“Masih di kantor,” saut Anasya.Ayu berencana mengajak Aoran balik ke desa bersamanya, karena itu, ia mendatangi ke kantor Aoran.Setibanya di sana, Ayu langsung menuju ruangan kerja Aoran.“Hai, sayang,” ucap Ayu menghampiri Aoran.“Kenapa kamu bisa ada disini?” tanya Aoran.Ayu tidak memberi kabar kepulangannya agar Aoran terkejut.“Kejutan,” ucap Ayu memeluk Aoran.“Bagaimana dengan Mama, apa dia tidak ikut?” “Tidak, sebenarnya dia yang memintaku untuk mengejar kamu sampai disini,” tersenyum lebar.Aoran hanya memasang wajah datar, lalu kembali bekerja, dia mengambil beberapa dokumen, kemudian membacanya dengan serius..“Aku sibuk, kalau kamu butuh sesuatu, katakan saja pada sekretarisku,” ucap Aoran.“Rencananya aku akan kembali ke desa untuk mengunjungi orang tuaku, apa kamu mau ikut?” Tangan Aoran langsung berhenti membolak-balik dokumen itu, mendengar desa, Aoran langsung teringat tentang gadis yang dia cintai.“Kapan kamu pergi?” tanyanya serius.“Besok.”“Baiklah, aku akan
Flashback.Saat Dyra dan Raka pergi.Pagi hari ketika Dyra dan Raka pergi meninggalkan rumah. Ayah mereka yang tak berkata sepatah kata beranjak masuk kedalam rumah saat melihat kedua anaknya itu pergi. Langkahnya menuju ke kamar, dikuncinya kamar hingga Rossy istrinya tak bisa masuk kedalam. Ayah Dyra mulai termenung, pikirannya kosong. Semua kejadiaan membuatnya syok dan masih perlu menerima keadaan.Terlelap dalam tidurnya, dia selalu bermimpi berkumpul bersama istri pertamanya, Raka dan Dyra. Perlahan dilihatnya istrinya pergi menjauh darinya, diikuti oleh Batara yang melangkah pergi jauh dan Dyra juga ikut pergi meninggalkannya sendiri. Mereka terlihat senyum bahagia tanpanya. Dia berusaha memanggil mereka dengan suara keras."Jangan tinggal aku, maafkan aku." Teriaknya dalam mimpi.Bangun dari tidurnya, perasaan sedihnya membuatnya merindukan Dyra. Dia melangkah menuju kamar Dyra. Kamar terlihat rapi, buku-buku masih tertata rapi di meja belajarnya, nuansa kamar yang masih seju
Sementara Aoran dan Ayu disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Ayu. “Putriku sudah kembali,” ucap ibu Ayu dengan hangat. “Nak silahkan masuk, kalian pasti lelah di perjalanan,” ucap ayah Ayu pada Aoran. Ayu dan Aoran diajak masuk ke dalam rumah. Orangtua Ayu bercengkrama panjang lebar dengan Aoran. Aoran menanggapi dengan sedikit berbicara, pikirannya malah kepada seseorang yang ditemuinya. *** Kembali ke Ardella yang sedang berjalan bersama Robin. Ardella dan Robin tampak menikmati pemandangan pulau, rasa hangat membuat mereka bungkam dan tak berbicara. Ketika langkah mereka tepat berada di tengah desa, Sarianti tak sengaja melihat seseorang yang dikenalnya dalam kejauhan. Itukan Robin. ucap Sarianti membatin. Masih tak percaya dengan penglihatannya Sarianti memastikan dengan memanggil Robin. "Rob." Teriak Sarianti dari kejauhan. Ardella menoleh bersamaan dengan Robin, perasaan mereka seakan tak asing dengan suara yang didengarnya, melihat Sarinti hendak mend
Dyra menoleh. Melihat Aoran dengan wajah kesal. “Dek, ayo pulang,” ucap Raka.“Iya kak.”Aoran hendak mengejar. “Dyr,,” Kemudian Ayu langsung menarik tangan Aoran.Setelah itu, mereka kembali masuk ke rumah, Aoran sendiri merasa gelisah.“Apa itu benar-benar Dyra Pak?” tanya Ibu Ayu pada suaminya.“Tidak salah lagi, itu memang Dyra.”“Lalu anaknya dimana?” Ibu Ayu berpikir.Ayu mendengar perbincangan itu bertanya. “Anak siapa Bu?” tanyanya.“Itu, Dyra. Empat tahun lalu Dyra hamil diluar nikah, tapi tidak tahu siapa ayah dari bayinya, jadi dia diusir dari desa.”“Apa!” Ayu terkejut. Sama dengan Orang terkejut mendengar cerita itu, Akan merasa hatinya hancur berkeping-keping. Ayu pucat, pastinya Ayu tahu siapa yang menghamili Dyra. “Terus bagaimana Bu?” Singkat cerita Ibu Ayu menceritakan semuanya. Aoran yang mendengar cerita itu sudah tidak tahan langsung berdiri dan bergegas pergi.“Sayang,” panggil Ayu mengejar Aoran.Aoran terus berjalan keluar dari rumah. Rasanya Aoran ingin
