya, tidak perlu dikirim kemari. Aku yang akan datang ke sana nanti, bersamamu.""Bersamaku? Tidak, sebaiknya aku mengantarmu ke sana lalu aku pulang untuk bersiap-siap pula," tolak Jessie."Kau akan bersiap di sana bersamaku juga, Jessie. Kau akan datang bersamaku, jadi kau harus tampil beda dari biasanya. Aku bukan Mike, kau me

  • Gadis Kesayangan Boss   12. HARI PENUH KEJUTAN

    Jessie memandang tak berkedip pada gaun yang tersaji di hadapannya. Dalam hati gadis itu memuji Jack dengan pilihannya yang ternyata berhasil membuat Jessie takjub."Nona, mari ikut aku ke dalam." Seorang petugas membuyarkan lamunan Jessie, yang tengah sibuk memuji Jack dalam diam.Tanpa banyak kata Jessie mengekor setelah si petugas lebih dulu masuk ke dalam ruang rias."Nona, apakah aku boleh bergosip denganmu?" tanya petugas itu sambil tangannya bekerja merias wajah Jessie."Hm, lihat dulu, siapa yang akan kau gosipkan denganku," balas Jessie tak bersikap antipati pada petugas itu. "Tapi sebelumnya bolehkah aku tahu namamu?""Tentu saja, Nona, namaku Eve, sebuah kehormatan bagiku karena Nona menanyakan siapa namaku." Petugas yang mengaku bernama Eve itu menundukkan kepala, menunjukkan rasa terima kasihnya sekaligus menunjukkan sikap hormat pada Jessie."Kau berlebihan, Eve. Baiklah, jadi siapa yang akan kau gosipkan bersamaku?" tanya Jessie dengan nada bersahabat.Ditanya seperti i

  • Gadis Kesayangan Boss   13. JEBAKAN

    Jessie melingkarkan tangannya di lengan Jack. Mereka berjalan beriringan memasuki tempat diadakannya pesta ulang tahun Alena, putri Christian.Tak ayal kedatangan kakak beradik itu menjadi sorotan, menarik perhatian para hadirin. Bagaimana tidak? Jika biasanya hanya Mike yang datang menghadiri undangan para klien bersama Jessie, kini Jack yang datang memenuhi undangan. Tentu saja itu menimbulkan sebuah pertanyaan di benak mereka yang menyaksikan. Namun mereka juga mengagumi ketampanan dan kecantikan putra putri keturunan Howard tersebut. Mereka menilai Howard memiliki gen yang sempurna hingga melahirkan generasi muda yang berbakat dan karismatik."Aku merasa tersanjung karena kau sendiri yang menghadiri undanganku ini, Tuan Jackson, sebuah kehormatan bagiku," ucap Christian ketika menyambut kedatangan Jackson dan juga Jessie. "Terima kasih telah hadir memenuhi undanganku, Nona Jessica. Senang melihatmu di sini.""Terima kasih atas undanganmu, Tuan Christian. Kali ini aku yang hadir ka

  • Gadis Kesayangan Boss   14. PENGEROYOKAN

    Tanpa sempat berpamitan pada Christina selaku pemilik acara, Jack menyeret Jessie untuk segera masuk ke dalam mobil. Dengan tergesa Jack menstater kemudian mobil melaju dengan kencang tanpa aba-aba."Jack, kau sedang dalam pengaruh obat, sebaiknya aku saja yang menyetir," kata Jessie yang masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, hingga membuat Jack begitu tergesa meninggalkan pesta yang bahkan belum sampai ke acara inti."Aku baik-baik saja, aku bisa mengatasi," balas Jack, yang fokus pada jalanan di depannya."Baik, tapi apa yang terjadi? Bisakah kau jelaskan? Kau pergi tiba-tiba dari pesta, ini tidak seperti dirimu!""Seseorang mengancam keselamatan kita, mereka mencoba mengeroyokku di koridor, tapi aku mencoba melarikan diri karena aku khawatir mereka menangkapmu.""Mengeroyok? Siapa mereka?" Jessie langsung meningkatkan radar kewaspadaan."Aku tidak tahu! Aku belum bisa mendeteksi karena aku hanya memikirkan dirimu dan berusaha kabur dari kejaran mereka."Jessie bi

