Share

BAB 28 [PART A]

Author: Pena_Receh01
last update Huling Na-update: 2024-12-18 03:35:06

Semua sudah selesai mengisi perut, kini mereka berada di luar. Xavier melihat masih ada keberadaan Bai Lisha merasa heran, sedangkan Gaia memandang geram wanita tersebut.

"Sayang, kenapa wanita itu masih ada di sini? apa dia mau ikut ke rumah kita," bisik sang gadis.

Mendengar ucapan sang istri dan nada bicara yang ia pahami, lelaki tersebut tersenyum kecil lalu pandangannya kembali melirik Bai Lisha dan bertepatan wanita itu menoleh menatapnya.

"Dia menatapku, aku masih ada kesempatan," pekik perempuan itu dalam hati.

Hati yang tadinya dipenuhi marah dan kecemburuan ini mengusap ke udara, terbawa oleh hembusan angin.

"Apa yang dia lakukan di sini? istriku risih ada dia, mendingan Nona Bai silakan pulang. Ini sudah larut malam, gak pantas seorang gadis terlalu lama di luar," seru Xavier.

Bai Lisha langsung memalingkan wajah mendengar perkataan yang keluar dari bibir Xavier, ucapan lelaki itu s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 28 [PART B]

    Xavier segera membantu sang istri untuk berdiri, sedangkan Li Jian-Long menatap tajam Xinxin membuat perempuan tersebut menundukkan kepala. "Jangan lakukan itu lagi, ingat itu! Dia tetap kakak iparmu," tegur Li Jian-Long. Setelah menegur putrinya, Li Jian-Long langsung menatap Xavier. Tatapan mata terlihat agak kecewa, mendapatkan hal ini suami Gaia menghela napas. "Ayah ...." Ucapannya terhenti kala dilirik tajam oleh sang Ayah, membuat Xavier menghela napas. Lelaki itu langsung menoleh memandang Bai Lisha, lalu melangkah dan berdiri di hadapan perempuan tersebut. "Maaf, tapi kalau permintaanmu buat bantu aku persyaratnya kaya gitu, aku gak akan mau," tutur Xavier lembut. Bai Lisha mengulas senyuman mendengar perkataan Xavier, walaupun lelaki itu menolak permintaannya tetapi dia terlihat mulai melunak dan merima ia lagi. "Okey, aku tau. Gak bisa dipaksakan, aku tetap akan membantumu, lagian emang awalnya tujuanku

    Huling Na-update : 2024-12-19
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 29 [PART A]

    "Tapi aku kan gak tau di mana rumahmu," sungutnya dengan nada kesal. Xavier memutarkan bola mata dengan malas dan mengembuskan napas kasar. Dia memandang sekilas riak wajah penuh amarah Bai Lisha lalu kembali menatap muka istrinya, ia bahkan dengan lembut merapikan anak rambut Gaia. "Itu udah aku nyalakan GPS-nya, Lisha. Kamu tinggal ikuti perintahnya aja. Gitu aja kok dibuat ribet sih. Ini udah tahun dua ribu empat puluh lima, Lisha ... sebengar lagi malah mau dua ribu empat puluh enam, masa kamu gaptek sih," balas Xavier. Lisha langsung memalingkan wajah ke depan kala mendengar sindiran Xavier, matanya sangat berapi. Dia mengepalkan tangan, apalagi melihat betapa lembut sang pujaan memperlakikan Gaia. "Awas aja kamu, aku bakal buat kamu bertekuk lutut padaku. Dan menyesal sudah menikahi gadis sialan itu," geram Bai Lisha dalam hatinya. Suara ketukan

    Huling Na-update : 2024-12-20
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 29 [PART B]

    Silvana siap meledakkan amarahnya, tetapi tangan Li Jian-Long menahan tepat waktu. perempuan tersebut spontan menoleh ke arah sang suami lalu menghentakkan kaki menunjuk kekesalan yang tak tertahankan. Li Jian-Long lekas melirik putra keduanya, ia menggerakkan kepala sebagai isyarat untuk Xavier lekas mengajak mereka memasuki kediaman. "Ayo masuk," ajak putra kedua Li Jian-Long. Xavier lekas membuka pintu dan mempersilakan sang istri untuk memasuki kediaman. Tatapan perempuan itu tidak bisa disembunyikan, pancaran terpesona sangat terlihat membuat Li Xinxin menatap sinis. Sedangkan Bai Lisha mengerutkan dahi melihat dekorasi yang sama sekali bukan terlihat hasil dari seorang Xavier. Selesai terpaku melihat ruangan ini, Gaia menoleh ke arah pasangannya lalu tersenyum lebar. ia segera berlari kecil dan mendaratkan dekapan erat di pinggang Xavier. "Sayang, makasih," pekik wanita tersebut. Xavier langsung tersenyum hangat, ia segera memb