Ardella ter ngah-ngah. “Akhirnya aku bebas dari orang gila itu,” mengatur pernapasannya.Ardella masuk ke dalam rumah, Raka meminta Dyra agar bersiap untuk pergi ke makam ibu mereka.Raka, Ardella dan Robin berangkat ke makam. Menuju makan Raka mulai meneteskan air matanya, disembunyikan wajah sedihnya dari Ardella."Ibu kami datang." Ucap Batara setelah berada dimakam ibunya.Ardella dengan rasa rindu dan sedih telah berdiri di depan makam ibunya "Ardella datang Bu." Meletakkan bunga diatas tanah makam.Robin hanya ikut meletakkan bunga di makam, dia pun tak tahu harus berkata apa."Kak, makam ayah mana." Tanya Ardella.Raka sempat lupa tentang ingatan Ardella. "Makam ayah tak disini dek, nanti kalau ada waktu kakak akan menunjukkannya." Raka kaku menjelaskan."Baiklah kak.""Ibu kami pulang." Ucap Batara kembali."Jaga kami Ma." Ardella yang mulai meneteskan air matanya."Ayo dek, kita balik." Raka menenangkan Ardella.Setelah dari makam Ardella mengajak Raka dan Robin pergi ke pa
Orangtua Ayu sedang membicarakan perihal pernikahan Ayu dan Aoran.“Aku ikut keputusan kak Aoran.” Ayu menatap Aoran dengan penuh kasih sayang.Aoran pun merasa pernikahannya tidak perlu lagi ditunda, apalagi orang yang disukainya mencintai orang lain, Aoran tidak perlu merasa bersalah lagi, karena gadis itu telah menemukan orang yang dicintainya.“Baiklah aku setuju pernikahannya dilakukan disini, tapi sebelumnya aku harus kembali ke kota dulu untuk membereskan pekerjaanku, setelah semua urusanku selesai di kota, aku akan kembali.”“Benarkah.” Ayu senang mendengar Aoran setuju untuk menikah.“Kamu persiapkan semuanya. Aku akan cepat kembali.” Aoran sedikit tersenyum.***Hubungan Ardella dan Robin semakin dekat, bahkan dalam tidurnya Robin gelisah, mengingat Ardella jantungnya berdegup. Robin matang-matang memikirkan perkataan Raka dan Lisa selama beberapa hari ini, akhirnya Robin memutuskan untuk memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada Ardella.Robin yang mendatangi Ardell
Restoran.Aoran menemui rekan bisnisnya di salah satu restoran. Di negara ini tidak banyak orang mengenal namanya Aoran. "Ganteng banget.""Aku sudah bekerja selama 5 tahun disni, baru kali ini ada pelanggan seganteng itu." Ngiler."Sungguh keindahan yang hakiki." Terkagum-kagum.Ucap para karyawan wanita ketika melihat Aoran masuk ke dalam restoran.Tubuh Aoran yang gagah, langkah kakinya bahkan terlihat keren saat berjalan, tatapan dingin dari bola matanya membuat dia terlihat lebih cool. Pesona Aoran yang bertebaran di dalam restoran membuat para wanita yang meliriknya langsung jatuh cinta.Aoran yang sedang berjalan menuju ke arah meja yang telah dipesannya, di meja itu telah ada seorang wanita yang sedang duduk menunggungnya."Maaf aku terlambat." Ucap Aoran.Terpesona melihat Aoran. "Tidak apa, aku juga baru tiba 5 menit yang lalu." Ucapan yang kaku.Kita sebut aja nama wanita ini Lili. Lili wanita campuran indo-chine, berkulit putih dan berwajah cantik. Lili adalah anak dari r
Ardella batu selesai mandi, saat hendak berganti pakaian Ardella tidak sengaja menyenggol vas bunga yang ada di sudut.“Aduh.”Ardella memungut serpihan kaca. Aoran dari bawah mendengar suara ribut di lantai atas merasa ada yang tidak beres.Aoran bergegas ke atas. Anasya ikut, tapi pas Anasya melihat suara dari arah kamarnya Anasya langsung menghentikan kakaknya.“Kak Aoran. Tunggu!” Anasya berlari lalu berdiri di depan pintu.“Apa kamu menyembunyikan sesuatu, siapa di dalam?” Aoran marah.“Tidak kak, aku lupa memberitahu, kalau temanku menginap, biarkan aku sendiri memeriksanya, apa yang terjadi di dalam.” Menghalangi Aoran menerobos.“Tidak bisa, kakak harus melihatnya sendiri.”Dari dalam Ardella mendengar suara ribut.“Gawat, aku belum berganti pakaian,” menyadari bahwa di tubuhnya hanya sehelai handuk.Ardella buru-buru mencari pakaiannya, ia melepaskan handuknya dan yang terjadi.Cekrekkk.“Siapa!!!”Setelah Aoran membuka pintu, dan melihat seorang gadis tanpa busana. Aoran ti