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Boss   22. RESTU

    Kedua orang tua Jack sudah mengerahkan banyak orang untuk mempersiapkan pesta pernikahan Jack dan Jessie dan harus selesai dalam waktu yang singkat. Bukan hanya itu saja, mereka juga menginginkan pesta yang meriah untuk putra putri mereka.Disisi lain, Jack yang sebenarnya memang sudah memesan gaun pengantin dari jauh-jauh hari, kini pria itu sangat puas dengan hasilnya. Selama ini Jack terlihat diam dan tenang, tapi sebenarnya Jack juga merasa khawatir Jessie akan jatuh ke pelukan pria lain. Jack sengaja mempersiapkan segala hal dan dia akan melamar gadis yang dicintainya itu pada waktu dan situasi yang tepat. Jack tidak pernah mengira dia akan dipaksa untuk segera menikahi Jessie oleh ibunya. Beruntung Jack sudah memiliki persiapan yang tersusun rapi sehingga dia tidak perlu kalang kabut sekarang.Usai menyelesaikan konferensi pers, kedua orang tua Jack segera menuju gedung dimana akan diadakannya pesta pernikahan, untuk melihat bagaimana dekorasi yang mereka inginkan, apakah bisa s

  • Gadis Kesayangan Boss   21. SEMUA MENGHILANG

    Pagi hari, Jessie bangun dan langsung memeriksa seantero kamarnya. Dia khawatir Jack berada di kamarnya semalaman, dan ternyata Jack tidak ada di sana. Jessie bernapas lega.Menyibakkan selimut, Jessie turun dari tempat tidur kemudian keluar dari kamarnya. Jessie belum bertemu dengan ibunya sejak semalam. Setidaknya Jessie juga harus meminta maaf pada ibunya karena bukan hanya Jack saja yang bersalah, namun dirinya juga bersalah.Jessie mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan Caroline, James, dan juga Jack, namun Jessie tidak bisa menemukan mereka di mana pun.Jessie kembali ke kamarnya, mencari ponselnya dan segera menghubungi Jack. Tanpa menunggu lama, Jack telah menjawab panggilannya."Kau baru bangun, Jessie?""Jack, kau ada di mana? Di mana semua orang? Kenapa rumah begitu sepi? Aku tidak bisa menemukan Mom dan juga Dad. Kalian pergi ke suatu tempat dan aku tidak ikut? Apa kau sedang diberikan hukuman oleh Mom? Katakan sesuatu, Jack! Mengapa kau diam saja?"Jack sampai sedik

  • Gadis Kesayangan Boss   20. CINTA YANG TAK DIRESTUI

    Melihat pintu yang setengah terbuka, Jack mengetuknya dan Caroline segera meminta putranya masuk. Dengan langkah yang dipaksakan untuk berani, Jack masuk sesuai perintah sang ibu."Tutup!"Jack menutup pintu dan segera mendekati ibunya sesuai perintah.Jack berdiri di belakang ibunya yang sengaja membelakangi putranya. Kepalanya menunduk. Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun, menunggu ibunya berbicara lebih dulu."Apa yang kau lakukan?" tanya Caroline masih tetap memunggungi."Ap-apa?"Caroline berbalik badan dan memasang wajah garangnya. Jack tercekat, dia benar-benar siap jika ibunya memenggal kepalanya. Tatapannya yang begitu tajam melebihinya ketajaman sebilah pedang yang baru saja diasah membaut Jack tak bisa berkutik."Apa yang kau lakukan selama kami pergi? Kalian berkencan?" Caroline lebih menyeramkan daripada Jessie. Suaranya yang datar seolah mampu meremukkan tulang-tulang Jack."Ti-tidak, itu tidak benar.""Lalu tadi itu apa?"Jack terperanjat ketika tiba-tiba suara Carol