    Huling Na-update : 2024-12-21
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 30 [PART A]

    Bai Lisha merasakan dadanya sangat sesak, napas tercekat di tenggorokan. Melihat adegan yang terekam oleh indra penglihat milik dia, tangan terkepal dan kuku menancap di telapak. Rasa sakit menghampiri tetapi kala dengan nyeri di dada melihat kemesraan Xavier bersama sang istri. Ia segera berbalik tidak jadi pergi ke toilet, kala sampai ruang tengah perempuan ini segera meraih tas membuat semua mengerutkan dahi."Aku pulang duluan," seru perempuan tersebut.Setelah berkata demikian wanita tersebut langsung melangkah pergi tanpa menunggu balasan mereka, Li Jian-Long mendengkus kesal melihat tingkah dia bahkan memukul meja untuk melampiaskan amarah. Xinxin dan sang Ibu terkejut mendapati amarah kepala keluarga LI ini."Lihat, dia sama sekali tidak menghargai kita, baguslah pertunangan sama putraku tidak jadi dan aku memilih Gaia jadi menantuku. Setidaknya dia menghormatiku," geram Jian-Long.Perempuan bermarga Bai ini segera meninggalkan kediaman tersebut, langkahnya terasa sangat menya

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 30 [PART B]

    Mata Xavier melotot, sorot matanya menyala seperti api yang membakar, menembus kedalaman jiwa sang istri. Ia melompat dari posisi berbaring, duduk tegak dengan kening berkerut dan napas terengah-engah. Tatapannya menusuk, membuat sang istri terkejut, wajahnya pucat, dan ikut bangkit dengan guncangan. "Kenapa kamu gak bilang pas mereka sampai ke sini! kamu malah kasih tau aku pas mereka udah beberapa hari di sini," gerutu Xavier.Gaia meringis pelan, matanya memandang wajah sang suami, pandangan begitu lembut, ia menyentuh lengan Xavier, jarinya menggenggam hangat. Ia menggoyang-goyangkan tangan suaminya dengan gerakan yang santai, membangkitkan getaran halus. Tatapannya yang menggemaskan, dipenuhi cinta dan kepedulian, terfokus pada wajah pria yang dicintainya."Maaf, Sayang. Aku terlalu sibuk urus perusahaan, jadi lupa kasih tau kamu," ujar perempuan itu lemah.Xavier menghembuskan napas panjang, mata tertutup rapat seolah menghilangkan kecemasan. jarinya memijat dahi, meredakan pu

    Huling Na-update : 2025-01-01
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 31 [PART A]

    Gaia mengulas senyuman mendengar pertanyaan sang suami, membuat Xavier gemas dan mendaratkan kecupan di bibir wanitanya. "Dengar kok dengar, aku bakal mandi sekarang. Tapi jawab dulu pertanyaanku, kopernya ke mana?" balas perempuan tersebut.Xavier segera menjauhkan tangan dari pipi sang istri lalu beralih ke rambut dan mengacak-acak dengan gemas. Membuat Gaia mengerucutkan bibir merespon kelakuan sang suami."Okey, okey, aku gak menggodamu lagi, sana mandi! kamu gak perlu memikirkan hal itu, pakaian kamu udah beres di ruang ganti," lontar Xavier.Gaia langsung tersenyum lebar mendengar perkataan sang suami, "Ahhh ... kamu memang suamiku yang terbaik, terima kasih, Sayang!"Lelaki itu hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan sang istri, ia langsung merentangkan tangan dan alis bergerak naik turun."Kalau gitu ayo beri aku peluk dan cium," pinta pria tersebut.Perempuan tersebut langsung tertawa renyah mendengar permintaan sang suami, dia langsung memeluk leher Xavier lalu mengecup pip

    Huling Na-update : 2025-01-02
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 31 [PART B]

    Gaia langsung mendongak mendengar perkataan sang suami membuat lelaki itu segera mematikan pengering rambut takut terkena wajah sang istri. Melihat tingkah wanitanya, Xavier langsung menyentuh hidung perempuan yang nama tercatat di buku nikah."Eum ... gimana ya," balas Gaia pura-pura tengah bingung dan memikirkan."Hahaha ... iya, Insha'Allah aku gak akan meninggalkanmu, yang penting kamu ada dipihakku," lanjutnya setelah lama menjeda perkataannya tadi.Wajah Xavier yang tadi agak tegang kini kembali terlihat lega, lelaki itu langsung memukul manja hidung Gaia dengan jarinya. "Sudah, ayo duduk yang benar, kapan mengeringkan rambut kamu kalau kamu mendongak terus," seru Xavier.Wanita ini menuruti perkataan sang suami ia segera memakai skincare dan make up di wajah, setelah dirasa telah beres ia segera fokus melihat hasil karya lelakinya. "Lumayanlah, bisalah masuk kalau melamar kerja di salon," goda Gaia.Mendengar perkataan sang istri, lelaki itu langsung menaruh sisi di meja dan

    Huling Na-update : 2025-01-02
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 32 [PART A]

    Baru beberapa jam Gaia membuka mata wanita itu sudah tak terhitung terus mengulas senyuman, riak wajah sangat ceria bagai tidak ada beban yang memberatkan diri. Kini mereka berada di pusat mall terbesar di shanghai, lelaki berstatus suami wanita ini sibuk membeli sesuatu, bahkan banyak pegawai toko sibuk membawakan belanjaan ke kendaraan pasangan tersebut."Sayang ... kamu ini, kenapa belanja semua ini, bukannya kita mau beli hadiah buat orang tuaku. Kenapa malah kebutuhanku semua," omel Gaia.Mendengar perkataan sang istri lelaki itu menoleh memandang kekasihnya, menaruh barang yang ia pegang ke tempat semula. Xavier segera melangkah mendekat lalu menggenggam jemari Gaia dan menarik perempuan ini ke tempat ia berdiri melihat benda yang menurut dia akan sangat imut jika dipakai anak Arka."Sayang, lihat! ini bagus bukan, pasti kamu sangat terlihat menggemaskan kalau pakai bando ini," seru Xavier lalu memasangkan benda tersebut ke kepala Gaia."Sayang ... kamu dengerin aku gak sih," ra

    Huling Na-update : 2025-01-03

Pinakabagong kabanata

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 51 [PART B]

    Di sisi lain, gedung terbengkalai Gaia mulai sadar. Kepalanya terasa berat, tubuhnya lemas akibat zat yang dihirup. Ia berusaha menggerakkan tangan dan kaki, namun mendapati keduanya terikat erat. "Kamu cepat juga sadarnya." suara dingin seorang pria terdengar dari sisi gelap kendaraan. Gaia menatap ke arah suara itu, meski pandangannya masih buram. Napas terengah, tetapi ia berusaha tetap tenang. "Siapa kalian? Apa yang kalian inginkan?" tanyanya, suara wanita itu terdengar serak. Pria itu mendekat, wajahnya masih tertutup masker, sorot mata penuh ancaman. "Kau akan segera tahu," ucapnya singkat, lalu kembali duduk dengan santai seakan mereka sedang tidak melakukan kejahatan. "Salahkan dirimu yang menyinggung orang-orang besar," lanjut salah satu dari mereka. Sementara itu, di lokasi acara, Mona hampir jatuh pingsan setelah mendengar kabar dari seseorang bahwa supir taksi yang membawa Gaia ditemukan dalam keadaan babak belur di pinggir jalan. Arka segera menangkap istrinya,

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 51 [PART A]

    Gaia langsung memamerkan senyuman pada sang suami, sedangkan Xavier mendengkus. Lelaki itu segera berdiri dan diijuti istrinya, tatapan pria tersebut masih begitu tajam. "Kamu ini, awas aja! Kalau aja aku gak ada acara, kamu udah aku buat gak bisa bangun dari kasur," ucap Xavier dengan nada kesal. "Udah jam segini, aku pamit ya. Coba kalau masih ada waktu, aku bisa mengantarmu," lontar lelaki itu sambil mengembuskan napas. Wanita berstatus istrinya segera menepuk bahu lelaki tersebut, membuat sang empu memandangnya kembali saat dia tengah merapikan pakaian. "Kamu tenang aja, aku udah pesan taksi kok," balas Gaia dengan nada santai. Xavier yang hendak protes mengembuskan napas, ia akhirnya memilih menganggukkan kepala. "Aku pergi dulu, nanti pulangnya aku jemput." Setelah perpisahan singkat, Xavier akhirnya langsung pergi ke acara tersebut. Sementara itu, Gaia bersiap-siap dengan mengenakan gaun rancangan desainer terkenal. Gaun itu memeluk tubuhnya dengan sempurna