  • Gadis Kesayangan Boss   19. BERTENGKAR

    Jessie mengetuk pintu dengan durasi cepat, menandakan bahwa dia tidak sabar ingin dibukakan pintu.Dari arah dalam Jack bergegas melangkah lebar menuju ke arah pintu dengan rasa penasaran, siapakah gerangan yang datang bertamu dan bersikap tidak sopan dengan mengetuk pintu tanpa jeda seperti itu?"Jessie?"Jessie menatap Jack sekilas, kemudian tanpa bicara apapun gadis itu menerobos masuk dan langsung duduk di sofa, melipat kedua tangannya di depan dada serta menyilangkan kaki. Ekspresinya datar dan gadis itu mengunci mulut rapat-rapat.Perasaan Jack tidak enak saat melihat keterdiaman Jessie yang justru membuatnya merinding. Jack tahu Jessie pasti marah besar sekarang. Dengan ragu Jack mendekati gadis itu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Kemarahan Jessie yang seperti ini lebih menyeramkan bagi Jack, dibandingkan kemarahan Jessie yang masih mau mengomel. Jack kebingungan, apa yang harus dia lakukan untuk membujuk Jessie agar gadis itu membuka mulut?"Jessie, kau sudah pul

  • Gadis Kesayangan Boss   18. CINTA YANG MENYESAKKAN

    Jessie membawa langkahnya memasuki area restoran yang begitu sepi, tidak ada seorang pengunjung pun di sana. Kecurigaan mulai dirasakan Jessie. Gadis itu pun memasang sikap waspada. Jessie hanya takut jika sesuatu terjadi pada Mike dan Jack.Seorang waiters datang menghampiri Jessie, menyampaikan pesan bahwa gadis itu diminta untuk langsung ke dalam, menuju meja yang telah didekorasi sedemikian rupa.Jessie bertanya pada waiters itu Mengapa restoran itu sama sekali tidak ada pengunjung, dan waiters itu mengatakan bahwa tempat ini sudah di booking oleh seseorang.Jessie berpikir bahwa Jack yang melakukan itu, sehingga ia menurut saja ketika waiters itu mengajaknya untuk segera menuju ke meja yang di sana sudah ada Mike.Namun kening Jessie berkerut ketika Jack tidak ada di sana. Bukan hanya itu saja, selain dekorasi yang tentu saja dapat Jessie tebak apa maksudnya, di sana juga hanya ada dua buah kursi yang salah satunya sudah ditempati oleh Mike."Kau sudah datang, Jessie.""Di mana J

  • Gadis Kesayangan Boss   17. PERMINTAAN MIKE

    Mike masih tetap berada di ruangan bossnya setelah Jack memintanya dan juga Jessie untuk kembali ke ruangan masing-masing, sedangkan Jessie sudah melangkah pergi."Kau ingin mengatakan sesuatu?" tebak Jack melihat gelagat Mike.Mike tersenyum tanggung. "Kau sangat peka, Boss.""Ck, cepat katakan dan pergilah dari sini. Aku malas melihat wajahmu."Jika saja tidak sedang butuh bantuan Jack, tentu saja Mike akan membalas ucapan pria itu dengan tak kalah tajam. Namun kali ini dia harus mengalah demi tercapainya sesuatu yang menjadi tujuannya."Aku membutuhkan bantuanmu," kata Mike tanpa basa-basi.Jack menghentikan kegiatannya sesaat, lalu menatap Mike dengan tatapan serius. "Apa ini menyangkut Jessie?""Kau sangat pintar, Jack!""Tidak!""Tidak? Maksudmu, kau tidak pintar?""Bukan itu. Aku tidak mau membantumu. Aku sudah berjanji pada Jessie untuk tidak membuat kesepakatan denganmu lagi, diluar sepengetahuan dia.""Jack, ayolah. Bantu aku sekali ini saja." Tidak mau menyerah begitu saja,