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 50 [PART B]

    Gaia menghela napas, lalu menatap suaminya dengan ekspresi datar. "Memangnya ada wanita yang lebih cantik dariku?" tanyanya santai, namun sorot matanya tak berpaling menatap sang suami. Xavier mengaruk kepala yang tidak terasa gatal lalu terkekeh pelan dan tangannya segera melingkar ke pinggang sang istri. "Benar juga. Mana ada yang bisa menyaingimu dihatiku," ujarnya seraya mengecup kening Gaia. Gaia langsung memalingkan wajah merasa tersipu dengan balasan sang suami, sedangkan Xavier mengulas senyuman begitu bahagia melihat riak muka kekasihnya. Suara notifikasi pesan terdengar membuat keduanya menoleh lalu saat tau handphone dia yang bersuara, wanita ini meminta Xavier melepaskan pelukkan dan ia mengambil ponsel dan membaca dua pesan dari pria lain. [Shasha kamu sudah pergi belum? Aku jemput ya.] - Leonard [He! Kamu belum menepati janji meneraktirku, sebelum pergi ke acara ayo taktir aku. Sekalian nanti aku antar kamu ke acara, sekarang aku jemput ya!] - Damian. Xavier ya

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 50 [PART A]

    Waktu berputar begitu cepat, Xavier masih terlelap diranjang istrinya, Gaia yang menatap lelaki ini hanya mengulas senyuman tipis. Ia menoleh ke pintu kala memdengar suara ketukkan terdengar, ia lekas turun dan membuka pintu. "Sayang, sebentar lagi acara mulai, Mama sama Papa harus segera ke sana," jelas Mona. "Terus kamu gimana? apa mau ikut kami atau menunggu suamimu ...." Ucapan Mona terhenti kala mendengar sang putri langsung menyela. Perempuan ini menyentuh lengan wanita yang melahirkan dan menepuk pelan. "Mama tenang aja, aku pasti tiba tepat waktu." Mendengar balasan sang putri, Mona menghela napas. Perempuan itu membalas ucapan Gaia dengan senyuman lalu pamit pada gadis kecil kesayangan ini. Kini kediaman hanya tersisa sepasang suami istri tersebut, istri Xavier memilih menyiapkan makanan untuk sang kekasih, tak berselang lama telepon terdengar dari ponsel lelaki jangkung yang masih terlelap. Dengan mata tertutup mencari ponsel dan lekas menerima sambungan telepon. "Ka

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART B]

    Xavier segera mengantarkan Gaia dan mertuanya ke kediaman, sesampai di sana lelaki tersebut membantu Arka masuk ke dalam rumah. Kini semua telah berada di ruang tengah, pria ini memandang sang istri, paham akan tatapan kekasihnya ia lekas pamit dan mengajak putra arka ke kamar."Aku menunggu penjelasanmu, aku gak akan menuduh kamu langsung," lontar Xavier kala memasuki kamar.Gaia mendengar hal ini hanya tersenyum, ia mengunci pintu dan meraih lengan sang suami agar ikut duduk di ranjang. "Dia membantu Papaku, dia yang membawa Papaku ke rumah sakit," terang Gaia."Gak perlu memikirkan hal gak perlu, dia punya tunangan dan sebentar lagi menikah. Gak mungkin aku menjadi perusak hubungan orang laian, apalagi aku pernah merasakan hal tersebut, aku sangat paham sak ...."Ucapannya terhenti kala sang suami langsung menariknya dalam dekapan, membuat ia sangat terkejut sampai melotot. "Udah jangan dijelaskan, aku paham. Aku minta maaf karena belum bisa melindungimu sepenuhnya, tapi aku bers

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART A]

    Xavier yang ada dibelakang Bai Lisha langsung mengerutkan dahi, ia menatap ke depan dan menangkap sang istri tengah memandangnya. "Menduakan?" Lelaki ini mengulangi perkataan Lisha dengan nada santai, wanita itu langsung mengangguk sebagai jawaban. "Kamu ini, masih saja berusaha mencari keributan," gerutu Gaia. Dia mendengkus pelan lalu menatap malas Bai Lisha dan kembali memandang sang suami. Tangannya melipat dada dan memiringkan kepala, tanpa pandangan lepas dari Xavier. "Jangan mengelak kamu! Bukti sudah jelas di depan mata," sungut Lisha dengan nada tinggi. Mendengar suara Lisha, beberapa orang di rumah sakit menoleh. Perawat yang ada di sini mendekat dan menegur wanita bermarga Bai tersebut. Sedangkan Xavier melangkah mendekat dan meraih pinggang istrinya membuat jarak di antara mereka terkikis. “Bagaimana bisa istriku mendua, sementara dia selalu jatuh ke pelukanku setiap malam?” bisiknya dengan nada menggoda.Pipi Gaia langsung memerah. Ia mencoba melepaskan diri, tapi

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART B]

    Mata Mona melebar mendengar perkataan Jiang Lie, wanita itu langsung memotong perkataan bawahan sang suami. "Rumah sakit mana? Cepat katakan!" pekik wanita itu. Gaia yang mendengar ucapan sang Ibu langsung memandang wanita tersebut, Jiang Lie yang terkejut dengan teriakan istri atasannya sampai lupa hendak mengatakan apa tadi. Dia lekas menjawab pertanyaan Mona dan setelah itu secara sepihak perempuan ini mematikan sambungan telepon. "Ayo ke rumah sakit! Papamu masuk rumah sakit," ajak Mona. "Apa yang dilakukan lelaki itu, kenapa bisa sampai ke rumah sakit!" ucapnya dengan nada frustasi dan khawatir. Dengan gerakkan cepat wanita itu langsung meraih lengan sang putri dan menariknya. Kedua perempuan tersebut terlihat begitu terkejut tambah panik. "Ayo cepat ke rumah sakit ...." perintah Mona saat memasuki kendaraan. Sepanjang perjalanan, Mona terus-menerus menggigit bibir, ekspresinya menunjukkan kegelisahan yang dalam. Tangan mengepal kuat dipangkuan. sementara mata dia seseka

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART A]

    Waktu berputar begitu cepat, Xavier masih sibuk di perusahaan. Membaca dan menandatangani lalu bertemu beberapa orang membuat kesepakatan. "Apa sudah dapat?" tanya lelaki itu tidak sabaran. Ia memandang asistennya penuh harapan, membuat sang empu menunduk lalu menghembuskan napas. "Mereka menginginkan saham sebagai gantinya, Tuan," balas lelaki tersebut. Mata Xavier membelalak, ia mengepalkan tangan dan membuang wajah. "Lupakan saja, Tuan. Jangan cuma karena keegoisan Nyonya, Tuan memberikan beberapa persen saham pada mereka," tutur sang bawahan.Xavier memejamkan mata, ia bersandar di kursi dan mengibaskan tangan memerintah sang asisten untuk pergi. Suara notifikasi chat masuk, dia segera meraih benda pipihnya. [Sayang, aku lagi perawatan. Biar terlihat cantik dan segar,] [Sand photo] [Lihat, istrimu sangat mempesona bukan. 😁] Senyuman terlukis di bibir Xavier kala melihat pesan dari kekasihnya. Ia memandangi photo Gaia yang sedang menikmati pijatan sambil memejamkan mata.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 47 [PART B]

    Senyuman masih melekat di bibir Gaia, ia langsung melingkarkan tangan di leher sang suami. Mata mereka saling memandang dan menyelami, lalu berjinjit agar bisa berbisik di telinga Xavier. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bodoh. Kamu gak perlu takut, kecuali kamu memang mempunyai kesalahan," lontarnya pelan di dekat telinga Xavier. Xavier menghela napas, menatap wajah istrinya yang begitu tenang seakan tak terjadi apa-apa. Ia memeluk erat pinggang sang istri, membuat keduanya tak ada jarak sedikitpun. Mengecup puncak kepala Gaia dengan penuh rasa sayang.“Aku tidak suka, kalau kamu mengambil risiko seperti itu,” gumamnya pelan.Gaia mengangguk dalam pelukannya. “Aku mengerti. Aku janji, aku tidak akan mengatakannya lagi.”Xavier sedikit tenang mendengar janji istrinya, tapi ada hal lain yang mengganggunya. “Sekarang soal acara Tuan Arka… maaf aku gak bisa mengajakmu pergi,” tutur lelaki itu dengan nada lemah. Gaia melepaskan pelukan dan menatap Xavier dengan mata penuh tekad.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status