  • Gadis Kesayangan Boss   16. SERANGAN TELAK

    Jack menggedor pintu apartemen Josh. Cukup lama menggedor, pintu tak kunjung dibuka. Entah apa yang sedang dilakukan pemilik apartemen itu sepagi ini. Apa mungkin masih tidur?"Josh, buka pintunya! Ini aku!""Hei, apa begitu caramu bertamu?" Josh mencibir sesaat setelah membukakan pintu untuk tamunya."Ada apa dengan kalian? Tahukah, wajah kalian sangat terlihat suram, dan itu menakutkan!" lanjutnya."Jangan banyak bicara!" balas Mike sinis. Pikirannya sedang kacau hingga dia tidak bisa memasang sikap manis."Kami butuh bantuanmu, Josh," kata Jack dengan suara lebih rendah. Setidaknya Jack tahu caranya meminta bantuan."Aku tahu, kedatangan kalian pasti untuk meminta tolong. Masuklah!"Josh mempersilakan mereka untuk duduk kemudian memberikan minuman kaleng untuk ketiganya."Apa yang membawamu kemari, Tuan Jackson?" tanya Josh to the point. Kedatangan mereka tentu bukan untuk sekedar bersilaturahmi, meskipun mereka sudah lama tidak saling sapa.Namun, tidak saling sapa bukan berarti s

  • Gadis Kesayangan Boss   15. KABAR BURUK

    Jessie yang mengira Jack tidak ikut turun dan langsung pulang ketika telah mengantar dirinya sampai ke apartemen, lagi-lagi pria itu nyelonong masuk mendahului Jessie ketika pintu itu terbuka."Jack, apa yang lakukan? Pergilah! Aku ingin segera istirahat dan tidak ingin berdebat denganmu!""Jika aku pulang maka kau harus denganku," balas Jack acuh tak acuh."Aku akan pulang ketika orang tua kita datang. Jadi sekarang pergilah!""Kalau begitu biarkan aku di sini untuk malam ini saja." Jack sudah membaringkan tubuhnya di atas sofa."Apa? Tidak!""Kau lupa?" Jack kembali duduk kemudian menatap Jessie serius. "Kau bilang tidak akan menolak permintaanku agar aku memaafkanmu karena kau telah merusak gaun itu, bukan?""Ta-tapi bukan—""Tidak ada tapi! Ayolah, Jessie, aku sangat lelah. Kau tahu, mengatasi diriku yang terkena obat terkutuk itu sangat melelahkan dan hampir membuatku gila!" ada raut frustasi saat Jack mengucapkan kalimat itu. Ya, Jack pasti kesulitan untuk lepas dari pengaruh ob

  • Gadis Kesayangan Boss   14. PENGEROYOKAN

    Tanpa sempat berpamitan pada Christina selaku pemilik acara, Jack menyeret Jessie untuk segera masuk ke dalam mobil. Dengan tergesa Jack menstater kemudian mobil melaju dengan kencang tanpa aba-aba."Jack, kau sedang dalam pengaruh obat, sebaiknya aku saja yang menyetir," kata Jessie yang masih tidak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi, hingga membuat Jack begitu tergesa meninggalkan pesta yang bahkan belum sampai ke acara inti."Aku baik-baik saja, aku bisa mengatasi," balas Jack, yang fokus pada jalanan di depannya."Baik, tapi apa yang terjadi? Bisakah kau jelaskan? Kau pergi tiba-tiba dari pesta, ini tidak seperti dirimu!""Seseorang mengancam keselamatan kita, mereka mencoba mengeroyokku di koridor, tapi aku mencoba melarikan diri karena aku khawatir mereka menangkapmu.""Mengeroyok? Siapa mereka?" Jessie langsung meningkatkan radar kewaspadaan."Aku tidak tahu! Aku belum bisa mendeteksi karena aku hanya memikirkan dirimu dan berusaha kabur dari kejaran mereka."Jessie bi

DMCA.com Protection Status